Suasana menjadi canggung setelah kehadiran wanita itu. Dia adalah Yasmin Indira, seorang wakil direktur di sebuah perusahaan majalah fashion ternama.
Sudah setahun belakangan ini ia menjalin hubungan dengan Ervin. Mereka bertemu ketika Ervin menjadi salah satu nara sumber yang diundang oleh perusahaannya.
Hanya saja Alina tidak menyukai wanita tersebut. Ia merasa jika wanita itu hanya ingin memanfaatkan ayahnya saja. Entah itu karena uangnya atau pengaruhnya. Pokoknya Alina tidak menyukainya sama sekali.
Ia juga sering menceritakan hal ini pada Riana. Tetapi Riana tidak pernah setuju padanya. Ia selalu mengatakan pada Alina bahwa mungkin ia hanya merasa belum siap menerima seseorang yang mungkin akan menggantikan posisi ibunya.
Dengan terpaksa ia menerima buket bunga yang di bawakan oleh Yasmin karena tak ingin merusak suasana saat itu.
"Terima kasih, Tante." Ucapnya kemudian dengan ekspresi wajah masam.
"Iya, sayang." Ucap wanita itu ramah dengan senyum terbaiknya.
Mereka lalu kembali makan dan melanjutkan obrolan ringan mereka.
Namun sepertinya Alina seketika kehilangan nafsu makannya. Ia tampak tidak bersemangat siang itu. Tentu saja karena kehadiran wanita yang tidak ia sukai itu. Ia hanya memainkan makanannya sedari tadi. Tidak memakannya barang sesuap. Riana tampak gemas melihatnya. Ia lalu menyenggol kakinya pelan menggunakan kakinya.
Alina seketika menatapnya. Riana tampak berbicara dengan gerakan tangannya tanpa bersuara.
("Kenapa kamu tidak makan? Jangan memainkan makananmu! Itu tidak sopan!") Riana.
("Aku tidak selera makan! Seseorang merusak mood ku!") Alina.
("Kamu tidak boleh begitu! Dia kekasih ayahmu! Habiskan makananmu! Jangan seperti anak kecil. Nanti kamu sakit lho kalau tidak makan. Cepat habiskan!") Riana tampak melotot kearahnya.
("Iya! iya! Aku makan! Dasar ibu tiri galak!") Alina tampak menjulurkan lidahnya.
Riana balas melotot kearahnya. Lalu mereka berdua tersenyum dan melanjutkan menghabiskan makanannya.
Keduanya sepertinya tidak sadar jika ada seseorang yang diam-diam memperhatikan mereka. Terutama memperhatikan Riana.
Alina memang sulit di atur, tetapi hanya gadis itu yang bisa meluluhkan hatinya. Pikir Ervin.
...****************...
"Alina! Kenapa sikapmu seperti itu pada tante Yasmin? Ayah tidak suka melihatnya. Tante Yasmin mungkin akan sakit hati dengan sikapmu." Ervin tampak kesal dengan sikap acuh tak acuh putrinya pada Yasmin ketika di restoran tadi.
Sesampainya di apartemen, ia langsung menegur putrinya itu.
"Ayah kan tahu kalo Alina tidak suka pada wanita itu. Tapi ayah tetap saja menjalin hubungan dengannya. Apa ayah tidak pernah perduli dengan perasaan Alina?" keluhnya.
"Ayah tahu itu, tapi apa kamu tidak bisa mencoba untuk menerimanya. Kamu sendiri yang bilang kalo kamu butuh seorang ibu. Tapi kamu sendiri yang bersikap seperti ini. Sebenarnya mau kamu apa?" tanyanya Ervin.
"Alina hanya tidak suka padanya. Alina merasa kalau dia cuma mau manfaatin ayah doang! Ayah 'kan bisa cari wanita lain! Tidak harus dia." Ia tampak mencari-cari alasan.
Ervin tampak menghela nafas kasar sambil memijat pangkal hidungnya.
"Ayah benar-benar tidak tahu harus bagaimana lagi. Kalo kamu memang tidak suka sama tante Yasmin, oke! Ayah akan putus dengannya. Percuma hubungan ini dilanjutkan kalau kamu sendiri tidak bisa menerimanya. Apa kamu pikir semudah itu mencari seorang wanita yang mau dinikahi oleh seorang duda beranak satu seperti ayah?" Jelas Ervin merasa kecewa.
Alina mendadak diam. Ia sepertinya sudah bersikap egois karena hanya mementingkan dirinya sendiri.
Setelah ibunya meninggal, ayahnya tidak pernah lagi menjalin hubungan dengan wanita manapun. Yasmin adalah wanita pertama yang masuk ke dalam kehidupan Ervin setelah istrinya meninggal.
Alina sadar jika ayahnya pasti kesepian dan membutuhkan seorang pendamping hidup. Mungkin memang benar yang di katakan Riana. Mungkin ia memang belum siap menerima kehadiran wanita lain dalam hidup ayahnya. Ia takut jika posisi ibunya akan tergantikan dengan wanita lain.
"Maafkan Alina, yah! Alina akan mencoba untuk menerima kehadiran tante Yasmin. Tapi tolong berikan Alina waktu. Ayah tidak perlu putus dengannya. Alina hanya takut jika Ayah di rebut dari Alina." Jelasnya sedih .
Ervin memeluknya. "Tidak akan ada seorangpun yang bisa merebut ayah darimu. Tenang saja sayang." Ucapnya.
"Baiklah, yah!"
...****************...
Dua tahun kemudian......
Kesibukan kuliah membuat Riana dan Alina jadi jarang bertemu. Keduanya tampak sibuk dengan tugas kuliahnya masing-masing. Jika bertemu pun mungkin hanya bisa di akhir pekan. Itupun hanya beberapa jam.
Namun mereka tetap menjalin komunikasi lewat grup chat yang mereka buat di aplikasi handphone mereka. Dita dan Fina juga tergabung di dalam grup chat tersebut. Sehingga mereka tetap bisa berkomunikasi.
(percakapan berikut terjadi melalui grup chat).
Grup chat
FINA: Malam girls! Kalian lagi sibuk nggak? Aku mau cerita, nih !
........
........
RIANA: Cerita apa lagi? Pasti tentang pria pujaan kamu itu lagi ya? Kenapa lagi memangnya?
FINA: Ish kok gitu, sih. Aku kan lagi galau, nih!
RIANA: Hehe.... Sorry deh! Memangnya kenapa lagi dia? Bawaannya galau terus?
FINA: Huhuhu.... Reza ternyata sudah punya pacar... Aku baru tahu dari teman kampusku. Katanya dia sudah menjalani hubungan dari sebulan yang lalu dengan wanita itu. Wanita itu juga sangat cantik. Sepertinya aku nggak punya harapan lagi, deh.
DITA: Aduh Kasihan sekali sahabat ku ini ! By the way maaf karena baru gabung. Lagi pusing karena banyak tugas.
FINA: tuh kan, Memang kasian sekali hidupku. Hiks... Hiks...hiks... Oh iya, tuan putri kita kemana? Sudah seminggu terakhir ini dia tidak aktif di grup.
RIANA: Dia juga lagi sibuk sama tugas juga. Pusing juga katanya. Hahaha...
DITA: Iya nih! Sepertinya semakin dewasa semakin banyak juga yang harus dipikirkan.
RIANA: Iya, kamu benar! Dulu waktu sekolah aku ingin cepat kuliah agar bisa merasakan bagaimana jadi orang dewasa. Kayaknya asyik banget lihat kehidupan anak kuliahan. Nah sekarang aku malah ingin kembali lagi jadi anak sekolahan. Hu..hu ..hu...
FINA: Hahaha iya nih. Aku jadi rindu sama ibu kantin.
DITA: Rindu hutang lagi ya, Fin? Hehehe...
FINA: Sembarangan kalau bicara suka betul.. Hahahaha .....
RIANA: Hahaha.... di kantin kampus gak sering hutang juga kan Fin?
FINA: Sialan kalian berdua. Kenapa mengejekku terus? Sebal! Girls! Kayaknya aku keluar duluan, ya! Mama sudah manggil-manggil nyuruh makan.
RIANA: Eh kabur dia! Aku juga sudah, ya. Tugas ku masih banyak. Mau bantu ibu juga. Banyak pesanan.
DITA: Oke.
(Chat berakhir)
...****************...
Sementara itu di apartemennya, Alina tampak lesu menatap layar ponselnya. Pikirannya tampak kacau saat ini. Ia baru saja dikejutkan oleh berita yang tidak pernah ingin didengarnya.
Ayahnya memutuskan untuk bertunangan dengan kekasihnya. Pertunangan tersebut akan dilangsungkan pekan depan. Tadinya ia ingin curhat dengan teman-temannya. Rasanya ingin sekali gabung dengan percakapan mereka di grup. Tetapi ia segera mengurungkan niatnya itu.
Alina sudah berjanji pada ayahnya untuk mencoba menerima kehadiran Yasmin. Tetapi tetap saja ia merasa belum siap untuk menerima wanita itu di dalam hidupnya.
...****************...
Jangan lupa dukung selalu karya ku ini ya. Menerima kritik dan saran. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
YueYue
Bagus banget alur ceritanya, tidak monoton dan bikin penasaran.
2024-09-01
1