Dia sangat baik, tapi kamu tak bisa melihat nya

Beberapa orang melirik perempuan yang tengah berjalan di jalan setapak tengah-tengah ladang. Membawa keranjang anyaman penuh makanan enak, Sanlang mengenali sosok itu segera berlari menepi dari tengah ladang. Baju penuh lumpurnya membuat Li Hua menjaga jarak.

"Hua Niang, ini masih pagi dan kamu menyusul kemari. Apa Fu Qin bersikap buruk?"

Ibu sambung nya menggeleng, dia berpikir Li Hua ditindas oleh Xiao Ping dan Huang Ji. Untungnya itu tidak terjadi, syukurlah sesuatu buruk tidak menimpa rumah kecil.

"Aku membawa ini, kalian berangkat terlalu pagi. Jadi aku membawakan nya kemari."

Sepasang netra jernih milik Sanlang melirik isi keranjang, makanan dengan harum wangi itu mengundang rasa lapar di perut.

"Maaf, kami jadi merepotkan mu."

"Tidak merepotkan, aku pergi dulu."

"Umm, berhati-hatilah dan tolong jaga adik perempuan kami."

Sanlang menatap kepergian Li Hua penuh semangat, Erlang penasaran dengan isi keranjang itu. Berjalan mendekati dan mengintip isinya.

"Ini makanan dari Hua Niang, akan lebih baik memakannya setelah selesai pekerjaan ini."

"Aku setuju."angguk Erlang.

Siang harinya Siniang berjalan mengikuti Li Hua dari belakang. Menatap punggung tegap Ibu sambungnya, keranjang besar menempel dibelakang punggung.

Beberapa orang bertemu akan menanyakan ubi pada Hua Niang nya, sebelum Fu Qin pulang memang benar mereka menjual ubi. Kali ini Ibunya menolak pembeli yang datang.

"Hua Niang!"

Tangan kecilnya meraih tangan besar Ibu sambung, dia mendongak menatap Li Hua penuh kebingungan.

"Mereka mau membeli Ubi kita, mengapa kamu menolak menjualnya?"

Li Hua tertawa mendengar nya, dia tidak benar-benar menolak.

"Aku tidak menolak, hanya meminta mereka datang kerumah kita sore nanti."

Siniang tersenyum lega,"Hua Niang, bisakah kita menjual lebih banyak? Aku sangat menginginkan manisan Haw, dan itu membutuhkan sekitar beberapa sen."

Gadis kecil itu mencoba mengingat harga manisan yang di beli oleh Li Hua, dia menggeleng memilih pasrah karena tidak mengingat dengan baik.

"Tentu, karena itu mari kita cari banyak umbi lagi. Manisan Haw pasti menunggu mu untuk membelinya."

"Ya!"Siniang mengangguk-angguk penuh semangat.

Langkah kakinya menjadi lebih lincah, dia tengah diliputi kegembiraan. Membayangkan bisa memakan manisan Haw kedua kalinya. Ugh, Siniang tidak bisa menahan air liurnya sama sekali.

Di sisi lain, Huang Ji mendapatkan tatapan tak enak dari kepala desa. Begitu surat resmi dan stempel pemerintah telah dia dapatkan. Kepala desa merasa tak enak pada Li Hua, perempuan itu akan menjadi janda muda.

"Kepala desa, saya benar-benar berterimakasih banyak pada anda."

Kepala desa mengibaskan tangan nya, dia tidak suka basa-basi lagi sekarang. Pria muda didepannya sangat merepotkan, kalau bukan karena mereka satu desa. Dia tidak akan membantu sama sekali, meskipun imbalan biaya yang di berikan Huang Ji senilai 5 Yuan.

"Sama-sama,lain kali saya tidak bisa membantu lagi."

"Ini sebagai ucapan terimakasih saya."Huang Ji memberikan 5 Yuan kedalam genggaman kepala desa.

Pamit untuk pergi, dia akan menjatuhkan surat itu tepat di wajah Li Hua nanti. Kegembiraan nya terlukis di wajah, mengingat uang ganti 2 kali lipat dari Xiao Ping akan berada di dalam saku nya.

"Uang memang hal yang paling membahagiakan,"seringainya.

Begitu sore tiba, Da Lang masih menunggu kedatangan Li Hua. Dia melirik wajah Ayahnya yang gelap, Ibu sambung nya pergi begitu lama. Sampai-sampai hari hendak menggelap. Beberapa orang datang untuk membeli ubi, Da Lang melayani dengan baik dia menyimpan uangnya untuk diberikan pada Li Hua. Beruntungnya baik Xiao Ping atau pun Huang Ji tidak peduli dengan uang, yang dihasilkan oleh nya hari ini.

Sosok mungil muncul bersama perempuan muda, membawa keranjang penuh kacang tanah. Ladang telantar itu benar-benar berisi harta Karun, beberapa warga sempat memetik bersama Li Hua.

"Dage, lihat kami membawa banyak kacang tanah."Siniang tersenyum lebar menampilkan deretan gigi kecilnya.

Da Lang mengangguk, memintanya masuk untuk membersihkan diri. Dia sudah mengisi satu tong kayu besar dengan aura. Membantu Li Hua menurunkan keranjang penuh kehati-hatian.

"Fu Qin menunggu mu didalam, sesuatu buruk akan terjadi,"bisik Da Lang khawatir.

Li Hua mengusap kepalanya lembur,"tidak apa-apa. Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja."

Huang Ji melirik sinis Li Hua, saat perempuan muda itu masuk kedalam rumah dengan pakaian terkotori oleh tanah basah.

"Duduklah, aku mau bicara sesuatu dengan mu."

Dengan penuh kebingungan Li Hua duduk di depan Huang Ji, dia mencari keberadaan Xiao Ping. Sayangnya wanita itu tidak ada diruang utama. Jelas sekali berada didalam kamar, tangan Huang Ji mengeluarkan kertas. Menaruh nya dihadapan Li Hua, dia menatap Li Hua penuh ejekan.

Anak perempuan dari keluarga tak bernama, tidak tau baca dan tulis. Bahkan buta huruf, mana bisa membaca surat cerai darinya? Saat kening Li Hua mengerut, beberapa huruf dicerna dengan baik oleh otak nya. Kalimat-kalimat itu terbaca sempurna dalam hati. Dia bingung, apa pemilik tubuh memiliki keterampilan membaca dengan baik? Mungkin saja memang begitu.

"Apa perlu ku bacakan untuk mu?"nada pertanyaan dari Huang Ji begitu terdengar mengejek.

Hati Li Hua memanas, dia tetap berusaha tenang meskipun ingin sekali. Mencakar wajah menyebalkan itu, dan menendang kepala pria berwajah pesolek.

"Tidak perlu, kamu ingin bercerai bukan? Kalau begitu aku menyetujuinya."Li Hua mengangguk puas.

Da Lang mendengar nya terkejut, dia buru-buru masuk kedalam. Menatap Ayahnya tak percaya,"bagaimana bisa Fu Qin menceraikan Hua Niang? Jelas-jelas dia sangat baik pada kami semua."

Suara Da Lang yang keras menarik perhatian Sanlang dan ErLang. Mereka tengah berada di dapur, membakar ubi jalar. Mendengar itu tentu rasanya seperti disambar petir. Ayah mereka begitu naif dan buta, wanita sebaik Li Hua ingin di buang begitu saja.

"Fu Qin, kami tidak setuju,"seru Erlang muncul diambang pintu dapur.

Tangannya memegang kayu bakar setengah menjadi arang panas, netra jernihnya seakan terbakar oleh api.

"Fu Qin tidak butuh pendapat kalian sama sekali,"tegas Huang Ji.

Tangan Erlang terkepal erat, dia meminta Sanlang menaruh kayu bakar. Berjalan menghampiri Huang Ji, Da Lang duduk didepan Ayah nya. Wajahnya menggelap, siapapun tau kemarahan nya sedang tak bisa di tahan.

"Tolong pikirkan lagi, Hua Niang begitu baik pada kami. Saat Fu Qin tidak ada, dia yang merawat kami."

"Apa otak Fu Qin sudah di cuci oleh wanita ular itu?"nada Erlang meninggi.

Siniang, keluar dari kamar. Merasa takut dengan situasi panas, Li Hua meraihnya dan memeluknya diatas pangkuan.

"Anak-anak tenanglah."

"Tidak bisa, bagaimana kamu begitu tenang dan tidak marah? Fu Qin sangat buta membuang wanita berharga seperti kamu,"sela Da Lang sebelum Li Hua kembali berbicara.

Pelipis Huang Ji merasa berkedut, dia menggertakkan giginya. Mencoba menahan amarah, tapi anak-anak nya semua melawan dirinya demi wanita tak berharga.

"Kalau kalian begitu membela nya, apa kalian berani mengambil risiko untuk pergi dari rumah ini?"ancam Huang Ji.

Sorot matanya terlihat dingin, Sanlang menarik bahu Erlang pelan. Dia tidak mau di usir, akan tinggal dimana mereka nanti.

"Ya, tentu saja. Apa Fu Qin pikir kami tidak berani?"Da Lang tertawa mendengar ancaman dari Ayahnya,"Fu Qin, kami kecewa. Kamu tidak pernah memperhatikan kami saat Aniang pergi menemui leluhur. Bahkan di hari kematiannya saja, kamu tidak membakar sepeser pun Uang dan tidak menyalakan dupa."

Netra jernihnya berkabut, ucapan Da Lang seakan menyentil hati Huang Ji. Terasa menyakitkan, tapi anak-anak nya begitu durhaka. Lebih memilih memutuskan pergi dari rumah, ketimbang menghargai keputusan nya.

"Baik, kalau kalian ingin menjadi anak durhaka. Lebih baik segera kemas barang-barang kalian semua."Huang Ji menatap tajam Li Hua.

Kebencian nya pada Li Hua mulai tumbuh begitu pekat, Li Hua benar-benar mengambil seluruh anaknya. Bahkan membuat mereka bersikap durhaka padanya. Tidak bisa dimaafkan, dia bersumpah akan membuat mereka tidak diterima dirumah manapun.

Terpopuler

Comments

Shenaylin..😌😌

Shenaylin..😌😌

hmhm/Hammer//Hammer//Hammer//Hammer/

2024-12-27

0

⎯⎯꯭ᷤ💕Sisk𝚊⃤𝐊𝐔ˢ⍣⃟ₛ꙳❂͜͡✯:≛꯭➛

⎯⎯꯭ᷤ💕Sisk𝚊⃤𝐊𝐔ˢ⍣⃟ₛ꙳❂͜͡✯:≛꯭➛

ciihhh,,, Thor!!!
boleh ga aku getok pala bapaknya itu??
gedeg aing Thor!!! /Determined//Determined//Hammer//Hammer//Hammer/

2024-10-28

6

Lismawati

Lismawati

lanjuuuut thor semangaaaaaaat 💪💪💪💪💪

2024-09-19

0

lihat semua
Episodes
1 Hua Niang marah
2 Cuci dan cuci semuanya!
3 Apa kita bisa memakan ini lagi?
4 Panen ubi liar
5 Menantu ketiga anda menjual ubi
6 Pergi ke pasar
7 Tidak menyukainya sama sekali
8 Sepotong melon besar (gosip)
9 Kamu sangat berani memukulnya
10 Saya telah membelinya dengan 10 Yuan
11 Kepingan ingatan tersembunyi
12 Dia sangat baik, tapi kamu tak bisa melihat nya
13 Hua Niang Jangan pergi
14 Ini lebih suram dari yang kamu katakan
15 Suasananya sangat damai
16 Ruang dimensi
17 Mereka tidak percaya
18 Kami datang menjemput mu
19 Mari berjanji untuk tidak pergi
20 Ini di luar dugaan kita
21 Kemana mereka berdua pergi?
22 Dua penyusup
23 Nikmati sampai kau berakhir sama seperti ku
24 Pagi itu menjadi hal yang paling buruk
25 Kau sama hal nya seperti opium
26 Mari membuat kesepakatan
27 Dihadapan gejolak api, ia tak berdaya
28 Tidak bisa terus bergantung pada rumah tua
29 Bisakah aku belajar, meksipun memberatkan mu?
30 Kamu sangat malas
31 Bisakah kita tinggal disini saja?
32 Lao Lao dan Lao Ye menyetujui nya
33 Kamu terasa begitu nyata
34 Sujud kami hanya untukmu Niang
35 Lao Lao hampir tidak percaya
36 Apa benar kami akan pergi?
37 Kami takut, dia akan merebut Niang
38 Mencoba mencari sesuatu tentang Zhao
39 Merasa gelisah
40 Sedikit terungkap akan sebuah rahasia
41 Semuanya semakin rumit
42 Ingin mengundurkan diri
43 Tidak boleh merebut Wai Po
44 Udaranya semakin dingin
45 Terjadi Hal Lain
46 Dia masih hidup
47 Berpisah
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Hua Niang marah
2
Cuci dan cuci semuanya!
3
Apa kita bisa memakan ini lagi?
4
Panen ubi liar
5
Menantu ketiga anda menjual ubi
6
Pergi ke pasar
7
Tidak menyukainya sama sekali
8
Sepotong melon besar (gosip)
9
Kamu sangat berani memukulnya
10
Saya telah membelinya dengan 10 Yuan
11
Kepingan ingatan tersembunyi
12
Dia sangat baik, tapi kamu tak bisa melihat nya
13
Hua Niang Jangan pergi
14
Ini lebih suram dari yang kamu katakan
15
Suasananya sangat damai
16
Ruang dimensi
17
Mereka tidak percaya
18
Kami datang menjemput mu
19
Mari berjanji untuk tidak pergi
20
Ini di luar dugaan kita
21
Kemana mereka berdua pergi?
22
Dua penyusup
23
Nikmati sampai kau berakhir sama seperti ku
24
Pagi itu menjadi hal yang paling buruk
25
Kau sama hal nya seperti opium
26
Mari membuat kesepakatan
27
Dihadapan gejolak api, ia tak berdaya
28
Tidak bisa terus bergantung pada rumah tua
29
Bisakah aku belajar, meksipun memberatkan mu?
30
Kamu sangat malas
31
Bisakah kita tinggal disini saja?
32
Lao Lao dan Lao Ye menyetujui nya
33
Kamu terasa begitu nyata
34
Sujud kami hanya untukmu Niang
35
Lao Lao hampir tidak percaya
36
Apa benar kami akan pergi?
37
Kami takut, dia akan merebut Niang
38
Mencoba mencari sesuatu tentang Zhao
39
Merasa gelisah
40
Sedikit terungkap akan sebuah rahasia
41
Semuanya semakin rumit
42
Ingin mengundurkan diri
43
Tidak boleh merebut Wai Po
44
Udaranya semakin dingin
45
Terjadi Hal Lain
46
Dia masih hidup
47
Berpisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!