Mereka tiba dikediaman penguasa. rumah mewah yang berada jauh ditengah hutan.
"Setelah sekian lama akhirnya kita menginjakkan kaki di rumah ini lagi," ucap Vino.
"Iya, bedanya kali ini kita datang untuk di hukum bukan berkunjung," ucap Jimy.
Mereka melangkah mendekat dan pagar besar pun terbuka, terlihatlah pria berbadan besar dan berpakaian serba hitam berjejeran dari pagar hingga pintu utama rumah itu.
"Selamat datang tuan muda," ucap mereka serentak lalu membungkuk.
Mereka bertiga memasang wajah tegasnya dan melangkah masuk. setelah pintu utama terbuka barulah jejeran tadi berhenti membungkuk.
"Selamat datang tuan muda," ucap kepala pelayan.
Mereka hanya mengangguk singkat. "Tuan Albern sudah menunggu tuan muda di ruang kerja," ucap kepala pelayan.
Mereka bertiga kembali melangkah menuju ruang kerja Albern yang berada di lantai 3. pintu lift terbuka mereka menghembuskan napas panjang.
"Mari berjuang," ucap Jimy yang di angguki oleh Vino dan juga Jeon.
Jimy mengetuk pintu dan membukanya, terlihat Albern duduk memunggugi mereka.
"Selamat siang tuan, kami disini siap menerima arahan selanjutnya," ucap Jimy.
Albern beranjak dari kursinya dan berjalan mendekati mereka. Jimy dan Vino menundukkan pandangan mereka sedangkan Jeon tetap menatap lurus seolah menantang sosok Albern yang semakin dekat padanya.
PLAK!
PLAK!
PLAK!
3 tamparan berhasil Albern berikan untuk mereka bertiga. tamparan pertama untuk Jeon dan itu cukup kuat sehingga sudut bibir Jeon mengeluarkan sedikit darah.
"Kami sudah mendapat hukuman dari tuan muda Yogi dan tuan muda Jean," ucap Jimy.
"Berani sekali kalian menginjakkan kaki disini setelah apa yang terjadi pada dia!" bentak Albern.
"Maaf atas kelalaian kami dalam menjaganya. kami baru mendapat informasi kemarin," ucap Jeon.
"Kalian bertiga tidak berguna!!! tinggalkan semua fasilitas kalian dan silahkan pergi dari sini!"
Mereka mengeluarkan semua barang berharga mereka dan meletakkannya diatas meja Albern.
"Kami pamit undur diri tuan," ucap Vino.
Albern memalingkan wajahnya dan kembali duduk dikursinya, matanya berkaca-kaca saat melihat bingkai foto yang ada di atas mejanya.
"Maafkan aku karna lalai," ucap Albern memeluk foto itu.
Diluar ruangan kepala pelayan sudah berdiri dengan nampan yang berisi minuman untuk mereka.
"Silahkan tuan muda," ucap kepala pelayan.
"Kami sedang dalam masa hukuman," ucap Jeon.
Kepala pelayan sedikit terkejut mendengar ucapan Jeon. selama kepala pelayan itu mengabdi pada Albern, Jimy dan Vino adalah tuan muda yang selalu bebas dari hukuman sejak kecil.
"Benarkah, tuan muda Jimy dan tuan muda Vino juga dihukum?" tanya kepala pelayan dengan pelan.
"Benar, kami akan pergi sekarang. senang bisa bertemu dengan anda lagi," ucap Jimy melangkah pergi disusul Vino dan Jeon.
Di kediaman Albern ada aturan khusus untuk para tuan muda. mereka tidak boleh jalan beriringan melainkan yang tertua lah yang berjalan paling depan.
Itulah yang mereka lakukan saat ini. mereka jalan berbaris menuju halaman belakang yang terhubung langsung dengan hutan.
"Kita berpisah disini. jaga diri kalian baik-baik jangan sampai terluka! saya ingin kita kembali bertemu di tempat ini lengkap tanpa kurang atau lecet sedikit pun!" ucap Jimy tegas.
"Siap tuan! jaga diri tuan Jimy baik-baik, kita harus bertemu kembali!" ucap Vino.
"Sampai jumpa lagi tuan Jimy dan tuan Vino. saya pastikan saya akan kembali," ucap Jeon yang melangkah lebih dulu.
Jimy dan Vino berjabat tangan sebelum keduanya berpisah dan berjalan di jalan pilihan masing-masing.
Mereka bertiga melanjutkan hukuman dengan memasuki hutan terlarang, dimana mereka masuk kedalam hutan dengan bermodalkan tubuh mereka saja.
Mereka harus bertahan hidup sampai mereka keluar dari sana. waktu mereka hanya 3 hari, jika salah satu dari mereka tidak muncul di hari ke 4 maka mereka dinyatakan sebagai orang hilang.
Bagi Jimy dan Vino ini cukup mustahil berbeda dengan Jeon yang sejak kecil suka bermain ke hutan dan tak pernah merasa takut akan bahaya yang menantinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments