Bab 19

"ei, kenal sama Kang Ajid dari kapan wi? "tanyaku di siang hari ketika membereskan dan mencuci piring gelas di dapur cafe.

"napa tanya gituuhhh..hah??" pratiwi balik tanya sambil menyenggol pundakku.

"penasaran aja kan kita ga sempet ngobrol ngobrol gituh."

"kenapa baru tanya sekarang, aku kenal dia beberapa kali ketemu di cafe ini sekedsr nongkrong dan ngopi beberapa kali aku yang melayaninya."terangnya

"bukan, pelanggan booking room kamu wi?" tanyaku penasaran.

"gak lah, cowo perhitungan gituh mana mau rugi."

"ko bisa tau dia perhitungan wi?" penasaranku semakin besar dan kuhentikan aktivitasku mencuci piring.

"ya kan, harusnya kamu udah dekat sama dia gini... Minimal penuhi kebutuhan kamu lah! Gemes aku sama cowok yang gak royal dan loyal itu. Kamu harus pandai pandai rayu dan minta sama dia walawpun ga secara langsung. Jangan so mandiri, kalau dia sudah meminang kita berarti sudah mampu memenuhi. Ingat neng, bukan matrealistis tapi realistis!" terangnya sambil berlalu meninggalkanku di dapur sendirian. Tertegun aku ketika melihat pratiwi berlalu. Ucapan yang keluar dari mulut pratiwi menyadarkanku memang, baik aja ga cukup jadi wanita itu tapi harus cerdas!

Kulihat handphone ku sengaja aku chat melalui pesan singkat ke nomer Kang Ajid, tiba tiba nomer kontaknya tidak memakai photo profil, jam terakhir dilihatpun tidak nampak. Aku coba mengirimkan Pesan ternyata ceklis satu tanda abu abu.

terkesan aneh tapi mungkin lagi ga ada sinyal.

Keesokan harinya aku lihat lagi tak ada kabar apapun dari Kang Ajid sampai seminggu berlalu.

satu bulan

dua bulan tetap sama

bulan ke tiga kuberanikan diri berkunjung ke kantor Kodim *** dekat kampusku. Kutanyakan beberapa informasi di pos jaga.

"assalamualaikum pa, mohon maf saya izin menanyakan." sapaku kepada pa tentara di pos jaga.

"waalaikumsalam teh, kenapa?" balasnya seraya balik bertanya kepadaku.

"eumh, bapak tau pak Ajid Nurdin yang dari Cirebon bertugas disini?" ragu ragu kutanya.

"teteh siapanya?"

"saya, tunangannya pak,"

"beliau lagi pelatihan teh, di Bengkulu mungkin satu tahun lagi disana. Sabar ya ..."

"ga ada kabar pak, makanya saya tanya ke bapak disini.."

"memang suka susah sinyal..tapi katanya bulan kemarin dia ambil cuti satu bulan, bulan ini batu berangkat lagi..." terangnya. Aku kaget. Ko bisa tidak mengabari?

"pak bisakah bapa chat apakah terkirim chat bapa ke beliau?"

"bentar teh aku ambil dulu handphone nya." kemudian pak tentara itu melakukan hal yang aku arahkan. Dan memperlihatkan handphone nya ke arahku dan terlihat jelas, photo profilnya masih ada begitupun story dan lain lainnya. Terkirim centang biru. Dia membalasnya, ya ndan

"pak, ini dibalas olehnya."

"bales aja sok teh,"

"bapak aja.." tolakku.

kemudian sambungan telepon terjadi antara mereka. Bapak tentara itu menyampaikan, bahwa nanti Beliau akan menghubungiku kembali.

"terimakasih pak, setidaknya saya tenang beliau baik baik saja." aku berpamitan kepada pak tentara itu. Langkahku seperti memendam kekecewaan dan rasa sedih teramat sangat.

Kutepis kesedihanku dan mendoakan segala nya yang terbaik untuk Kang Ajid.

beribu pertanyaan dibenakku berputar putar. Nantilah kutanyakan ketika ia sudah menghubungiku.

Kutunggu sampai malam pun belum ada dia menghubungiku. Sesibuk itukah sampai kamu ga ada waktu untukku. Salahku apa ke kamu Kang? Tangisku pecah disudut kamar kos ini, sepi sunyi dan entahlah bagaimana perasaanku campur aduk serta kesal. Duk duk duk

"Neng...buka neng... Kenapa sih lu..." berkali kali suara Pratiwi dari luar kamar kos ku mengetuk pintu sambil memanggilku. Kubuka pintu kamar kosku dan menghambur dipelukan Pratiwi. Tangisku pecah.

"kenapa lu bebp.." berkali kali Pratiwi panik sambil mengusap usap rambutku. kucoba meredakan tangisku sedikit sesenggukan.

"wwwii... Aku salah apa sama Ajid. tiga bulan berlalu dia tidak menghubungiku.."

"khusnuzan neng, memang mungkin lagi sibuk dan ga ada sinyal."

"lu dah sampe mana sama dia sampe lu down kayak gini?" kuceritakan semuanya tanpa ada yang ditutupi. Sampe bisik hati Pratiwi "an***g dasar ya, gadungan..." sambil meremas kepalan jemarinya. "tapi lu ga sampai tidur sama dia kan??lu masih utuh kan Neng?"cemas pratiwi kepadaku.

"alhamdulilah wi, untuk hal itu aku jaga sempet beberapa waktu dia menginginkan tapi aku menghindar."

"bagus, besok kita cari informasi keluarganya ada beberapa temen gue di kodim. Pokoknya lu harus tenang dulu biar bisa berpikir jernih." ucap pratiwi menenangkan.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!