Sejarah Dunia

Dahulu kala pada tahun 1200 kalender kerajaan, terjadi suatu insiden yang menjadi awal dari peperangan antar bangsa. Pada catatan sejarah disebut peristiwa 105 nyawa, sesuai dengan jumlah korban pada saat kejadian berlangsung.

Diceritakan bahwa perang terjadi dikarenakan bangsa iblis menyerang kelompok tentara kerajaan yang datang ke desa yang sedang melakukan patroli di perbatasan kerajaan dan terjadilah insiden kecil yang menyulut emosi tentara, begitu juga penduduk yang ada disana.

Sejak saat itu Kerajaan Whisteria mendeklarasikan peperangan melawan kerajaan Iblis. Di dukung oleh kerajaan Elf sang penguasa hutan dan kerajaan malaikat sang penguasa langit.

Tiga kerajaan besar ini bekerjasama untuk menumpas habis bangsa Iblis yang disebut sebagai wabah berbahaya bagi kehidupan ras lain. Tipikal ras Iblis adalah memiliki jumlah kekuatan sihir yang lebih besar dari yang lain, tentu ini menjadi persoalan kecemburuan dari ras imperior seperti ras Malaikat yang memiliki keistimewaan dalam pengolahan sihir namun masih kalah saing jika dibandingkan dengan Iblis.

Peperangan berlangsung selama seribu tahun lebih mengakibatkan kehancuran dimana-mana, bahkan ras lain pun ikut terdorong dalam peperangan, sejak saat itu peperangan besar ini banyak menelan korban dalam jumlah yang tidak bisa dibayangkan. Demi kepentingan suatu golongan, mereka rela mengangkat senjata untuk menumpas apapun yang menghalangi tujuan utamanya, yaitu menyingkirkan bangsa yang lebih kuat.

Elion bergidik ngeri membaca buku sejarah peperangan masa lampau yang ada di perpustakaan di rumah Hayle. Ia mengetahui tentang beberapa peperangan dalam catatan sejarah di dunianya yang juga hampir sama karena untuk menguasai negara lain dan mengakibatkan pertumpahan darah yang terus berlangsung bertahun-tahun. Namun 1000 tahun itu tidak bisa ia bayangkan berapa jumlah korban yang sudah kehilangan nyawa.

“Ini sangat gila” pikirnya saat itu, dengan masih membolak-balik halaman demi halaman buku yang sedang ia baca karena terdorong rasa penasaran untuk mempelajari sejarah dunia yang ia tinggali.

Di waktu bersamaan, Hayle tengah duduk di tebing yang di sebelahnya ada pusara dari seseorang yang ia kenal di masa lalu yang tak lain adalah teman seperjuangan sekaligus guru yang membimbingnya ketika masih menjadi bagian dari tentara kerajaan Elf. Namanya Heldar Hlgyiart seorang perempuan nan lembut juga pemberani yang telah menyelamatkannya dari kematian.

Kilas balik masa lalu kian terbayang di pikirannya, menyisakan duka mendalam tatkala mengingat dengan jelas tubuh Heldar yang bersimbah darah dan penuh luka karena menahan serangan sihir yang teramat besar.

Berkat pengorbanannya, Hayle dan para pejuang yang lain terselamatkan dan berhasil melarikan diri karena kekalahan yang sudah di depan mata, tak ada lagi harapan baginya untuk bisa mengatasi segala macam serangan yang dilancarkan dari tiga aliansi kerajaan besar yang menginvasi kerajaan Elf.

Beberapa jam berlalu begitu saja, ia hanya duduk-duduk santai menikmati siang menuju senja dengan kemilau mentari yang kian meredup memancarkan cahaya keemasan yang menyejukan.

Meski peperangan itu sudah berlangsung selama 250 tahun namun baginya itu seperti terjadi kemarin, masih membekas di ingatan bahkan rasa kehilangan yang teramat dalam pun masih ia rasakan dengan semua luka-luka yang ia terima selama berlangsungnya peperangan.

Heldar dan teman-temannya yang lain yang tidak selamat menjadi pengingat bagi dirinya untuk tidak mudah mempercayai orang lain, maka dari itu ia memutuskan untuk mengasingkan diri jauh dari tanah kelahirannya dan juga menghindari hiruk-pikuk kota.

Disinilah ia berada diantara pepohonan hutan yang rindang dengan mata air jernih yang mengalir langsung dari mata air pegunungan.

Tak ada lagi yang ia butuhkan saat ini, ia mencari ketenangan dan keheningan, meski begitu terkadang ia merasakan kesepian tak ada siapapun yang menemani.

Beruntung ia bertemu dengan seorang anak kecil dari dunia lain, meski umurnya baru 12 tahun namun ia cukup cekatan dan mudah menerima apapun pelajaran dari Hayle sebagai seorang master dan juga pendidik bagi sang anak. Setidaknya itu bisa menjadi pengalih perhatian terhadap luka di masa lalunya yang kelam.

“Elion.. Semoga cahaya selalu menuntunmu menuju kebahagiaan” lirihnya, berdoa untuk kehidupan baru muridnya di dunia antah-berantah.

Hari menjelang petang, ia segera bergegas kembali kerumahnya. Tak butuh waktu lama, dalam sekejap mata ia sudah berada di dalam rumah dan mendapati Elion yang sedang asik membaca buku di kursi kayu dekat perapian.

“Kau membaca buku itu?” tanya Hayle heran terhadap seorang anak yang membaca buku catatan sejarah dunia tentang berbagai macam peristiwa peperangan yang terjadi selama lebih dari 1000 tahun.

“Iya, buku ini menarik dan banyak hal yang bisa ku jadikan pelajaran” ucapnya, terlukis di wajahnya ia serius membaca baris demi baris buku tebal yang telah usang termakan usia.

“Master, apa kau dulu terlibat dalam peperangan 1000 tahun itu?”.

“Iya, lalu kenapa?” Hayle balik bertanya.

“Ah... Tidak apa-apa, ternyata, master sudah sangat tua sekali” tersadar jika baru saja ia berkata hal yang kurang sopan kepada gurunya.

“Eh maaf.. Master” lanjutnya.

“Tidak apa-apa, lagi pula bangsa Elf bisa berumur lebih dari 1000 tahun, dan aku sudah berumur 705 tahun, pada saat peperangan aku berada dalam kondisi prima di umur 200 tahun”. Timpal Hayle menjelaskan bahwa dirinya pernah terlibat dalam perang besar di dunia ini.

Sembari meletakan piring dan alat makan lain, Elion terus bertanya berbagai macam hal, terutama tentang peperangan terjadi, ia pun menambahkan beberapa opini pribadinya yang di bandingkan dengan sejarah peperangan yang pernah ada di dunia Elion berasal.

“Ya.. dimana ada suatu kehidupan, pasti ada peperangan yang terjadi” ungkapnya disusul anggukan tanda setuju gurunya.

“Lucu sekali, kau bahkan masih anak-anak, tetapi pembicaraanmu sangat berat” timpal Hayle dan tertawa karena anak usia dini seperti itu sudah bisa mengimbangi topik pembicaraan berat bersamanya.

“Eli, cepat sembunyi” Perintah Hayle tiba-tiba saja, padahal mereka tengah asik menyantap hidangan yang dibuat oleh Elion.

Tanpa pikir panjang, ia menuruti perintah gurunya, dan bersembunyi didalam kamar tidur disamping kanan ruang utama. Ada rasa takut, tak biasanya sang guru begitu panik dan pastilah ada hal serius yang akan terjadi, entah apa namun ia tau kemampuan deteksi bahaya dari gurunya sangat hebat.

Brakkkkkk.

Pintu di tendang secara kasar oleh sesosok makhluk tinggi besar bertanduk kerbau. Tak salah lagi, mereka adalah ras iblis yang banyak diceritakan di buku sejarah sebagai musuh dari semua ras yang ada di dunia ini, bahkan aura nya terasa mengerikan sampai menyelimuti rumah.

“Seekor kerbau tak tau diri, lancang sekali masuk ke rumahku!” Ucap Hayle penuh rasa benci terhadap sosok makhluk yang juga pernah meluluh-lantakan desanya ketika ia masih kecil.

“HEY! Jaga ucapanmu dasar serangga kecil! Aku adalah Jenderal Hargon........”.

Kilatan cahaya melesat tepat menusuk ke dada sang jenderal Iblis, rupanya Hayle diam-diam merapal mantra sihir yang memunculkan tombak berlapis emas tanpa disadari oleh mereka semua dan berhasil membuat tumbang pimpinan pasukan.

“KAU!!!” Tak butuh waktu lama Hargon mati dengan mata terbelalak,dan membuat beberapa yang lainnya mundur perlahan-lahan, takut akan kekuatan sosok Elf dihadapan mereka.

“Siapa yang mengutus kalian kemari?” Bentak Hayle kepada iblis-iblis yang jumlahnya lebih dari 20, dan ia yakin bahwa masih ada yang lain yang sedang bersembunyi menunggu aba-aba dari pemimpin.

“Beraninya kau membunuh pimpinan kami!”

“Semua! Berkumpul!” satu demi satu bermunculan dari kegelapan, berbagai macam bentuk dan rupa, disana ada 5 sosok Ogre tinggi menjulang sekita 3 meter hampir setara tinggi rumah.

“Kami pasti akan membunuhmu!” ucap salahsatu dari mereka.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***