"Baguslah. Jika sekarang kamu sudah paham Tentang Della, Selama ini kamu tidak Pernah mau Mendengarkan Penjelasan Aku sama papah," Ucap Ivanly.
"Mamah bangga sama kamu Aditya, Ternyata kamu bisa Melakukan hal di luar dugaan Kami." Ucap Bu Amel. Tersenyum menatap Anaknya itu.
"Harusnya aku Tidak tertipu dengan Kelicikan mereka berdua."
"Sudahlah. Terpenting sekarang Kamu Sudah terlepas dari wanita Jahat itu." Balas ivanly.
"Iya,"
"Yah udah, Aku mau antar papah sama mamah Pulang ke rumah dulu. Udah malam," ucap ivanly.
Dan hanya di anggukkan oleh Aditya.
Para tamu undangan juga sudah Pulang dan kini tersisa tinggal Satrio dan para karyawan yang masih melakukan pekerjaan mereka di dalam sana.
"Cepat Panggilkan Wanita itu, aku mau bicara dengannya!" Ucap Aditya.
"Siapa?" Tanya Satrio. Kebingungan.
"Wanita yang selalu buat masala di Restoran ini." Balas Aditya.
"Oh, Kinanti. Memangnya ada urusan apa sama dia,"
"Panggilkan saja. Pokoknya aku mau bicara dengannya!"
Satrio Hanya bisa Menggelengkan Kepalanya Melihat Kelakuan Aditya. Yang tidak pernah berhenti Memarahi Kinanti.
"Di mana Kinanti?" Tanya Satrio. Pada Wulan.
Namun Wulan hanya Menundukkan Wajahnya tak berani Mengatakan yang sebenarnya pada Satrio.
"Wulan, apa kamu tuli. Aku sedang bicara sama kamu. Kinanti dimana!"
Ulang Satrio.
"Kinanti sudah Pergi Pak," timpal Linda.
"Apa? Pergi kemana??" Menatap Linda
"Dia sudah pulang ke kampungnya pak, Dan kemungkinan dia sudah tidak ingin kembali ke sini lagi." Jelas Linda. Sedangkan Wulan hanya mendengarkan Penjelasan Linda.
"Apa maksudmu, kenapa Kinanti bisa pergi tanpa Sepengetahuan Bos."
"Karena Sejak pagi Kinanti sudah Berusaha Memberitahu Pak Aditya, akan tetapi pak Aditya Tidak pernah mendengar penjelasan darinya." Sambung Wulan.
Membuat Satrio semakin bertambah Bingung dengan apa yang terjadi pada Kinanti.
"Aku tidak mengerti dengan maksud kalian berdua Ini, sebenarnya apa yang membuat kinanti Pergi dari restoran ini."
"Ayahnya Meninggal pak, Bahkan Selama ini Ayahnya selalu meminta Kinanti untuk datang. Akan tetapi pak Aditya tidak pernah mengijinkan Kinanti untuk Menemui Ayahnya. Sehingga Kinanti Merasa bersalah atas kematian ayahnya." Tutur Wulan.
Lelaki itu langsung Terdiam tanpa Berkata Apapun lagi.
"Berarti Saat Aku menemukan dia Sedang Menangis Tadi, itu Karena ayahnya udah Meninggal?" Gumam Satrio. Yang merasa bersalah Sudah tidak bisa membantu Kinanti.
Ia kembali menemui Aditya di ruangannya. Dengan Wajah yang Lesu.
"Ada apa denganmu, Kenapa kamu seperti Melihat setan saja!" Ucap Aditya. Saat melihat Satrio yang sedang Lesu di balik pintu.
"Kinanti sudah pergi." Ucap Satrio. Menatap Aditya.
"Maksud kamu?" Tanya Aditya.
"Dia udah pulang ke kampungnya. Karena ayahnya Sudah Meninggal." Menjelaskan apa yang sudah terjadi.
Aditya langsung Duduk dan Terdiam. Ia bahkan tidak memberikan Kesempatan pada Kinanti untuk menjelaskan apa yang ingin Kinanti sampaikan padanya.
"Kamu sangat keterlaluan Aditya. Selama ini dia Ingin minta ijin sama kamu, untuk menemui Ayahnya yang sedang sakit. Kamu sama sekali tidak mengijinkannya. Sebenarnya apa masalaMu dengan dia, kenapa kamu Begitu Membencinya."
"Apa kamu tahu Alamat rumahnya di kampung?" Potong Aditya. Membuat Satrio Keheranan.
"Mana ku tahu, Kamu pikir Saya Asisten pribadinya." balas Satrio.
"Cepat tanya sama Yang lainnya. Siapa tahu mereka Bisa Membantu kita untuk menemui Kinanti."
"Memangnya mau Ngapain kamu Ke kampung Kinanti. Apa kamu nggak takut jika nanti Kinanti Membalas apa yang sudah kamu perbuat sama dia selama bekerja di Sini!"
"Udah. Cepat Tanya sama mereka!"
Satrio pergi menanyakan alamat rumah Kinanti pada Wulan dan Linda. Yang selama ini selalu menjadi teman baiknya. Akan tetapi di antara mereka juga tidak ada yang mengetahui Tempat tinggalnya Kinanti.
Bahkan mereka pergi ke kontrakan milik Kinanti. Berharap bisa menemukan Titik terang Di sana.
Namun ternyata sama saja pemilik kontrakan Itu juga tidak Tahu alamatnya Kinanti.
Aditya merasa bersalah atas Apa yang sudah Di perbuat olehnya pada Kinanti. Entah apa yang harus ia perbuat sekarang.
"Apa kamu Baik-baik saja?" Tanya Satrio. Yang Merasa Bingung dengan sikap Aditya saat ini.
"Gimanapun Kita harus bisa menemukan tempat tinggal kinanti." Menatap Serius pada Satrio.
Seketika membuat Satrio Keheranan dengan Sikapnya Aditya saat ini.
"Memangnya harus yah? Bukannya kamu sangat membencinya, lantas kenapa Masih mau mencari tahu Tempat tinggalnya."
"Aku merasa Bersalah sama dia. Dan aku harus minta maaf." Balas Aditya.
"Tumben kamu merasa bersalah sama Orang lain, Biasanya juga kamu nggak pernah seperti ini." Menatap Aditya. Dengan keheranan.
"Karena Masalanya berbeda, Aku bahkan tidak Mendengarkan Penjelasan Dari dia."
"Udahlah, Semoga saja kita bisa bertemu dengannya lagi."
Aditya mengerutkan dahinya. Lalu pergi begitu saja
Sementara Satrio. Merasa Aneh dengan sikap Aditya saat ini. Selama ini seorang Aditya Tidak pernah ingin mengakui kesalahannya. Bahkan ia tidak pernah ingin minta maaf Pada Siapapun. Sekali pun orang tersebut tidak bersalah Aditya tidak pernah ingin meminta maaf Pada mereka. Tapi kali ini sikap Aditya membuat Satrio Kebingungan. Karena ia terus memaksanya untuk mencari tahu Tempat tinggal kinanti.
"Apa dia benar-benar sudah Berubah yah?" Ucap Satrio. Sambil Meneguk segelas kopi hangat.
Setelah Seminggu selepas Kepergian Kinanti. Kini Aditya Menjadi Seperti Orang yang Tidak Memiliki Semangat Dalam Hidupnya. Ia bahkan Terus Berusaha untuk Bisa Mendapatkan Tempat tinggal Kinanti. Namun hingga saat ini Mereka Belum bisa Menemukan Keberadaan wanita tersebut.
Di tempat lain Kinanti Memili Untuk Tetap Tinggal bersama Ibunya dan Sang buah Hati yang Masih terlalu kecil untuk ia tinggalkan lagi. Apa lagi Ayahnya sudah Tiada Itu membuat hati Kinanti Bertambah Sedih.
Sehingga ia memutuskan untuk Tetap Tinggal bersama Anaknya dan juga Ibu tercintanya.
"Nak, Apa kamu tidak Mau Kembali ke kota lagi?" Tanya Bu Tuti. Sambil duduk di samping Putrinya.
Kinanti Menggelengkan kepalanya.
"Nggak Bu, Aku sudah memutuskan untuk tetap tinggal bersama kalian di sini." Jawab Kinanti. Sambil memberikan makanan untuk putranya.
"Terus bagaimana kamu bisa mencari uang Untuk Keperluan Anakmu, Sementara di sini sangat Susah untuk Mencari pekerjaan." ucap ibunya.
"Nggak apa-apa Bu, aku Akan berusaha Untuk Bisa Mencari pekerjaan di Sekitar kampung kita. Siapa tahu saja, ada yang Minta untuk Memasak ataupun Pekerjaan yang lainnya."
Balas kinanti.
"Baiklah, Semoga saja kamu bisa Secepatnya Mendapatkan Pekerjaan di sini." Ujar ibunya. Dan Langsung di anggukkan oleh Kinanti.
"Yah Sudah. ibu masuk ke dalam dulu,"
"Iya Bu." Singkat Kinanti.
"Kasihan Ibu, aku harus secepatnya Mencari Pekerjaan di sini. Siapa tahu ada yang membutuhkan tenaga Kerja di sini." Ucapnya. Lalu segera Menggendong putranya masuk ke dalam rumah.
"Bu, apa masih belum ada kabar dari mas Kevin?". Tanya Kinanti. Seraya Melepaskan Putranya Ke ayunan.
Sang ibu Menggelengkan Kepalanya.
"Kemana perginya Mas Kevin, Kenapa dia Sama sekali tidak Pulang ke rumah bahkan belum Mengirim kabar sama Aku dan Ibu,". Gumam Kinanti dalam hatinya.
Setelah Melihat Anaknya sudah tertidur. Kinanti Berpamitan pada Ibunya untuk pergi Berbelanja Keperluan mereka yang sudah Habis
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments