Pesta Pertunangan

1 bulan sejak hari itu.

Kamar, sore hari.

"Hmm. Begitu, ya." Aku sudah selesai membaca buku tentang dunia ini, dan aku menghabiskan waktu 1 bulan hanya untuk membaca keseluruhan buku ini. Lalu aku akhirnya bisa menyimpulkan sesuatu yang aku dapatkan dari buku itu.

"Dunia ini dibuat oleh dewa, dan dewa itu bersembunyi disuatu tempat yang ada di dunia ini." Aku  tak tau apa tujuannya, tapi yang pasti jika aku berhasil menemukan dewa itu aku yakin dia bisa mengembalikanku ke tempatku yang seharusnya. Itu adalah kesimpulan pertamaku.

Tapi, ada 1 masalah yang sedang aku hadapi tentang hal itu, kesimpulan kedua yang aku dapatkan setelah membaca buku ini... "Buku ini hanya karangan belaka." Itulah 2 hal yang bisa aku simpulkan setelah membaca buku ini.

"Ha..." Aku merebahkan diri di atas kasur yang empuk. "Pada akhirnya perjuanganku tidak membuahkan hasil apapun." Setelah sekian banyak waktu yang aku gunakan, aku hanya mendapatkan cerita fiksi bekala. "Ini sangat tidak masuk akal. Kenapa ada orang yang menulis buku tidak jelas ini." Setelah mengetahui hal ini, entah kenapa aku merasa kesal sendiri.

"Nona Iona, apa anda sudah bersiap-siap untuk pergi ke pesta pertunagan putri Risa."

"Ah gawat. Kenapa aku bisa melupakannya." Hari ini adalah hari yang penting, hari dimana Risa akan bertunagan dengan salah satu pengeran dari kerajaan yang aku tak tau apa namanya. Itu karena aku sama sekali tidak pernah bertemu dengannya. "Baik, aku akan bersiap-siap."

"Baiklah nona Iona."

---------

"Baiklah, pertama baju apa yang akan aku gunakan untuk ke pesta itu. Iona, apa kau punya saran?" Tak ada reaksi apapun yang terjadi padaku, itu berarti Iona juga sedang kebingungan. "Kalau begitu, ini saja bagiman-.. Agh... B-Baiklah, aku akan pilih yang lain." Sepertinya aku baru saja menginjak ranjau. 

-- Setelah cukup lama kemudian --

"Haa..." Merebahkan badan aku berbaring di atas kasur. "Jadi baju ini, ya." Setelah mengalami rasa sakit yang tak terhitung akibat memilih baju, akhirnya ini berakhir. "Bukannya ini baju yang aku gunakan pertama kali?" Saat itu memang terlalu besar, tapi sepertinya sekarang sudah pas.

"Apa kau yakin." Tak ada reaksi apapun. "Sudahlah."

-----------------

Malam hari.

Tempat acara ruang aula istana.

Entah kenapa kerjaanku yang digunakan sebagai tempat pesta, tapi sudahlah. Aku tak begitu terganggu dengan hal ini.

"Wah... Lihat gadis itu, begitu cantik." (???)

Saat aku datang kesini, seluruh mata tertuju ke arahku. "Iona, ingat biarkan aku yang melakukan semuanya. Kau cukup diam dan lihat saja." Aku tak ingin kejadian waktu itu terulang kembali, merasakan sesuatu yang seharusnya bukan aku yang merasakannya.

"Baiklah, pertama. Aku harus bersikap seperti biasa." Menarik nafas panjang, aku perlahan berjalan menuju ke kerumunan orang yang sedang berpesta itu.

Disini aku sama sekali tidak melihat ayah dan ibu, bahkan aku juga tidak melihat Risa. "Dimana mereka?"

Dug

Seseorang menabrakku dari belakang. "M-Maaf, apa kau baik-baik saja."

"A-Aku tidak apa-apa. Eh, kau.."

"Ah... Kau bukannya gadis yang ada di toko buku itu. Oh ya, bagaimana dengan bukunya. Apa bukunya bagus?"

"Y-Ya." Sebenarnya tidak, aku tidak memeroleh informasi pasti di dalam buku itu.

"Begitu, jika kau mau aku masih memiliki banyak buku. Pinjam saja buku apa yang kau mau."

"T-Terima kasih."

"Oh ya, perkenalkan. Namaku Lucy Groem."

"Groem, bukannya itu kerajaan besar." Setidaknya itu informasi yang aku dapatkan dari para pelayan dan juga beberapa buku yang aku baca, berada di benua utara kerajaan ini. Groem adalah sebuah kerajaan yang berkembang dalam segala bidang, itulah yang aku tau. 

"Namaku Iona L. Thorwn." Aku memperkenalkan diri seperti layaknya seorang tuan putri yang anggun. "Cih ini memalukan." Meskipun sudah sering melakukannya, aku sangat tidak terbiasa.

"J-Jadi kau tuan putri dari kerjaan ini."

"B-Begitulah." Ia terlihat terkejut, tapi sudahlah.

"Wah, aku tidak tau. Aku dengar kalau putri kerajaan Thorwn tidak pernah keluar dari istana, oleh karena itu aku sangat terkejut saat tau kalau kau adalah putri itu."

"B-Begitu, ya."

"Perhatian para tamu undangan. Pesta pertunagan akan segera dilaksanakan."

"Sudah dimulai, ya."

Tiba-tiba saja pintu masuk terbuka, dan aku melihat Risa dengan pakaian yang sangat indah masuk bersama dengan seorang pria. "Jadi dia tunangan Risa-Oneesama, ya."

"Risa-Oneesama?"

"T-Tidak, bukan apa-apa. Itu cuma caraku untuk memanggil putri Risa."

"Begitu."

Dan satu hal yang pasti. "Seberapa berat pakaian yang dia gunakan itu?" Seluruh hiasan hampir memenuhi tubuhnya. Meskipun terlihat indah, tapi itu pasti sangat berat.

Mereka berdua perlahan-lahan memasuki aula istana, dan tentu saja sekarang mereka yang menjadi pusat perhatian.

"Lihat, mereka berdua sangat cocok." (???) Lontaran pujian dan rasa kagum terucap dari para tamu undangan.

Cocok itulah yang mereka katakan pada Risa dan juga pasangan prianya, tapi aku merasakan sesuatu yang aneh bahkan sangat aneh. Tapi aku tak bisa memastikan tebakanku benar atau tidak tanpa bukti.

----------------

Prosesi pertunagan berjalan lancar, dan tak ada masalah. 

Suara musik dengan nada yang tenang tiba-tiba saja terdengar, dan tampa disadari seluruh tamu undangan berdansa secara berpasangan. "Ah..." Saat aku berniat untuk menghindari scene ini.

"Putri Iona, apa kau mau menjadi pasangan dansaku." (Lucy)

"T-Tapi, aku tidak begitu pandai dalam berdansa."

"Tenang saja, aku juga tidak bisa berdansa."

"Lalu, kenapa?"

"Lihat mereka semua, mereka berdansa dan jika keluarga kerajaan seperti kita tidak melakukannya. Mungkin kerjaan kita bisa dicap sebagai-..."

"B-Baiklah." Aku sudah sering mendengar hal itu. Kerajaan akan di cap sebagai kerajaan yang gagal mendidik calon penerusnya jika tidak ikut dalam pesta dansa. "Hah... Peraturan tak berdasar macam apa itu. Sangat menyebalkan."

Tepat saat aku memengang tangan Lucy. "Ada apa ini?" Wajahku memanas. 

"Putri Iona, apa kau baik-baik saja. Wajahmu kelihatan pucat." Luci menyentuh dahiku dengan tangannya. "Tidak panas, apa yang terjadi denganmu?"

"S-Sial.." Tepat saat ia menyentuh dahiku, rasa pansanya semakin terasa panas. "M-Maaf pangeran Lucy, sepertinya aku tidak bisa berdansa hari ini." Aku langsung pergi meninggalkan tempat ini. "Sial... Ini ulah Iona."

----------

Kamar, (balkon)

Aku duduk di balkon kamar sambil melihat bintang dan juga bulan yang bersinar sangat cerah hari ini. 

Keadaanku sudah membaik, tapi... "Iona, apa kau menyukai pengeran itu?" Tepat seperti dugaanku, wajahku kembali memanas. "Bagitu... Tapi maaf, saat ini sepertinya kau harus melupakan hal itu dulu untuk sementara waktu. Kau pasti bertanya-tanya, kenapa?" Aku kembali melihat ke langit. "Ada sesuatu hal penting yang harus aku lakukan, jika kau ingin bersama dengan pangeran yang kau sukai itu. Kau bisa ambil tubuhmu ini dariku, dan dengan begitu kau bisa melakukan apapun yang kau mau dan aku bisa pergi ketempat yang seharusnya aku ada disana. Bagaimana? Agh.." Kepalaku sakit.

"Begitu, ya." Meskipun dia menyukai pangeran itu, dia tidak ingin menggantikan posisiku. Padahal jika seperti itu, aku akan cukup bahagia. "Iona, apa kau mau dengar sedikit ceritaku."

Tak ada reaksi apapun. Itu berarti ia ingin mendengarkannya.

"Sebenarnya aku ini hidup di dunia yang berbeda denganmu sebagai seorang laki-laki." Wajahku seketika kembali memanas. "Aku sudah duga reaksimu akan seperti itu jika mendengar kalau aku ini adalah seorang laki-laki. Apa kau ingin mendengar kelanjutannya?" Reaksi panas diwajahku menghilang.

"Aku adalah seorang berandalan cerdas, kalau disini mungkin biasa disebut seorang bandit yang berwujud seorang anak-anak tetapi dengan pemikiran yang cerdas, seperti itu. Hidupku didunia yang dulu sangat kacau, orang tuaku hanya menganggapku sebagai target pelampiasan amarah mereka. Didunia yang dulu aku merasa sangat kacau, dan didunia yang sakarang. Aku sangat iri padamu, memiliki keluarga yang menyangimu sepenuh hati. Dan apapun yang kau inginkan pasti akan dikabulkan. Aku iri, sangat iri padamu."

"Eh... Air mata?" Tanpa disadari, air mataku menetes. Tapi, ini bukan airmataku melainkan air ata Iona. "Apa kau sedih mendengar ceritaku barusan?"

"Sebelum aku datang kedunia ini, aku terbunuh karena ditikam oleh seorang pencuri. Sebenarnya aku sudah tau kalau pencuri itu ingin membunuhku, tapi entah kenapa aku membiarkannya. Aku bodoh, ya. Waktu itu aku berfikir mungkin dengan mati aku bisa mendapatkan tempat yang cocok untukku. Tapi nyatanya saat aku membuka mataku aku bangun sebagai seorang gadis. Bukankah itu cerita yang lucu, seorang laki-laki berada ditubuh seorang gadis."

Aku kembali menatap langit malam yang indah. "Iona, kenapa kau tidak ingin kembali ketubuhmu?" Tak ada respon. "Apa karena kau gadis yang lemah?" Tak ada respon. "Apa karena kau tidak bisa berinteraksi dengan lancar selain orang yang kau kenal?" Masih tak ada respon. "Ha... Sudahlah." 

"Malam ini, malam yang tenang, ya. Huh? siapa itu?" Aku medengar suara dari bawah balkonku, dan suara itu. "Bukannya itu tunangan Risa." Saat ini aku sedang melihatnya sedang berbicara dengan 2 orang yang tak aku tau. "Jika sudah seperti ini, pasti ada yang aneh, aku yakin."

See you on the next Chapter....

Terpopuler

Comments

Karazuki Kun

Karazuki Kun

Walau telat bilang nya tapi baru pertama kali sih w nemu cerita jiwa pemilik sebelum nya masih idup tapi bisa di masukin ama org laen :3

2024-07-16

1

Frando Kanan

Frando Kanan

lah.... ternyata laki2...

2023-06-11

1

Frando Kanan

Frando Kanan

roh Iona itu nth knp sgt suka ganggu bgt he....bknny udh mati kn? mka pergilh ke Dunia lain sno

2023-06-11

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!