Makan Bersama

Belahan itu terlalu rendah, membuat sepasang gundukan itu jadi terlihat. Meksipun tidak sepenuhnya, tapi warna yang cantik dan juga bulatan yang sempurna membuat sesuatu dari dalam diri Ming Tian keluar.

Dikelilingi oleh selir-selir cantik. Ming Tian tidak b*oh dalam hal itu. Ming Tian jadi penasaran sekali dengan adegan selanjutnya apalagi untuk memperlihatkan salah satu diantaranya atau mungkin keduanya.

Tapi ditengah aksi mengintip itu justru terhenti di tengah jalan. "Apa!" Jelas Ming Tian dengan raut kesal membuat salah satu prajurit nya jad takut.

"Hamba hanya khawatir dengan Yang mulia, karena tidak bergerak." Jelas pengawal itu.

Ming Tian ingin rasanya memukul kepala pengawal itu, karena telah mengganggu kesenangan nya. "Pergilah, aku baik-baik saja." Tapi ketika Ming Tian kembali melanjutkan mengintipnya dia justru dikagetkan dengan layangan sumpit yang menuju dirinya.

Tentu saja Ming Tian langsung menangkapnya dengan baik. "Yang mulia...." Ucap semuanya memberikan hormat ketika melihat sosok yang mengintip. Bukan, lebih tepatnya melihat dari tempat kecil. Kalau mereka bicara buruk, bisa melayang kepala mereka.

"Aku tidak mendengar pengawal mengatakan kedatangan Yang mulia." Jelas Xiu.

"Karena aku baru datang." Jelas Ming Tian, mana mau dia berkata kalau dia mengintip.

"Begitu? Tapi aku merasa tengah diintai. Dan sumpit itu buktinya." Jelas Xiu membuat Ming Tian memikirkan kata-kata untuk kilahnya.

"Aku kebetulan lewat sini selir Xiu. Kalau tidak, aku lewat dimana? Lagipula tidak ada salahnya aku kesini."

"Tidak ada, tapi aku hanya ingat Yang mulia mengatakan tidak mau satu ruangan dengan ku." Ming Tian menghela napasnya, dia merasa sulit untuk bicara dengan selir Xiu. Mengingat, sang selir mengalami perubahan atau Ming Tian yang baru tau wataknya.

"Kalian keluar lah!" Jelas Ming Tian membuat Ning dan tukang masak meninggalkan ruangan itu.

"Bagaimana makanan nya? Aku senang kau menyukainya." Ming Tian melihat piring-piring yang mulai kehilangan menu nya.

"Bagaimana lagi, keadaan lapar akan membuat orang itu menyukainya." Jawab Xiu.

"Aku sudah memberikan keadilan untuk pelayan mu selir Xiu." Xiu mengangkat alisnya mendengar penuturan raja.

"Aku senang mendengarnya. Memang itulah yang seharusnya dilakukan, dan seharusnya sejak lama." Jelas Xiu.

"Kau tidak melanjutkan makan mu?"

"Yang mulia sudah membuat orang-orang yang menghabiskan keluar. Apa Yang mulia pikir aku ini hewan ternak? Atau perut ku karet?"

"Kau tidak masalah makan dengan mereka?"

"Dimana salahnya? Mereka bukan virus yang harus dihindari. Mereka berjasa dalam istana, mereka memasak dan mendedikasikan diri mereka untuk itu. Bukankah harus ada penghargaan?" Tian merasa takjub dengan pemikiran selir Xiu.

'Apakah ini sikap aslinya? Atau ini sikap hasil ketidakadilan yang terjadi padanya?' Tian memandangi wajah Xiu. Cantik, semua selirnya cantik. Tapi Xiu memiliki tubuh yang lebih berisi dari yang lainnya, terlihat dari lekukan tubuh yang terlihat.

"Yang mulia ingin makan?" Bukan perhatian, tapi Xiu tidak mau membuang-buang makanan.

"Jika sudah ditawari, dengan senang hati. Tidak baik menolak, selir Xiu ikut kan?"

"Aku sudah makan beberapa, mungkin tidak banyak." Tian mengangguk. Ini pertama kalinya dia berinteraksi dengan Xiu. Bukan apa-apa, rumor yang terdengar dan juga Tian melihat sendiri bagaimana sikap Xiu sebelumnya. Terlebih dalam penilaian waktu itu, selir Xiu tidak pandai dalam bela diri itu sudah menjadi nilai minus di sana.

'Tapi tadi dia melempar sumpit padaku.' Ujar Tian yang teringat dengan ketepatan lemparannya.

"Yang mulia tidak takut makanan nya ku racuni?" Sontak hal itu membuat Tian terbatuk-batuk.

Xiu yang melihat nya langsung memberikan minum, dia tidak mau kejahilannya membuat raja benar-benar sakit. "Minum dulu Yang mulia." Jelas Xiu yang membuat posisi mereka jadi lebih dekat.

Tian menerima cangkir itu dan meminumnya tapi matanya kembali tertuju pada bongkahan padat itu. Membuat dia langsung meminum sekali teguk.

"Sudah?" Tanya Xiu.

"Iya."

"Kau sungguh memberi ku racun?"

"Menurut Yang mulia?" Tanya Xiu yang tidak menjawab tapi mengajukan pertanyaan.

"Aku sudah beri keadilan untuk mu, dan aku mencoba memperbaiki hubungan kita yang belum ada kemajuan."

"Itu tidak salah, tapi sebagai seorang raja. Yang mulia harus memastikan apapun yang tersaji, harus diperiksa dulu." Jelas Xiu.

"Kau Selir ku."

"Jangankan selir Yang mulia, sesama saudara pun bisa saling membunuh untuk tahta. Tidak salah percaya pada orang terdekat kita. Tapi terkadang kita harus waspada untuk itu, pisau tidak bertangan dan hati terkadang tidak bermata."

"Aku berterima kasih untuk makanannya. Aku mau beristirahat Yang mulia." Jelas Xiu.

"Baiklah, tapi lain kali....." Xiu memasang kewaspadaannya, takut pria ini melakukan hal tidak-tidak padanya. Meksipun pria ini adalah suaminya, tapi jiwanya belum menerima hal itu.

'Dia tampan, seperti karakter manhwa. Tapi itu belum cukup untuk ku.'

"Apa Yang mulia lakukan?"

"Lain kali lihatlah dirimu dulu. Untung saja tidak ada prajurit disini, perbaiki jubah mu." Jelas Tian yang langsung berbalik karena wajahnya sudah memerah jika mengingat nya.

Xiu baru tersadar, dan menepuk keningnya. "Astaga! Pantas saja terasa ada angin sepoi-sepoi."

Bersambung.....

Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak.

Terpopuler

Comments

Yuan Li

Yuan Li

selanjutnya,setelah angin sepoi-sepoi terserah pada raja....

2024-12-30

1

Neneng Zakiyah

Neneng Zakiyah

hehe selir siu terkena.angin sepoi sepoi...

2025-01-27

1

Maryati Yati

Maryati Yati

laaah bisa angin sepoi-sepoi/Casual/

2025-01-04

1

lihat semua
Episodes
1 Latihan
2 Seorang Selir
3 Keberanian
4 Hasil Pertemuan
5 Menantang
6 Laporan
7 Makan Bersama
8 Pasar
9 Keputusan Raja
10 Pasar 2
11 Dewi Perang
12 Rencana
13 Gagal
14 Siapa Dia?
15 Masa Lalu
16 Penobatan
17 Rapat Darurat
18 Kunjungan Xiu
19 Lawan yang tidak seimbang
20 Calon Kaisar
21 Kaisar Zhang
22 Pilihan
23 Keputusan
24 Kepercayaan Seorang Ibu
25 Melempar Pertanyaan
26 Kediaman Permaisuri
27 Tingkah Ning
28 Pernikahan
29 Sah!
30 Malam Pernikahan
31 Kejutan Permaisuri
32 Latihan Bersama
33 Keputusan Permaisuri
34 Kecerdasan Permaisuri
35 Menanti
36 Kunjungan Permaisuri
37 Yart berisi kejutan
38 Kembalinya Kaisar
39 Malam Purnama
40 Kejutan yang Bertubi-tubi
41 Kebahagiaan dan Tangisan
42 Episode 42
43 Pecahan Kaca
44 Aku Permaisuri Bukan Putrimu
45 Berubah
46 Berendam
47 Runtuh Juga
48 Haus Kekuasaan
49 Hari Pemilihan
50 Tepat Sasaran!
51 Sang Pembuat Kejutan
52 Kerinduan dan Harapan
53 Ujian Terakhir
54 Kemenangan dan Iri Hati
55 Musim Dingin
56 Keadaan Permaisuri
57 Mencari Tau
58 Mengawasi
59 Semangkuk Mie dengan Ceritanya
60 Segera Berakhir
61 Kabar Menggembirakan
62 Biografi
63 Pagi Hangat
64 Malam Mencekam
65 Kelahiran Sang Pewaris
66 Menuju Dalang
67 Kedua Pangeran
68 Dalang 1
69 Sebuah Pelukan
70 Keluarga Kecil
71 Panggilan Hangat
72 Pemberian dan Keyakinan
73 Tujuh Kehidupan
74 Setiap Memori
75 Percakapan Kita
76 Tunggu Aku di Kehidupan Berikutnya!
77 WIFE No 1
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Latihan
2
Seorang Selir
3
Keberanian
4
Hasil Pertemuan
5
Menantang
6
Laporan
7
Makan Bersama
8
Pasar
9
Keputusan Raja
10
Pasar 2
11
Dewi Perang
12
Rencana
13
Gagal
14
Siapa Dia?
15
Masa Lalu
16
Penobatan
17
Rapat Darurat
18
Kunjungan Xiu
19
Lawan yang tidak seimbang
20
Calon Kaisar
21
Kaisar Zhang
22
Pilihan
23
Keputusan
24
Kepercayaan Seorang Ibu
25
Melempar Pertanyaan
26
Kediaman Permaisuri
27
Tingkah Ning
28
Pernikahan
29
Sah!
30
Malam Pernikahan
31
Kejutan Permaisuri
32
Latihan Bersama
33
Keputusan Permaisuri
34
Kecerdasan Permaisuri
35
Menanti
36
Kunjungan Permaisuri
37
Yart berisi kejutan
38
Kembalinya Kaisar
39
Malam Purnama
40
Kejutan yang Bertubi-tubi
41
Kebahagiaan dan Tangisan
42
Episode 42
43
Pecahan Kaca
44
Aku Permaisuri Bukan Putrimu
45
Berubah
46
Berendam
47
Runtuh Juga
48
Haus Kekuasaan
49
Hari Pemilihan
50
Tepat Sasaran!
51
Sang Pembuat Kejutan
52
Kerinduan dan Harapan
53
Ujian Terakhir
54
Kemenangan dan Iri Hati
55
Musim Dingin
56
Keadaan Permaisuri
57
Mencari Tau
58
Mengawasi
59
Semangkuk Mie dengan Ceritanya
60
Segera Berakhir
61
Kabar Menggembirakan
62
Biografi
63
Pagi Hangat
64
Malam Mencekam
65
Kelahiran Sang Pewaris
66
Menuju Dalang
67
Kedua Pangeran
68
Dalang 1
69
Sebuah Pelukan
70
Keluarga Kecil
71
Panggilan Hangat
72
Pemberian dan Keyakinan
73
Tujuh Kehidupan
74
Setiap Memori
75
Percakapan Kita
76
Tunggu Aku di Kehidupan Berikutnya!
77
WIFE No 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!