Keberanian

"Nona...." Ning ingin mengatakan sesuatu agar nona mengerti, tapi tampaknya semua sia-sia.

"Antar selir Li kembali Ning, dan juga raja. Karena aku ingin istirahat." Jelas Xiu yang tidak melihat tatapan mata yang menghunus pada nya saat ini.

Ning meneguk ludah nya beberapa kali dan berdoa agar nona nya tidak mendapatkan masalah, meksipun peluangnya kecil untuk itu.

"Apa kau tidak tau cara menghargai orang yang menjenguk mu? Atau begini ajaran kediaman mu sebelumnya?" Xiu membuka matanya yang baru saja terpejam.

"Raja.... Aku mengerti bagaimana cara menghargai orang lain. Apalagi dia memasuki kediaman ku. Bahkan siapapun yang punya mata, bisa melihatnya. Aku menyajikan teh hijau untuk selir Li, bukan begitu selir Li?" Jawab Xiu.

"Raja, itu....."

"Itu benar, raja bisa melihatnya. Dan ya, aku juga sudah memeriksa minuman itu sebelum disajikan. Raja juga bisa melihatnya, aku tidak melakukan hal yang tidak sopan disini. Ada lagi raja? Karena seperti yang kita ketahui... Raja memiliki waktu yang sangat penting, sia-sia dihabiskan dengan hal yang tidak penting. Raja mencari selir Li, sekarang sudah ketemu. Atau aku yang harus pergi dari sini? Mungkin raja dan selir Li ingin menghabiskan waktu disini?" Xiu bersiap bangkit dari tempat tidurnya.

"Aku tidak tertarik menghabiskan waktu disini, di kediaman mu. Bahkan satu ruangan dengan mu!" Jawab Ming Tian dengan tajam.

"Kalau begitu pergilah. Aku juga tidak mengharapkan apapun dari raja, sekarang." Semua orang di sana hanya bisa diam dengan tak percaya mendengar jawaban selir Xiu yang begitu berani pada raja.

"Selir Xiu, kau tidak sopan bicara pada raja." Ucap selir Li dengan pelan dan ekspresi nya yang membuat Xiu muak itu.

"Tidak sopan dari mana nya? Aku bicara yang sebenarnya. Waktu raja itu sangat berharga, dan raja hanya ingin mencari mu selir Li. Bukankah lebih baik agar persoalan kalian segera dimulai? Apa ada yang salah dari kata-kata ku?"

"Tidak perlu bicara lagi selir Li. Tidak ada gunanya, ayo kita pergi dari sini. Aku sangat sesak berada disini."

"Baik raja." Selir Li bangkit dari tempat duduknya dan berdiri di samping raja.

"Semoga cepat sembuh selir Xiu."

"Ayo! Dan sebaiknya kau tidak perlu kesini lagi. Bersikaplah seperti selir lainnya yang tidak berkunjung ke sini." Tapi ucapan Ming Tian sama sekali tidak membuat Xiu bereaksi sedih.

"Itu benar selir Li. Karena aku tidak akan sakit lagi. Dah!" Xiu tidak peduli dengan tatapan Ming Tian yang tidak hilang ketajaman nya. Dia justru melambaikan tangan pada keduanya dengan senyum kecil.

"Ning tutup pintu nya! Katakan pada pengawal agar tidak menerima tamu saat ini! Siapapun!" Jelas Xiu yang mengantuk.

"Baik nona." Pintu kediaman Xiu langsung tertutup, dan Ming Tian mendengar hal itu karena dia masih berada di sana. Tangannya terkepal mendengar kata-kata itu yang mengusir dan bersikap kurang ajar padanya.

"Beraninya dia.... Lihat saja, apa yang akan kau terima karena sikap mu ini, selir Xiu." Melihat kepalan tangan itu membuat hati selir Li senang sekali. Ia tersenyum kecil sejenak, sebelum kembali menetralkan wajahnya.

"Raja, jangan dipikirkan... Selir Xiu sedang sakit."

"Jangan bicarakan tentang dia lagi!"

****************

Hawa panas dari luar juga memberikan dampak ke dalam. Hal itu langsung memberikan efek pada Ning yang seperti cacing kepanasan saat ini.

"Berhentilah mondar-mandir Ning, ada apa dengan mu?" Tanya Xiu yang terganggu dengan tingkah gadis itu.

"Nona, hamba sangat takut...." Jelas Ning. Xiu langsung mengganti posisinya dengan tubuh selonjoran dan satu tangannya sebagai penyangga menghadap Ning di depan nya.

"Takut? Takut apa?" Tanya Xiu.

"Bagaimana kalau raja akan menghukum nona?" Jelas sekali raut ketakutan Ning.

"Kenapa dia akan menghukum ku? Aku tidak melakukan apapun."

"Nona, apa nona sadar.... Kata-kata Nona menyinggung yang mulia." Jelas Ning yang langsung membuat Xiu tertawa.

"Menyinggung? Ning... Aku tidak menyinggung nya, aku hanya bicara yang sebenarnya. Lagipula, aku diam pun, dia akan merasa tersinggung juga. Jadi sama saja kan?" Ning memperhatikan wajah santai dan ketenangan nona nya itu.

"Nona... Hamba merasa nona jadi berubah... Atau itu hanya perasaan hamba saja?" Xiu menghentikan tawanya, dia tersadar bagaimana raga yang ditempatinya ini.

"Perubahan itu perlu dilakukan Ning. Apa kau mau kita selalu diinjak-injak disini? Tidak dihargai? Tidak dihormati? Tidak didengarkan? Tidak dipedulikan?" Ning langsung menggeleng cepat.

"Tidak nona, hamba tidak mau nona selalu disakiti." Jelas Ning.

"Karena itulah aku harus berubah mulai saat ini. Ada kalanya kita harus bersikap baik dan ada kalanya kita juga harus bersikap tegas. Jika itu salah, kenapa kita diam saja? Mereka akan semakin senang dengan itu. Kejahatan harus dilawan Ning, hanya dengan itu para penjahat akan mengerti. Kau paham?" Ning mengangguk ragu.

"Tapi Nona, mereka....."

"Mereka banyak dan memliki kuasa yang melindungi mereka. Dan aku tidak. Kau khawatir akan itu?" Ning mengangguk.

"Kau bersama ku, itu cukup. Jangan khawatir, kau dengarkan aku dari sekarang.... Lakukan yang aku katakan dan jangan lakukan yang aku larang. Kau mengerti? Kau percaya padaku kan Ning?"

"Iya Nona, hamba percaya nona. Hamba tidak ingin nona disakiti lagi."

"Bagus, aku senang mendengarnya. Sekarang jangan ganggu aku. Aku mau tidur." Jelas Xiu yang kembali bergelung dalam selimut.

************

Jika ketenangan menghiasi kediaman Xiu, maka situasi sebaliknya sedang terjadi di ruang pertemuan itu.

Para menteri, panglima dan penasehat sedang berkumpul saat ini membahas situasi yang terjadi di kerajaan. "Para nelayan mengalami kesulitan karena badai yang mulia. Itu membuat penghasilan mereka berkurang karena tidak ada ikan yang ditangkap." Jelas salah satu menteri.

"Jika ini terus berlanjut, maka....." Meksipun telinga nya sedang mendengar saat ini, tapi kepalanya sedang memikirkan hal lain.

'Beraninya dia menjawab ku. Dia mengusir ku! Beraninya dia! Xiu!!!' Suara meja yang dipukul membuat Mentri langsung menghentikan pembicaraan nya.

Bersambung.......

Terpopuler

Comments

momi

momi

aku selalu ngakak dgn komentar kalian kawan🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2024-11-12

1

mecca

mecca

waalllaahhhhh suruh rapat malah ngamok🤣🤣🤣🤣🤣

2024-12-24

1

Safanah

Safanah

hmm..bau bucin

2025-01-11

1

lihat semua
Episodes
1 Latihan
2 Seorang Selir
3 Keberanian
4 Hasil Pertemuan
5 Menantang
6 Laporan
7 Makan Bersama
8 Pasar
9 Keputusan Raja
10 Pasar 2
11 Dewi Perang
12 Rencana
13 Gagal
14 Siapa Dia?
15 Masa Lalu
16 Penobatan
17 Rapat Darurat
18 Kunjungan Xiu
19 Lawan yang tidak seimbang
20 Calon Kaisar
21 Kaisar Zhang
22 Pilihan
23 Keputusan
24 Kepercayaan Seorang Ibu
25 Melempar Pertanyaan
26 Kediaman Permaisuri
27 Tingkah Ning
28 Pernikahan
29 Sah!
30 Malam Pernikahan
31 Kejutan Permaisuri
32 Latihan Bersama
33 Keputusan Permaisuri
34 Kecerdasan Permaisuri
35 Menanti
36 Kunjungan Permaisuri
37 Yart berisi kejutan
38 Kembalinya Kaisar
39 Malam Purnama
40 Kejutan yang Bertubi-tubi
41 Kebahagiaan dan Tangisan
42 Episode 42
43 Pecahan Kaca
44 Aku Permaisuri Bukan Putrimu
45 Berubah
46 Berendam
47 Runtuh Juga
48 Haus Kekuasaan
49 Hari Pemilihan
50 Tepat Sasaran!
51 Sang Pembuat Kejutan
52 Kerinduan dan Harapan
53 Ujian Terakhir
54 Kemenangan dan Iri Hati
55 Musim Dingin
56 Keadaan Permaisuri
57 Mencari Tau
58 Mengawasi
59 Semangkuk Mie dengan Ceritanya
60 Segera Berakhir
61 Kabar Menggembirakan
62 Biografi
63 Pagi Hangat
64 Malam Mencekam
65 Kelahiran Sang Pewaris
66 Menuju Dalang
67 Kedua Pangeran
68 Dalang 1
69 Sebuah Pelukan
70 Keluarga Kecil
71 Panggilan Hangat
72 Pemberian dan Keyakinan
73 Tujuh Kehidupan
74 Setiap Memori
75 Percakapan Kita
76 Tunggu Aku di Kehidupan Berikutnya!
77 WIFE No 1
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Latihan
2
Seorang Selir
3
Keberanian
4
Hasil Pertemuan
5
Menantang
6
Laporan
7
Makan Bersama
8
Pasar
9
Keputusan Raja
10
Pasar 2
11
Dewi Perang
12
Rencana
13
Gagal
14
Siapa Dia?
15
Masa Lalu
16
Penobatan
17
Rapat Darurat
18
Kunjungan Xiu
19
Lawan yang tidak seimbang
20
Calon Kaisar
21
Kaisar Zhang
22
Pilihan
23
Keputusan
24
Kepercayaan Seorang Ibu
25
Melempar Pertanyaan
26
Kediaman Permaisuri
27
Tingkah Ning
28
Pernikahan
29
Sah!
30
Malam Pernikahan
31
Kejutan Permaisuri
32
Latihan Bersama
33
Keputusan Permaisuri
34
Kecerdasan Permaisuri
35
Menanti
36
Kunjungan Permaisuri
37
Yart berisi kejutan
38
Kembalinya Kaisar
39
Malam Purnama
40
Kejutan yang Bertubi-tubi
41
Kebahagiaan dan Tangisan
42
Episode 42
43
Pecahan Kaca
44
Aku Permaisuri Bukan Putrimu
45
Berubah
46
Berendam
47
Runtuh Juga
48
Haus Kekuasaan
49
Hari Pemilihan
50
Tepat Sasaran!
51
Sang Pembuat Kejutan
52
Kerinduan dan Harapan
53
Ujian Terakhir
54
Kemenangan dan Iri Hati
55
Musim Dingin
56
Keadaan Permaisuri
57
Mencari Tau
58
Mengawasi
59
Semangkuk Mie dengan Ceritanya
60
Segera Berakhir
61
Kabar Menggembirakan
62
Biografi
63
Pagi Hangat
64
Malam Mencekam
65
Kelahiran Sang Pewaris
66
Menuju Dalang
67
Kedua Pangeran
68
Dalang 1
69
Sebuah Pelukan
70
Keluarga Kecil
71
Panggilan Hangat
72
Pemberian dan Keyakinan
73
Tujuh Kehidupan
74
Setiap Memori
75
Percakapan Kita
76
Tunggu Aku di Kehidupan Berikutnya!
77
WIFE No 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!