Akibat serangan spiritual dari guru Shen, Yan Kai tak bisa bangun selama sehari semalam, dua hari berikutnya mulai pulih, setelah bisa latihan Yan Kai berlatih bertarung dengan gurunya serta juga berlatih menahan tekanan spiritual.
"Kau harus ingat, serangan spiritual harus dilawan dengan spiritual juga"
"Baik guru"
Di hari berikutnya Yan Kai berlatih teknik pedang pembelahan awan tingkat kedua.
"Sekarang aku akan mengajarimu tingkat kedua dari teknik pedang pembelahan awan, konsentrasikan pikiranmu, alirkan Qi ke pedang lalu ayunan pedang mu"
Begitu guru Shi mengayunkan pedang, angin bekas tebasan pedang menghantam beberapa pohon hingga tumbang.
"Ini namanya pedang angin, saat bertarung dengan musuh yang mahir bertarung jarah jauh, ini akan sangat berguna"
"Teknik ini sangat luar biasa, bisa menebas lawan dari jarak jauh dan serangannya juga tak terlihat" gumam Yan Kai
"Tapi jika kau tidak menguasainya tetap tidak ada artinya, bukan seberapa hebat jurusnya tapi seberapa jauh kau bisa menguasainya" ujar guru Shi
Tiga minggu kemudian kultivasi Yan Kai naik ke Penyatuan Qi tingkat menengah. Semua murid junior luar dan dalam bersiap untuk menjelajahi alam rahasia yang tersegel di akademi Douluo.
"Yan Kai! Berhati-hatilah! Mengkin ada beberapa orang yang menargetkan mu"
"Tenang saja guru, aku tidak akan mengalah jika ada yang menindas ku"
"Yan Kai, mari kita bertemu di dalam, agar kita bisa saling menjaga" kata Xiao Chen
"Baiklah, aku akan mencarimu nanti"
"Untuk semua murid puncak pedang ku, semua yang menghalangi jalanmu adalah musuh" ucap guru shen
"Mengerti guru"
Semua murid puncak pedang menatap Yan Kai penuh dendam, setelah meneteskan darah pada sebuah segel alam rahasia untuk bisa mengeluarkan mereka saat waktu berakhir, satu persatu para murid mulai masuk gerbang teleportasi dan dikirim ke tempat yang berbeda secara acak.
"Alam rahasia ini luas sekali, sejauh mata memandang hanya hutan dan lembah, kemana aku akan pergi? Kemana sajalah!" gumam Yan Kai
Baru berjalan beberapa langkah seekor beruang ganas muncul didepannya dan bersiap mencabik-cabik lawan dengan kukunya.
Merasa ada orang yang memasuki wilayahnya, si beruang langsung menyerang, dengan meliuk ke kiri dan ke kanan, Yan Kai menghindari cakaran beruang itu,
"Kau cukup gigih juga menyerang ku, padahal aku cuma lewat saja" gumam Yan Kai
Pada saat yang tepat pukulan kuat Yan Kai mengenai kepala beruang.
"Hari ini aku belum ingin membunuh, tidurlah dulu" ujar Yan Kai sambil meninggalkan beruang yang pingsan
Setelah terus berjalan Yan Kai bertemu dengan dua orang murid dari puncak tombak yang terluka.
"Saudara Kai! Tolong selamatkan temanku, mereka dipukuli oleh murid dari puncak pedang disana"
"Kenapa bukan kalian sendiri yang menolongnya?"
"Kami juga baru saja bertarung dengan mereka, tapi kami tidak seimbang, lalu kami melarikan diri dan temanku tertangkap"
"Kebetulan aku akan menuju kesana, aku akan melihatnya tapi aku tidak bisa menjanjikan apapun"
"Terima kasih saudara Kai"
Ketika melewati sebuah gua kecil Yan Kai mendengar sebuah auman harimau dari dalam gua itu.
"Aku punya ide! Hehe!" gumam Yan Kai
Yan Kai masuk kedalam gua untuk memprovokasi seekor harimau, begitu harimau marah Yan Kai langsung dikejar dan dia terus lari hingga sampai di tempat para murid pedang sedang duduk istirahat, Yan Kai terus lari ke arah mereka yang duduk lalu melompati mereka, mereka yang duduk hanya melihat Yan Kai melayang melompati mereka.
"Sedang apa bocah ini berlarian disiang bolong begini?" ujar mereka
Beberapa detik kemudian terlihat seekor harimau besar berlari ke arah mereka dan mereka langsung kocar-kacir.
"Dasar bocah sialan! Ternyata dia membawa seekor harimau"
"Awas saja kau nanti, akan aku kuliti kau hidup-hidup" kata yang lain
Akhirnya harimau itu mengejar para murid dari puncak pedang. Sementara itu Yan Kai yang sedang tertawa kegirangan terus berjalan hingga sampai di sebuah batu besar lalu berhenti sejenak.
"Hahaha! Olahraga dengan harimau terasa sangat lucu, hahaha" gumamnya
"Apa yang kau tertawakan?" tanya seseorang
"Yang jelas tidak ada urusannya denganmu
Kemudian orang itu melemparkan sesuatu ke udara, benda itu meledak dan mengeluarkan asap, Yan Kai langsung menyadari hal itu.
"Kau sedang memanggil temanmu kan?"
"Jika kau paham, sebaiknya kau menyerah"
"Sekarang aku tidak ingin mencari keributan" ujar Yan Kai sambil terus berjalan dan mengabaikan orang itu
Tiba-tiba sebuah serangan datang dari belakang dan Yan Kai yang merasakan niat membunuh menunduk dengan cepat lalu memberikan hantaman ke arah belakang.
"Aaahhhkkk!" teriak pemuda itu
"Kalau kau hanya sendiri percuma melawanku" ucap Yan Kai
"Bagaimana jika kami juga dihitung?" ujar dua murid pedang yang baru datang
"Ternyata cepat juga kalian datangnya"
Tanpa basa-basi lagi mereka bertiga langsung menyerang Yan Kai. Demi menghindari kedatangan murid pedang yang lainnya Yan Kai berniat melumpuhkan mereka agar tidak bisa menyerang lagi.
"Kenapa aku merasa ada seseorang yang sedang mengawasiku" ujar Yan Kai dalam hati
"Kami akan membuatmu cacat lalu menyiksa mu setiap hari nantinya sebagai balasan atas kematian kak Fu Hai" kata salah satu dari mereka
"Kalian itu bodoh, membela orang yang salah demi gengsi kalian" ujar Yan Kai
"Diam kau bajingan!"
Ketiga murid pedang terus menyerang Yan Kai tanpa jedah, Yan Kai mempercepat gerakan serangannya yang membuat ketiga lawan kewalahan dan salah satu dari ketiga murid pedang itu tertusuk pedang Yan Kai di perutnya.
"Aaahhhkkk!"
"Hanya ini yang kalian dapat jika bertindak bodoh" ucap Yan Kai
"Apapun yang terjadi kami tetap akan membunuh mu"
Ketika Yan Kai akan menusukan pedangnya ke paha lawan, sebuah tebasan bergerak untuk menebas lehernya, dengan cepat dia melompat mundur.
"Serangan ku yang berikutnya tidak akan meleset lagi" ujar murid pedang
Ketika kedua lawan menyerang, Yan Kai menendang sebuah batu ke arah lawan hingga satu lawan teralihkan dan disaat itulah Yan Kai menggunakan kecepatannya untuk menusuk kedua paha lawan.
"Kini tinggal kau sendiri, nasibmu akan sama seperti temanmu" ujar Yan Kai
"Kita lihat saja siapa yang akan kalah" balas lawan
"Gerakannya semakin cepat" gumam lawan
Satu lawan yang tersisa dapat dikalahkan dengan mudah hingga ketiganya terkapar di tanah.
"Harusnya kalian itu mati tapi sayangnya akademi melarang saling membunuh, jika temanmu datang katakan pada mereka untuk tidak mengejarku" ucap Yan Kai
Lalu Yan Kai segera pergi dari sana dan ketiga murid pedang segera mengeluarkan pil dari botol untuk menyembuhkan luka mereka namun tiba-tiba Yan lang muncul menahan salah satu dari mereka memakan pil itu.
"Karena kalian ingin menghabisi Yan Kai maka akan aku bantu"
"Terima kasih saudara Lang, puncak pedang akan sangat berterima kasih kepadamu nantinya" jawab murid pedang
Kemudian Yan Lang mencabut pedangnya dan menebas tenggorokan ketiga murid pedang itu lalu menuliskan nama Yan Kai ditanah dengan darah mereka.
"Yan Kai, aku ingin lihat bagaimana kau akan keluar dari masalah ini" gumam Yan Lang
Sementara itu Yan Kai terus menjelajahi alam rahasia. Kini dia sampai di sebuah reruntuhan sekte.
"Reruntuhan sekte? Bagaimana cara akademi mendapatkan alam rahasia ini?" gumam Yan Kai
Yan Kai terus berjalan menuju bangunan seperti pagoda lalu memasuki bangunan itu, dan terlihat sebuah tulisan di dinding pagoda itu.
"Naik tak selalu ke atas, turun tak selalu kebawah" tulisan di dinding.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Diah Susanti
😆😆😆😆 taktik yang jitu
2024-09-12
1
𝘿𝙚𝙬𝙖 𝘽𝙤𝙣𝙜𝙠𝙤𝙠
thor cerita mu cukup menarik tapi agak bodoh... klu emang punya hp bisa beli apapun kenapa gk beli senjata modern buat bertarung kaya pistol, granat, dll...
2024-09-07
2