Cici bekerja di cafe selama 6 bulan. Lalu Cici kembali ke kampung halamannya.
"bagaimana hidup mandiri di perantauan nak? Enak?" tanya Mama.
"ada enaknya,dan ada juga tidak nya ma." jawab Cici.
"apa kamu mau balik lagi ke kota?" tanya mama.
"rencana ada sih ma. Boleh kan ma?" jawab Cici.
"kerja apa kamu di sana?" tanya mama.
"kerja di cafe sebagai waiters ma. Sekarang cafenya tutup. Makanya ci pulang ma." jawab Cici.
"tutup kenapa?" tanya mama.
"mama lihat saja di berita. Cafenya tutup karena dijebak sama seseorang ma. Padahal di cafe itu tidak menyediakan cewek malam ma. Tamunya saja membawa cewek malam itu ke cafe,dituduhnya pihak cafe yang menyediakan." jelas Cici.
1 minggu Cici di rumah,mantannya yang bernama Edo datang ke rumah Cici.Edo mengetahui Cici bekerja di kota dari temannya yang bernama dian.
"kapan pulangnya?" tanya Edo.
"mau ngapain ke sini kamu?" Cici tanya sinis.
"kenapa kamu harus bekerja sih sayang? Apa kurang uang yang aku kasih ke kamu itu?" ucap Edo.
"sekarang kita itu sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi ya. Jadi,kamu tidak usah panggil aku sayang lagi. Oke...! Tanpa kamu beri aku uang pun,aku tetap di kasih uang juga kok sama orang tua aku. Uang kamu itu,lebih baik kamu kasihkan saja ke isteri dan anak-anak kamu. Lebih baik kamu pulang saja deh sana." marah Cici.
"sudah berapa kali aku bilang sama kamu? Aku tidak mau putus dari kamu. Apa kita menikah saja?" ucap Edo.
Cici menampar begitu keras ke pipi Edo.
"Kesalahan terbesar aku,kenapa aku begitu percaya sama kamu. Kenapa aku tidak mendengarkan omongan orang yang sudah kenal sama kamu. Aku tidak akan mau menikah dengan pria yang sudah memiliki isteri dan anak. Dan kenapa juga 2 tahun kita menjalin hubungan,kamu tidak cerita sama aku? Kenapa? Dasar brengsek....!" Ucap Cici.
"maafin aku...! Kamu boleh tampar aku. Tampar lagi ayo...! Tapi aku mohon sama kamu,jangan pergi lagi ya." pinta Edo.
Karena mendengar suara orang bertengkar,mama Cici pun melihat ke ruang tamu.
"kamu kenapa sayang? Siapa yang datang? Eh.....! Edo!" ucap Mama.
"ma,besok aku pagi aku berangkat ke kota ya ma. Aku sudah mendapat pekerjaan yang baru." ucap Cici.
"kenapa cepat sekali nak? Baru juga 1 minggu kamu di rumah. Mama masih kangen sekali sama kamu." ucap Mama.
Ponsel Cici berbunyi.
"ci,semenjak kamu putus dengan Edo,dia semakin berantakan. Dia sekarang pemakai ci. Jangan bilang Edo kalau aku yang beritahu ke kamu ya." tulis pesan dari teman Edo yang bernama Boni.
"maaf ya bang,itu bukan urusan aku lagi. Mau dia pemakai atau pun pengedar,itu bukan urusan aku lagi. Kenapa kamu tidak memberitahu kepada isterinya saja? Isterinya berhak tahu itu semua bang." balas Cici.
Edo memperhatikan cici sedang asik sekali dengan ponselnya.
"siapa yang chat kamu?" tanya Edo.
"terserah aku lah....! Kamu sudah tidak ada hak lagi ya. Oh.... Iya! Semakin hebat kamu sekarang ya. Hahaha..." ucap Cici.
"hebat apa sih sayang?" tanya Edo.
"lihat saja ini chat dari Boni. Sudah pergi saja kamu sana. Aku mau istirahat. Aku mau tidur. Aku peringatkan ya ke kamu,jangan panggil aku sayang lagi. Aku sudah memiliki pacar. Paham kamu...!" ucap Cici.
Cici dengan sengaja berkata seperti itu. Karena cici tidak mau di dekati lagi dengan Edo. Cici mengusir Edo dari rumahnya. Cici menuju kamarnya yang berada di lantai 2.
"mana Edo tadi nak? Mama sudah buatkan minuman buat dia." ucap Mama.
"sudah aku usir ma. Aku tidak mau bertemu dengan pria brengsek seperti dia lagi." jelas Cici.
"tumben amat kalian berdua berantam. Biasanya hubungan kalian akur saja." ledek kakak Cici yang bernama Hendri.
"aku terlalu bodoh...! 2 tahun aku menjalin hubungan dengan pria yang sudah beristeri. Kenapa aku sebodoh ini sih ma....! Huhuhuhu...." ucap Cici sambil menangis.
"maksudnya Edo sudah menikah?" tanya Mama.
"iya ma! Dia itu ternyata sudah memiliki 3 orang anak ma. Dan aku baru tahu itu semua ma..." jelas Cici.
"astaga...! Keterlaluan sekali Edo. Mama tidak menyangka dia seperti itu." ucap Mama.
"cinta itu emang buta ya. Hahaha.... Terus,isterinya sudah tahu?" tanya Hendri.
"isterinya tidak tahu bang. Tapi aku merasa bersalah sekali." ucap Cici.
"mana orangnya? Biar aku hajar saja itu manusia 1 itu." ucap Hendri.
"dia sudah aku usir bang. Makanya itu ma,aku berangkat ke kota dan bekerja,supaya aku bisa jauh dan melupakan Edo." jelas Cici.
"jika itu alasan kamu sayang,pergilah...! Mama izinkan kamu untuk bekerja di kota. Tapi ingat ya nak,jaga diri kamu baik-baik di sana." ucap Mama.
"iya ma...!" ucap Cici.
"daripada kamu bekerja,lebih baik kamu urus itu perusahaan yang di kota." ucap Hendri.
"aku tidak mau bang. Aku mau hidup sederhana saja bang. Abang saja yang urus perusahaan aku itu bang." ucap Cici.
"ampun deh! Punya adik 1 ini...! Aku dan bang Wanto sudah pusing hendel perusahaan yang lain. Di tambah lagi perusahaan milik kamu. Hhhuuu....!" ucap Hendri.
"ada waktunya,aku akan urus perusahaan itu. Jadi untuk sekarang ini,aku mau menjadi orang yang biasa saja bang." jelas Cici.
Keesokan harinya,Cici berangkat ke kota seorang diri. Cici menghubungi Irwan,dan memberi tahu Irwan jika Cici berangkat ke kota.
"halo bang! Aku berangkat ke kota sekarang." ucap Cici.
"apa kamu sudah ada pekerjaan di sini Ci? Aku saja baru mau cari pekerjaan yang lain lagi." ucap Irwan.
"belum bang. Tapi aku sudah malas di rumah. Nanti saja kita cari kerja bersama. Tunggu aku ya bang." ucap Cici.
"Aku pasti menunggu kehadiran dirimu." ucap Irwan.
Cici menutup teleponnya,seolah-olah Irwan memberikan kode kepada Cici.
"apa yang dimaksud dengan bang Irwan ya?" tanya Cici.
3 jam perjalanan Cici menuju ke kota,akhirnya Cici sampai di kota. Cici kembali mengabari Irwan.
"halo bang...! Aku sekarang di pantai kamboja. Aku tunggu disini ya." ucap Cici.
"oke Ci! 10 menit lagi aku sampai disana." jawab Irwan.
Cici menyuruh supirnya pergi kembali ke rumah. Cici tidak ingin Irwan mengetahui siapa dia sebenarnya.
"pak! Sebaiknya bapak istirahat saja ya pak. Saya sedang menunggu teman saya disini. Bapak ke rumah bang Wanto saja ya pak. Nanti biar saya kabari bang wanto." perintah Cici.
"apa neng tidak apa-apa saya tinggal neng?"ucap Supir.
"saya tidak apa-apa pak. Sudah...! Bapak istirahat saja." ujar Cici.
"baik neng. Kalau begitu saya pamit dulubya neng. Permisi neng! Assalamu'alaikum." ucap supir.
"wa'alaikum salam pak." jawab Cici.
Cici yang sedang menelpon Wanto,Irwan datang menghampiri Cici.
"bang,aku sudah sampai di kota. Itu aku suruh pak Toto untuk beristirahat ke rumah abang ya." ucap Cici.
"iya...! Terus kamu dimana sekarang?" tanya Wanto.
"aku sedang menunggu teman aku bang." ucap Cici.
Irwan menepuk pundak Cici dari belakang.
"ci...!" sapa Irwan.
"eh.... Bang! Bang Wanti,aku tutup teleponnya ya. Teman aku sudah datang." ucap Cici.
"lagi teleponan sama siapa kamu?" tanya Irwan.
"Aku telepon abang aku. Cuma beri tahu saja bahwa aku sudah sampai." jelas Cici
"aku fikir kamu nelpon pacar kamu." ucap Irwan.
"pacar? Hahaha... Mana ada aku pacar bang... Bang!" jawab Cici.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
💞Eli P®!w@nti✍️⃞⃟𝑹𝑨🐼🦋
🌹🌹🌹 untuk kak author, semangat 💪💪
2024-10-02
0
💞Eli P®!w@nti✍️⃞⃟𝑹𝑨🐼🦋
yuhu, dengan senang hati, kau memang pantas untuk di tampar, Edo.
2024-10-02
0
💞Eli P®!w@nti✍️⃞⃟𝑹𝑨🐼🦋
hal yg paling menyakitkan itu, ya di bohongi, apalagi kebohongannya itu sangat fatal, semangat ya Ci 💪
2024-10-02
2