Veronica - mamanya Nawang sudah di telpon oleh mamanya Aiden, bahkan Stella juga membicarakan tentang rencana pertunangan antara Aiden dan Nawang yang akan di gelar besok.
Saat Veronica baru mendengar rencana pertunangan antara Aiden dan Nawang dia bingung karena setahu Veronica kalau Aiden dan Nawang selalu debat dan selalu bertengkar tidak pernah akur kalau bertemu.
Stella langsung menjelaskan alasan mengapa Aiden dan Nawang akan bertunangan besok, sungguh Santika syok dan kaget bahkan Veronica rasanya ingin pingsan ke tempat tidur, Rendi - papanya Nawang mengamati mimik wajah Veronica yang syok saat menerima telpon dari seberang sana.
Setelah Stella selesai membahas rencana pertunangan antara Aiden dan Nawang besok, Stella langsung memutuskan sambungan telponnya dengan Veronica, Rendi bertanya kepada Veronica tentang siapa sosok yang menelpon Veronica.
Veronica mengatakan kepada Rendi bahwa yang menelpon dirinya adalah Stella, untuk membahas rencana pertunangan antara Aiden dan Nawang, Rendi juga merasa heran karena Nawang dan Aiden tidak pernah akur sering ribut dan sering bertengkar setiap bertemu, apalagi secara terang terangan Nawang selalu mengatakan kepada kedua orang tuanya bahwa Nawang sangat mencintai Rafli dan ingin menikah dengan Rafli.
Veronica menjelaskan mengapa Stella merencanakan Nawang dan Aiden bertunangan besok, Veronica juga mengatakan permintaan maaf Stella saat akan menutup sambungan telpon kepada kedua orang tuanya Nawang karena Aiden dan Nawang tidur satu ranjang padahal mereka belum menikah.
"Rafli, antar aku pulang dong" ucap Nawang sembari memegang lengan Rafli, sementara Rafli langsung menjawab.
"Nawang, lo harusnya minta antar pulang sama kak Aiden, apalagi kalian berdua sebentar lagi akan bertunangan dan akan menikah" saran Rafli menatap ke arah Nawang, sambil berusaha melepaskan tangan Nawang, untuk pertama kalinya Rafli tidak mau di sentuh oleh Nawang.
Karena biasanya walau Rafli belum menerima cintanya Nawang, namun Rafli tak pernah menolak dan tak pernah menyingkirkan tangan Nawang kalau tangan Nawang menyentuh dan grepe grepe tubuh Rafli.
Nawang menatap tajam ke arah Rafli karena Rafli berkali kali menepis tangannya, saat tangan Nawang mendarat di tubuh Rafli, sebenarnya Nawang ingin marah marah kepada Rafli, namun karena saking besarnya rasa cinta Nawang kepada Rafli, membuat Nawang tak bisa marah kepada Rafli.
"Rafli, kenapa lo ngga mau gue sentuh, padahal biasanya gue menyentuh lo juga lo ngga marah dan ngga menepis tangan gue" ucap Nawang sambil menatap lekat wajah Rafli, sementara Rafli langsung menjawab.
"Nawang, harusnya lo sadar diri, gue ngga mau lo sentuh karena lo sebentar lagi akan jadi istri kakak kandung gue sendiri, jadi saran gue mending lo mencoba mencintai kak Aiden" jelas Rafli dengan nada tegas, sementara Nawang membelalakkan kedua matanya sangat lebar dengan mulut yang menganga.
Rafli beringsut berdiri dan berjalan ke arah kamarnya, saat Rafli baru melangkah sekitar tiga langkah tiba tiba Rafli mendengar suara yang tak asing di telinganya, suara itu bersumber dari mulutnya Nawang.
"Rafli, lo mau kemana ? ayo antar gue pulang ke rumah sekarang" ucap Nawang sambil berjalan ke arah Rafli, sementara Rafli membalikkan badannya untuk menghadap ke arah Nawang.
"Nawang, lo ngerti bahasa manusia ngga ? atau lo cuma ngerti bahasa hewan ? kalau lo ngertinya cuma bahasa hewan ngga ngerti bahasa manusia biar gue carikan hewan yang bahasanya bisa lo pahami" teriak Rafli dengan sangat keras dan sangat kencang.
Nawang sampai terlonjak kaget dan memegang dadanya dengan kedua tangannya, lagi dan lagi untuk pertama kalinya Rafli berteriak seperti itu kepada Nawang, padahal biasanya walau Nawang selalu mengekori Rafli dan mengganggu Rafli tidak pernah Rafli berteriak kepada Nawang dan emosi karena marah kepada Nawang.
"Rafli, gue juga bisa ngerti bahasa manusia, jadi lo bicara apapun gue bisa pahami" jawab Nawang sambil mencoba menahan air mata yang hampir menetes di kedua pipinya, sedangkan Rafli menatap Nawang dengan tatapan tidak bisa di baca.
Sebenarnya Rafli sengaja berbicara dengan nada teriak kepada Nawang, itu Rafli lakukan supaya Nawang membenci Rafli dan tidak mencintai Rafli lagi, Rafli harap Nawang bisa mencintai Aiden dengan rasa cinta yang besar, begitu juga sebaliknya Aiden suatu saat bisa mencintai Nawang.
Rafli sebenarnya sudah mencintai seorang wanita yang bernama Aisyah, namun Rafli tak pernah berani mengatakan rasa cintanya kepada Aisyah karena takut Aisyah menjauhi dirinya setelah Rafli mengatakan rasa cintanya kepada Aisyah.
Sosok Aisyah adalah sahabat Rafli sejak mereka berdua masih sekolah SMA, Aisyah juga merupakan sahabat dari Nawang, bahkan Nawang tak sungkan berbicara kepada Aisyah tentang rasa cintanya kepada Rafli.
"Nawang, kalau lo ngerti bahasa manusia, berarti lo juga ngerti kalau gue ngga mau ngantar lo pulang ke rumah, mending lo minta di antar sama kak Aiden karena dia sebentar lagi jadi suami lo" jelas Rafli menurunkan nada bicaranya, sementara Nawang dengan cepat menggelengkan kepalanya mantap.
"Rafli, pokoknya gue tetap ngga mau di antar pulang oleh Aiden, gue maunya di antar pulang sama lo, walau gue sebentar lagi menikah sama Aiden, tapi gue sama sekali ngga cinta sama Aiden, mending lo gantikan posisi Aiden sebagai calon suami gue" sahut Nawang dengan panjang lebar melebihi panjangnya rel kereta api, sementara Rafli melototkan kedua matanya ke arah Nawang.
"Nawang, gue tetap ngga mau antar lo pulang, sampai lo menangis darah juga gue ngga bakal mau mengantar lo pulang, gue yakin suatu saat lo sama kak Aiden bisa saling mencintai, cinta bisa tumbuh karena terbiasa, gue ngga mau jadi calon suami lo untuk menggantikan kak Aiden, karena gue ngga mencintai lo kalau gue mencintai lo sudah sejak dulu gue ajak lo pacaran dan menikah" jelas Rafli tak kalah panjang kali lebar dari perkataan Nawang, sedangkan Nawang mengibaskan tangannya di depan matanya supaya air matanya tak meluncur dari kedua matanya.
"Rafli, please antar gue pulang ke rumah kali ini doang, gue ngga mau" perkataan Nawang belum selesai sudah di potong oleh Rafli.
"Nawang, lo jangan keras kepala dan kepala batu, gue tetap ngga mau mengantar lo pulang ke rumah, lo bisa pulang sendiri naik taksi kalau lo ngga mau di antar kak Aiden" bentak Rafli tanpa menunggu jawaban dari Nawang, kini Rafli berjalan cepat ke arah kamarnya.
Nawang menatap punggung Rafli yang semakin menjauh, bahkan kini Nawang sudah meneteskan air mata di kedua pipinya, Rafli dapat mendengar kalau saat ini Nawang sedang menangis sesenggukan.
Untuk pertama kalinya Rafli membuat seorang wanita menangis, Rafli sengaja seperti itu ke Nawang supaya Nawang membenci dirinya, tiba tiba Stella datang menghampiri Nawang yang sedang menangis sesenggukan, Stella memeluk tubuh Nawang supaya Nawang berhenti menangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
🏠⃟𝘲ꪊꫀꫀꪀ ᥊𝓲ꫀᵐᵒᵐ ʳᵘʸᶻᶻ
pasti risau bapak nya
2024-10-18
0
🏠⃟ˢ⍣⃟ₛ🐳ᵅᵎˢհᵎᵗᵉᴿᵘ🤎ᴹᵒᵐʀuyzⷦz
tiba2 Kan pasti kaget
2024-10-17
0
@Yayang Suami Ris4
Nawang kamu coba buka hati buat Aiden
2024-10-14
0