Perintah yang Tak Terduga

Bab 5.

Kayla mengetuk pintu ruangan Arav dengan pelan, lalu membuka sedikit sebelum masuk. “Permisi, Pak Arav…”

Tatapan dingin Arav langsung menyergapnya. Pria itu duduk di balik meja besar dengan ekspresi tak terbaca, kedua tangannya bertumpu pada permukaan meja. “Tutup pintunya,” perintahnya singkat.

Kayla menuruti perintah itu, meskipun rasa gugup semakin menguasai dirinya. Ruangan itu terasa lebih sunyi ketika pintu tertutup. Ia berdiri canggung di depan meja Arav, menunggu penjelasan mengapa ia dipanggil. Namun, Arav hanya menatapnya selama beberapa detik, membuat suasana semakin tegang.

“Ada yang perlu saya lakukan, Pak?” tanya Kayla akhirnya, suaranya nyaris bergetar.

Arav mengamati Kayla dengan sorotan mata yang tajam. “Nanti setelah jam kerja, ikut saya pulang.”

Kayla terkejut mendengar permintaan itu. Alisnya berkerut bingung. “Maaf, Pak? Maksudnya… ikut Bapak ke rumah?”

“Ya,” jawab Arav singkat tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Kayla menelan ludah, mencoba mencari tahu alasan di balik permintaan aneh itu. “Apakah ini ada hubungannya dengan urusan kantor?”

Wajah Arav tetap datar, namun ada sesuatu di matanya yang seolah menyiratkan iritasi. “Ikut saja. Ini perintah, Kayla.”

Nada suara Arav begitu tegas dan dingin, membuat Kayla tak berani membantah. Namun, kegelisahan dalam dirinya semakin menjadi-jadi. Apa yang sebenarnya diinginkan pria ini? Pertanyaan itu terus berputar di benaknya, namun ia tahu tidak ada gunanya mendesak Arav untuk penjelasan lebih lanjut.

Sebelum Kayla bisa merespons lebih jauh, mata Arav turun ke arah pakaian yang dikenakannya—blouse putih simpel tanpa kerah. Ekspresi Arav berubah seketika, menjadi lebih keras. “Lain kali, jangan pakai baju seperti itu ke kantor. Terlalu terbuka di bagian leher.”

Kayla mengerjapkan mata, sedikit terkejut dengan teguran tersebut. Pakaian yang dikenakannya sama sekali tidak mencolok, apalagi provokatif. Namun, Kayla tidak bisa menahan diri untuk tidak menundukkan kepala, merasa seolah ia baru saja melakukan kesalahan besar.

“Saya akan memperhatikan lain kali, Pak,” jawabnya pelan.

“Pastikan kamu memahaminya,” balas Arav, nadanya tidak lagi menegur, tapi ada sedikit ketajaman yang membuat suasana semakin tegang.

Kayla mengangguk pelan, lalu menunduk sopan sebelum berpamitan dan keluar dari ruangan tersebut. Di luar pintu, ia langsung menghela napas panjang, merasakan ketegangan yang menggantung di udara mulai mengendur.

“Kenapa dia selalu seperti ini?” Kayla bergumam pada dirinya sendiri, merasa bingung dengan sikap Arav yang dingin namun sering menunjukkan perhatian dengan cara yang tidak biasa.

Mira menghampiri Kayla, memandangnya penuh penasaran. “Ada apa di dalam? Kamu dipanggil buat apa?”

Kayla menggeleng pelan. “Aku diminta ikut dia pulang nanti.”

Mata Mira membesar. “Ikut pulang? Buat apa?”

“Itu dia, aku juga nggak tahu.” Kayla mengangkat bahunya dengan ekspresi cemas. “Cuma katanya perintah, jadi aku nggak bisa nolak.”

Mira tertawa kecil, meski heran. “Aneh. Tapi siapa tahu ini ada maksud tersembunyi?”

Kayla memutar bola matanya. “Maksud apa? Aku nggak mau ambil pusing. Yang penting aku nurut aja.”

Mira tersenyum, namun ada tatapan penuh makna di matanya. “Hati-hati, ya. Jangan sampai kamu baper gara-gara dia.”

Kayla hanya tersenyum kecil, mencoba menepis pikiran aneh yang mulai bersarang di benaknya. Meski dirinya tahu, semakin sering ia berinteraksi dengan Arav, semakin sulit baginya untuk mengabaikan perasaan yang diam-diam muncul.

"Pak Arav, tidak membahas soal proyek yang harus kamu tangani? Bukankah Pak Darren merekomendasikan kamu?" tanya Mira lagi.

--

Langit mulai meredup, menyiratkan bahwa senja telah menjelang. Di lantai atas gedung Callahan Corp., aktivitas kantor perlahan-lahan berhenti. Arav melangkah keluar dari ruangannya dengan tatapan penuh determinasi. Ia sudah tak sabar menunggu untuk membawa Kayla pulang, sesuai perintah yang ia berikan sebelumnya. Tapi, ketika Arav melangkah keluar, pandangannya tertuju pada sosok yang sangat ia kenal—Darren, kakaknya, sedang berjalan santai sambil bercanda dengan… Kayla.

Rasa kesal dan cemburu tiba-tiba menghantam dadanya. Ia menyipitkan mata, menatap tajam ke arah mereka. Bagaimana bisa Darren dengan mudahnya mengajak Kayla pergi? Terlebih lagi, Kayla tampak nyaman dan bahkan tersenyum kecil pada lelucon yang dibuat Darren. Arav mengepalkan tangannya, menyembunyikan emosi yang menggelegak dalam dirinya. Namun, dari sorot matanya, jelas terlihat ia tidak terima.

Saat Arav akhirnya tiba di parkiran dan masuk ke mobil, ia menunggu dengan sabar, berharap Kayla akan segera muncul dan mengikutinya. Tapi menit demi menit berlalu tanpa tanda-tanda kehadiran gadis itu. Kesabaran Arav mulai menipis. Dengan rahang mengeras, ia meraih ponselnya dan menelepon Kayla.

Panggilan itu diangkat setelah beberapa detik. “Halo, Pak?” suara Kayla terdengar dari seberang, terdengar sedikit ragu.

“Di mana kamu?” Arav langsung bertanya, suaranya dingin dan menuntut jawaban.

“Oh, saya… pulang dengan Pak Darren. Dia menawarkan tumpangan, jadi saya—”

Sebelum Kayla bisa melanjutkan, panggilan itu terputus. Arav mematikan teleponnya dengan wajah yang gelap penuh kemarahan. “Berani-beraninya dia melanggar perintahku dan malah ikut Darren,” gumamnya dengan nada geram. Ada rasa kecewa yang bercampur dengan kecemburuan, meski ia berusaha menyangkal itu.

Tanpa membuang waktu, Arav langsung memacu mobilnya, menyusul mereka menuju rumah keluarga Callahan.

Rumah keluarga Callahan berdiri megah dengan arsitektur klasik dan halaman luas yang tertata rapi. Kayla memandang kagum saat mobil Darren memasuki gerbang yang tinggi. Ia tidak pernah membayangkan akan diundang ke rumah sebesar ini, apalagi oleh CEO-nya yang dingin. Perasaan gugup mulai menyelimuti dirinya, terutama ketika mereka mendekati pintu utama.

“Jangan terlalu tegang,” kata Darren sambil tersenyum hangat, berusaha menenangkan Kayla. “Orang tua kami memang sedikit kaku, tapi tenang saja, aku ada di sini.”

Kayla hanya bisa mengangguk pelan, mencoba meredakan detak jantungnya yang makin cepat. Ketika pintu dibuka, mereka disambut oleh Tuan Hayes dan Nyonya Chintia Callahan, kedua orang tua Arav dan Darren. Tatapan mereka langsung tertuju pada Kayla, meneliti gadis itu dengan pandangan yang dingin dan penuh evaluasi. Tidak ada senyum hangat atau sapaan ramah. Hanya keheningan dan sorot mata yang seolah mempertanyakan keberadaan Kayla di sana.

“Ini Kayla, karyawan di Callahan Corp. yang tadi aku ceritakan,” Darren memperkenalkan dengan nada santai. “Dia sangat berbakat, dan hari ini dia di sini karena diundang oleh Arav.”

Nyonya Chintia mengangkat alisnya sedikit, tapi tidak berkata apa-apa. Tuan Hayes hanya mengangguk kecil, memberikan anggukan singkat seolah-olah tak terlalu tertarik.

Kayla tersenyum kikuk dan sedikit menunduk, merasa tidak nyaman dengan suasana kaku yang menyelimuti ruangan tersebut.

Tak lama setelah perkenalan yang dingin itu, pintu utama kembali terbuka dengan suara keras. Arav melangkah masuk, wajahnya masih menyiratkan kemarahan yang ia tahan. Tatapannya langsung mencari sosok Kayla di antara mereka. Ketika menemukannya, tanpa basa-basi, Arav mendekati Kayla dengan langkah cepat dan langsung menarik lengannya dengan kasar, membawanya ke sudut ruangan yang agak terpencil, tersembunyi di balik dinding besar.

Bersambung...

Episodes
1 Pesona yang Tak Terduga
2 Terjebak Dalam Dilema
3 Ketika Batas Mulai memudar
4 Di Antara Dua Pilihan
5 Perintah yang Tak Terduga
6 Kemurkaan Sang CEO
7 Permainan Terselubung
8 Salah Tingkah
9 CEO Bucin
10 Di Bawah Pengawasan CEO
11 Pertarungan Ego dan Cinta Terpendam
12 Bawel Dibalas Dingin CEO
13 Arav Bikin Sport Jantung
14 Keteguhan Hati di Balik Kegelisahan
15 Kecemburuan yang Terselubung
16 Pertarungan Halus di Meja Makan
17 Pengakuan Tak Terduga
18 Persaingan Ketat
19 Tidak Menemukan Jawaban
20 Pelarian Singkat
21 Pertemuan yang Tak Terduga
22 Ketegangan di Dapur
23 Keputusan yang Sulit
24 Tidak Terikat Jangan Memaksa
25 Masalah Mendukung Untuk CEO
26 Keputusan Terserah
27 Ketegangan dan Tunangan
28 Setengah Hidup Baru
29 Panti Jompo
30 Akan Terjawab Pada Waktunya
31 Keheningan Malam dan Rencana
32 Selalu Kalah Start
33 Ancaman Tersembunyi
34 Masa Lalu Mama
35 Akhirnya Terjawab
36 Undangan Tuan Hayyes
37 Harga yang Dibayar Untuk Perlawanan
38 Ancaman Bertubi-tubi
39 Persaingan dan Cemburu
40 Malam Permulaan atau Perpisahan?
41 Keputusan Berat
42 Pernikahan Demi Rencana
43 Asal Nikah
44 Pengantin Formalitas
45 Mencari Perhatian
46 Kemarahan Pengantin Baru
47 Istri Tercampakan
48 Rencana Bulan Madu
49 Pulau Seribu Masjid
50 Bulan Madu Menegangkan
51 Pencarian Pertama
52 Antara Bisnis dan Cinta
53 CallaDipta Corp.
54 Sandiwara di Balik Kekuasaan
55 Takdir dan Pertemuan yang Tak Terduga
56 Di Persimpangan Perasaan
57 Keputusan dan Luka
58 Terkuak Alasan Pergi dari Cinta
59 Rahasia Terungkap Perang Memanas
60 Bayang-bayang Keruntuhan
61 Bergerak Cepat
62 Kemarahan tak Terduga
63 Manuver Licik di Tengah Kekacauan
64 Langkah-langkah Berbahaya di Tengah Ketegangan
65 Rapat Besar dan Kejatuhan Callahan Corp
66 Pertemuan Rahasia dan Kegelapan Malam
67 Permainan Licik di Balik Selimut
68 Keputusan Arav dan Konflik Keluarga Callahan
69 Hadirnya Kayla Di Keluarga Callahan
70 Amarah yang Membara
71 Malam Pertama Kedua Kali
72 Status Nyonya Arav
73 Pengkhianatan Terungkap
74 Chintia Mencari Dukungan
75 Sang Pewaris Callahan
76 Pengejaran Yang Menegangkan
77 Perebutan Kekuasaan dan Kejutan Tak Terduga
78 Pengungkapan CallaDipta Corp
79 Kebangkitan dan Kesuksesan Baru
80 Bab 80 TAMAT
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Pesona yang Tak Terduga
2
Terjebak Dalam Dilema
3
Ketika Batas Mulai memudar
4
Di Antara Dua Pilihan
5
Perintah yang Tak Terduga
6
Kemurkaan Sang CEO
7
Permainan Terselubung
8
Salah Tingkah
9
CEO Bucin
10
Di Bawah Pengawasan CEO
11
Pertarungan Ego dan Cinta Terpendam
12
Bawel Dibalas Dingin CEO
13
Arav Bikin Sport Jantung
14
Keteguhan Hati di Balik Kegelisahan
15
Kecemburuan yang Terselubung
16
Pertarungan Halus di Meja Makan
17
Pengakuan Tak Terduga
18
Persaingan Ketat
19
Tidak Menemukan Jawaban
20
Pelarian Singkat
21
Pertemuan yang Tak Terduga
22
Ketegangan di Dapur
23
Keputusan yang Sulit
24
Tidak Terikat Jangan Memaksa
25
Masalah Mendukung Untuk CEO
26
Keputusan Terserah
27
Ketegangan dan Tunangan
28
Setengah Hidup Baru
29
Panti Jompo
30
Akan Terjawab Pada Waktunya
31
Keheningan Malam dan Rencana
32
Selalu Kalah Start
33
Ancaman Tersembunyi
34
Masa Lalu Mama
35
Akhirnya Terjawab
36
Undangan Tuan Hayyes
37
Harga yang Dibayar Untuk Perlawanan
38
Ancaman Bertubi-tubi
39
Persaingan dan Cemburu
40
Malam Permulaan atau Perpisahan?
41
Keputusan Berat
42
Pernikahan Demi Rencana
43
Asal Nikah
44
Pengantin Formalitas
45
Mencari Perhatian
46
Kemarahan Pengantin Baru
47
Istri Tercampakan
48
Rencana Bulan Madu
49
Pulau Seribu Masjid
50
Bulan Madu Menegangkan
51
Pencarian Pertama
52
Antara Bisnis dan Cinta
53
CallaDipta Corp.
54
Sandiwara di Balik Kekuasaan
55
Takdir dan Pertemuan yang Tak Terduga
56
Di Persimpangan Perasaan
57
Keputusan dan Luka
58
Terkuak Alasan Pergi dari Cinta
59
Rahasia Terungkap Perang Memanas
60
Bayang-bayang Keruntuhan
61
Bergerak Cepat
62
Kemarahan tak Terduga
63
Manuver Licik di Tengah Kekacauan
64
Langkah-langkah Berbahaya di Tengah Ketegangan
65
Rapat Besar dan Kejatuhan Callahan Corp
66
Pertemuan Rahasia dan Kegelapan Malam
67
Permainan Licik di Balik Selimut
68
Keputusan Arav dan Konflik Keluarga Callahan
69
Hadirnya Kayla Di Keluarga Callahan
70
Amarah yang Membara
71
Malam Pertama Kedua Kali
72
Status Nyonya Arav
73
Pengkhianatan Terungkap
74
Chintia Mencari Dukungan
75
Sang Pewaris Callahan
76
Pengejaran Yang Menegangkan
77
Perebutan Kekuasaan dan Kejutan Tak Terduga
78
Pengungkapan CallaDipta Corp
79
Kebangkitan dan Kesuksesan Baru
80
Bab 80 TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!