“ Ya, silahkan saja.. tapi aku tau bahwa kau yang telah ada didepan pintu itu dan kau juga yang sudah mendengar semua perkataan yang dikatakan oleh bos ku itu..”
“.......” Bu Hera terdiam, lalu dia berkata tak lama kemudian.
“ Ya, akulah yang ada didepan pintu itu dan aku yang sudah mendengarkan semua pembicaraan itu.. dan kau, kau adalah suruhannya dia sampai-sampai kau rela membunuh orang yang tak tau apa-apa demi dia yang bahkan belum tentu dia bisa memenuhi semua hal yang kau inginkan..” dengan nada angkuhnya.
“.....….”
“ Dan sekarang kau ada disini hanya untuk membuat aku takut begitu.. owh.. tapi sayangnya sampai kapan pun aku tak akan pernah takut dengan kau ataupun dengan bos mu itu yang sangat licik.. sampai kapan pun aku takkan pernah takut akan hal itu!! Dan bilang pada bos mu itu kalau aku takkan pernah takut dan aku akan tetap melindungi orang-orang yang aku sayangi walau sekalipun kau ingin mengincar nyawaku sekalipun!!..” Bu Hera pun langsung berjalan menuju ruang rapatnya dan segera menyelesaikan tugasnya itu dengan benar.
Setelah kejadian itu terjadi bodyguard itupun langsung melaporkan hal itu pada bosnya.
“ Apaaa.!!!” Marahnya orang itu sambil menggebrak meja “ Braakkk” sambil terus mengeratkan genggaman tangannya karena kesalnya dia pada bodyguardnya yang tidak dapat diandalkan dalam hal itu.
“ Kau sama sekali ga becus... Padahal kau hanya sedikit menggertak ya, tapi apa justru dia yang sekarang lolos, dan mungkin saja dia akan mengatakan semuanya pada keluarga besar.. terutama Papah, ahhkk..” sambil menjambak rambutnya dengan kasarnya.
“ okay, sekarang kau cepat panggil anak buahmu untuk melakukan sesuatu pada dia, dan aku ingin kalian bisa membereskannya!! Aku ga mau kalian gagal, jika itu terjadi aku akan pastikan jika semua orang yang kalian miliki akan tiada!!”
“ Baik, boss..”
Disamping itu Hera pun masuk ke ruangannya untuk melihat keadaan anaknya dan benar dugaannya bahwa anaknya itu sedang asik memainkan peralatan ibunya itu sampai tak tau bahwa ibunya itu telah datang.
“ hmm.. ibu sedih karena ketika ibu datang anak ibu yang satu ini tetap saja memainkan peralatan milik ibu itu, dan tak menyambut ibu datang dengan pelukan..” dengan wajah cemberutnya Hera duduk.
“ aahh.. ibu ku sayang, anak ibu ini tidak bermaksud seperti itu.” Dengan cepatnya dia langsung memeluk dan membujuk ibunya untuk tidak cemberut lagi.
“ baiklah, ibu takkan pernah cemberut lagi tapi sekarang ibu mau tanya, Apakah Vian sudah makan dengan Bibi??”
“ sudah dong Bu.. Vian tadi makan banyak sama Bibi..”
“ wahh.. benarkah itu Bi?..”
“ Iya, Nya.. itu benar, Aden makan banyak hari ini..”
“ aihh.. anak ibu ini akan cepat tumbuh besarnya jika dia terus makan banyak.”
“ Tak apa ibu... Kalau aku cepat tumbuh besarkan, aku bisa membantu ibu nanti dan juga papa.. iyakan..” dengan wajah imutnya dia menatap ibunya itu.
“ Iya anak ibu ini akan tumbuh besar dan tingginya akan melebihi tinggi ibu sekarang ini, ahh.. ya Bu, bisakah bibi membelikan aku minuman jeruk didepan rumah sakit ini dan kalau disana ada kue cubit beli sekalian juga ya Bi..”
“ Baik Nya.. saya belikan juga sekalian sama abang-abangnya Nya, buat si Den Vian biar diajak keliling sama abangnya jualin kue cubit ya.. hehe.. maaf Nya, hanya bercanda..” candanya Bi saji sampai membuat Hera tertawa.
“ hahaha.. si Bibi bisa aja, jangan lah Vian ini anak yang manis lebih manis dari kuenya jadi aku takkan rela jika dia ikut dengan abang-abang tukang kuenya, nanti bukannya kuenya yang laku justru anakku yang akan disukai oleh para pelanggannya.. aku tak rela itu, karna dia hanya milikku saja, dia terlalu imut dan manis.. Emm...” gemasnya Hera sambil mencubit pelan pipi gembul Ravian itu.
“ Iya, pokoknya Bibi ga boleh membeli tukangnya juga karna Vian ga akan mau ikut dengannya.. Vian cuman milik ibu seorang!!” tegasnya Vian pada Bibinya sambil memajukan bibirnya yang sangat manis itu.
“ Ampun Den.. ampun... Bibi ga akan membeli tukangnya, okay.. jadi, jangan menatap Bibi dengan wajah seperti itu lagi, karna Bibi jadi ga bisa nahan untuk... Mencubit pipi gemasmu itu.. hehe..”
“ Bibi sudah berhenti.. nanti pipi ku akan tambah besar..”
“ okay... Sudah ya, Bibi juga nih.. sudah ya, sana Bibi belikan apa yang ku minta tadi, aku sudah sangat haus dari tadi.. tolong ya Bi..”
" Baik, Nya... laksanakan.." sambil menunjukan kedua jempol tangannya dan tersenyum, lalu pergi meninggalkan mereka berdua.
Tak lama setelah Bi Saji keluar untuk
membelikan minuman untuk hera, tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu, “ Tok.. tok...tok...”
____...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments