Bagian 04

Math mengambil sebatang rokok dari saku mantelnya, menyelipkannya diantara bibir, lalu mengambil sebuah korek api bergambar kepala tengkorak berwarna keemasan, ditambah aksen tiga garis diagonal berwarna merah tepat dibawah simbol tengkorak.

Wajah-wajah garang yang tadinya seakan siap menyergap dengan senjata-senjata andalan seperti linggis, martil, cangkul, gergaji, sekop, dan perlengkapan pertukangan yang lain, tiba-tiba melemparkan semua senjata-senjatanya ke tanah. Semua anak buah itu berjongkok meminta ampunan pada si pemilik pemantik api.

"Apa yang kalian lakukan?!!" ujar si pemimpin.

"Simbol di koreknya bos. Dia berasal dari keluarga pembantai itu," ujar salah satu anak buah si bandit.

"Benarkah? Kenapa dia bisa sampai di sini? Aku merasa tak pernah melihat wajah itu." sang ketua Bandit berjalan menuju math, memperhatikan dengan seksama wajah math yang berbeda dengan penduduk negara itu pada umumnya.

"Lepaskan, wanita itu milikku. Aku sudah membelinya dengan harga yang tak sedikit pagi ini," ucap angkuh Math sambil mengepulkan asap dari mulutnya.

"Jadi, kamu ini anak pungut yang selama ini disembunyikan ya? Sepertinya kamu berbeda dengan kakek dan ayahmu." si Bandit tampak mengenal keluarga dan asal-usul Math.

"Aku datang untuk kepentinganku sendiri, tidak ada hubungannya dengan keluargaku." math kembali mengisap rokoknya, mengepulkan asap tepat ke wajah si bandit.

"Hahaha.... Kamu lucu juga. Tapi, berurusan dengan keluargamu, hanya akan membuat kelompok kecilku ini merugi. Aku dengar, keluargamu masih saja suka membantai dengan seenaknya."

"Jika kamu tahu hal itu, sebaiknya menyerah saja, tapi kali ini aku datang atas namaku sendiri untuk urusanku sendiri," ujar Math pongah. "Kita duel saja, akan aku buktikan jika aku bisa melawan kalian sendirian."

"Baiklah, akan aku pangkas kesombonganmu sekarang juga." si Bandit menerima tantangan Math.

Si bandit memulai pukulan mengarah ke tubuh Math, namun dengan mudah ditangkas dengan satu pukulan balasan. Keduanya bertarung tanpa senjata. Dan sepertinya kemampuan keduanya seimbang. Math yang memiliki tubuh tinggi, dan perut rata, serta otot yang menonjol tepat sempurna di tempat yang tepat, mampu menyeimbangkan dengan tubuh gempal dan pengalaman bertarung seorang bandit.

BUGH!! BUGH!! BUGH!!!

Saling pukul dan saling tendang antara Math dan si bandit, disaksikan anak buah para bandit dan warga yang berkumpul semakin banyak, mengitari halaman rumah Mesh.

Melihat adanya kesempatan untuk menyelamatkan diri, mesh bergerak perlahan membawa sang ibu dan adik untuk meninggalkan tempat itu. HARUS SELAMAT! Hanya itu yang terlintas di dalam pikiran Mesh. Bagaimanapun caranya, ia harus bisa membawa adik dan ibunya untuk menjauh dari sana.

"Arrrgh!!!" Teriak Math kesakitan, saat ujung pisau menerjang dada sebelah kirinya. Hampir saja tertusuk, namun ia masih bisa menghindar, walaupun luka tampak sedikit dalam.

"Hahahaha ... ternyata hanya sampai di situ saja kesombonganmu. Lihatlah, aku hampir tak merasakan pukulanmu. Otot saja yang kamu punya, tapi tidak ada kekuatannya," ejek si Bandit.

"Habisi saja,Bos!! Hahahaha ...," sahut bandit lainnya, disambut tawa dan tepuk tangan riuh semua mata yang melihat pertarungan itu.

"Terima ini, Hyaaa!!!!!" tak disangka, dari arah belakang Math, seorang bandit menyerang Math dengan tendangan keras, dan tepat mengenai punggung Math.

Math terhuyung dan jatuh. Melihat Math tersungkur, si ketua bandit tak menyia-nyiakan kesempatan. Ia menarik rambut Math, lalu mendaratkan satu pukulan keras tepat di wajah Math.

"Aaark!!" erangan kesakitan Math membuat para bandit merasa puas dan semakin terbahak.

"Aku rasa menghabisimu adalah tujuan utamaku hari ini. Lalu kupakai jasadmu sebagai makanan buaya-buaya peliharaan ku. Hahahaha ...!!!" tawa puas para bandit menatap wajah Math yang babak belur.

"Apa ini ... Kenapa mereka sangat kuat sekali, aku kehabisan energi. Aku tidak bisa melawan mereka. harus cari cara lain," pikir math.

Wajah tampan dan rambut sedikit gondrong, kebanggan Math kali ini sangat berantakan, kotor karena debu bercampur keringat dan darah. Math menyeka wajahnya dari tetes darah sambil menahan kesakitan karena pukulan-pukulan yang ia terima tanpa bisa mengelak.

"Habisi saja sekarang, Bos. Jangan ditunda lagi," ujar salah satu anak buah si bandit.

"Benar! habisi sebelum keluarganya menemukan kita," sahut yang lainnya.

"Baiklah, ada benarnya juga katamu. Akan aku tembak dia dengan pistolnya sendiri."

"Ah, pistol?!! Dimana pistolku? Sejak kapan dia mengambil pistolku??!"

Math tak menyadari saat terlalu fokus bertarung tadi, pistolnya terjatuh dan berhasil disembunyikan oleh si ketua bandit. Sungguh sial! Tak ada jalan untuk mundur bagi math.

DOR!!! DOR!!! DOR!!!

Suara tembakan beruntun membuat suasana kembali menjadi kacau tak terkendali. Dua buah mobil Jeep membelah kerumunan penonton, dengan beberapa orang berbadan tegap lengkap dengan senjata perang dan topeng.

Semua orang tegang, begitu pula dengan para bandit. Lalu seorang pria tua berbadan tinggi, keluar dari mobil kedua, setelan mantel jas berwarna abu-abu, dan topi Koboy lengkap dengan cerutu terselip di ujung bibirnya. Pria tua itu berjalan didampingi anak buahnya yang siap menodongkan senjata ke arah para bandit.

"Kau ... !!" si ketua bandit tampak terkejut melihat siapa yang datang. Wajah pria tua yang sangat terkenal di kota itu, bahkan di beberapa kota di wilayah itu.

Cerutu dan cincin serta lambang yang tertera di salah satu sisi topinya, menjadi salah satu tanda pengenal yang membuat kelompok keluarga ini sangat ditakuti. Gambar yang sama persis seperti pada korek api milik Math.

Benar! Dia adalah Mattew Male. Pria tua klan tertinggi keluarga Male. Penguasa daratan sepanjang sungai Sipi di daratan barat. Klan ini sangat kuat turun temurun selalu memiliki pengikut setia yang tunduk dan patuh pada peraturan utama. Tak ada warga biasa yang berani bersinggungan langsung dengan klan ini, karena mereka tega melakukan apa saja untuk mendapatkan tujuannya.

Tanpa perlawanan yang berarti, Mattew dengan mudah mampu membawa Math pergi dari tempat itu, dan membawanya ke rumah utama Mattew.

"Apa lagi ulah anak pungut ini?" ujar Paula Male, istri ke tiga Mattew Male.

"Paling ketahuan bercumbu dengan pria." Istri kedua Mattew yang tengah ikut berkumpul dalam perjamuan teh sore para wanita itupun menyahut.

"Aku dengar dia suka tidur dengan para wanita," sahut Syalla Male, istri John Male, putra kedua Mattew Male.

"Itu hanya kamuflase. Sampai sekarang tak ada satupun wanita yang datang mengaku mengandung benihnya. Percayalah, dia itu penyuka sesama pria." hasut Dohanna.

"Ehem!!" deheman keras dan lirikan mata tajam Zicha Male, istri pertama Mattew Male cukup mampu menghentikan mulut-mulut penyebar desas-desus.

Mattew membisikkan sesuatu pada salah satu anak buahnya, setelah menempatkan math di kursi persidangan di aula utama sebagai pusat berkumpulnya anggota klan utama.

...****************...

To be continue…

Terpopuler

Comments

🟢🔵🐌ˢ⍣⃟ₛ🤎🦚EͣIᵞGʸHTͣTEᷠSSͣ

🟢🔵🐌ˢ⍣⃟ₛ🤎🦚EͣIᵞGʸHTͣTEᷠSSͣ

math SM Mattew aku hmpir bingung ,,mklum kan ya Mbah uti kan udah berumur wkwkww

2024-10-13

1

🌞MentariSenja🌞

🌞MentariSenja🌞

kenapa bisa ceroboh sih?

2024-10-01

1

🌞MentariSenja🌞

🌞MentariSenja🌞

thor...knp jagoannya kalah sih, haduuuuh...😔

2024-10-01

1

lihat semua
Episodes
1 Bagian 01
2 Bagian 02
3 Bagian 03
4 Bagian 04
5 Bagian 05
6 Bagian 06
7 Bagian 07
8 Bagian 08
9 Bagian 09
10 Bagian 10
11 Bagian 11
12 Bagian 12
13 Bagian 13
14 Bagian 14
15 Bagian 15
16 BAGIAN 16
17 Bagian 17
18 Bagian 18
19 Bagian 19
20 Bagian 20
21 Bagian 21
22 Bagian 22
23 Bagian 23
24 Bagian 24
25 Bagian 25
26 Bagian 26
27 Bagian 27
28 Bagian 28
29 Bagian 29
30 Bagian 30
31 Bagian 31
32 Bagian 32
33 Bagian 33
34 Bagian 34
35 Bagian 35
36 Bagian 36
37 Bagian 37
38 Bagian 38
39 Bagian 39
40 Bagian 40
41 Bagian 41
42 Bagian 42
43 Bagian 43
44 Bagian 44
45 Bagian 45
46 Bagian 46
47 Bagian 47
48 Bagian 48
49 Bagian 49
50 Bagian 50
51 Bagian 51
52 Bagian 52
53 Bagian 53
54 Bagian 54
55 Bagian 55
56 BAGIAN 56
57 Bagian 57
58 Bagian 58
59 Bagian 59
60 Bagian 60
61 Bagian 61
62 Bagian 62
63 Bagian 63
64 Bagian 64
65 Bagian 65
66 Bagian 66
67 Bagian 67
68 Bagian 68
69 Bagian 69
70 Bagian 70
71 Bagian 71
72 Bagian 72
73 Bagian 73
74 Bagian 74
75 Bagian 75
76 Bagian 76
77 Bagian 77
78 Bagian 78
79 Bagian 79
80 Bagian 80
81 Bagian 81
82 Bagian 82
83 Bagian 83
84 Bagian 84
85 Bagian 85
86 Bagian 86
87 Bagian 87
88 Bagian 88
89 Bagian 89
90 Bagian 90 [END]
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bagian 01
2
Bagian 02
3
Bagian 03
4
Bagian 04
5
Bagian 05
6
Bagian 06
7
Bagian 07
8
Bagian 08
9
Bagian 09
10
Bagian 10
11
Bagian 11
12
Bagian 12
13
Bagian 13
14
Bagian 14
15
Bagian 15
16
BAGIAN 16
17
Bagian 17
18
Bagian 18
19
Bagian 19
20
Bagian 20
21
Bagian 21
22
Bagian 22
23
Bagian 23
24
Bagian 24
25
Bagian 25
26
Bagian 26
27
Bagian 27
28
Bagian 28
29
Bagian 29
30
Bagian 30
31
Bagian 31
32
Bagian 32
33
Bagian 33
34
Bagian 34
35
Bagian 35
36
Bagian 36
37
Bagian 37
38
Bagian 38
39
Bagian 39
40
Bagian 40
41
Bagian 41
42
Bagian 42
43
Bagian 43
44
Bagian 44
45
Bagian 45
46
Bagian 46
47
Bagian 47
48
Bagian 48
49
Bagian 49
50
Bagian 50
51
Bagian 51
52
Bagian 52
53
Bagian 53
54
Bagian 54
55
Bagian 55
56
BAGIAN 56
57
Bagian 57
58
Bagian 58
59
Bagian 59
60
Bagian 60
61
Bagian 61
62
Bagian 62
63
Bagian 63
64
Bagian 64
65
Bagian 65
66
Bagian 66
67
Bagian 67
68
Bagian 68
69
Bagian 69
70
Bagian 70
71
Bagian 71
72
Bagian 72
73
Bagian 73
74
Bagian 74
75
Bagian 75
76
Bagian 76
77
Bagian 77
78
Bagian 78
79
Bagian 79
80
Bagian 80
81
Bagian 81
82
Bagian 82
83
Bagian 83
84
Bagian 84
85
Bagian 85
86
Bagian 86
87
Bagian 87
88
Bagian 88
89
Bagian 89
90
Bagian 90 [END]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!