Mesh terlihat sangat kelelahan, sekuat tenaga ia mengatur nafas dan detak jantungnya, menarik diri, lalu menjatuhkan tubuhnya ke dalam bathup yang sudah dipenuhi busa.
Sementara itu, setelah erangan terakhirnya, kali ini Math merasakan sensasi yang berbeda dari biasanya. Math mengucapkan terimakasih untuk pertama kali setelah sekian banyak wanita membuai gairahnya. Baru kali ini ada rasa bersalah menyambangi batin math.
Keduanya sibuk membersihkan diri masing-masing, tanpa lagi saling mendekati atau menyinggung, bahkan mulut keduanya terdiam sampai ritual masing-masing selesai.
"Pergilah, aku sudah mengirimkan tiga ratus juta. Dua ratus juta yang kamu minta, dan seratus juta lagi anggaplah sebagai rasa terimakasih dan permintaan maafku."
"Jangan menagih kembalian padaku. Bukan aku yang meminta kelebihannya." Mesh mengenakan pakaiannya lalu menyisir rambutnya yang basah.
"Hmmm ..." Math berdiri menghadap jendela, memegang gelas kopi dan masih mengenakan handuk kimononya.
Mesh meninggalkan hotel itu setelahnya. Sementara Math masih memandang jauh keluar jendela dari ketinggian lantai 24, hotel yang menjadi tempatnya sering menghabiskan malam-malam panjang bersama per4wan yang menginginkannya.
Kesepian kembali menjadi teman Math. Bukan karena tidak menginginkan satu orang spesial untuk menemani hidupnya, namun Math terlanjur nyaman berteman dengan kesepiannya. Saat itulah lamunan math kembali menggiringnya pada wajah sendu Mesh.
Entah apa yang membuat wanita itu mencari tubuh Math, menginginkannya, menikmatinya, bahkan memberikan kenikmatan lebih yang membuat Math merasa tertagih, namun meminta uang sebagai imbalannya.
.
.
.
Di tempat lain, keributan belum mereda, tatkala ketua preman menyeret gadis berusia 10 tahun dan ibunya untuk mengikuti kemauan ketua mereka.
Dengan kasar ketua bandit merobek pakaian si ibu tepat dihadapan jasad suaminya, dan di depan anak gadisnya yang masih dibawah umur. Tak ada siapapun yang berani mendekat untuk menolong atau sekedar melaporkan perbuatan si bandit pada pihak yang berwajib, semua orang sudah mengenal baik bandit-bandit itu, mereka yang sangat berkuasa dan kebal hukum, karena mereka semua dan komplotannya menghalalkan segala cara untuk memuaskan keinginan mereka.
"Hentikan!!!!" Teriakan seorang wanita cantik membuat para preman melihat ke arahnya.
"Wah-wah-wah darimana saja kamu cantik ... aku mencarimu dari tadi," ujar pongah si bandit. "Aku tak sabar menikmati kemolekan tubuh itu."
Perempuan cantik, Mesh Mayya, berlari mendekati sang Preman dengan tatapan tajam mematikan, Mesh Maya melemparkan kantong plastik berisi penuh dengan uang.
"Ambil itu empat ratus juta. Hutang orang tuaku dua ratus juta, aku tambahkan bunganya dua ratus juta, persis seperti yang kamu minta," ucap tegas Mesh Mayya.
"Sayangku, jangan terlalu galak padaku. Aku tidak lagi membutuhkan uang itu. Aku hanya membutuhkan tubuhmu. setelah melihatmu hari ini, aku berubah pikiran. Percayalah, aku lebih membutuhkan tubuhmu dan desahan-desahannya," ujar si preman semakin kurang ajar.
"Tidak Mesh!!! Jangan lakukan itu!!" teriak sang ibu.
"Jangan mengingkari perjanjian!! Ambil uang itu, atau akan aku bakar uang itu!" gertak Mesh tegas.
"Apa? jangan melakukannya sayangku. Kenapa kamu menolak keinginanku? Jangan jual mahal, aku pastikan kamu menjadi ratuku di setiap hari dan setiap detik." si preman mendekati Mesh berusaha membelai wajah Mesh.
"Cih!! Aku tidak Sudi!" teriak Mesh meludah ke tanah dan menarik diri satu langkah menjauh.
"Kurang ajar!! Kamu berani menantangku? Jangan menyesal jika aku mengambil semua yang ada dirumah ini!!" si preman tampak sangat marah.
"Kakak!!!!" teriak adik Mesh semakin ketakutan saat preman lain melemparkannya ke bak truk bersama perabot rumah.
"Aku tidak akan lagi berbuat lembut padamu!!" si preman menampar Mesh, dan membuatnya terhuyung.
Si preman memegangi lengan Mesh, lalu menariknya dengan kasar sehingga menempel ke dada sang preman. Wajah keduanya pun hampir tak ada jarak. Mesh memalingkan wajah, berusaha menjauh.
"Wah ... gumpalan-gumpalan ini begitu memabukkan ku." si pria merobek baju atasan Mesh, sehingga hanya menyisakan penutup gumpalan mahal itu.
Mesh berusaha menutup bagian dadanya dengan menyilangkan kedua tangannya disana. Semua preman yang melihat keindahan tubuh molek dan mulus Mesh, terpana dan bersorak-sorai tak mengalihkan pandangan mereka.
"Waah, seksi sekali, aku akan mendapatkan giliran keberapa ini bos?" ujar salah satu preman.
"Lihatkan milikku sudah merespon!!" ujar yang lain sambil memperlihatkan pergerakan bagian sensitifnya.
"Lakukan segera bos!!! kami sabar menanti giliran!!" ujar yang lain lagi.
"Mesh!! Maafkan ibu!!" teriak sang ibu sambil terus menangis histeris melihat sang putri dilecehkan di depan banyak mata pengecut.
"Kalian jangan seenaknya meminta giliran. Aku pastikan dia hanya akan menjadi milikku dalam satu Minggu pertama," ujar ketua preman mulai memainkan kedua tangannya menggerayangi tubuh Mesh.
Mesh mundur menjauh dari ketua preman sambil menyilangkan tangan di dada.
"Bantu aku memeganginya!" perintah si ketua preman.
Dua preman mendekati, memegangi lengan Mesh. Dan dua preman lagi memegangi kedua kaki Mesh membuat Mesh tak bisa meronta.
"Wah... Lihatlah betapa gadis ini benar-benar sangat menggairahkan." ketua preman mulai meremas dua gundukan daging lembut yang tertanam rapi dan indah di dada Mesh.
"Apa ini?!!!" kedua kalinya ketua preman menampar keras wajah Mesh, sampai membuat bibir mesh sedikit sobek dan berdarah.
"Mesh!!!!" teriak si ibu lagi.
"Dengan siapa kamu menjual tubuhmu semalam? Dasar perempuan kurang ajar!!!" ketiga kali si ketua Preman menampar wajah Mesh, membuat Mesh terkulai lemah.
"Akan aku periksa bagaimana keperawananmu yang sudah kamu jual dengan pria lain semalam!!" si ketua preman berusaha melepaskan rok Mesh.
Dengan sisa tenaganya mesh mencoba bertahan dan memegangi roknya. Tanpa diduga, preman yang berdiri di belakangnya, meremas kedua onggokan dagingnya lagi.
"Kurang ajar!! Belum saatnya giliran kalian!!" teriak si ketua preman.
"Maafkan aku ketua, aku sudah benar-benar tak tahan melihat tubuh mulusnya, lihatlah aku sudah basah." pembelaan si anak buah preman.
"Lihatlah dan perhatikan baik-baik bagaimana cara memperlakukan perempuan seksi yang sudah menjual tubuhnya pada pria lain demi uang!!"
Ketua preman tertawa terbahak dan kesal saat melihat banyak sekali bekas memerah di sekujur leher, dada bahkan hampir keseluruhan tubuh Mesh. entah kenapa si preman merasa marah dan tersinggung hanya melihat tanda-tanda merah itu.
Si preman mulai melepas ikat pinggangnya, lalu menyabet tubuh molek Mesh, bagaikan seorang tuan menghukum peliharaannya sambil tertawa dengan sombongnya.
"Aku tambahkan tanda merah memanjang di sana!" ujar puas si ketua preman.
Ada banyak pria dewasa hanya menyaksikan putri dari tetangga mereka dilucuti dan dibuat telanj4n9 oleh ketua preman, disiksa mental dan tubuhnya. Namun tak satupun pengecut itu berani mendekat untuk membela keluarga malang itu.
Si preman melepaskan kemejanya dan membuat dirinya telanj4n9 dad4. "Lihatlah betapa aku memiliki tubuh kekar, jangan berharap bisa melepaskan diri.
Mesh terengah menahan kesakitan karena beberapa kali tamparan dan cambukan di wajah dan tubuhnya. Ia hampir tidak memiliki tenaga untuk melawan bahkan ia tak mampu lagi untuk sekedar bangkit dan menghampiri sang ibu yang pingsan karena syok melihat anak gadisnya dilecehkan di depan umum.
"Kita mulai permainan ini sayang ... aku harap kamu memberikan erangan yang akan menantang dan membuatku semakin tinggi. Hahaha ...," ujar keras si ketua preman.
Dalam ketakutannya, air mata Mesh mengalir deras membasahi wajah cantiknya. Ia hendak bergerak merangkak mundur, namun kedua lengan tangan dan kakinya kembali dipegangi oleh para preman.
DOR!!!! DOR!! DOR!!!
"Hentikan!!"
...****************...
To be continue…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
🌞MentariSenja🌞
🌷🌷🌷 dulu
2024-09-28
1
🌞MentariSenja🌞
menahan nafas bacanya....ampun wanita sebegitu tidak berharganya, padahal pria juga lahir dr seorang wanita, malang sekali nasib wanita/Cry//Cry//Cry//Cry//Cry/
2024-09-28
1
🌞MentariSenja🌞
😱😱😱😱😱
2024-09-28
1