Dara Masih saja kesal mengingat kejadian semalam, sudah susah payah menahan takut mencoba jadi penipu karena terpaksa eh malah uang yang sudah di tangan malah di rampas kembali oleh kekasih si pria kaya.
Dara yang tadinya berniat untuk mencari kamar kos dengan uang hasil menipu tapi sekarang malah harus mencari pekerjaan, masa bodo dengan tempat yang mungkin besok akan rata dengan tanah itu.
Masalah diusir urusan belakangan yang terpenting sekarang adalah dia harus mendapatkan pekerjaan minimal uang kalau tidak ada yang bagaimana dia bisa mencari tempat tinggal untuk dia sewa?
"Mbak pindah sekarang?" tanya Dara kala berpapasan dengan Sari yang tengah mengangkat dus.
"Yaiyalah Dar, memangnya mau kapan? ini tempat kan besok sudah harus kosong," sahut Sari seiring matanya yang nampak heran melihat Dara yang malah akan pergi hanya membawa tas selempang saja, "loh kamu mau kemana? kamu mau pindah kapan?" tanyanya bingung.
Seharusnya Dara juga pindah dari tempat itu kan? tapi kenapa gadis yang usianya lebih muda dari dia dan Indah itu malah nampak tenang-tenang saja.
Dara mengerucutkan bibirnya yang hanya dia poles menggunakan lipbalm agar lembab tidak kering, Sari akui Dara memang memiliki wajah yang diatas rata-rata untuk ukuran orang yang datang dari kampung, cukup cantik dengan kulit putih dan bibir merah alami tanpa pewarna, hanya saja nasibnya tidak beruntung karena harus luntang-lantung mencari pekerjaan.
"Mau cari kerja dulu Mbak, nanti kalau sudah dapat kerja baru aku cari kontrakan." suara Dara terdengar yakin namun ekspresi wajahnya terlihat frustasi dengan hidup yang dia jalani.
Sari menarik napas iba, kasihan sebenarnya tapi dia juga tidak bisa membantu, niatnya dia ingin mencarikan pekerjaan di tempatnya bekerja tapi belum juga tercapai eh dia malah sudah di pecat, hidup memang terkadang sangat sulit di tebak.
Wanita itu menggeleng takjub dengan kegigihan dan jiwa optimis yang Dara miliki, "semoga ini hari keberuntunganmu," ucapnya tulus yang menambat sambutan senyum tulus dan terimakasih dari Dara.
"Aku berangkat Mbak," kata Dara lalu melangkah cepat, takut hari semakin siang dan itu hanya akan membuatnya kehilangan calon pekerjaan.
Semoga benar apa yang dikatakan oleh Sari hari ini semoga menjadi hari keberuntungannya.
Dara berjalan menjauh melewati pagar usang yang sebentar lagi tidak akan ada, juga dia tahu benar nanti saat dia pulang kembali sudah tidak ada orang di tempat itu, hanya tersisa dia seorang yang tersisa di bangunan tua itu yang katanya akan mulai di gusur besok pagi.
Mumet kepala Dara tapi dia harus sekuat tenaga menjalani ini semua, takdirnya sudah tertulis rapi di atas langit sana tidak ada yang bisa mengganggu gugatnya kecuali sang Pencipta pemilik semesta berbaik hati dan sedikit iba terhadapnya laku mau merubah takdirnya menjadi lebih baik dari sekarang.
Hari ini Dara memutuskan untuk menaiki kendaraan umum agar dia bisa sampai di kantor yang dia tuju, beruntung semalam dia mendapatkan uang seratus ribu yang pagi ini bisa dia gunakan meski bisa dibilang uang itu adalah uang, haram?
Benar itu uang haram kan? sebab dia mendapatkannya dengan cara menipu, berpura-pura tertabrak lalu terluka padahal luka di kakinya tidak ada sangkut pautnya dengan mobil yang semalam bisa dengan tepat mengerem tepat di depannya.
Semalam Dara hanya merasakan hempasan angin saja dari pergerakan mobil, body mobil itu sama sekali tidak menyentuhnya apalagi sampai membuatnya terluka, sungguh dia ini penipu yang gagal dan patut diteriaki.
Deretan gedung perkantoran sudah mulai terlihat ketika kendaraan umum yang Dara naiki melintas, itu tandanya dia akan segera tiba di salah satu kantor tujuan, kantor yang katanya sedang membuka lowongan untuk petugas kebersihan.
Sungguh pekerjaan apapun akan Dara jalani walau itu pekerjaan paling rendah sekalipun, dia bisa melakukan apapun untuk menyambung hidupnya, terbukti dengan apa yang dia lakukan semalam, dia melakukan penipuan ketika terjepit dan ada kesempatan, semoga Tuhan mengampuni dosa-dosanya, sungguh setelah mendapatkan pekerjaan dia akan bertobat dan tidak akan melakukan penipuan dikemudian hari terlebih lagi dia benar-benar sangat amatir.
Gadis muda itu gegas turun dari kendaraan umum ketika dia sudah sampai di tujuan, berhenti sebentar sambil melihat ke seberang jalan tempat gedung yang dia tuju berdiri begitu kokoh, sekarang dia benar-benar menaruh harapan di tempat yang menjulang tinggi itu, sungguh andai dia tidak juga mendapat pekerjaan mungkin dia akan jadi gila.
Matanya terpaku sejenak dengan sebelah tangan masuk ke dalam tas selempang yang sudah sangat setia menemaninya akhir-akhir ini, jari-jari tangannya tampak bergerak mencari-cari sesuatu yang entah kenapa tak kunjung dia dapatkan.
"Ck." berdecak kala tidak juga ada hasil hingga akhirnya dia memfokuskan kedua matanya untuk ikut mencari melihat ke dalam isi tas yang sejak tadi tidak tertutup tapi dia yang tidak sadar Resleting tasnya terbuka sejak dia turun dari bus tadi.
Kedua matanya membola ketika hanya mendapati surat lamaran saja tanpa ada dompet yang dia ingat benar sudah dia masukkan ke dalam tas sebelum berangkat, bahkan tadi pun dia masih sempat mengambil uang di dompet itu untuk membayar bus yang dia naiki.
Terus mengacak isi tas berharap yang dia cari ternyata ada terselip diantara map lamaran, tapi harapannya kandas.
"Sial dompet gue ddi copet!" serunya emosi lalu melihat pada bus yang sayangnya sudah tidak terlihat.
Dara memegangi kepalanya yang mendadak berputar, "ini karma kah? gara-gara gue nipu orang tadi malam?"
Dia mulai menduga Tuhan tengah memberikan hukuman kepadanya karena telah melakukan dosa.
Dia menyesal tapi juga pusing serta panik dalam waktu bersamaan, beruntung sejak tadi handphonenya dia pegang, andai dia juga menyimpannya di dalam tas mungkin benda itu juga raib di ambil oleh copet durjana yang menambah sengsara hidupnya saat ini.
Dara melihat jam di handphone lalu dalam sekejap gadis itu panik ketika melihat jam sudah hampir mendekati angka 8.
"Astaga sudah mau jam 8," paniknya lalu dengan terburu dia hendak menyebrangi jalanan agar dia bisa segera sampai di gedung yang dia tuju.
Sikap panik dan terburu-burunya membuat Dara lengah tidak melihat kiri kanan jalan hingga sampai suara klakson mobil mendengung begitu keras memasuki telinganya sungguh membuat dia terkejut hingga jatuh terduduk.
Mobil berhenti tepat dan seseorang turun dari mobil lalu berdiri tepat di depannya.
"Anda tidak apa-apa Nona?"
Sepatu kulit hitam yang begitu berkilat tepat berada di dekat kaki Dara, gadis itu perlahan mengangkat wajahnya lalu menatap pria yang bertanya.
Dara mengerutkan kening, dia melihat pada mobil dan pria yang berdiri di depannya bergantian, 'sepertinya pernah lihat orang ini, tapi dimana?' batinnya berbicara.
"Sepertinya kamu senang sekali beradegan jatuh!" suara sinis dan tajam terdengar di telinga Dara bukan dari pria yang berdiri di depannya melainkan dari pria yang sekarang bersandar di pintu mobil bagian penumpang.
Deg
Itu pria yang semalam kan? pria yang dengan bodohnya dan percaya dirinya dia tipu tapi akhirnya dia hanya mendapat seratus ribu saja karena kekasih pria itu mengambil kembali uang yang dia dapatkan.
Sial, wajah Dara sudah semerah tomat terlebih lagi ketika pria itu menatapnya penuh ejekan, apa pria itu mengira dia akan kembali menipunya?
Dara gegas bangun lalu membersihkan rok hitam yang dia pakai, sungguh barusan dia jatuh karena kaget bukan karena ingin menipu, sungguh pria kaya pelit menyebalkan.
"Gue kaget karena suara klakson mobil lo!" ketus Dara tak Terima.
"Vin." Darel teman sekaligus asisten Ravin meminta penjelasan akan kebingungan melihat dua orang yang sepertinya sudah pernah bertemu.
"Penipu amatir," cibir Ravin dengan mata setajam elang.
"Berisik!" Dara yang tidak terima namun juga malu di katai penipu oleh Ravin pun memilih untuk menghindar, menyelamatkan diri sebelum makin malu nantinya.
Dara berjalan cepat tanpa bicara apalagi melihat dua pria yang masih berdiri di tepi jalan itu, tergesa menyebrangi jalan setelah melihat tidak ada kendaraan yang melintas.
Mulutnya berkomat-kamit merapalkan makian untuk dirinya yang bertindak konyol tadi malam juga tak lupa memaki pria yang tadi dia dengar di panggil 'Vin' oleh pria satunya.
"Dasar morvin sialan." mengumpat dengan asal menyebut nama orang.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Masfaah Emah
sekate- Kate aja ganti nama orang, smoga cepat dapat kerjaan nya ya Dar,,! 🤲💪
2024-08-19
0
Homsiah
eh sembarangan main ganti nama orang/Facepalm//Facepalm/
2024-08-17
0
Siti Nur Janah
di tunggu kelanjutanya Dara dan Morvin 🤣🤭
2024-08-17
1