...❤️❤️❤️❤️ Happy reading ❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
Sedikit ada ingatan jika itu adalah rumahnya dulu. Alzeyroz mengerutkan kening, matanya menyapu setiap sudut rumah yang dulu pernah menjadi tempat tinggalnya. Dindingnya yang dulunya berwarna biru muda kini telah dicat ulang dengan warna krem lembut, taman depan yang dulunya dipenuhi bunga mawar kini ditata rapi dengan rumput hijau dan tanaman hias. Rumah itu tampak asing, seperti bukan rumahnya lagi.
"Kok rumah ini ada orangnya dan sudah di renovasi?" tanya Alzeyroz bingung, suaranya terdengar pelan.
Seorang ibu-ibu yang sedang menyapu halaman dengan semangat, mendongak dan menatap Alzeyroz dengan heran.
"Ya ada apa?" tanya ibu itu, mengerutkan kening.
Alzeyroz menghela napas, mencoba mengendalikan rasa kecewa yang mulai merayap di hatinya. "Permisi Buk, boleh saya tanya?" tanyanya dengan sopan.
"Ya, silakan," jawab ibu itu, masih dengan tatapan heran.
"Rumah ini kok ibu yang nempatin?" tanya Alzeyroz, suaranya sedikit gemetar.
"Ya kan rumah ini kan suami saya beli, jadi ini rumah kami lah," ucap ibu itu, suaranya terdengar sedikit ketus.
"Kalau boleh tau siapa dan seperti apa yang menjual pada ibu?" tanya Alzeyroz, suaranya mulai bergetar.
"Kenapa memangnya?" tanya ibu itu, kini suaranya terdengar dingin, matanya menatap Alzeyroz dengan tajam.
Alzeyroz menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. "Maaf, saya tidak bermaksud mengganggu, hanya saja dulu ini adalah rumah saya," ucapnya, suaranya sedikit bergetar. "Tapi saat saya pergi mungkin sudah di jual seseorang, yaitu mantan istri saya yang tahu surat rumah ini."
Ibu itu mengerutkan alisnya, tatapannya berubah sedikit curiga. "Dia seorang perempuan berambut gelombang dengan pria berambut tegak menjualnya," jawabnya, "tapi rumah ini kan sudah menjadi milik kami, sertifikatnya juga ada sama kami dan sudah ganti nama."
Alzeyroz terdiam. Dia teringat wajah mantan istrinya, rambutnya memang bergelombang, dan Toni adalah pria berambut tegak itu. Apakah mereka yang menjual rumahnya? Dan mengapa mereka menjualnya? Pertanyaan itu berputar-putar di kepalanya.
"Begitu ya? Baiklah kalau begitu, terima kasih," ucap Alzeyroz, mencoba tersenyum meskipun getir. Senyumnya terasa hambar, seperti rasa kopi pahit yang ditelan tanpa gula.
Alzeyroz berjalan menjauh, meninggalkan rumah yang dulu pernah menjadi tempat tinggalnya. Rasa kehilangan dan kekecewaan masih terasa, seperti batu besar yang menekan dadanya. Tapi mau tak mau ia harus ikhlas, ia tak mungkin mengambil kembali rumah itu. Ia harus memulai hidup baru dan mencari tempat tinggal baru.
Langkahnya terasa berat, setiap langkahnya seperti menorehkan luka baru di hatinya. Dia teringat masa kecilnya, masa remajanya, dan semua kenangan indah yang pernah terukir di rumah itu. Kini, semuanya tinggal kenangan.
"Tapi di mana mereka tinggal sekarang ya? Apa masih di kota ini?" tanyanya sambil berjalan di pinggir kota tersebut.
"Ya sudahlah, aku cari rumah sewa sementara waktu sebelum aku punya rumah," ucap Alzeyroz melihat ke kiri dan kanan untuk mencari rumah sewa.
Tak lama kemudian, ia melihat beberapa rumah petak yang bertuliskan "Disewa".
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️ Bersambung ❤️❤️❤️❤️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
ai
kopi di telan atau di minum?🤔
2024-12-04
0
Shai'er
suudzon aja nih ibuk
2024-09-05
0
Reogkhentir
Terima kasih updatenya thor........
2024-09-04
0