...❤️❤️❤️❤️ Happy reading ❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
"Kakak," ucap Elsa menahan tangis. Ia menatap Alzeyroz dengan mata berkaca-kaca, meskipun ia masih kecil, tapi hatinya mengerti.
Alzeyroz tersenyum lembut, ia mengangkat tangannya untuk menyeka air mata Elsa.
"Tidak apa-apa Elsa, Elsa kan anak cantik, tidak boleh menangis. Tubuh mungil Elsa juga tidak boleh terluka, jadi biarkan kakak yang menggantikan Elsa," ucapnya, suaranya penuh kelembutan sambil tersenyum.
"Huaaa, terima kasih Kakak," ucap Elsa, memeluk Alzeyroz erat. Air matanya mengalir di pipinya.
Azlan dengan tatapan dingin dan menatap Alzeyroz tajam lalu mendekati mereka.
"Sudah! Tidak ada drama lagi! Karena kau bersedia menggantikan Elsa menerima hukuman, sekarang kau ikut aku!" perintahnya dengan membulatkan matanya.
Alzeyroz melepaskan pelukannya dari Elsa, matanya menatap Azlan dengan penuh dendam. Alzeyroz berjalan maju mengikuti Azlan pergi.
"Buk, tolong obati luka Elsa ya," ucap Alzeyroz melihat ke arah Bu Tutu berharap Bu Tutu mengobati luka Elsa.
"Iya Nak, akan Ibu obati luka Elsa," jawab Bu Tutu mengangguk sambil mengelus kepala Elsa dengan lembut, mencoba menenangkannya.
Alzeyroz pun mengikuti Azlan dan Yoga menuju suatu tempat. Ia tak tahu di mana ia akan dibawa. Tapi Ia rela menerima hukuman, asalkan Elsa aman dan terlindungi.
Di sepanjang jalan, Alzeyroz terus memikirkan Elsa. Ia berharap agar bocah kecil yang ia anggap seperti adiknya itu baik-baik saja. Ia juga berharap agar hukuman yang akan ia terima tidak terlalu berat.
Alzeyroz berdoa agar Tuhan menyelamatkan mereka semua dan segera bebas dari penderitaan ini.
Mereka akhirnya sampai di sebuah ruangan kecil dan gelap. Azlan membuka pintu dan mendorong Alzeyroz masuk ke dalam hingga ia terjatuh.
Meskipun gelap, tapi dengan kacamatanya ia bisa melihatnya dengan jelas seperti siang hari.
"Di sini kau akan di hukum, tidak akan di beri makan dan minum. Kau akan merasakan bagaimana rasanya menerima hukuman atas kesalahanmu," ucap Azlan tersenyum licik.
Alzeyroz terdiam, bukan berarti ia tak berani membantah, tapi sedang mencari cara untuk melepaskan diri.
Azlan menutup pintu dengan keras, meninggalkan Alzeyroz sendirian dalam gudang yang gelap.
Alzeyroz menekan tombol di samping kiri kacamatanya. Ia akhirnya bisa melihat dengan jelas di dalam ruangan yang gelap itu. Ia menekan lagi tombol di samping kanan kacamata, mengubahnya menjadi kacamata tembus pandang.
Melalui kacamatanya, Alzeyroz bisa melihat Azlan dan Yoga dari balik tembok. Mereka sedang merokok di luar ruangan, sedang berbincang-bincang dengan tersenyum licik. Sepertinya mereka sedang merencanakan sesuatu untuk menghukumnya.
"Bagaimana sekarang?" tanya Yoga.
"Lebih baik kita kerjain dia dan kita siksa agar menjadi lebih seru," ucap Azlan tersenyum licik dan akan melihat tontonan seru.
"Wah, aku sangat setuju. lumayan ada permainan dari pada bosan," ucap Yoga setuju.
Alzeyroz mendengar percakapan mereka. "Oh mereka ingin menyiksa ku ya? Tidak bisa, aku harus melakukan sesuatu, aku harus keluar dari sini," gumamnya dalam hati, ia berpikir untuk mencari jalan keluar.
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️ Bersambung ❤️❤️❤️❤️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
saniscara patriawuha.
sikattty mangggg vagetozzzzz
2024-11-08
0
Putra_Andalas
dipotong tanda ♥️♥️♥️ mkin pendek aja nih Cerita...😵
2024-09-15
2
Shai'er
💪💪💪💪💪
2024-08-26
1