Bab 2. Mendapatkan Sistem Kacamata Super: Smart Glasses.

[Ting]

[Locked, system owner]

Sebuah suara muncul lagi, Alzeyroz melihat ke kiri dan kanan tapi hanya suara kendaraan yang terdengar. Mendadak ia melihat sebuah hologram muncul dari kacamatanya.

"Eh apa ini?" tanyanya bingung sekaligus panik karena ada sebuah data di depannya.

[Selamat datang di Sistem Kacamata Super: Smart Glasses. Anda adalah pemilik sistem super canggih ini]

"Ha? Sistem kacamata super? Apa ini?" tanya Alzeyroz bingung, orang melihat ia berbicara sendiri sambil memegang wadah.

[Ya, Ini adalah sistem kacamata super yang akan mengubah hidup Anda. Kacamata Super ini akan membantu menyembuhkan mata Anda secara perlahan. Kacamata ini tidak akan bisa di lepas sebelum mata Anda sembuh permanen. Sistem ini akan memberi Anda misi melalui program kacamata super ini untuk melakukan kebaikan]

Alzeyroz menekuk alisnya. "Misi? Kebaikan?"

[Ya, sebuah Misi atau perintah dari sistem untuk melakukan sesuatu dalam hal kebaikan]

"Oke," ucap Alzeyroz mengangguk-angguk meskipun ia masih bingung.

[Keunggulan kacamata super ini adalah, bagian kacamata kiri bisa melihat suatu benda dengan tembus pandang. Memprediksi jarak, waktu, masa, gerakan dan benda. Anda bisa mengaktifkan mode navigasi pada kacamata, sebuah peta digital akan muncul di hadapannya. Kacamata ini bukan sembarang kacamata, ia dilengkapi dengan teknologi canggih yang dapat menunjukkan antara aman dan bahaya. Tentunya kemampuan memprediksi dan kekuatan Anda semakin meningkat setiap naik level. Sedangkan kacamata bagian kanan, adalah notifikasi misi sistem, penyelesaian misi dan lain-lain berhubungan dengan misi]

"Memprediksi? Lantas apa aku bisa memprediksi masa depan?" tanya Alzeyroz penasaran.

[Tidak, Takdir masa depan adalah rahasia. Dan Sistem juga akan memberikan reward sepantasnya dengan misi yang Anda kerjakan. Untuk mengetahui notifikasi misi, tekan tombol di samping kacamata Anda. Dan terakhir, kacamata ini sudah kontrak seumur hidup dengan Anda, hanya Anda saja yang bisa menggunakannya. Selamat mencoba]

Seketika suara itu hilang membuat Alzeyroz mencari-carinya.

"Hey! Di mana kau!" teriak Alzeyroz berdiri sambil membuang wadah tersebut.

Melihat Alzeyroz meninggal lampu merah, Azlan menjadi geram, ia pun mendekati Alzeyroz.

"Apa yang kau lakukan! cepat sana mengemis!" bentak Azlan. Dari kacamatanya, Alzeyroz bisa melihat raut wajah Azlan yang sedang marah.

"Aku mau cari sesuatu," jawab Alzeyroz beralasan.

"Tidak! sebelum kau dapat uang yang banyak kau tidak boleh pergi!" bentak Azlan.

"Tapi aku harus cari sesuatu itu!" jawab Alzeyroz bersikeras.

"Kurang ajar! Dasar si buta payah! cepat sana mengemis!" ucap Azlan ingin memukul Alzeyroz.

Alzeyroz melihat tanda bahaya dari kacamatanya, ia melihat gerakan mengarah pipi kanannya. Dan benar saja, pukulan itu memang mengarahkan ke arah kiri. Alzeyroz secepatnya menghindarinya.

"Wah, aku beneran bisa menghindari pukulannya? Ternyata kacamata ini sangat keren," ucap Alzeyroz sangat senang.

"Sialan! Beraninya kau menghindar! Kau minta ku hajar!" teriak Azlan semakin geram.

Ia kembali melayang pukulannya, sebelum pukulan itu sampai ke arah Alzeyroz, ia bisa memprediksi ke mana arah gerakan itu.

Sayangnya pukulan itu mengenai keningnya membuat ia mundur beberapa langkah. "Sepertinya aku kurang cepat? Bener juga kecepatan juga tergantung levelnya," gumam Alzeyroz sambil memegang pelipisnya.

Tiba-tiba saja Azlan menarik kacamatanya, tapi kacamata itu tidak bisa di tarik dan lengket di mata Alzeyroz.

"Ah kenapa kacamata ini tidak bisa di buka," ucap Azlan berusaha untuk melepaskan kacamata itu dari Alzeyroz.

Alzeyroz juga bingung karena kacamata itu lengket padanya. Tapi ia tak punya waktu. "Ah aku tidak punya waktu untuk meladeni mu," ucap Alzeyroz menendang perut Azlan membuat Azlan terlepas dari kacamatanya.

Alzeyroz langsung pergi, ia mengambil wadah dan lari.

"Hey Alzeyroz jangan lari kamu!" teriak Azlan.

Tapi Alzeyroz sudah lari duluan sambil mengangkat wadahnya, ia menyeberang jalan raya yang cukup besar itu, dari kacamatanya, ia bisa melihat prediksi kendaraan mana ya melaju cepat, dan kendaraan mana yang menuju ke kiri dan ke kanan.

Ia mengaktifkan mode navigasi pada kacamata, sebuah peta digital muncul di hadapannya. sebuah peta menunjukkan rute-rute yang aman untuk dilewati.

"Heh! Beruntung kau masih mau mengemis," ucap Azlan memegang perutnya yang sakit.

Dengan langkah cepat, Alzeyroz berhasil menyebrang. Ia melihat seorang pengemis sedang duduk di pinggir jalan. Ia pun mendekati pengemis itu.

"Alzeyroz, mau kemana kamu?" tanya pengemis itu. Mendengar namanya di sebut, itu berarti pengemis itu satu tempat tinggal dengannya, dan juga ia kenal suara tersebut.

"Aku mau ke sini, aku ingin mendapatkan uang yang banyak," jawab Alzeyroz bersemangat.

"Ah baguslah," jawab pengemis yang bernama Ryan itu tersenyum getir, ia merasa iri dengan Alzeyroz, padahal ia buta tapi semangatnya sangat besar, sementara ia masih merenungi nasibnya yang nggak jelas ini.

Alzeyroz menatap wajah Ryan yang sedih, ia sungguh terpukul melihat wajah putus asa itu.

Saat lampu merah, Alzeyroz pun beranjak untuk mengemis agar mendapatkan uang yang banyak.

"Alzeyroz hati-hati, kau kan tidak bisa melihat, nanti kau terluka," ingat Ryan yang ingin menahan Alzeyroz.

"Tidak apa-apa, aku hafal jalannya." Alzeyroz tersenyum. Ia pun mulai berkeliling.

Setelah lampu kembali hijau, ia pun kembali. Karena waktunya sudah sore hari, mereka semua harus kembali ke tempat tinggal mereka yang di kawal oleh beberapa orang anak buah Yanto.

Azlan sedang duduk di kursi berhadapan dengan para pengemis tersebut untuk menerima setoran, yang itu nanti akan di setor kepada Yanto.

[Ting]

Sebuah bunyi notifikasi masuk, Alzeyroz melihat ada sebuah laporan masuk. Ia menekan tombol di samping kacamatanya tersebut.

[Misi baru]

[Bantu satu pengemis agar tidak mendapatkan hukuman]

"Misi?" tanya Alzeyroz bingung.

"Tutu, maju!" panggil Azlan.

Bu Tutu, seorang wanita tua berumur 60 tahun, dengan gemetar mengambil langkah ke depan ketika namanya dipanggil oleh Azlan. Dengan tangan yang sudah keriput, ia membawa sebuah wadah yang berisi sumbangan dari para orang-orang di lampu merah. Mata Azlan membelalak saat ia menerima wadah dari Bu Tutu. Dengan geram, Azlan mengamati isinya dan segera wajahnya berubah menjadi marah.

"Apa-apaan ini! Kenapa kau dapat sedikit sekali!" bentak Azlan dengan suara meninggi. Suara Azlan yang keras membuat beberapa orang di sekitarnya menoleh dengan rasa ketakutan.

Bu Tutu yang sudah renta itu terkejut dan tubuhnya mulai gemetar. Ia menundukkan kepala, takut akan kemarahan Azlan yang bisa berujung pada tindakan yang lebih keras. Kedua matanya berkaca-kaca, sambil memegang erat tepi baju yang sudah usang.

"Ta-tadi tidak banyak yang memberi," ucap Bu Tutu dengan suara yang gugup dan serak, mencoba menjelaskan.

"Alasan! Pasti kau sembunyikan!" teriak Azlan tanpa percaya, matanya menatap tajam ke arah Bu Tutu yang semakin menunduk dalam ketakutan. Azlan, dengan geram, membuang wadah tersebut ke samping dengan kasar, membuat suara benda jatuh yang cukup keras, menambah ketegangan yang sudah terasa di lapangan tersebut.

Seperti biasa, jika seseorang tidak memenuhi target pencapaian perhari maka dia akan di siksa, termasuk Bu Tutu yang tua renta.

Sorot mata Azlan menyala penuh amarah, tangannya yang terangkat tinggi membeku di udara, siap untuk melayangkan pukulan ke arah Bu Tutu yang renta. Tubuhnya yang kurus kering tampak menggigil, memejamkan mata rapat-rapat, menunggu pukulan yang akan datang.

Dari sudut pandang Alzeyroz dari kacamatanya, adegan itu terlihat sangat jelas. Detik-detik yang mencekam seolah berjalan dalam gerakan lambat. Dengan refleks cepat, Alzeyroz melompat ke depan, menempatkan dirinya di antara Azlan dan Bu Tutu.

“Hey! Apa yang kau lakukan!” teriak Azlan, matanya terbakar dengan amarah yang tak terbendung saat melihat tangan Alzeyroz yang menahan tangannya lalu menghempasnya dengan kuat.

“Jangan pukul dia,” kata Alzeyroz dengan suara yang tenang namun tegas. Kedua pria itu saling tatap, satu penuh dengan kemarahan, satunya lagi dengan ketegasan yang dingin.

"Oh jadi kau juga ingin di pukul!" teriak Azlan.

"Tolong lepaskan Bu Tutu. Tadi Bu Tutu memberikan uang kepada ku agar aku tidak di marahi, jadi ku kembalikan uang ini kepadanya," ucap Alzeyroz memberikan selembar uang kepada Azlan. Itu adalah uang hasil mengemisnya tadi.

Alzeyroz dengan berani mengembalikan uang kepada Azlan, namun suara tinggi Azlan memecah kesunyian. "Hey ini kurang!" bentaknya dengan raut muka yang menegang.

"Itu sudah cukup jika untuk mencapai target hari ini. Jangan bilang kalau kau ingin menyimpan uang itu sendiri?" tantang Alzeyroz, matanya menatap tajam ke arah Azlan lewat kacamatanya, seolah-olah mencoba membaca pikiran pria itu.

Azlan terkejut, alisnya terangkat, dan raut wajahnya berubah menjadi lebih gelisah. "Beraninya kau melawan ku! Sini ku hajar kau!" teriaknya sambil melangkah cepat mendekati Alzeyroz, tangannya terkepal, siap untuk melayangkan pukulan.

Namun, Alzeyroz tidak bergeming, dia tetap berdiri tegak, menatap Azlan dengan penuh keberanian. Dia tahu risiko yang dia hadapi, tapi dia tidak bisa membiarkan Bu Tutu terus menderita karena ulah Azlan.

"Azlan, kau bisa menyiksa orang, tapi harus tau batas, jangan orang tua renta seperti Bu Tutu juga ingin kau siksa. Jangan berpikir kalau kau tidak akan tua suatu saat nanti, kita semua punya giliran masing-masing untuk menjadi tua. Kau pikir kau selama akan di pakai oleh Yanto? Jika kau sudah tak berguna maka kau juga akan di buang. Setidaknya berbuat baiklah sedikit agar hari tua mu tidak terlalu berat," ucap Alzeyroz berharap agar Azlan melepaskan Bu Tutu.

"Jangan kau ajar aku!" serunya dengan tatapan tajam.

Alzeyroz, dengan tenang, menghadapi tatapan maut Azlan. "Kau tahu, Azlan," ujarnya dengan suara rendah namun jelas, "Setiap perbuatan buruk akan kembali padamu. Lihatlah Bu Tutu, dia tua dan lemah. Apa untungnya menyiksanya?"

Azlan menggertakkan gigi, tangannya terkepal keras. Dia menoleh ke arah Bu Tutu, matanya berkaca-kaca memandang Azlan dengan ketakutan.

Azlan menatap Alzeyroz tajam. "Baiklah, aku akan melepaskan Bu Tutu, tapi aku merasa kacamata mu ini sedikit spesial, bagaimana kalau kau berikan kacamata mu," ucap Azlan tersenyum licik.

"Kalau kau bisa sila ambil sendiri," ucap Alzeyroz.

Azlan menarik kacamata Alzeyroz dan berusaha menariknya sekuat mungkin. Tiba-tiba ia menarik kembali tangannya, ia merasa kesakitan, Alzeyroz juga tidak tahu kenapa.

"Ugh! Sialan!" umpatnya mengibaskan tangannya.

Alzeyroz mendekati Bu Tutu, mengusap punggungnya yang bungkuk, memberikan kenyamanan. "Ayo, Bu, semuanya akan baik-baik saja," bisiknya, berusaha menenangkan.

Bu Tutu mengangguk, ia merasa aman saat di bantu oleh Alzeyroz. Alzeyroz membawanya ke belakang dan membiarkan Bu Tutu duduk karena tubuh Bu Tutu terlihat gemetaran.

[Ting]

Sebuah notifikasi masuk. Alzeyroz menekan tombol di samping kacamatanya.

[Misi selesai]

[Reward \= uang 500.000]

[Penyembuhan mata \= 1%]

[Kemampuan pertahanan diri \= 1%]

[Kecepatan \= 1%]

[Kemampuan navigasi \= 1%]

[Smart Glasses level 1]

[Status : Belum bisa melepas kacamata]

"Waw, aku mendapatkan uang?" tanyanya tak percaya.

[Ting]

Sebuah notifikasi masuk. Alzeyroz menekan tombol di samping kacamatanya.

[Silakan tekan tombol di samping kacamata Anda lagi untuk mengambil reward]

Alzeyroz menekan tombol itu lagi, dari cahaya sensor kacamata tersebut keluar 5 lembar uang keluar dari kacamata dan jatuh ke tanah yang sedikit gelap karena malam sudah mulai datang.

Secepatnya ia mengambil uang tersebut dan melihat ke kiri dan kanan memastikan tidak ada yang lihat uang itu jatuh. Alzeyroz pun secepatnya langsung menyimpan dalam saku celananya.

Alzeyroz menatap semua wajah pengemis yang lelah, Kumal, putus asa dan pasrah dengan keadaan mereka.

"Sedikit lagi, aku pasti akan membantu dan membebaskan kalian dari penjara Bos Yanto. Dulu, tidak bisa dan berharap ada keajaiban datang. Dan sekarang aku sudah mendapatkan keajaiban, aku janji akan membasmi kejahatan ini agar tidak ada korban di masa depan. Aku mohon bertahanlah sebentar lagi dan jangan menyerah," ucap Alzeyroz dalam hati menggenggam erat tangannya menatap semua wajah mereka yang menyedihkan itu.

Terpopuler

Comments

Minartie

Minartie

Ting novel anda benat benar meng hibur ...anda layak dapat bintang

2024-12-31

0

Harman Loke

Harman Loke

seeeeemaaaaaaaaaangaaaaaaaaattt

2025-01-27

0

Diah Susanti

Diah Susanti

aq dari tadi bacanya "aleyzroz"😁😁😁😁

2024-11-01

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal Mula Mata Alzeyroz Buta
2 Bab 2. Mendapatkan Sistem Kacamata Super: Smart Glasses.
3 Bab 3 Ryan Yang Penasaran
4 Bab 4 Mendapatkan Seorang Ibu
5 Bab 5 Menyelamatkan Teman
6 Bab 6 Melepaskan Teman Pengemis
7 Bab 7 Menggantikan Elsa Menerima Hukuman
8 Bab 8 Di Bawa Pergi Azlan
9 Bab 9 Gantian Mengerjai Azlan Dan Yoga
10 Bab 10 Mengelabui Dion
11 Bab 11 Berhasil Kabur
12 Bab 12 Mencari Keberadaan Teman-temannya
13 Bab 13 Misi Baru
14 Bab 14 Misi 3
15 Bab 15 Ingin Kembali Ke Kota
16 Bab 16 Misi
17 Bab 17 Hadiah Misi
18 Bab 18 Rumah Lama
19 Bab 19 Misi Baru
20 Bab 20 Hadiah Misi
21 Bab 21 Rumah Baru
22 Bab 22 Pemilik Rumah Mewah
23 Bab 23 Mencari Restoran Mewah
24 Bab 24 Bertemu Dengan Teman lama
25 Bab 25 Misi Menyelamatkan Pembunuhan
26 Bab 26
27 Bab 27 Hadiah Misi
28 Bab 28 Gio yang penasaran
29 Bab 28 Mengerjai Gio
30 Bab 30 Misi Baru
31 Bab 31 Polisi Datang
32 Bab 32 Hadiah Misi
33 Bab 33 Alzeyroz Pergi
34 Bab 34 Dapat Cafe
35 Bab 35 Menjadi Pemilik Cafe
36 Bab 36 Bertemu Dengan Pak Yono
37 Bab 37
38 Bab 38 Misi Baru
39 Bab 39 Misi penyelamatan
40 Bab 40 Berhasil Mengalahkan penjahat
41 Bab 41 Hadiah Misi
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44 Novi Amalia Hasanah
45 Bab 45 Nina Yala Tamasya
46 Bab 46 Misi Baru
47 Bab 47 Hadiah Misi
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54 Misi Baru
55 Bab 55
56 Bab 56 Hadiah Misi
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64 Misi Baru
65 Bab 65 Hadiah Misi
66 Bab 66
67 BAB 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75 Hadiah Misi
76 Bab 75
77 Bab 76
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1. Awal Mula Mata Alzeyroz Buta
2
Bab 2. Mendapatkan Sistem Kacamata Super: Smart Glasses.
3
Bab 3 Ryan Yang Penasaran
4
Bab 4 Mendapatkan Seorang Ibu
5
Bab 5 Menyelamatkan Teman
6
Bab 6 Melepaskan Teman Pengemis
7
Bab 7 Menggantikan Elsa Menerima Hukuman
8
Bab 8 Di Bawa Pergi Azlan
9
Bab 9 Gantian Mengerjai Azlan Dan Yoga
10
Bab 10 Mengelabui Dion
11
Bab 11 Berhasil Kabur
12
Bab 12 Mencari Keberadaan Teman-temannya
13
Bab 13 Misi Baru
14
Bab 14 Misi 3
15
Bab 15 Ingin Kembali Ke Kota
16
Bab 16 Misi
17
Bab 17 Hadiah Misi
18
Bab 18 Rumah Lama
19
Bab 19 Misi Baru
20
Bab 20 Hadiah Misi
21
Bab 21 Rumah Baru
22
Bab 22 Pemilik Rumah Mewah
23
Bab 23 Mencari Restoran Mewah
24
Bab 24 Bertemu Dengan Teman lama
25
Bab 25 Misi Menyelamatkan Pembunuhan
26
Bab 26
27
Bab 27 Hadiah Misi
28
Bab 28 Gio yang penasaran
29
Bab 28 Mengerjai Gio
30
Bab 30 Misi Baru
31
Bab 31 Polisi Datang
32
Bab 32 Hadiah Misi
33
Bab 33 Alzeyroz Pergi
34
Bab 34 Dapat Cafe
35
Bab 35 Menjadi Pemilik Cafe
36
Bab 36 Bertemu Dengan Pak Yono
37
Bab 37
38
Bab 38 Misi Baru
39
Bab 39 Misi penyelamatan
40
Bab 40 Berhasil Mengalahkan penjahat
41
Bab 41 Hadiah Misi
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44 Novi Amalia Hasanah
45
Bab 45 Nina Yala Tamasya
46
Bab 46 Misi Baru
47
Bab 47 Hadiah Misi
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54 Misi Baru
55
Bab 55
56
Bab 56 Hadiah Misi
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64 Misi Baru
65
Bab 65 Hadiah Misi
66
Bab 66
67
BAB 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75 Hadiah Misi
76
Bab 75
77
Bab 76

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!