Gyumin menuntun Manda berjalan ke arah meja di mana orang tuanya bersama koleganya, yaitu keluarga Ji Young, sedang duduk. Ruangan Restauran mewah itu dipenuhi obrolan, tawa, dan aroma makanan lezat yang menggoda. Namun, ketika mereka mendekat, perhatian semua orang tertuju pada kedatangan mereka.
Gyumin dengan sigap menyiapkan kursi untuk Manda, memperlihatkan sikap sopan yang jarang terlihat darinya. "Duduklah," katanya lembut, tanpa memedulikan tatapan tajam yang menunggu penjelasan dari mulutnya.
Manda memberi salam dan tersenyum ke arah orang-orang di meja, meski hatinya berdebar. Matanya bertemu dengan tatapan marah Ji Young, yang terlihat sangat terkejut dengan kehadirannya.
"Dia adalah temanku, kenalkan dirimu," pinta Gyumin sembari tersenyum pada Manda.
Manda berdiri dengan gugup. "Selamat malam, saya Manda. Saya adalah teman dari Gyumin, dan saya berasal dari Indonesia."
Gyumin melanjutkan. "Manda akan bergabung di acara kita," ucapnya pada semua orang yang hadir, seolah mengabaikan ketegangan yang mulai terasa.
Kedua orang tua Gyumin saling menatap dengan sedikit geram atas ketidaksopanan Gyumin yang mengganggu rencana keluarga dari Park Ji Young. Sang ayah segera berseru. "Gyumin, kau jelas mengetahui bahwa ini adalah acara penting!"
Gyumin menjawab dengan tegas. "Aku tidak menganggap acara ini penting... kalian menantikan kehadiranku, bukan? Jika bukan karena dia, aku tidak akan pernah hadir di acara seperti ini!" Ucapnya, membuat semua orang seketika tercengang.
Beberapa saat kemudian, Di toilet Restauran tersebut. Kedua orangtuanya tengah mengintrogasi Gyumin.
"Aku tidak akan pernah menikahi Park Ji Young!" Gyumin memotong dengan kemarahan yang memuncak.
"Ayah jangan mengatur hidupku!"
Sang ayah mengangkat tangannya dan menunjuk Gyumin dengan wajah merah padam. "Kau akan menikahi Ji Young secepatnya! Jangan lakukan apapun! Ayah akan menikahkanmu dengannya, segera setelah kejadian ini!"
Gyumin, dengan mata berkilat marah, menatap Ayahnya dengan kebencian yang baru pertama kali muncul.
"Apapun yang akan Ayah lakukan, aku tidak akan pernah bisa menerimanya!" Dengan itu, dia berbalik dan meninggalkan ruangan, meninggalkan Ayah dan Ibunya dengan keputusasaan.
Di lorong toilet, Manda mendengar jelas pertengkaran itu. Rasa sakit hatinya tumbuh seiring dengan air mata yang jatuh. Ia merasa patah hati, mengetahui rencana pernikahan antara Gyumin dan Ji Young.
Tiba-tiba, Ji Young muncul dari arah belakang, menjambak rambut Manda dengan kasar. "Kau pikir bisa merebut Gyumin dariku?" desisnya sebelum menyeret Manda ke arah tangga darurat.
Ji Young melempar tubuh Manda ke arah turunan tangga, membuatnya jatuh terguling ke bawah. Manda mencoba melawan, tetapi Ji Young menendang dan menginjaknya tanpa ampun. Dengan amarah yang membara, Ji Young menarik rambut Manda yang penuh luka, sementara Manda hanya bisa pasrah, hidungnya mengeluarkan darah, mengalir di wajahnya yang tampak menahan rasa sakit.
"Aku diam bukan berarti merestui hubungan kalian! Aku sudah sangat muak dengan tingkahmu!" Ji Young menyeringai kejam, melihat tubuh Manda yang terkulai lemas. "Sekarang kau akan mendapatkannya!" lanjutnya dengan suara dingin.
Meski dalam kondisi lemah, Manda melemparkan senyuman. "Kau seharusnya bercermin, dan melihat betapa buruknya kamu," ucapnya dengan sisa tenaga.
"Diam!" teriak Ji Young, wajahnya memerah karena marah, tangannya mengepal erat.
Manda hanya membalas dengan senyuman, meskipun wajahnya dipenuhi luka lebam dan darah dari hidung dan bibirnya.
Ji Young semakin geram. Ia berusaha membuka baju Manda, yang melawan dengan sekuat tenaga. Namun, akhirnya Manda tak mampu lagi memberontak.
Ji Young berhasil membuka baju Manda. Dengan senyum menyeringai, Ia mengambil gambar dan video tubuh Manda yang telanjang, penuh lebam. Dalam kondisi seperti ini, Manda hanya bisa meringkuk menutupi tubuhnya.
"Peringatan untukmu! Jika aku masih melihatmu bersama dengan Gyumin, kehidupanmu akan berakhir!" Ji Young menunjukkan foto yang diambilnya.
"Beritahu aku! Apa yang akan terjadi jika foto ini tersebar?" Ia tertawa melihat kondisi Manda yang mengenaskan.
"Pergi sejauh mungkin!" bentak Ji Young sebelum meludahi Manda dan memberikan tendangan terakhir ke arah dadanya, membuat Manda seketika terkapar lemas. Ia pergi meninggalkannya dengan kondisi yang sangat menyedihkan.
Setelah kepergian Ji Young, Manda meluapkan kekesalannya dengan tangisan dan rintihan, merasakan sakit di sekujur tubuhnya yang dipenuhi luka lebam.
Sementara itu, Gyumin mencari keberadaan Manda ke segala tempat, Ia tak menemukannya. Saat Gyumin berjalan ke tangga darurat, Ia bertemu Ji Young yang baru saja keluar dari sana.
"Kau melihat Manda?" tanya Gyumin dengan panik.
"Aku tidak melihatnya. Tiada siapapun di tangga darurat," jawab Ji Young dengan pura-pura kebingungan.
Gyumin meninggalkan Ji Young tanpa sepatah kata pun, berlari ke arah luar Restauran, mencari Manda di setiap jalan menuju Apartemennya. Namun, ia tidak menemukannya.
Setibanya di Apartemen, Gyumin bertanya-tanya kepada karyawan dan orang di sekitarnya, tetapi mereka mengatakan hal yang sama, Manda tidak kembali setelah kepergiannya bersama Gyumin. Gyumin pun terduduk, keputusasaan menimpanya, menunggu di depan pintu Apartemen Manda dengan nafas yang tidak beraturan.
Di tangga darurat, Manda yang kini terlihat sangat menyedihkan mencoba bangkit. Ia mengenakan kembali pakaiannya dan keluar dari Restauran dengan sempoyongan. Setibanya di jalan raya, Ia menghentikan taksi untuk membawanya kembali ke Apartemen.
Sesampainya di Apartemen, semua orang terkejut melihat kondisi Manda yang penuh luka lebam dan darah di wajah serta kakinya. Manda melangkah dengan pandangan kosong menuju Apartemennya.
Setiba Manda di lantai tempat tinggalnya, Ia berjalan tanpa memedulikan kehadiran Gyumin.
Melihat kondisi Manda yang menyedihkan, Gyumin seketika terkejut dan langsung menghampirinya. "Apa yang terjadi? Kau dari mana? Aku mencarimu di semua tempat dan menunggumu pulang," cecarnya dengan kekhawatiran.
Manda mengabaikan pertanyaannya dan diam tanpa sepatah kata, lalu memasuki Apartemennya. Gyumin kembali terduduk di depan pintu, menangis.
Di balik pintu, Manda juga melanjutkan tangisannya. Malam itu sangat berat bagi mereka berdua.
...***...
Setelah kejadian tersebut, Manda hampir tidak pernah keluar dari Apartemen. Dua minggu kemudian, di pagi hari, Ia bersiap dan berjalan ke arah halte, menaiki bus menuju kampus dengan semangat baru.
Sesampainya di Universitas Hanguk, Doohyun melihat kedatangan Manda dari kejauhan dan berjalan menghampirinya. Manda melangkah menuju taman tempat favoritnya, mencoba mencari ketenangan di tengah kerumunan.
Doohyun pun duduk di dekat Manda.
"Kenapa tidak memasuki kelas?" tanyanya, suaranya lembut namun ada kekhawatiran yang tidak bisa disembunyikan.
Manda menatap ke arah Doohyun, mencoba tersenyum. "Aku akan masuk setelah ini," jawab Manda, meski hatinya tidak yakin dengan apa yang diucapkan.
Doohyun mengerutkan alis. "Aku tidak melihatmu akhir-akhir ini. Kau dari mana saja?" tanyanya lagi, kali ini lebih mendesak.
Aku mengalihkan pandangan, mencoba menghindari tatapannya. "Tidak ke mana pun," jawabku singkat.
Doohyun tiba-tiba mendekatkan wajahnya, matanya menatap tajam ke dalam mataku. "Ada rumor tentang Gyumin dan Ji Young," ucapnya pelan namun tegas.
Aku terkejut, langsung menatap ke arah Doohyun. "Ji Young menyebarkan kabar tentang pernikahannya dengan Gyumin. Dan akhir-akhir ini, Gyumin terlihat sangat putus asa. Kau tidak ingin menemuinya?" lanjutnya tanpa henti.
Aku merasa jantungku berdetak kencang, tapi aku tetap berusaha mempertahankan ketenanganku. "Aku tidak peduli." jawabku, berusaha mengabaikan perasaan yang berkecamuk di dalam dadaku.
Doohyun menghela napas panjang, lalu menatap Manda dengan tatapan penuh kasih. "Bagaimana hubunganmu dengan Gyumin?" tanyanya perlahan.
Aku berdiri, merasa tidak tahan lagi dengan percakapan ini. "Tidak ada hubungan spesial di antara kami," jawabku tegas.
"Aku pergi," tambahku sebelum melangkah pergi meninggalkan Doohyun.
Dalam perjalanan menuju kelas, aku berpapasan dengan Ji Young beserta teman-temannya.
Ji Young menghampiri Manda dengan tatapan penuh kebencian, lalu menginjak sepatunya. "Kau mengabaikan ancaman dariku?" bisiknya dengan nada beracun.
"Foto beserta videonya masih kusimpan."
Aku menatapnya dengan wajah datar. "Aku hanya ingin belajar dengan tenang. Jangan mengganggu. Aku tidak akan mengganggu hubungan kalian," jawabku, mencoba mempertahankan ketenangan.
Ji Young tersenyum sinis. "Itulah yang seharusnya kau lakukan sejak kedatanganmu! Enyahlah dari hadapanku!" serunya, mendorong tubuh Manda dengan keras.
Aku mengabaikan perlakuannya dan berjalan pergi meninggalkannya menuju kelas. Di belakangku, aku bisa mendengar tawa puas Ji Young.
Setibanya di Universitas Hanguk, Gyumin berjalan menuju kelas.
Saat berpapasan dengan Ji Young, Gyumin hanya mengabaikannya dan terus berjalan. Ketika memasuki kelas yang sama dengan Manda, pandangannya langsung tertuju padanya yang sedang merenung.
Gyumin berdiri di depan Manda, tersenyum. "Bagaimana keadaanmu?" tanyanya lembut.
Aku mencoba mengabaikan pertanyaannya, seolah-olah dia tidak terlihat. Namun, Gyumin tetap bersikeras, hendak memegang tanganku. "Ada apa?" tanyanya lagi, suaranya semakin lembut.
Aku berdiri dari tempat dudukku dan berjalan meninggalkannya. Saat hendak keluar dari kelas, Ji Young masuk dengan langkah cepat.
"Kalian semua keluar!" sergah Ji Young dengan suara keras.
"Dan kau tetap di sini!" tambahnya, menatap Manda dengan marah.
Pelajar lain segera keluar dari ruangan, meninggalkanku, Ji Young, dan Gyumin. Dari luar, Tae Ri dan Yi Kyo mengunci pintu kelas dan menjaganya.
Ji Young mendekat ke arahku, wajahnya dipenuhi kebencian. "Rupanya kau sudah cukup berani! Kau belum jera dengan apa yang terjadi malam itu? Berkali-kali aku memberikanmu peringatan, dan kau sangat keras kepala!" bentaknya.
Aku merasa langkahku terhenti di tembok, sementara Ji Young semakin mendekat. "Selama ini aku sudah cukup baik padamu, namun kau tidak memanfaatkan kebaikanku," ucapnya sembari tersenyum sinis.
"Hei, jalang sialan, katakan sesuatu!" Ji Young mencoba menamparku, namun Gyumin tiba-tiba menangkap tangannya dan menghempaskannya.
"Berani sekali kau menyentuhnya!" bentak Gyumin dengan marah, menatap Ji Young dengan tatapan yang tajam.
...To be continued....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Bintangkehidupan
/Whimper//Whimper//Whimper/
2024-08-22
1