BAB 12: Sebaiknya jangan.

"Baiklah, jadi kau harus ikut malam ini," kata Gyumin dengan antusias, matanya bersinar-sinar penuh semangat.

"Tapi..." Manda tergagap, bingung dan sedikit cemas.

Gyumin menggenggam tangan Manda dengan lembut, menenangkan kekhawatirannya. "Ikutlah denganku ke pusat perbelanjaan. Bantu aku mencari setelan untuk malam ini... kau juga harus mencari gaun untukmu, bukan?" Gyumin menarik tangan Manda, lalu mereka berjalan menuju ke arah jalan raya untuk menghentikan taksi.

Dari kejauhan, Ji Young memperhatikan mereka berdua dengan tatapan penuh kebencian. Di sudut lain, Doohyun juga melihat kebersamaan mereka dengan ekspresi penuh tanda tanya.

"Aku benar-benar sangat membencinya!" gumam Ji Young sembari mengepalkan tangan, matanya menyala-nyala dengan amarah.

"Akan ku buat kau menderita seumur hidupmu, gadis sialan!" teriaknya dalam hati, tak mampu menahan kemarahan yang membara.

Di pusat perbelanjaan, Gyumin dan Manda berada di sebuah toko pakaian bermerek. Gyumin menghampiri Manda yang masih sibuk melihat-lihat. "Kau sudah mendapatkannya?" tanyanya dengan antusias. Manda menggelengkan kepalanya, terlihat bingung.

"Kenapa kau harus bingung? Jika yang memakainya itu kau... apapun style baju yang akan kau gunakan itu akan membuatmu terlihat cantik," Gyumin menggoda, namun berkata dengan sungguh-sungguh, mencoba meyakinkan Manda.

Manda tanpa sengaja mengalihkan pandangannya ke arah sebuah dress cantik di belakang Gyumin. Matanya berbinar saat melihatnya.

Gyumin mengikuti arah pandangannya dan melihat dress yang sedang dilirik Manda. "Kau menyukainya? Ini sangat cantik... cobalah dress ini!" katanya, memberikan dress tersebut pada Manda dengan senyum lembut.

Manda mengangguk, lalu berjalan menuju ruang ganti. Beberapa saat kemudian, Manda keluar dari ruang ganti dengan dress tersebut.

Seketika pandangan semua orang tertuju padanya, terpana melihat kecantikannya yang memancar tanpa masker. Dress itu benar-benar terlihat sempurna di tubuhnya.

Gyumin terdiam, terpesona oleh keanggunan Manda yang luar biasa.

Manda mengibaskan tangan di depan wajah Gyumin. "Hei, kenapa melihatku seperti itu? Aku tidak nyaman dengan pandangan mereka padaku. Ayo pulang!" Manda menarik tangan Gyumin, membuat Pria itu tersentak dari lamunannya.

"Ak-aku, aku belum mendapatkan bajuku... kau juga harus mendapatkan sepatumu. Ganti bajumu, lalu membayarnya." kata Gyumin sembari melihat sekitar, merasa canggung karena semua mata tertuju pada mereka.

"Aku akan menemanimu, gunakan maskermu lagi," kata Gyumin. Manda mengangguk, dan beberapa saat kemudian, mereka melanjutkan pencarian.

Manda berkomentar. "Apa yang kau lakukan sedari tadi? Kenapa belum juga mendapatkan bajumu?" Ocehnya sembari berjalan, diikuti oleh Gyumin.

Tiba-tiba, seorang wanita menghampiri mereka. "Permisi, perkenalkan... Saya adalah CEO dari sebuah butik yang merancang dress yang Anda pilih. Apakah saya bisa bicara dengan Anda?" Tanya Hwang Ryu Na dengan senyum ramah.

"Ya, te-tentu saja. Apa ada masalah?" jawab Manda gugup, merasa mungkin dia telah melakukan kesalahan.

"Dress yang Anda pilih kini telah terjual habis. Bahkan, kami kehabisan stok. Terima kasih untuk itu," kata wanita itu dengan ramah.

"Tapi saya tidak melakukan apa pun, saya hanya ingin membeli dress ini," balas Manda, bingung.

"Oleh karena itu, saya ingin Anda melakukan kerja sama dengan butik kami. Apakah Anda bersedia?" tanya Hwang Ryu Na.

Manda melihat ke arah Gyumin dengan tatapan bingung.

"Maaf, tapi kami sedang tidak punya waktu untuk hal seperti itu. Jadi biarkan kami pergi," ucap Gyumin lalu melangkah pergi membawa Manda.

Wanita itu mencegat mereka. "Saya tidak akan memaksa Anda untuk memberi keputusan sekarang. Kami akan menunggu keputusan Anda untuk menerima kontrak dari butik kami," ujar Ryu Na dengan nada memelas.

"Aku akan memikirkannya terlebih dahulu, terima kasih," sahut Manda.

Wanita itu memberikan sebuah kartu nama. "Ini adalah kartu nama saya. Saya harap Anda menghubungi kami segera. Saya akan sangat senang sekali jika Anda menyetujui kontrak ini," ucapnya dengan sungguh-sungguh.

Aku pun menerima kartu nama tersebut. "Baiklah,"

Ryu-na tersenyum, lalu meninggalkan Gyumin dan Manda. Kepergiannya disertai dengan aroma parfum yang lembut menguar di udara, menambah kesan misterius pada sosoknya.

"Wah, luar biasa sekali," kata Gyumin spontan, matanya berbinar.

Manda menghela napas, berbalik dan mulai berjalan meninggalkan Gyumin. "Terlalu berlebihan," gumam Manda, suaranya terdengar lelah.

Gyumin segera menghampiri Manda, langkahnya terburu-buru.

"Hei, tunggu aku!" panggilnya dari belakang.

Beberapa saat kemudian, di Café Mall, suasana riuh dengan suara orang-orang yang bercakap-cakap.

"Kau sudah mendapatkan semua yang kau perlukan?" tanya Gyumin sembari menikmati makanannya, mengunyah dengan santai.

Manda mengangguk lalu menatap Gyumin dengan tajam. "Mengapa kau membayarkan semua belanjaanku? Aku juga punya uang untuk membayarnya," tukasnya, suaranya sedikit keras.

Gyumin tersenyum kecil. "Simpan saja uangmu, kau harus berhemat!" ucapnya, nada suaranya lembut namun tegas.

Manda menggelengkan kepala, menyandarkan tubuhnya pada kursi.

"Lalu mengapa kau tidak berhemat? Itu hanya alasanmu," tukasnya, sembari meraih gelas dan meminum jus dingin yang tersaji.

"Aku yakin, setelan pilihanku akan membuat Ji-young semakin jatuh hati padamu," tambahnya dengan nada menggoda.

Gyumin pun menggenggam tangan Manda, membuatnya terkejut dan melihat sekeliling dengan cemas. "Ada apa?" tanyanya bingung.

"Apa kau tidak menyadarinya?" tanya Gyumin sembari tersenyum, matanya menatap dalam-dalam ke arah Manda.

"Apa? Aku tidak merasakan hal apapun," jawab Manda polos, kebingungan.

Gyumin pun melepaskan genggamannya sembari menghela napas panjang. "Kau benar-benar tidak peka," ucapnya pelan.

Manda melihat ke arah jam di tangannya. "Ayo, kembali!" serunya, mencoba mengalihkan suasana.

Gyumin mengangguk lalu membawa semua belanjaan tersebut. "Baiklah, ayo pergi."

Di Apartemen Manda, Gyumin berdiri di depan pintu. "Aku akan menjemputmu malam ini," ujarnya dengan senyum hangat.

Manda hanya mengangguk, "Sampai jumpa," pamitnya lalu melangkahkan kaki ke dalam Apartemen sembari melambaikan tangan.

...***...

Malam pun tiba, pukul 21.00 waktu Korea Selatan. Manda berdiri di depan sebuah cermin kamarnya, merasa sedikit tak nyaman.

"Aku sangat gugup. Ini akan menjadi kali pertama aku bertemu dengan keluarga Gyumin, bertemu langsung dengan Ji-young, dan Adik dari Gyumin," kata Manda pada dirinya sendiri, menghapus lipstik dengan tissue basah.

"Tidak! Aku harus membatalkannya, perasaanku sedikit tidak nyaman," Dia menghela napas panjang.

"Tapi, jika aku membatalkannya, Gyumin tidak akan menghadiri acara tersebut, dan Ji-young akan semakin nekat menggangguku," pikirnya sejenak.

"Oke, aku akan pergi, lalu berbicara baik-baik dengan Ji-young. Aku akan meluruskan kesalahpahamannya... yah, Mandalika, kau pasti bisa!" katanya dengan suara tegas, mencoba menyemangati dirinya sendiri.

Suara ponsel berdering. Panggilan masuk dari Gyumin.

"Sudah siap? Aku menunggumu di depan Apartemen," suara Gyumin terdengar tenang.

"Aku akan turun sekarang," jawab Manda dengan gugup.

Saat Manda berjalan menuju ke luar Apartemen, pandangan orang-orang langsung tertuju padanya, memuji kecantikannya. Ia merasa sangat malu, ingin berlari kembali ke dalam, namun menahan diri dan terus melangkahkan kakinya.

Setibanya di luar Apartemen, Gyumin yang tengah menunggu dengan bersandar di pintu mobilnya pun terpaku melihat Manda yang begitu cantik. Meski melihatnya dari kejauhan, Ia tampak bersinar di antara orang-orang sekelilingnya.

Manda menepuk pundak Gyumin. "Kau pun sama seperti mereka. Ayo, cepat pergi!" ajaknya.

Gyumin tersadar lalu membukakan pintu mobil untuk Manda. "Kau wanita yang aneh," celetuk Gyumin tanpa bisa mengalihkan pandangannya.

"Berhenti melihatku seperti itu!" ancam Manda.

Di dalam perjalanan, Gyumin mencoba mencairkan suasana. "Kenapa kau dandan dengan sangat cantik? Ini hanyalah pertemuan keluarga," ucapnya dengan nada bercanda.

Manda menggelengkan kepala, kebingungan. "Aku hanya menggunakan sedikit riasan, dan aku memakai riasan untuk menghargai acara keluargamu. Tolong jangan berlebihan!" jawabnya tegas.

Gyumin tersenyum, memandang lurus ke arah jalanan aspal, di malam yang sunyi dengan bintang-bintang yang bersinar terang, menghiasi langit.

"Tapi aku benar-benar tidak menyangka bahwa aku akan menghadiri acara tersebut bersama denganmu. Terima kasih," ucap Gyumin, senyumnya tulus.

"Ini bukan karena permintaan darimu, aku hanya ingin Ji-young berhenti menggangguku," tukas Manda.

Sementara itu, di perjalanan keluarga Park, Ji-young melihat foto Gyumin di ponselnya.

"Kali ini, aku harus mendapatkanmu, Gyumin," gumamnya.

"Ji-young, bagaimana kabar Gyumin? Bukankah hubungan kalian dekat pada saat terakhir kali di acara pertemuan keluarga?" tanya Ayahnya sembari mengemudikan kendaraan.

"Tentu saja, kami berdua sangat dekat. Ji-young ingin mempercepat pernikahan kami," jawab Ji-young, suaranya terdengar mantap.

"Bagaimana jika membahas pernikahan kalian berdua nanti? Mama juga sudah tidak sabar menimang cucu," sambung Ibunya sembari tertawa.

"Papa juga sudah tidak sabar menantikannya. Kau dan Gyumin sangat serasi, Papa sangat mendukung hubungan kalian berdua. Setelah kau menikahinya, kau akan menjadi menantu dari Putra tunggal Tuan Kim, dengan kekayaannya yang melimpah," tambah Ayahnya.

"Ibu dari Gyumin akan sangat memperhatikanmu dan mewujudkan semua yang kau inginkan. Mama sungguh sangat menantikan pernikahanmu dengannya," kata Ibunya lagi.

"Bukan hanya Papa dan Mama yang menantikan pernikahan itu. aku juga sangat ingin secepatnya menikahi Gyumin!" jawab Ji-young penuh semangat.

Sesampainya di restoran bintang lima, ruang pertemuan VVIP, keluarga dari Gyumin pun menyambut kedatangan keluarga Park.

"Park Ji-young, kau cantik sekali malam ini. Bagaimana kabar kedekatanmu dengan Gyumin?" tanya ibu dari Gyumin kepada Ji-young.

"Dia sudah menantikan pertemuan ini sejak seminggu yang lalu," sambung ibu dari Ji-young.

"Hubungan kami sangat baik, Tante," jawab Ji-young sembari celingak-celinguk, seakan mencari keberadaan Gyumin.

"Em, aku tidak melihatnya, di mana Gyumin?" tanyanya.

"Ayah sudah menghubunginya sejak tadi, tapi tidak mendapatkan jawaban darinya," jawab Ayah dari Gyumin.

"Jangan mengkhawatirkannya, Gyumin menghubungiku beberapa saat yang lalu. Dia akan datang terlambat. Mari, silakan duduk dan menikmati hidangannya. Menu kali ini dimasak langsung oleh chef terkenal dari Eropa, terlihat sangat lezat, bukan?" ujar Ibu Gyumin.

Beberapa saat kemudian, di tengah perbincangan keluarga tersebut, nyonya Kim berkata. "Saya berniat untuk mempererat hubungan keluarga kita. Dengan cara menyegerakan pernikahan Putri tunggal kami dengan Putra tunggal dari Kimjae Group, Gyumin."

"Nyonya Park, itu ide yang sangat bagus. Bagaimana denganmu Ji-young?" tanya ibu Gyumin.

"Ji-young menantikan pernikahan ini. Kami akan sangat bahagia jika bersama," jawab Ji-young dengan senyum manis.

"Ayah juga setuju, mari kita urus pernikahan ini secepatnya. Bagaimana tuan Park?" sambung Ayah Gyumin dengan tersenyum.

"Ini adalah rencana yang sangat bagus," jawab Ayah Ji-young.

"Mari menunggu Gyumin, dan merencanakan pernikahan ini bersama-sama," saran ibu Gyumin sembari tersenyum kepada keluarga Park Ji-young.

Tepat pada saat itu, Gyumin pun memasuki ruangan tersebut bersama dengan Manda. Melihat kedatangan Gyumin dengan wanita lain, seketika mereka pun terkejut sekaligus terpesona dengan kecantikan Manda, kecuali Park Ji-young yang tampak sangat terkejut dan marah.

...To be continued....

Episodes
1 PROLOG
2 BAB 1: Awal.
3 BAB 2: Pandangan pertama.
4 BAB 3: Para pria aneh.
5 BAB 4: Bersamamu.
6 BAB 5: Perundung kejam.
7 BAB 6: Rumor.
8 BAB 7: Crazy girl.
9 BAB 8: Kau dan aku.
10 BAB 9: Kenangan manis.
11 BAB 10: Ciuman pertama.
12 BAB 11: Cemburu.
13 BAB 12: Sebaiknya jangan.
14 BAB 13: Kejam.
15 BAB 14: Sinaran bintang
16 BAB 15: Perpisahan.
17 BAB 16: Takdir Tuhan.
18 BAB 17: Aku kembali.
19 BAB 18: Kesetiaan.
20 BAB 19: Perkelahian.
21 BAB 20: Dia milikku!
22 BAB 21: Melangkah maju.
23 BAB 22: Populer.
24 BAB 23: Kekhawatiran.
25 BAB 24: Penyesalan.
26 BAB 25: Mereka memburuku.
27 BAB 26: Ego.
28 BAB 27: Diantara kita.
29 BAB 28: Cinta segi empat.
30 BAB 29: Karma.
31 BAB 30: Kacau.
32 BAB 31: Rumit.
33 BAB 32: Duka.
34 BAB 33: Beban.
35 BAB 34: Rencana awal.
36 BAB 35: Firasat
37 BAB 36: Mengapa?
38 BAB 37: Tutur.
39 BAB 38: Perubahan.
40 BAB 39: Apa yang terjadi?
41 BAB 40: Iba.
42 BAB 41: Ujian cinta.
43 BAB 42: Aku menyayangimu.
44 BAB 43: Sahabat.
45 BAB 44: Kerinduan.
46 BAB 45: Hari menyebalkan.
47 BAB 46: Lamaran konyol.
48 BAB 47: Topeng.
49 BAB 48: KFC.
50 BAB 49: Speechless.
51 BAB 50: Triliunan bintang.
52 BAB 51: Situasi.
53 BAB 52: Gaun berdarah.
54 BAB 53: Pertikaian.
55 BAB 54: Oversize.
56 BAB 55: Melenceng.
57 BAB 56: Gaje.
58 BAB 57: Wedding advertisement.
59 BAB 58: Dangerous.
60 BAB 59: Secret.
61 BAB 60: Keluarga bedebah.
62 BAB 61: Mimpi buruk.
63 BAB 62: Fatal.
64 BAB 63: Histeris.
65 BAB 64: Lampiasan amarah.
66 BAB 65: Tindakan.
67 BAB 66: Tiga pria itu.
68 BAB 67: Angkuh.
69 BAB 68: Parasit.
70 BAB 69: Dramatis.
71 BAB 70: Lancang.
72 BAB 71: Kemenangan.
73 BAB 72: New life.
74 BAB 73: Pedih.
75 BAB 74: Meisferaya flower.
76 BAB 75: Rahasia mereka.
77 BAB 76: Ketiga kalinya.
78 BAB 77: Pasangan.
79 BAB 78: The first night.
80 BAB 79: Diantara cinta.
81 BAB 80: Violin.
82 BAB 81: Alunan pertemuan.
83 BAB 82: Kau kembali.
84 BAB 83: Rahasia terpendam.
85 BAB 84: Flashback.
86 BAB 85: Titik terang.
87 BAB 86: Teman dekat.
88 BAB 87: Hasrat.
89 BAB 88: Debaran jantung.
90 BAB 89: Bersyarat.
91 BAB 90: Sang Idola.
92 BAB 91: Perubahan awal.
93 BAB 92: Sentuhan mata.
94 BAB 93: Teman yang dirindukan.
95 BAB 94: Godaan.
96 BAB 95: Mereka.
97 BAB 96: Queen of the models.
98 BAB 97: Comeback.
99 BAB 98: Niat.
100 BAB 99: Terperangkap.
101 BAB 100: Undangan.
102 BAB 101: Keputusannya.
103 BAB 102: Aku menemukanmu.
104 BAB 103: Kau milikku.
105 BAB 104: Dalam kebencian.
106 BAB 105: Rencana di malam mencekam.
107 BAB 106: Sekilas bayang.
108 BAB 107: Violinis bertopeng.
109 BAB 108: Malam panjang.
110 BAB 109: Pribadi ganda.
111 BAB 110: Alunan cinta
112 BAB 111: Kebisuan malam.
Episodes

Updated 112 Episodes

1
PROLOG
2
BAB 1: Awal.
3
BAB 2: Pandangan pertama.
4
BAB 3: Para pria aneh.
5
BAB 4: Bersamamu.
6
BAB 5: Perundung kejam.
7
BAB 6: Rumor.
8
BAB 7: Crazy girl.
9
BAB 8: Kau dan aku.
10
BAB 9: Kenangan manis.
11
BAB 10: Ciuman pertama.
12
BAB 11: Cemburu.
13
BAB 12: Sebaiknya jangan.
14
BAB 13: Kejam.
15
BAB 14: Sinaran bintang
16
BAB 15: Perpisahan.
17
BAB 16: Takdir Tuhan.
18
BAB 17: Aku kembali.
19
BAB 18: Kesetiaan.
20
BAB 19: Perkelahian.
21
BAB 20: Dia milikku!
22
BAB 21: Melangkah maju.
23
BAB 22: Populer.
24
BAB 23: Kekhawatiran.
25
BAB 24: Penyesalan.
26
BAB 25: Mereka memburuku.
27
BAB 26: Ego.
28
BAB 27: Diantara kita.
29
BAB 28: Cinta segi empat.
30
BAB 29: Karma.
31
BAB 30: Kacau.
32
BAB 31: Rumit.
33
BAB 32: Duka.
34
BAB 33: Beban.
35
BAB 34: Rencana awal.
36
BAB 35: Firasat
37
BAB 36: Mengapa?
38
BAB 37: Tutur.
39
BAB 38: Perubahan.
40
BAB 39: Apa yang terjadi?
41
BAB 40: Iba.
42
BAB 41: Ujian cinta.
43
BAB 42: Aku menyayangimu.
44
BAB 43: Sahabat.
45
BAB 44: Kerinduan.
46
BAB 45: Hari menyebalkan.
47
BAB 46: Lamaran konyol.
48
BAB 47: Topeng.
49
BAB 48: KFC.
50
BAB 49: Speechless.
51
BAB 50: Triliunan bintang.
52
BAB 51: Situasi.
53
BAB 52: Gaun berdarah.
54
BAB 53: Pertikaian.
55
BAB 54: Oversize.
56
BAB 55: Melenceng.
57
BAB 56: Gaje.
58
BAB 57: Wedding advertisement.
59
BAB 58: Dangerous.
60
BAB 59: Secret.
61
BAB 60: Keluarga bedebah.
62
BAB 61: Mimpi buruk.
63
BAB 62: Fatal.
64
BAB 63: Histeris.
65
BAB 64: Lampiasan amarah.
66
BAB 65: Tindakan.
67
BAB 66: Tiga pria itu.
68
BAB 67: Angkuh.
69
BAB 68: Parasit.
70
BAB 69: Dramatis.
71
BAB 70: Lancang.
72
BAB 71: Kemenangan.
73
BAB 72: New life.
74
BAB 73: Pedih.
75
BAB 74: Meisferaya flower.
76
BAB 75: Rahasia mereka.
77
BAB 76: Ketiga kalinya.
78
BAB 77: Pasangan.
79
BAB 78: The first night.
80
BAB 79: Diantara cinta.
81
BAB 80: Violin.
82
BAB 81: Alunan pertemuan.
83
BAB 82: Kau kembali.
84
BAB 83: Rahasia terpendam.
85
BAB 84: Flashback.
86
BAB 85: Titik terang.
87
BAB 86: Teman dekat.
88
BAB 87: Hasrat.
89
BAB 88: Debaran jantung.
90
BAB 89: Bersyarat.
91
BAB 90: Sang Idola.
92
BAB 91: Perubahan awal.
93
BAB 92: Sentuhan mata.
94
BAB 93: Teman yang dirindukan.
95
BAB 94: Godaan.
96
BAB 95: Mereka.
97
BAB 96: Queen of the models.
98
BAB 97: Comeback.
99
BAB 98: Niat.
100
BAB 99: Terperangkap.
101
BAB 100: Undangan.
102
BAB 101: Keputusannya.
103
BAB 102: Aku menemukanmu.
104
BAB 103: Kau milikku.
105
BAB 104: Dalam kebencian.
106
BAB 105: Rencana di malam mencekam.
107
BAB 106: Sekilas bayang.
108
BAB 107: Violinis bertopeng.
109
BAB 108: Malam panjang.
110
BAB 109: Pribadi ganda.
111
BAB 110: Alunan cinta
112
BAB 111: Kebisuan malam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!