BAB 6: Rumor.

Aku menatap tajam ke arah sekelompok siswi yang tengah mengerubungi seorang gadis yang meringkuk. Wajah mereka dipenuhi tawa sinis.

"Aku akan melaporkan kalian semua kepada pihak yang berwajib!" ancamku dengan suara tegas, membuat mereka berhenti sejenak.

Yoo Jin, pemimpin kelompok itu, menoleh dan tertawa keras. "Apa yang kulakukan?" tanyanya, diikuti tawa teman-temannya yang lain.

Aku menggigit bibir, menahan amarah, dan mendekati gadis yang tergeletak di trotoar jalanan. "Anak ini kurang ajar banget sih," gumamku dalam Bahasa Indonesia. Dengan hati-hati, aku memapah gadis itu berdiri dan membawanya pergi dari tempat itu.

"Hey, berhenti! Hye Min!" teriak Yoo Jin, kesal, tapi aku terus berjalan tanpa memedulikan panggilannya.

Di halte bus, suasana sunyi menyelimuti kami. Aku melirik ke arah gadis yang duduk di sampingku, matanya menatap kosong ke arah trotoar. "Kenapa kau diam saat diperlakukan seperti itu?" tanyaku, mencoba memecah keheningan.

Dia tidak menjawab, hanya menunduk. Udara sore yang dingin membuat suasana semakin hening. Aku menghela napas dan mencoba memperkenalkan diri. "Hai, aku Manda. Kau?"

Setelah beberapa detik, Ia pun akhirnya menoleh ke arahku. Matanya lebam dan ada luka memar di sudut bibirnya. "Kenapa kakak membantuku?" tanyanya dengan suara lirih.

Aku terkejut melihat kondisinya yang lebih parah dari yang kuduga. "Kau harus segera mengobati lukamu. Bukankah itu sakit?" tanyaku, refleks menyentuh luka di jarinya. Hye Min menarik tangannya dengan cepat.

"Kakak terlihat asing. Kakak berasal dari mana?" tanyanya, berusaha menghindari pertanyaan dariku.

"Aku berasal dari Indonesia. Siapa namamu?"

"Hye Min." Suaranya lemah, menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

"Ini pasti sangat menyakitkan," kataku sembari mengerutkan kening. Hye Min mengangguk pelan dan menatap tanah.

"Di mana teman-temanmu? Kenapa menghadapi perundung itu sendiri?" tanyaku kemudian.

Hye Min membalas pertanyaanku dengan senyuman tulus, dan kembali menunduk. "Kakak sangat cantik sekali. Aku belum pernah bicara dengan orang secantik kakak," pujinya, membuatku tersenyum tipis.

"Ee, sekarang kau mau ke mana?" tanyaku, mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Pulang," jawab Hye Min dengan suara rendah.

"Hye Min, kamu harus lebih berhati-hati lagi dan jangan membiarkan mereka merundungmu. Kamu harus ingat apa yang kukatakan hari ini!" tegasku, menatapnya serius.

"Kakak juga harus hati-hati." ujarnya. Aku mengangguk dan tersenyum tipis.

Beberapa menit kemudian, bus tiba. Kami menaikinya dan duduk berdampingan. Saat bus berhenti di halte dekat tempat tinggalku, aku turun dan melambaikan tangan kepada Hye Min.

Saat aku berjalan menuju apartemen, aku melihat Gyumin berdiri di depan gedung. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanyaku sembari berjalan mendekatinya.

Gyumin terkejut dan menoleh ke arah sapaannya. "Aku baru saja melewatinya dan...," ucapannya terhenti saat aku berdiri di hadapannya.

"Aku tadi sempat singgah di panti." Lanjutnya.

Flashback.

Gyumin melangkah tanpa tujuan pasti, pikirannya melayang. "Bagaimana dia hari ini?" gumamnya, tanpa sadar mengarahkan langkahnya ke Apartemen Manda. Sesampainya di sana, dia berdiri menatap pintu Apartemen.

"Apa yang kulakukan di sini?" gumamnya, tapi tidak bergerak untuk pergi. Dia menunggu di depan pintu, berharap bisa bertemu dengan Manda.

Beberapa menit kemudian, Manda kembali dari luar. "Aku makan di luar, kau dari mana?" tanyaku.

"Aku dari menjenguk Nenek. Kau pergi dengan siapa?" tanyanya sambil melihat sekelilingku.

"Aku tidak punya teman selain kamu," jawabku.

"Kenapa tidak menghubungiku? Aku akan menemanimu. Jika pergi sendiri seperti ini, itu akan membahayakanmu!" ujarnya dengan nada khawatir.

"Aku tidak bisa terus-terusan mengganggumu. Pacarmu mungkin akan cemburu... mungkin dia akan salah paham dengan kedekatan kita," ujarku.

Gyumin menertawakannya. "Aku bahkan tidak pernah berpacaran... apa kau percaya?"

Aku melempar senyuman tipis. "Apakah aku terlihat percaya? Sudahlah... kau harus pulang! Aku mau istirahat," kataku hendak pergi.

"Baik, istirahatlah!" ujar Gyumin tanpa melepaskan pandangannya.

Aku melambaikan tangan, tersenyum dan melihatnya tersenyum balik.

...Rumah Musik....

Jun Ki menatap Doohyun yang sedang memainkan gitar. "Kau menghubungi Gyumin?" tanyanya.

Doohyun mengangguk. "Apa kau merasakan perubahan dari Gyumin?" tanya Jun Ki mendekat.

Doohyun menghentikan petikan gitarnya. "Apa?"

"Akhir-akhir ini, Gyumin sangat dekat dengan mahasiswi baru itu. Aku tidak pernah melihatnya bersama dengan wanita manapun," Jun Ki berbisik.

In Woo yang mendengar, dan mendekat. "Aku mendapat rumor... baru-baru ini, Gyumin menolak Ji Young yang menyatakan perasaannya langsung," katanya.

"Apakah itu alasan Ji Young mengganggunya?" sambung In Woo.

Jun Ki menatap In Woo. "Hey, kau mendengar bisikanku?!"

In Woo menggeplak pundak Jun Ki. "Semut yang kecil pun bisa mendengarnya jika bisikanmu seperti itu!"

"Ada apa dengan bisikanku?"

"Kau yakin dengan rumor itu?" tanya Doohyun kemudian.

"Kau meragukannya? Apa kau benar-benar tidak mengetahui apa yang terjadi selama ini?" tanya Jun ki, bingung.

"Ji Young selalu menunjukkan rasa sukanya pada Gyumin... tapi, seperti yang kita ketahui... Gyumin tidak pernah menunjukkan rasa cintanya pada siapapun. Apalagi Ji Young. Apa Gyumin menyukai mahasiswi baru itu?"

In Woo kembali menggeplak kepala Jun Ki. "Apa yang kau katakan?! Dasar tidak jelas! Omong kosong!"

"Aku berkata apa adanya! Kenapa malah memukulku?!" Dalih Jun Ki.

Mereka pun menjauh dari Jun Ki. "Jika itu benar...," gumam Doohyun.

"Ini bahaya!" sambung Jun Ki dengan nada tegang.

"Kau mengejutkanku!" Doohyun spontan.

Gyumin tiba di tengah suasana tegang. "Sedang apa? Kenapa tidak memulainya?" tanyanya, sembari melangkah menghampiri mereka.

Jun Ki menghampirinya dan menepuk pundak Gyumin. "Hey, mustahil jika kami melakukannya tanpamu. Kau dari mana? Tidak biasanya kau datang terlambat?"

"Aku pergi menjenguk Nenek. Park Sehoon tidak datang?"

"Dia menghubungiku. Hari ini, tidak bisa datang," jawab In Woo.

"Tunggu apa lagi? Ayo mulai!" sela Jun Ki, berlari ke arah piano.

Mereka pun bermain musik hingga beberapa saat kemudian.

"Aku pergi!" pamit Gyumin.

"Aku juga!" sambut Jun Ki.

Di dalam Bus. Doohyun mendekati Gyumin setelah memasukinya. "Mau bicara?"

"Apa?" jawab Gyumin.

"Rumor itu benar?" tanya Doohyun.

"Apa maksudmu?"

"Kau berkencan dengan Ji Young?"

Gyumin mengalihkan pandangannya ke luar jendela. "Sejauh mana rumor itu menyebar?"

"Kau tidak ingin tahu alasan Ji Young mengganggu mahasiswi itu?"

Gyumin menoleh ke arah Doohyun, kekhawatiran terlihat jelas dari matanya. "Kau benar!"

"Apa mungkin Ji Young mengetahui hubunganmu dengannya?"

"Aku tidak akan membiarkannya menyakiti Manda," ujar Gyumin, menghela napas, kembali mengarahkan pandangannya ke luar jendela bus.

Tanpa mereka sadari, seseorang di belakang mereka mendengarkan percakapan itu dengan setelan topi dan hoodie, menyembunyikan identitasnya.

...To be continued....

Episodes
1 PROLOG
2 BAB 1: Awal.
3 BAB 2: Pandangan pertama.
4 BAB 3: Para pria aneh.
5 BAB 4: Bersamamu.
6 BAB 5: Perundung kejam.
7 BAB 6: Rumor.
8 BAB 7: Crazy girl.
9 BAB 8: Kau dan aku.
10 BAB 9: Kenangan manis.
11 BAB 10: Ciuman pertama.
12 BAB 11: Cemburu.
13 BAB 12: Sebaiknya jangan.
14 BAB 13: Kejam.
15 BAB 14: Sinaran bintang
16 BAB 15: Perpisahan.
17 BAB 16: Takdir Tuhan.
18 BAB 17: Aku kembali.
19 BAB 18: Kesetiaan.
20 BAB 19: Perkelahian.
21 BAB 20: Dia milikku!
22 BAB 21: Melangkah maju.
23 BAB 22: Populer.
24 BAB 23: Kekhawatiran.
25 BAB 24: Penyesalan.
26 BAB 25: Mereka memburuku.
27 BAB 26: Ego.
28 BAB 27: Diantara kita.
29 BAB 28: Cinta segi empat.
30 BAB 29: Karma.
31 BAB 30: Kacau.
32 BAB 31: Rumit.
33 BAB 32: Duka.
34 BAB 33: Beban.
35 BAB 34: Rencana awal.
36 BAB 35: Firasat
37 BAB 36: Mengapa?
38 BAB 37: Tutur.
39 BAB 38: Perubahan.
40 BAB 39: Apa yang terjadi?
41 BAB 40: Iba.
42 BAB 41: Ujian cinta.
43 BAB 42: Aku menyayangimu.
44 BAB 43: Sahabat.
45 BAB 44: Kerinduan.
46 BAB 45: Hari menyebalkan.
47 BAB 46: Lamaran konyol.
48 BAB 47: Topeng.
49 BAB 48: KFC.
50 BAB 49: Speechless.
51 BAB 50: Triliunan bintang.
52 BAB 51: Situasi.
53 BAB 52: Gaun berdarah.
54 BAB 53: Pertikaian.
55 BAB 54: Oversize.
56 BAB 55: Melenceng.
57 BAB 56: Gaje.
58 BAB 57: Wedding advertisement.
59 BAB 58: Dangerous.
60 BAB 59: Secret.
61 BAB 60: Keluarga bedebah.
62 BAB 61: Mimpi buruk.
63 BAB 62: Fatal.
64 BAB 63: Histeris.
65 BAB 64: Lampiasan amarah.
66 BAB 65: Tindakan.
67 BAB 66: Tiga pria itu.
68 BAB 67: Angkuh.
69 BAB 68: Parasit.
70 BAB 69: Dramatis.
71 BAB 70: Lancang.
72 BAB 71: Kemenangan.
73 BAB 72: New life.
74 BAB 73: Pedih.
75 BAB 74: Meisferaya flower.
76 BAB 75: Rahasia mereka.
77 BAB 76: Ketiga kalinya.
78 BAB 77: Pasangan.
79 BAB 78: The first night.
80 BAB 79: Diantara cinta.
81 BAB 80: Violin.
82 BAB 81: Alunan pertemuan.
83 BAB 82: Kau kembali.
84 BAB 83: Rahasia terpendam.
85 BAB 84: Flashback.
86 BAB 85: Titik terang.
87 BAB 86: Teman dekat.
88 BAB 87: Hasrat.
89 BAB 88: Debaran jantung.
90 BAB 89: Bersyarat.
91 BAB 90: Sang Idola.
92 BAB 91: Perubahan awal.
93 BAB 92: Sentuhan mata.
94 BAB 93: Teman yang dirindukan.
95 BAB 94: Godaan.
96 BAB 95: Mereka.
97 BAB 96: Queen of the models.
98 BAB 97: Comeback.
99 BAB 98: Niat.
100 BAB 99: Terperangkap.
101 BAB 100: Undangan.
102 BAB 101: Keputusannya.
103 BAB 102: Aku menemukanmu.
104 BAB 103: Kau milikku.
105 BAB 104: Dalam kebencian.
106 BAB 105: Rencana di malam mencekam.
107 BAB 106: Sekilas bayang.
108 BAB 107: Violinis bertopeng.
109 BAB 108: Malam panjang.
110 BAB 109: Pribadi ganda.
111 BAB 110: Alunan cinta
112 BAB 111: Kebisuan malam.
Episodes

Updated 112 Episodes

1
PROLOG
2
BAB 1: Awal.
3
BAB 2: Pandangan pertama.
4
BAB 3: Para pria aneh.
5
BAB 4: Bersamamu.
6
BAB 5: Perundung kejam.
7
BAB 6: Rumor.
8
BAB 7: Crazy girl.
9
BAB 8: Kau dan aku.
10
BAB 9: Kenangan manis.
11
BAB 10: Ciuman pertama.
12
BAB 11: Cemburu.
13
BAB 12: Sebaiknya jangan.
14
BAB 13: Kejam.
15
BAB 14: Sinaran bintang
16
BAB 15: Perpisahan.
17
BAB 16: Takdir Tuhan.
18
BAB 17: Aku kembali.
19
BAB 18: Kesetiaan.
20
BAB 19: Perkelahian.
21
BAB 20: Dia milikku!
22
BAB 21: Melangkah maju.
23
BAB 22: Populer.
24
BAB 23: Kekhawatiran.
25
BAB 24: Penyesalan.
26
BAB 25: Mereka memburuku.
27
BAB 26: Ego.
28
BAB 27: Diantara kita.
29
BAB 28: Cinta segi empat.
30
BAB 29: Karma.
31
BAB 30: Kacau.
32
BAB 31: Rumit.
33
BAB 32: Duka.
34
BAB 33: Beban.
35
BAB 34: Rencana awal.
36
BAB 35: Firasat
37
BAB 36: Mengapa?
38
BAB 37: Tutur.
39
BAB 38: Perubahan.
40
BAB 39: Apa yang terjadi?
41
BAB 40: Iba.
42
BAB 41: Ujian cinta.
43
BAB 42: Aku menyayangimu.
44
BAB 43: Sahabat.
45
BAB 44: Kerinduan.
46
BAB 45: Hari menyebalkan.
47
BAB 46: Lamaran konyol.
48
BAB 47: Topeng.
49
BAB 48: KFC.
50
BAB 49: Speechless.
51
BAB 50: Triliunan bintang.
52
BAB 51: Situasi.
53
BAB 52: Gaun berdarah.
54
BAB 53: Pertikaian.
55
BAB 54: Oversize.
56
BAB 55: Melenceng.
57
BAB 56: Gaje.
58
BAB 57: Wedding advertisement.
59
BAB 58: Dangerous.
60
BAB 59: Secret.
61
BAB 60: Keluarga bedebah.
62
BAB 61: Mimpi buruk.
63
BAB 62: Fatal.
64
BAB 63: Histeris.
65
BAB 64: Lampiasan amarah.
66
BAB 65: Tindakan.
67
BAB 66: Tiga pria itu.
68
BAB 67: Angkuh.
69
BAB 68: Parasit.
70
BAB 69: Dramatis.
71
BAB 70: Lancang.
72
BAB 71: Kemenangan.
73
BAB 72: New life.
74
BAB 73: Pedih.
75
BAB 74: Meisferaya flower.
76
BAB 75: Rahasia mereka.
77
BAB 76: Ketiga kalinya.
78
BAB 77: Pasangan.
79
BAB 78: The first night.
80
BAB 79: Diantara cinta.
81
BAB 80: Violin.
82
BAB 81: Alunan pertemuan.
83
BAB 82: Kau kembali.
84
BAB 83: Rahasia terpendam.
85
BAB 84: Flashback.
86
BAB 85: Titik terang.
87
BAB 86: Teman dekat.
88
BAB 87: Hasrat.
89
BAB 88: Debaran jantung.
90
BAB 89: Bersyarat.
91
BAB 90: Sang Idola.
92
BAB 91: Perubahan awal.
93
BAB 92: Sentuhan mata.
94
BAB 93: Teman yang dirindukan.
95
BAB 94: Godaan.
96
BAB 95: Mereka.
97
BAB 96: Queen of the models.
98
BAB 97: Comeback.
99
BAB 98: Niat.
100
BAB 99: Terperangkap.
101
BAB 100: Undangan.
102
BAB 101: Keputusannya.
103
BAB 102: Aku menemukanmu.
104
BAB 103: Kau milikku.
105
BAB 104: Dalam kebencian.
106
BAB 105: Rencana di malam mencekam.
107
BAB 106: Sekilas bayang.
108
BAB 107: Violinis bertopeng.
109
BAB 108: Malam panjang.
110
BAB 109: Pribadi ganda.
111
BAB 110: Alunan cinta
112
BAB 111: Kebisuan malam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!