Chapter 3: Luka di Antara Dua Tangan

Dengan enggan, aku mengikuti pria ini—masih belum yakin dengan niat baiknya. Kaki melangkah ragu, tapi naluri menolak kembali ke ruangan penuh racun tadi.

Restoran kampus ramai dengan tawa dan obrolan mahasiswa. Namun, saat aku duduk berhadapan dengannya, suasana riuh itu serasa menjauh. Hanya ada kami berdua—dan pertanyaan-pertanyaan yang menggantung di udara.

"Pak Kim ingin bicara. Kenapa membawaku ke sini?" tanyaku, tajam.

Pria itu, Gyumin, menatapku serius. Tatapan yang berbeda dari sebelumnya.

"Jangan dekati orang itu lagi kalau kau masih ingin merasa aman di negeri ini," ucapnya, suaranya lebih rendah, lebih mengancam.

Aku terdiam. Kalimat itu menyentakku.

"Ada apa dengan Pak Kim?" tanyaku. Curiga. Khawatir. Mungkin juga takut.

Gyumin menatap ke meja. "Dia dikenal sebagai predator. Banyak mahasiswi menjadi korban. Aku hanya ingin kau tahu, sebelum terlambat."

Sekeliling kami tetap riuh, tapi semua terasa jauh. Aku hanya mendengar detak jantungku.

"Sebaiknya kau dekat denganku. Setidaknya, aku bisa melindungimu," katanya santai, tapi matanya menyimpan sesuatu yang tak kukenal.

Aku memalingkan wajah. "Berteman dengan berandal sepertimu? Maaf, bukan seleraku."

Gyumin tertawa. "Aku bukan seperti yang kau pikir. Tapi jika kau butuh seseorang, temui aku."

Tangannya menyentuh pergelangan tanganku. Seketika kutarik.

"Lepaskan. Aku tidak perlu memberitahumu namaku lagi, kan?"

Dia mengangguk pelan. "Tapi aku akan tetap ada di sini saat kau kesulitan. Namaku Gyumin. Ingat itu."

Aku bangkit, meninggalkannya. Tapi jantungku tak tenang. Suaranya tertinggal.

---

Langit sore meredup saat aku berjalan ke swalayan. Setelah seharian dipenuhi drama, aku hanya ingin mengisi perut dan menenangkan pikiran.

Udara dingin menyambut saat pintu otomatis terbuka. Tangan ini refleks meraih troli.

"Aku butuh makanan. Banyak. Dan jauh dari tatapan-tatapan menyebalkan itu," gumamku.

Aku menyusuri lorong demi lorong. Makanan ringan. Mi instan. Sereal. Saat tanganku hampir meraih kotak favoritku, seseorang muncul di sampingku.

"Yang ini enak, ya?" suaranya tenang.

Aku mengangguk singkat. "Favoritku."

"Favoritku juga," katanya, tersenyum. Tapi aku tidak membalas. Kembali sibuk mencari susu.

Di bagian susu, seorang ibu tersenyum. "Susu coklat pilihan bagus. Anak-anak saya suka."

Aku tersenyum kembali. "Bisa menenangkan hati juga."

Kemudian, seorang gadis kecil menarik lenganku. "Tolong ambilkan roti itu. Aku tak bisa menjangkaunya."

"Tentu," jawabku lembut.

Suasana yang mulai mencair seketika hancur saat aku tiba di kasir.

Kasir itu—sikapnya aneh. Tatapannya menusuk. Senyumnya licik.

"Banyak juga belanjaannya," katanya sambil menatapku dari atas ke bawah.

Aku menunduk. "Tolong cepat. Saya terburu-buru."

Tangannya tiba-tiba menyentuh tanganku.

"Kurang ajar!" teriakku, spontan, dengan bahasa Indonesia. Refleksku langsung menarik tangan.

Seseorang tiba-tiba muncul dari belakang.

"Apa yang kau lakukan?!" bentaknya pada kasir.

"Kau siapa?! Pergi sana!" bentak kasir balik.

"Sentuh dia lagi, aku akan hubungi polisi!" ancam pria itu.

Aku tidak tahu siapa dia, tapi aku bersyukur.

Setelah barang dibayar, aku melangkah keluar—dan tiba-tiba, sebuah sepeda motor menabrakku. Aku terjatuh. Lututku terluka, darah mengalir deras.

"Akhh!" rintihku. Sakitnya luar biasa.

Pria penyelamat tadi, yang ternyata bernama In Woo, berlari menghampiriku. "Lututmu berdarah... Biar kubantu!"

Aku mencoba berdiri, tapi jatuh lagi. In Woo menangkapku, wajah kami nyaris bersentuhan.

Dari kejauhan, pria bermotor—Kim Nam Gil—mendekat. "Kenapa kau berlarian?! Itu berbahaya!"

Aku tertegun. Dua pria. Dua energi berbeda. In Woo protektif. Nam Gil keras kepala.

"Aku akan membawamu ke rumah sakit," kata Nam Gil.

"Tidak! Bawa aku ke apartemen saja!"

Nam Gil menyodorkan tangan, tapi In Woo menepis.

"Bersamaku lebih aman daripada pria kasar sepertinya," katanya.

"Dia butuh pertolongan, dan aku yang menabraknya! Aku yang akan urus dia!" Nam Gil bersikeras.

Mereka bertengkar. Suaranya meninggi. Aku muak.

"Tinggalkan aku!" bentakku.

Mereka terdiam. Nam Gil memberikan kartu namanya. "Kalau lukamu tak membaik, hubungi aku."

Aku menerimanya. Diam-diam.

---

Perjalanan ke apartemen hening. In Woo membukakan pintu mobil.

"Kau butuh bantuan?"

Aku tertatih turun. "Tidak, dan terima kasih."

"Tunggu!" panggilnya.

Aku menoleh. Wajahnya tampak khawatir.

"Namamu... boleh aku tahu?"

Aku menatapnya kosong. "Maaf. Aku tak bisa."

---

Setelah mengobati luka dan menyimpan belanjaan, aku rebah di sofa. Lelah. Penuh sesak.

"Capek banget..." gumamku.

Namun, belum sempat aku menutup mata, bel apartemen berbunyi.

Aku membuka mata. Jantungku menegang.

"Ada apa lagi, sih?!"

...To be continued....

Terpopuler

Comments

Girl lạnh lùng

Girl lạnh lùng

Wah, seru banget thor! Lanjutkan karya kreatifmu!

2024-08-21

2

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 Chapter 1: Balas Dendam yang Patah
3 Chapter 2: Pelarian ke Negeri Asing
4 Chapter 3: Luka di Antara Dua Tangan
5 Chapter 4: Bersamamu.
6 BAB 5: Perundung kejam.
7 BAB 6: Rumor.
8 BAB 7: Crazy girl.
9 BAB 8: Kau dan aku.
10 BAB 9: Kenangan manis.
11 BAB 10: Ciuman pertama.
12 BAB 11: Cemburu.
13 BAB 12: Sebaiknya jangan.
14 BAB 13: Kejam.
15 BAB 14: Sinaran bintang
16 BAB 15: Perpisahan.
17 BAB 16: Takdir Tuhan.
18 BAB 17: Aku kembali.
19 BAB 18: Kesetiaan.
20 BAB 19: Perkelahian.
21 BAB 20: Dia milikku!
22 BAB 21: Melangkah maju.
23 BAB 22: Populer.
24 BAB 23: Kekhawatiran.
25 BAB 24: Penyesalan.
26 BAB 25: Mereka memburuku.
27 BAB 26: Ego.
28 BAB 27: Diantara kita.
29 BAB 28: Cinta segi empat.
30 BAB 29: Karma.
31 BAB 30: Kacau.
32 BAB 31: Rumit.
33 BAB 32: Duka.
34 BAB 33: Beban.
35 BAB 34: Rencana awal.
36 BAB 35: Firasat
37 BAB 36: Mengapa?
38 BAB 37: Tutur.
39 BAB 38: Perubahan.
40 BAB 39: Apa yang terjadi?
41 BAB 40: Iba.
42 BAB 41: Ujian cinta.
43 BAB 42: Aku menyayangimu.
44 BAB 43: Sahabat.
45 BAB 44: Kerinduan.
46 BAB 45: Hari menyebalkan.
47 BAB 46: Lamaran konyol.
48 BAB 47: Topeng.
49 BAB 48: KFC.
50 BAB 49: Speechless.
51 BAB 50: Triliunan bintang.
52 BAB 51: Situasi.
53 BAB 52: Gaun berdarah.
54 BAB 53: Pertikaian.
55 BAB 54: Oversize.
56 BAB 55: Melenceng.
57 BAB 56: Gaje.
58 BAB 57: Wedding advertisement.
59 BAB 58: Dangerous.
60 BAB 59: Secret.
61 BAB 60: Keluarga bedebah.
62 BAB 61: Mimpi buruk.
63 BAB 62: Fatal.
64 BAB 63: Histeris.
65 BAB 64: Lampiasan amarah.
66 BAB 65: Tindakan.
67 BAB 66: Tiga pria itu.
68 BAB 67: Angkuh.
69 BAB 68: Parasit.
70 BAB 69: Dramatis.
71 BAB 70: Lancang.
72 BAB 71: Kemenangan.
73 BAB 72: New life.
74 BAB 73: Pedih.
75 BAB 74: Meisferaya flower.
76 BAB 75: Rahasia mereka.
77 BAB 76: Ketiga kalinya.
78 BAB 77: Pasangan.
79 BAB 78: The first night.
80 BAB 79: Diantara cinta.
81 BAB 80: Violin.
82 BAB 81: Alunan pertemuan.
83 BAB 82: Kau kembali.
84 BAB 83: Rahasia terpendam.
85 BAB 84: Flashback.
86 BAB 85: Titik terang.
87 BAB 86: Teman dekat.
88 BAB 87: Hasrat.
89 BAB 88: Debaran jantung.
90 BAB 89: Bersyarat.
91 BAB 90: Sang Idola.
92 BAB 91: Perubahan awal.
93 BAB 92: Sentuhan mata.
94 BAB 93: Teman yang dirindukan.
95 BAB 94: Godaan.
96 BAB 95: Mereka.
97 BAB 96: Queen of the models.
98 BAB 97: Comeback.
99 BAB 98: Niat.
100 BAB 99: Terperangkap.
101 BAB 100: Undangan.
102 BAB 101: Keputusannya.
103 BAB 102: Aku menemukanmu.
104 BAB 103: Kau milikku.
105 BAB 104: Dalam kebencian.
106 BAB 105: Rencana di malam mencekam.
107 BAB 106: Sekilas bayang.
108 BAB 107: Violinis bertopeng.
109 BAB 108: Malam panjang.
110 BAB 109: Pribadi ganda.
111 BAB 110: Alunan cinta
112 BAB 111: Kebisuan malam.
113 BAB 112: Diantara kita dan mereka
114 BAB 113: Bersemi
115 BAB 114: Terlupa
Episodes

Updated 115 Episodes

1
PROLOG
2
Chapter 1: Balas Dendam yang Patah
3
Chapter 2: Pelarian ke Negeri Asing
4
Chapter 3: Luka di Antara Dua Tangan
5
Chapter 4: Bersamamu.
6
BAB 5: Perundung kejam.
7
BAB 6: Rumor.
8
BAB 7: Crazy girl.
9
BAB 8: Kau dan aku.
10
BAB 9: Kenangan manis.
11
BAB 10: Ciuman pertama.
12
BAB 11: Cemburu.
13
BAB 12: Sebaiknya jangan.
14
BAB 13: Kejam.
15
BAB 14: Sinaran bintang
16
BAB 15: Perpisahan.
17
BAB 16: Takdir Tuhan.
18
BAB 17: Aku kembali.
19
BAB 18: Kesetiaan.
20
BAB 19: Perkelahian.
21
BAB 20: Dia milikku!
22
BAB 21: Melangkah maju.
23
BAB 22: Populer.
24
BAB 23: Kekhawatiran.
25
BAB 24: Penyesalan.
26
BAB 25: Mereka memburuku.
27
BAB 26: Ego.
28
BAB 27: Diantara kita.
29
BAB 28: Cinta segi empat.
30
BAB 29: Karma.
31
BAB 30: Kacau.
32
BAB 31: Rumit.
33
BAB 32: Duka.
34
BAB 33: Beban.
35
BAB 34: Rencana awal.
36
BAB 35: Firasat
37
BAB 36: Mengapa?
38
BAB 37: Tutur.
39
BAB 38: Perubahan.
40
BAB 39: Apa yang terjadi?
41
BAB 40: Iba.
42
BAB 41: Ujian cinta.
43
BAB 42: Aku menyayangimu.
44
BAB 43: Sahabat.
45
BAB 44: Kerinduan.
46
BAB 45: Hari menyebalkan.
47
BAB 46: Lamaran konyol.
48
BAB 47: Topeng.
49
BAB 48: KFC.
50
BAB 49: Speechless.
51
BAB 50: Triliunan bintang.
52
BAB 51: Situasi.
53
BAB 52: Gaun berdarah.
54
BAB 53: Pertikaian.
55
BAB 54: Oversize.
56
BAB 55: Melenceng.
57
BAB 56: Gaje.
58
BAB 57: Wedding advertisement.
59
BAB 58: Dangerous.
60
BAB 59: Secret.
61
BAB 60: Keluarga bedebah.
62
BAB 61: Mimpi buruk.
63
BAB 62: Fatal.
64
BAB 63: Histeris.
65
BAB 64: Lampiasan amarah.
66
BAB 65: Tindakan.
67
BAB 66: Tiga pria itu.
68
BAB 67: Angkuh.
69
BAB 68: Parasit.
70
BAB 69: Dramatis.
71
BAB 70: Lancang.
72
BAB 71: Kemenangan.
73
BAB 72: New life.
74
BAB 73: Pedih.
75
BAB 74: Meisferaya flower.
76
BAB 75: Rahasia mereka.
77
BAB 76: Ketiga kalinya.
78
BAB 77: Pasangan.
79
BAB 78: The first night.
80
BAB 79: Diantara cinta.
81
BAB 80: Violin.
82
BAB 81: Alunan pertemuan.
83
BAB 82: Kau kembali.
84
BAB 83: Rahasia terpendam.
85
BAB 84: Flashback.
86
BAB 85: Titik terang.
87
BAB 86: Teman dekat.
88
BAB 87: Hasrat.
89
BAB 88: Debaran jantung.
90
BAB 89: Bersyarat.
91
BAB 90: Sang Idola.
92
BAB 91: Perubahan awal.
93
BAB 92: Sentuhan mata.
94
BAB 93: Teman yang dirindukan.
95
BAB 94: Godaan.
96
BAB 95: Mereka.
97
BAB 96: Queen of the models.
98
BAB 97: Comeback.
99
BAB 98: Niat.
100
BAB 99: Terperangkap.
101
BAB 100: Undangan.
102
BAB 101: Keputusannya.
103
BAB 102: Aku menemukanmu.
104
BAB 103: Kau milikku.
105
BAB 104: Dalam kebencian.
106
BAB 105: Rencana di malam mencekam.
107
BAB 106: Sekilas bayang.
108
BAB 107: Violinis bertopeng.
109
BAB 108: Malam panjang.
110
BAB 109: Pribadi ganda.
111
BAB 110: Alunan cinta
112
BAB 111: Kebisuan malam.
113
BAB 112: Diantara kita dan mereka
114
BAB 113: Bersemi
115
BAB 114: Terlupa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!