BAB 2 TERPURUK

# flashback of Reyner #

Reyner menelepon asistennya.

"Jai, kita ke Bali hari ini, siapkan pesawat pribadi"

"Baik Bos, apa ada hal lain lagi yang anda perlukan? "

"Ah, iya, siapkan hadiah terbaik untuk istriku, hari ini dia ulang tahun, aku ingin memberikanya kejutan"

"Siap Bos"

Asistennya sangat mengerti selera keduanya, dan itu yang membuat Reyner mempercayakan hal apapun pada Jai yang selama ini bertahun-tahun bekerja denganya, termasuk mencari hadiah untuk istrinya Siska.

*

*

*

Sementara itu di Bali Rey dan Jai sudah sampai didepan gedung tempat pesta ulang tahun Siska.

"Mengapa sepi sekali dan sepertinya tidak ada tanda-tanda ada acara apapun?, aku masih ingat Siska bilang hari ini pesta ulang tahunnya digelar tepat jam tujuh malam" heran Reyner dengan sedikit celingukan mencari keberadaan istrinya.

Reyner melirik Jai dan berkata

"Jai coba lacak handphone istriku!"

"Baik bos"

Beberapa detik kemudian...

"Lokasi Nyonya terakhir ada di hotel ZZ bos"

Reyner sedikit terhenyak, "itu tidak jauh dari sini Jai, sepertinya ada kendala dan acaranya di tunda, ayo kita kesana Jai, aku khawatir terjadi apa-apa dengan istriku"

Begitulah Rey yang selalu mengkhawatirkan istrinya, itu membuat Jai terharu dan menyukai sikap bosnya yang penyayang penuh tanggungjawab kepada orang yang dicintai nya.

Mereka tiba dihotel dan bergegas menuju resepsionis.

"Selamat malam Pak,,,? Ada yang bisa saya bantu?"

"Malam, apa istriku menginap disini?" tanpa babibu pertanyaan Reyner membuat resepsionis hotel terheran.

"Maaf istri bapak atas nama siapa?"

"Siska Aurora"

Resepsionis hotel segera mencari data nama tamu yang namanya disebutka  oleh Reyner.

"Maaf pak, tidak ada penyewa atas nama Siska Aurora" ujar resepsionis setelah usai mencari data tamu yang berkunjung.

Reyner terkejut, pasalnya handphone yang dilacak asistennya menuju ke hotel ini, dia mengingat teman istrinya yang bernama Gea yang pagi tadi menjemputnya, pikirnya, mungkin dia yang memesan kamar hotel.

"Kalau atas nama Gea Aprilia?" Tanya Rey seketika.

Dan resepsionis itu segera mencari nama yang disebutkan oleh Rey.

"Tidak ada atas nama tersebut pak"

"Kalau Monika Anjani?" Tanya Rey lagi.

"Tidak ada juga yang bernama Monika Anjani pak", resepsionis itu kembali menjawab tidak ada.

"Ah iya,, Leonard Cohen pasti dia yang memesan kamar hotel disini, coba kau cari nama itu"

...

"Atas nama Leonard Cohen juga tidak ada pak"

Rey sudah meng absen semua teman Siska.

Reyner menghela nafasnya kasar sembari berpikir, jika teman-teman Siska tidak berada disini lalu mengapa Siska berada disini dengan siapa dia dihotel ini, berbagai pertanyaan muncul dibenaknya.

Seketika Reyner masih mengingat-ingat siapa lagi teman istrinya yang akan ikut merayakan ulang tahunnya, akhirnya dia mengingat satu nama teman istrinya.

"Tolong kau cari nama Doni setyawan?" Sembari menunjuk pada resepsionis yang masih setia melayani.

Dan saat itu wajah resepsionis terheran pasalnya Doni adalah pelanggan setia hotel itu

"Ohhh bapak mencari pak Doni dia memang ada dihotel ini, dia pelanggan setia kami, sudah dua orang yang mencari nya hari ini"

"Benarkah? siapa orang pertama yang mencarinya?"

"Emmmm... "

Belum sempat ia menjawab, Jai dengan cepat merogoh ponselnya dan menunjukkan foto Siska pada resepsionis itu.

"Apakah wanita ini yang mencari pak Doni?"

"Jai!!" Rey melirik sinis asistennya, entah mengapa Jai menunjukkan foto istrinya itu, Jai memiliki insting yang kuat dan ia tidak pernah salah tebak.

"Yah benar pak, itu wanita yang tadi mencari pak Doni dan mungkin sekarang masih disini, mereka ada dikamar 306", sahut resepsionis itu.

Keduanya terkejut dengan penuturan resepsionis hotel itu, Rey saling berpandangan dengan Jai, berbagai macam pertanyaan dan dugaan berputar dikepala mereka.

"Berikan kunci cadangan kamar 306", kata Rey dengan wajah dinginnya.

"Maaf pak,,, ini melanggar privasi, kami tidak berani, kami taku di pecat karena melakukan kesalahan"

"Tidak usah takut, hotel ini milik sahabatku, kau tidak akan dipecat"

Akhirnya melalui perdebatan yang tidak panjang dengan resepsionis hotel itu, ia memberikan kunci cadangan kamar Doni.

"Baik pak, ini kuncinya"

"Terimakasih"

Tanpa ada kata apapun lagi keduanya melangkah menuju kamar Doni, disela langkahnya,,,

"Apa kau berpikiran yang sama dengan yang aku pikirkan Jai?"

"Iya bos," jawab Jai.

"Bagaimana jika yang aku pikirkan ini terjadi?"

Jai masih tersenyum dan memberi asumsi positif pada Reyner.

"Jangan berfikir negatif dulu bos, mungkin Nyonya dan temannya ada dikamar Doni"

"Yah kau benar, ayo!"

Dan pintu akhirnya terbuka.

Deg

Pertama kali yang terdengar adalah suara Siska dikamar itu. Suara manja istrinya yang ingin bercinta dengan sahabatnya.

Itulah kejadian sebelum Rey tau bahwa Siska telah menghianati dirinya.

***

Sampai di Jakarta, Rey berlari menuju kamarnya tanpa menjawab sapaan dari pelayan-pelayan di rumahnya, dan membuat mereka ketakutan.

Terdengar dari bawah suara terikan frustasi Reyner.

"HWAAAAAA........"

Reyner menjambak rambutnya frustasi, airmatanya kembali jatuh tak terkendali, dia membanting semua benda yang ada dihadapannya dengan sesekali berteriak.

"Kau tega Siska...... " teriaknya dengan membanting peralatan make-up Siska yang ada di meja rias.

Dadanya masih sesak, Reyner mengepalkan tangannya dan meninju kaca meja rias yang sering digunakan Siska, hingga darah meluncur deras di tangannya.

Isakan tangis yang tanpa henti, Reyner mengamuk selama 2 jam tanpa keluar kamar, Rey benar-benar terpuruk dengan kejadian yang menimpa nya hari ini.

.

Sementara di lantai bawah Jai yang baru sampai segera berlari menuju kamar Reyner, dan Jai masih mendengar suara amukan bosnya itu, suara benda yang dibanting pun juga masih terdengar sampai lanati bawah, yang membuat semua penghuni rumah ketakutan, karena menurut pelayan, Rey adalah pribadi yang lemah lembut tidak pernah marah seperti sekarang.

Jai saat ini bingung harus bagaimana menenangkan bosnya, ia masih mondar-mandir dan di hampiri oleh pelayan yaitu Bi Sri, ia adalah pelayan kepercayaan Reyner, yang sudah 10 tahun lebih mengabdi di keluarga Rajassa, dan kini beliau berusia 40 an.

"Jai,,, ada apa? kenapa tuan Reyner mengamuk seperti itu?", Jai yang masih mondar-mandir pun akhirnya terhenti, menatap pelayan yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri.

"Nyonya Siska Bu.."

"Ada apa dengan Nyonya Siska?"

"Nyonya Siska selingkuh"

Bi Sri seketika membulatkan matanya dan menutup mulutnya terkejut.

"Bagaimana bisa Nyonya Siskaselingkuh, padahal pagi tadi masih baik-baik saja?"

Akhirnya Jai menceritakan semua pada Bi Sri yang sudah ia anggap ibunya, tentang kronologi yang terjadi antara Reyner dan Siska, sehingga membuat Reyner frustasi seperti sekarang.

"Astaga.... Kenapa Nyonya Siska tega sekali? Apa kau sudah menghubungi Tuan Bima?"

Jai seketika menoleh pada Bi Sri, kenapa dia tidak kepikiran dari tadi.

"Yah Bu, ibu benar aku akan menghubungi Tuan Bima"

Jai mengambil ponsel nya, dan sedikit menjauh dari kamar Reyner.

"Selamat malam tuan Bima?"

"Ada apa Jai, mengapa kau menelponku selarut ini"

"Pak Reyner tuan"

"Ada apa dengan Reyner?"

"Pak Reyner mengamuk karena Nyonya Siska.... "

"Kenapa Siska?"

"Nyonya Siska selingkuh dengan pria lain tuan"

"Apa!!!!"

Usai menelpon orang tua Reyner yang masih ada di Semarang, Jai sedikit lega karena dia tau yang bisa menenangkan Reyner hanyalah keluarga nya.

.

.

Di Semarang kedua orang tua Reyner bersiap menuju Jakarta, tanpa peduli malam semakin larut.

"Ayo cepat pa,,, mama tidak tenang". Mama Reyner, Arini begitu mencemaskan putranya.

"Sabar ma...  Alex masih mempersiapkan pesawat pribadi kita"

"Mama tidak habis pikir pa, kenapa Siska begitu tega pada Reyner, yang begitu mencintai nya, apa kurangnya Rey, sehingga Siska tega berbuat seperti itu", Arini masih sedih dengan cerita Bima tentang Siska menantunya.

"Papa juga tidak tau ma,, mungkin sudah takdir Reyner seperti ini,,, kita tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan", jawab Bima lembut.

*

*

2 jam menunggu keluarga Reyner, Jai masih setia berada didepan kamar bosnya, ia sedikit membujuk Reyner, yang mustahil Reyner bisa terbujuk.

Brum.... Brum...

Jai mendengar suara mobil yang ia yakin itu adalah mobil orang tua Reyner. Jai bergegas melangkah dengan sedikit berlari menuju lantai bawah menyambut orang tua Reyner.

"Dimana putraku Jai,,,,," tanpa jeda, Arini menanyakan keadaan putranya pada Jai.

Arini segera berlari menuju kamar Rey diikuti semua penghuni rumah Reyner.

"Cepat ambil kunci cadangan kamar Reyner!" Perintah Arini pada salah satu pelayan.

"Ini Nyonya" salah satu pelayan yang sudah menyiapkan kunci itu segera memberikannya pada Arini.

Arini segera membuka kamar Reyner, dan begitu dibuka pemandangan yang memilukan terlihat oleh orang tua Reyner dan seluruh penghuni rumah, mereka semua menatap iba pada tuannya yang  begitu menyedihkan.

Arini berjalan dengan hati-hati karena banyak pecahan kaca yang berserakan, dan ia mendekati Rey dan segera memeluk putranya dengan penuh kasih sayang.

"Reyner..."

Reyner yang menoleh mendengar suara ibunya langsung membalas pelukan hangat ibunya itu, dan Reyner kembali menagis sejadi-jadinya.

"Maa....."

"Menangis lah nak.. Menangis lah dipelukan mama,,,mama selalu ada disamping mu... Kau tidak sendirian.. "

Ibunya sengan lembut mengusap ramput anaknya, Arini juga merasakan sakit yang dirasakan oleh anaknya itu pun ikut terisak.

"Ma,,, aku yang bersalah ma, aku yang terlalu terburu-buru ingin memiliki anak, dan akhirnya Siska menghianatiku ma,,, aku yang salah ma,, aku tidak bisa menjaga istriku dengan baik ma... " disela tangisnya itu Reyner mengungkapkan apa yang ada dalam hatinya.

Semua pelayan yang mendengar penuturan Reyner itupun ikut meneteskan air mata karena tidak tega melihat tuanya tersakiti.

"Tidak sayang... Ini bukan salah mu nak,,, ini sudah takdir, kau tidak boleh seperti ini Rey,,, "

"Ini sangat sakit sekali ma,,, sangat sakit,,, aku tidak kuat dengan penghianatan ini ma,,, aku orang yang tidak berguna ma,,, aku tidak becus menjadi suami, apa aku salah jika aku ingin memiliki anak darinya ma?" Reyner yang masih menekan dadanya dengan uarian air mata yang semakin mengalir deras.

Reyner merasa menjadi seorang yang tidak berguna, harga dirinya sudah dinjak-injak oleh Siska dan selingkuhan nya, karena perkataan Siska yang masih terbayang-bayang dibenaknya.

"Ssst... kau tidak salah sayang,,, karena wanita kodratnya adalah mengandung melahirkan dan menyusui anaknya kelak, kau adalah suami yang baik", semangat Arini pada Reyner agar ia tidak kehilangan kepercayaan dirinya.

Selama ini Arini paham jika menantunya akan malas bercinta dengan Reyner jika Reyner membahas tentang keturunan.

Reyner masih memegangi dadanya yang sesak, Arini kembali menyemangati putranya, dan menangkup wajah putranya.

"Kau adalah putra mama, putra mama yang kuat, kau tidak boleh seperti ini, kau harus kuat sayang,,, karena semua ini pasti ada campur tangan Tuhan,,, kau tidak boleh larut dalam kesedihan", sesekali Arini mengusap rambut Reyner seperti bayi.

1 jam terlewati, penuh haru dan tangis,  dan  kini Reyner kembali tenang, tertidur di pangkuan ibunya.

.

.

Mentari pagi yang masih belum sempurna terbit, Reyner dan ibunya masih tertidur dengan posisi Arini yang memangku putranya. Sementara Bima ayah Reyner datang ke dalam kamar Reyner dan menghampiri keduanya, Bima membelai pipi Arini penuh cinta, ia terharu dengan kasih sayang Arini pada semua anak-anaknya, Arini membuka matanya karaena merasakan sentuhan dipipinya.

"Terimakasih", turur Bima, dengan senyuman.

Arini membalas senyuman Bima dan menganggukkan kepalanya, ia melihat putranya yang masih tertidur di pangkuan nya, ia mengusap lembut rambut putranya.

Reyner tiba-tiba membuka matanya, membuat Bima dan Arini terkejut menantikan reaksi apa yang akan terjadi pada Reyner selanjutnya.

"Pa,, ma,,"

Reyner duduk dan melihat wajah ibunya yang penuh senyuman.

"Maaf ma,,, aku ketiduran, pasti mama capek ya?" Rey sadar jika ia sudah tidur terlalu lama dipangkuan ibunya.

"Tidak sayang....", Arini mengusap wajah Reyner.

"Bagaimana perasaanmu Rey?" Tanya Bima.

Hening

Rey menarik nafas panjang, ia sudah memikirkan semalam saat dia kembali tenang, ia tidak ingin larut dalam kesedihan, ia ingin orang tuanya tidak mencemaskannya, karena mereka adalah orang yang selama ini selalu ada untuknya.

"Ma... Aku ingin menjual rumah ini!"

Bima dan Arini bernafas lega, karena masih takut jika anaknya kembali bersedih berlarut-larut.

"Aku akan ikut papa dan mama ke Semarang, kita beli rumah disana, aku akan mengubur dalam-dalam luka ini", lanjut Reyner penuh yakin.

"Baiklah Rey,,, itu adalah keputusan yang tepat", sahut Bima.

"Oke, sekarang bersihkan dirimu dan mama akan mengobati lukamu, setelah itu kita sarapan, nanti siang kita berangkat ke Semarang," Arini memutus pembicaraan tanpa protes apapun, karena ia yakin bahwa Reyner sudah memikirkannya semalam.

Keterpurukan itu akhirnya usai, kini Reyner dan kedua orang tuanya memboyong seluruh pelayan dan asisten Jai ke Semarang, karena nanti Reyner akan di pindah alihkan diperusahaan Bima, dan suami adiknya Hanafi akan di pindah alihkan ke Jakarta, Bima dan adik nya Rena adalah saudara kembar mereka tidak pernah berselisih walaupun Reyner lebih banyak memimpin perusahaan milik Bima.

.

.

Sementara Siska yang sudah mendapatkan amukan dari ayahnya pun merasakan penyesalan yang begitu dalam, karena telah menghianati Reyner yang begitu mencintainya tanpa kurang suatu apapun.

"D*s*r anak tidak tahu terimakasih, susah payah aku merayu Bima untuk mendekatkan kalian, tapi kau malah membuat ku kehilangan muka, dasar anak sial*an!"

Berbagai macam umpatan di lontarkan oleh Wahyu ayah Siska, yang sudah sering menjalin kerja sama dengan Bima ayah Reyner. Dan kini apa yang ia harapkan untuk mendapatkan suntikan dana Bima pun pasti akan kandas.

Siska berjalan gontai, ia benar-benar menyesal dengan perbuatannya.

"Ngapain kamu masih disini? Pergi kau dari rumahku? D*s*r anak tidak tahu diuntung"

***

Terpopuler

Comments

Coralfanartkpopoaf

Coralfanartkpopoaf

Bukan sekadar cerita, tapi pengalaman. 🌈

2024-08-17

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 AMARAH
2 BAB 2 TERPURUK
3 BAB 3 SENYUM
4 BAB 4 DOMPET
5 BAB 5 BERTEMU MAMA REYNER
6 BAB 6 DEJAVU
7 BAB 7 SENYUM GHAIB
8 BAB 8 ARINI PINGSAN
9 BAB 9 APA KAU MAU MENIKAH DENGANKU?
10 BAB 10 Rencana Reyner membawa Syava Ke ruamh
11 BAB 11 Mau Di Bawa Kemana Saya Pak?
12 BAB 12 Beruang Kutub
13 BAB 13 SANDIWARA
14 BAB 14 Ketemu Mantan
15 BAB 15 CIUMAN?
16 BAB 16 DUDA KEREN
17 BAB 17 Rena dan Hanafi
18 BAB 18 Gara-gara Spion
19 BAB 19 HARU
20 BAB 20 CINLOK
21 BAB 21 PERKASA
22 BAB 22 TERKEJUT
23 BAB 23 DENDAM MEMBARA
24 BAB 24 GADIS JUTEK
25 BAB 25 Kue Untuk Camer
26 BAB 26 Cemburu
27 BAB 27 Putriku
28 BAB 28 First Kiss
29 BAB 29 Cium Sepuasnya?
30 BAB 30 Calon Suami
31 BAB 31 Rena Hamil
32 BAB 32 Syava Di culik
33 BAB 33 Rencana Penyelidikan
34 BAB 34 JAILENI
35 BAB 35 Rencana Gagal
36 BAB 36 MODUS
37 BAB 37 Panggilan Romantis
38 BAB 38 Pra Wedding
39 BAB 39 PERNIKAHAN
40 BAB 40 PERNIKAHAN 2
41 BAB 41 PERNIKAHAN 3
42 BAB 42 BERDUKA
43 BAB 43 Malam Pertama Yang Tertunda
44 BAB 44 ALDEN DAN ALDIVA
45 BAB 45 KISAH BARU
46 BAB 46 God Luck Aldiva!
47 BAB 47 Making Love
48 BAB 48 KISS
49 BAB 49 Panas, Panas, Panas
50 BAB 50 Hamil Bareng
51 BAB 51 Nyaman
52 BAB 52 Main Sepak Bola
53 BAB 53 Rencana
54 BAB 54 Maafkan Aku
55 BAB 55 Takut Istri
56 BAB 56 Emosi Reyner
57 BAB 57 KARMA SISKA
58 BAB 58 MENCEKAM
59 BAB 59 KELAHIRAN
60 BAB 60 HAPPY END
Episodes

Updated 60 Episodes

1
BAB 1 AMARAH
2
BAB 2 TERPURUK
3
BAB 3 SENYUM
4
BAB 4 DOMPET
5
BAB 5 BERTEMU MAMA REYNER
6
BAB 6 DEJAVU
7
BAB 7 SENYUM GHAIB
8
BAB 8 ARINI PINGSAN
9
BAB 9 APA KAU MAU MENIKAH DENGANKU?
10
BAB 10 Rencana Reyner membawa Syava Ke ruamh
11
BAB 11 Mau Di Bawa Kemana Saya Pak?
12
BAB 12 Beruang Kutub
13
BAB 13 SANDIWARA
14
BAB 14 Ketemu Mantan
15
BAB 15 CIUMAN?
16
BAB 16 DUDA KEREN
17
BAB 17 Rena dan Hanafi
18
BAB 18 Gara-gara Spion
19
BAB 19 HARU
20
BAB 20 CINLOK
21
BAB 21 PERKASA
22
BAB 22 TERKEJUT
23
BAB 23 DENDAM MEMBARA
24
BAB 24 GADIS JUTEK
25
BAB 25 Kue Untuk Camer
26
BAB 26 Cemburu
27
BAB 27 Putriku
28
BAB 28 First Kiss
29
BAB 29 Cium Sepuasnya?
30
BAB 30 Calon Suami
31
BAB 31 Rena Hamil
32
BAB 32 Syava Di culik
33
BAB 33 Rencana Penyelidikan
34
BAB 34 JAILENI
35
BAB 35 Rencana Gagal
36
BAB 36 MODUS
37
BAB 37 Panggilan Romantis
38
BAB 38 Pra Wedding
39
BAB 39 PERNIKAHAN
40
BAB 40 PERNIKAHAN 2
41
BAB 41 PERNIKAHAN 3
42
BAB 42 BERDUKA
43
BAB 43 Malam Pertama Yang Tertunda
44
BAB 44 ALDEN DAN ALDIVA
45
BAB 45 KISAH BARU
46
BAB 46 God Luck Aldiva!
47
BAB 47 Making Love
48
BAB 48 KISS
49
BAB 49 Panas, Panas, Panas
50
BAB 50 Hamil Bareng
51
BAB 51 Nyaman
52
BAB 52 Main Sepak Bola
53
BAB 53 Rencana
54
BAB 54 Maafkan Aku
55
BAB 55 Takut Istri
56
BAB 56 Emosi Reyner
57
BAB 57 KARMA SISKA
58
BAB 58 MENCEKAM
59
BAB 59 KELAHIRAN
60
BAB 60 HAPPY END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!