Terlalu Lancang

Naura terpaksa harus menunda niat awalnya untuk pergi ke dokter lantaran Bagas yang tiba-tiba datang menghampiri dan membawanya ke tempat ini. Sebuah restauran yang pengunjungnya tidak begitu ramai, dengan posisi duduk paling pojok kanan, tepat di dekat jendela yang melihatkan jalanan yang dipenuhi oleh kendaraan yang berlalu lalang.

Awalnya, Naura menolak keras untuk ikut. Bagaimanapun ia belum kenal betul dengan Bagas, dan harus berhati-hati mengingat Bagas yang merupakan teman dari Regan-si brengsek yang menghancurkannya pada malam itu. Biasanya, sikap seseorang tergantung pada teman bergaulnya, bukan?

Tidak menutup kemungkinan bahwa Bagas juga memiliki sikap jahat yang sama dengan Regan.

Dan Naura harus waspada dengan hal itu.

Namun, sekuat apa pun ia menolak, Bagas tetap memaksanya. Bahkan cowok itu sampai menyebutkan bahwa dia berani bertanggung jawab jika saja akan terjadi sesuatu nantinya. Bagas juga mengatakan bahwa ia ingin bicara mengenai kejadian pada malam itu.

Entah membicarakan hal apa.

Selain malu, Naura bahkan sangat muak ketika mengingat hal mengerikan itu lagi.

"Kamu mau pesan apa?"

Baru beberapa saat mendudukkan tubuhnya di kursi, Naura sudah ditanya ingin memesan menu apa di restauran itu. Jujur, itu membuat Naura kebingungan di tempatnya. Bagaimana bisa ia menyebutkan makanan yang ia inginkan di tempat ini, sedangkan untuk duduk saja sebenarnya ia tidak mau.

Naura diam saja, dengan pandangan yang tak tentu arah, membuat Bagas yang mengerti akan hal itu, hanya menghela napas panjang di tempatnya. "Baiklah, saya anggap kamu menyerahkan semuanya kepada saya. Biar saya pesan menu yang sama saja."

Lagi dan lagi Naura tidak menjawab di tempatnya. Sebenarnya Bagas ingin bicara atau makan bersama? Bukannya apa, kalau niat awal hanya ingin bicara, harusnya dia membawa Naura ke tempat yang sedikit sepi atau semisal taman, contohnya. Bukan malah ke tempat makan seperti ini. naura jadi semakin kebingungan di tempatnya.

Untuk menyebutkan makanan saja ia tidak berani, apalagi jika harus makan di hadapan laki-laki yang bahkan ia sendiri belum mengenalnya. Bagaimana nantinya? Ditambah dengan perasaan resah mengenai harga makanan yang akan ia bayar nantinya. Takut kalau uang di dompetnya tidak mencukupi.

"Naura? Saya mau bertanya."

Naura yang mulanya menundukkan kepala, sedikit mendongak dan menatap Bagas. "Kenapa ?"

"Mohon maaf sebelumnya, beberapa hari terakhir ini saya mengikuti kamu dan memerhatikan kamu dari kejauhan. Saya rasa, kamu juga menyadari hal itu. Benar?" Bagas berkata dengan tatapan yang entah bagaimana maksudnya. Seperti tatapan yang penuh dengan rasa iba.

Tanpa ragu, Naura mengangguk karena ia memang tahu kalau Bagas mengikuti dan memerhatikannya beberapa terakhir ini.

"Saya sudah lama mencari kamu."

Ucapan Bagas membuat Naura mengerutkan kening di tempatnya. "Untuk apa?"

Tidak terdengar jawaban beberapa saat sampai Naura mendengar helaan napas panjang yang berasal dari cowok yang ada di hadapannya. "Sebagai sahabat, jujur saya tidak menyangka kalau Regan akan melakukan hal sejahat itu sama orang yang bahkan nggak dia kenal sedikitpun. Saya tahu, kelakuannya sangat keji, dan berdampak buruk bagi kamu. Saya minta maaf akan hal itu."

Bagas ini hanya sekadar sahabat dari seorang Regan, tapi kenapa sampai meminta maaf seperti itu?

Naura tahu, ia sendiri akan merasakan hal yang sama jika berada dalam posisi yang sama juga. Yang ia herankan, kenapa harus Bagas yang minta maaf? kenapa harus dia yang datang dan mencaritahu tentangnya? Kenapa dia yang merasa bersalah?

Sedangkan si pelaku entah ke mana dan bagaimana.

Naura kembali menundukkan kepalanya, menautkan jemari tangan pertanda bahwa ia bingung harus berkata apa. Di sini ia benar-benar takut dan gugup.

"Naura, sebagai seorang sahabat, saya juga tidak mau kalau sahabat saya menjadi orang jahat yang tidak bertanggung jawab. Saya tahu, kejadian itu selain membuat tubuh kamu rusak dan hancur, kemungkinan akan membuat kamu menerima kenyataan yang akan lebih sakit lagi nantinya. Maksud saya sorry, hamil."

Tatapan Bagas kepada Naura berubah, seperti merasa bersalah karena sudah mengatakan hal selancang itu. Bagaimanapun kenyataan itu tidak harus ia jelaskan secara gamblang, ia juga tidak memiliki hak yang lebih untuk membahas hal itu. Namun, seperti yang ia katakan bahwa sebagai sahabat, ia tidak mau kalau Regan-sahabatnya menjadi orang jahat yang tidak bertanggung jawab. Setidaknya, ia harus segera mempertemukan kedua orang itu dan membicarakan apa pun yang harus dibicarakan nantinya.

Meski sampai detik ini, cewek yang ada di hadapannya hanya diam saja dengan wajah penuh takut dan kebingungannya.

"Naura, mohon maaf sebelumnya kalau saya lancang." Bagas berdeham, sedikit ragu untuk menanyakan hal itu. "Kamu ... sudah memastikan semuanya? Maksudnya kamu sudah pergi ke dokter untuk periksa?"

Demi apa pun, Naura sendiri sedikit terkejut mendengar Bagas mengatakan hal itu. Memang, siapapun tahu kalau kejadian malam itu mungkin akan berdampak lebih selain kehancuran dalam hidupnya. Bukan hanya cowok itu, Naura sendiri pun sudah mengira hal yang sama. Namun, Naura tidak ingin mendengar pertanyaan seperti itu dari orang lain. Bertanya kepada diri sendiri saja sudah membuatnya merasa menjadi perempuan paling kotor sedunia, apalagi jika ditanyakan oleh orang lain.

Naura menelan ludah ditempatnya. Persetan dengan apa yang ia rasakan, harusnya kenyataan itu sudah bukan menjadi rahasia lagi jikalau Bagas memang sudah tahu mengenai kejadian itu. Tidak ada salahnya ia mengatakan hal yang sejujur-jujurnya kepada Bagas. Jujur kalau saat ini ia juga belum tahu menganai kenyataan itu.

"A-aku belum tahu."

Bagas mengerutkan keningnya. "Kamu belum memeriksanya?"

Naura menggeleng sebagai jawaban.

Bagas menelan ludah, menyiapkan kata-kata yang mungkin akan lebih lancang lagi daripada sebelumnya. "Sorry, Naura, saya akan kembali menanyakan hal yang mungkin terdengar lancang bagi sebagian orang. Selama ini, apa kamu sudah merasakan tanda-tandanya?"

Sebagai seorang laki-laki, harusnya Bagas tidak setahu itu mengenai apa yang mereka bicarakan. Tidak perlu diperjelas pun Naura sudah tahu bagaimana maksudnya. Mungkin pertanda yang dimaksud adalah pertanda kehamilan yang memang sudah ia rasakan beberapa hari belakangan. Lalu bagaimana? Apakah Naura juga harus menceritakan hal itu?

Kalau iya, jika memang ia hamil, memang apa yang akan dilakukan oleh Bagas?

Memberitahu kepada si pelaku atau hanya mengatakan kata-kata iba dan kasihan saja?

"Naura?" Bagas kembali berkata karena Naura belum juga memberikan jawaban. Meski ia sudah tahu kalau diamnya Naura adalah sebuah jawaban yang secara tidak langsung dia mengatakan kalau pertanda itu memang sudah ada dan sudah dirasakan olehnya. Bagas hanya ingin memastikan saja, agar ia bisa tahu hal apa yang akan ia lakukan selanjutnya.

"Iya." Dengan jawaban singkat itu, Naura berharap kalau Bagas tidak akan bertanya lebih dalam lagi karena jujur saja, Naura sudah tidak sanggup menjawabnya. Bayangkan, sudah seberani apa Naura sekarang. Di saat Ibu dan orang terdekatnya saja tidak tahu dengan hal itu, dia malah menceritakannya kepada Bagas yang asal-usulnya saja ia belum tahu.

Sebagaimana yang Naura harapakan, beberapa menit ia tidak mendengar bagas bersuara lagi, membuat hati dan pikirannya sedikit lega. Namun tidak lama dari itu, lagi dan lagi naura mendengar helaan napas panjang dari Bagas. Entah karena apa, mungkin karena ketidakpercayaannya dengan apa yang diucapkan oleh Naura sendiri.

Atau mungkin, helaan napas panjang itu bentuk dari rasa iba dari seorang Bagas.

"Saya benar-benar tidak menyangka dengan ini semua. Anggap saja saya terlalu berlebihan, tapi, bisa kamu pastikan dengan saya langsung? Maksudnya, biar saya antar kamu ke rumah sakit untuk memastikan semuanya."

Terpopuler

Comments

filzah

filzah

Senang membaca ceritamu, thor.

2024-08-15

0

lihat semua
Episodes
1 Mimpi Buruk
2 Teman si Brengsek
3 Hamil?
4 Terlalu Lancang
5 Kenyataan Gila
6 Menghilang
7 Bertemu Dengan Orang Itu
8 Tidak Mau Bertanggung Jawab
9 Kesalahan Besar
10 Tanggung Jawab
11 Keluarga Regan
12 Gugup dan Takut
13 Nikahin
14 Keputusan Naura
15 Efek Yang Menggila
16 Cowok Mengerikan
17 Kejadian Memalukan
18 Maafkan Naura, Bu
19 Penuh Rasa Bersalah
20 Reaksi Tak Terduga
21 Situasi Sulit
22 Bertubi-tubi
23 Suara Berat Yang Menusuk Telinga
24 Tidur DiRuangan Yang Sama?
25 Kamu?
26 Pertanyaan Memalukan
27 Seniat Itu?
28 Sebelum Naura Terkejut
29 Diusir?
30 Tegang?
31 Balas Dendam?
32 Harapan
33 Terpesona
34 Kompak
35 Pemberian
36 Wedding
37 Malam Pertama
38 Malam Pertama 2
39 Hanya Lihat
40 Takut Salah Paham
41 Salah Fokus
42 Keras
43 Apa Bisa?
44 Kabur?
45 Terlalu Cepat
46 Khawatir
47 Namanya Juga Cewe
48 Bisnis Gelap
49 Mas?
50 Apa Iya?
51 Nasi Goreng
52 Istri Saya
53 Disuapin
54 Apa Kamu Juga Bisa?
55 Punya Perasaan?
56 Dibelain Mertua
57 Bawaan Bayi
58 Diizin kan?
59 Bayi Kita
60 Posesif?
61 Dia Siapa?
62 Tiba-Tiba Sakit
63 Berlebihan
64 Nanti Juga Sayang
65 Mau Ditemenin
66 Orang Baik?
67 Kakak Kandung
68 Memalukan
69 Shut The Fuck Up!
70 Masih Malu
71 Maaf
72 Sakit Lagi?
73 Yang Nurut
74 Cantik?
75 Lah Kok Tau?
76 Mukanya Merah
77 Perkara Celana Dalam
78 Ada apa sebenarnya?
79 Selalu ikut campur
80 Aku Takut
81 Menakutkan Hal Yang Sama
82 Kalau Iya, Emang Kenapa?
83 Minta Dipeluk Semaleman
84 Cuma Bercanda
85 Naura Milik Regan
86 Makin Banyak Maunya!
87 Regan Juga Bisa Romantis
88 Hukuman?
89 Kok Sewot?
90 Damian Dan Melody
91 Salah Paham
92 Aku Cinta Sama Kamu
93 Kiss?
94 Minta Jatah
95 Suap-Suapan
96 Seperhatian Itu
97 Mantan
98 Kecupan
99 Bucin Yang Membahayakan
100 Debaran Jantung Yang Menggila
101 Mau Lebih?
102 Ciee Keramasss
103 Kasih Hukuman
104 Kok Bisa?
105 Sampai Gemetar
106 Mau Bilang Sayang?
107 Naura Cemburu?
108 Naura Menangis
109 I Lv U
110 Tanda Merah
111 Suami Macam Apa?
112 Lukanya Gak Bisa Hilang
113 Bawel
114 Bagas Gila!
115 Kaya Setan!
116 Maafin Aku
117 Pindah?
118 Layak Pakai?
119 Tidak Berhak
120 Sialan!
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Mimpi Buruk
2
Teman si Brengsek
3
Hamil?
4
Terlalu Lancang
5
Kenyataan Gila
6
Menghilang
7
Bertemu Dengan Orang Itu
8
Tidak Mau Bertanggung Jawab
9
Kesalahan Besar
10
Tanggung Jawab
11
Keluarga Regan
12
Gugup dan Takut
13
Nikahin
14
Keputusan Naura
15
Efek Yang Menggila
16
Cowok Mengerikan
17
Kejadian Memalukan
18
Maafkan Naura, Bu
19
Penuh Rasa Bersalah
20
Reaksi Tak Terduga
21
Situasi Sulit
22
Bertubi-tubi
23
Suara Berat Yang Menusuk Telinga
24
Tidur DiRuangan Yang Sama?
25
Kamu?
26
Pertanyaan Memalukan
27
Seniat Itu?
28
Sebelum Naura Terkejut
29
Diusir?
30
Tegang?
31
Balas Dendam?
32
Harapan
33
Terpesona
34
Kompak
35
Pemberian
36
Wedding
37
Malam Pertama
38
Malam Pertama 2
39
Hanya Lihat
40
Takut Salah Paham
41
Salah Fokus
42
Keras
43
Apa Bisa?
44
Kabur?
45
Terlalu Cepat
46
Khawatir
47
Namanya Juga Cewe
48
Bisnis Gelap
49
Mas?
50
Apa Iya?
51
Nasi Goreng
52
Istri Saya
53
Disuapin
54
Apa Kamu Juga Bisa?
55
Punya Perasaan?
56
Dibelain Mertua
57
Bawaan Bayi
58
Diizin kan?
59
Bayi Kita
60
Posesif?
61
Dia Siapa?
62
Tiba-Tiba Sakit
63
Berlebihan
64
Nanti Juga Sayang
65
Mau Ditemenin
66
Orang Baik?
67
Kakak Kandung
68
Memalukan
69
Shut The Fuck Up!
70
Masih Malu
71
Maaf
72
Sakit Lagi?
73
Yang Nurut
74
Cantik?
75
Lah Kok Tau?
76
Mukanya Merah
77
Perkara Celana Dalam
78
Ada apa sebenarnya?
79
Selalu ikut campur
80
Aku Takut
81
Menakutkan Hal Yang Sama
82
Kalau Iya, Emang Kenapa?
83
Minta Dipeluk Semaleman
84
Cuma Bercanda
85
Naura Milik Regan
86
Makin Banyak Maunya!
87
Regan Juga Bisa Romantis
88
Hukuman?
89
Kok Sewot?
90
Damian Dan Melody
91
Salah Paham
92
Aku Cinta Sama Kamu
93
Kiss?
94
Minta Jatah
95
Suap-Suapan
96
Seperhatian Itu
97
Mantan
98
Kecupan
99
Bucin Yang Membahayakan
100
Debaran Jantung Yang Menggila
101
Mau Lebih?
102
Ciee Keramasss
103
Kasih Hukuman
104
Kok Bisa?
105
Sampai Gemetar
106
Mau Bilang Sayang?
107
Naura Cemburu?
108
Naura Menangis
109
I Lv U
110
Tanda Merah
111
Suami Macam Apa?
112
Lukanya Gak Bisa Hilang
113
Bawel
114
Bagas Gila!
115
Kaya Setan!
116
Maafin Aku
117
Pindah?
118
Layak Pakai?
119
Tidak Berhak
120
Sialan!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!