Bisikan Masa Lalu

Cassandra terbangun dengan setengah menjerit, keringat dingin membasahi wajah dan tubuhnya. Dadanya terasa sesak, seperti ada beban tak terlihat yang menekan paru-parunya, membuatnya sulit bernapas. Dia terengah-engah, berusaha mengatur napasnya yang tersengal-sengal. Matahari belum terbit, dan kamar hotel masih gelap, hanya diterangi oleh cahaya remang-remang dari lampu jalan yang menerobos melalui tirai tipis jendela.

Cassandra bangkit dengan gemetar, matanya terarah pada meja kecil di sudut kamar. Dengan tangan yang gemetar, dia meraih gelas dan menuangkan air ke dalamnya. Dia meminumnya dengan tergesa-gesa, berharap kesegaran air dingin itu bisa mengusir rasa takut yang menggigit di dadanya. Namun, setelah gelas itu kosong, yang tersisa hanyalah keheningan yang menyesakkan, seolah-olah dunia di sekitarnya tiba-tiba berhenti bernafas bersama dengannya.

Keheningan itu berlangsung lama, mencekam, hingga membuat telinganya terasa berdenging. Kemudian, dari arah yang tak jelas, Cassandra mulai mendengar suara. Bisikan samar dalam bahasa yang asing, sebuah bahasa yang tidak dia pahami—Rumania, mungkin, namun kata-kata itu terasa aneh, kuno, seolah-olah berasal dari masa yang sangat jauh, dari zaman yang sudah lama dilupakan oleh dunia.

Bisikan-bisikan itu datang dari segala arah, seolah-olah dinding-dinding kamar berbisik padanya, atau mungkin dari sudut-sudut gelap yang tak terlihat oleh matanya. Suara-suara itu berdesir seperti angin yang berhembus melewati daun-daun yang kering, membawa pesan yang entah apa artinya. Kata-kata yang terdengar seperti mantra-mantra kuno, dilantunkan dalam nada yang melodius namun penuh dengan nada menakutkan.

Cassandra menutup matanya, berusaha menyingkirkan suara-suara itu dari pikirannya, tetapi semakin dia berusaha, semakin jelas bisikan-bisikan itu terdengar. Suara-suara itu mengelilinginya, mengikat kesadarannya dalam lingkaran yang tak terlihat, menariknya ke dalam kegelapan yang tak terjamah oleh cahaya. Dan dalam sekejap, dia merasakan dirinya tersedot ke dalam kesadaran lain, sebuah dunia yang bukan miliknya, tetapi yang terasa begitu nyata.

Saat dia membuka matanya kembali, dia tidak lagi berada di kamar hotel yang nyaman. Dia berdiri di tengah-tengah desa Valea Umbrelor, tetapi desa ini bukanlah desa yang saat ini dia kenal. Ini adalah Valea Umbrelor di masa lalu—jauh sebelum zaman modern mengambil alih dunia. Bangunan-bangunan di sekitarnya tampak lebih tua, dibangun dari batu kasar yang sudah mulai retak oleh waktu. Jalan-jalan berbatu yang dia kenal berubah menjadi jalan tanah yang berlumpur, dan aroma asap kayu yang terbakar memenuhi udara, bercampur dengan bau busuk tanah basah dan lumut yang tumbuh di sudut-sudut bangunan.

Kemudian, pandangannya tertuju pada sosok seorang wanita di kejauhan. Wanita itu berdiri di tepi Lacul Negru, yang tampak lebih kelam dan lebih menakutkan dalam penglihatan ini. Air danau itu tidak lagi memantulkan cahaya matahari yang hangat, melainkan tampak gelap seperti cermin yang memantulkan kegelapan itu sendiri. Angin dingin berhembus dari arah danau, menggetarkan permukaan air dan menciptakan riak-riak yang menari di atasnya.

Wanita itu membelakangi Cassandra, tetapi ada sesuatu yang familiar tentangnya. Rambutnya panjang, tergerai lepas oleh angin, dan gaun yang dikenakannya berwarna pucat, mengingatkan pada era abad ke-19. Ketika wanita itu perlahan-lahan menoleh, wajahnya terlihat jelas di bawah cahaya bulan yang redup. Cassandra terkejut—wajah itu sangat mirip dengan dirinya sendiri, seolah-olah dia melihat cerminan dirinya dalam sosok wanita dari masa lalu.

Wanita itu tampak kebingungan, matanya berkeliling dengan ekspresi ketakutan yang begitu dalam, seolah-olah dia menyadari bahwa ada sesuatu yang sangat salah di sekelilingnya. Bibirnya bergerak, berusaha mengatakan sesuatu, tetapi suara yang keluar hanyalah bisikan yang dipenuhi ketakutan. Wanita itu mulai melangkah mundur, menjauh dari danau, tetapi kakinya terasa berat, seperti terjebak di dalam tanah yang menahan langkahnya.

Cassandra mencoba bergerak untuk mendekatinya, tetapi tubuhnya terasa kaku, seolah-olah terjebak dalam mimpi buruk di mana dia tidak bisa bergerak. Hanya matanya yang bisa bergerak, menatap wanita itu dengan putus asa. Kemudian, tiba-tiba, bayangan gelap muncul dari dalam air danau, perlahan-lahan merayap ke arah wanita itu. Bayangan itu bergerak dengan cara yang tidak alami, seolah-olah ditarik oleh kekuatan yang tidak terlihat, dan ketika akhirnya mencapai kaki wanita itu, bayangan itu membelitnya seperti akar yang menjalar ke atas.

Wanita itu menjerit tanpa suara, wajahnya penuh dengan ketakutan yang tak terungkapkan. Matanya bertemu dengan mata Cassandra sejenak sebelum bayangan itu menariknya ke dalam air, menyeretnya ke kedalaman Lacul Negru yang gelap. Dalam sekejap, wanita itu hilang dari pandangan, tenggelam dalam kegelapan yang tak berujung.

Cassandra terkejut, dia mencoba berteriak, tetapi suaranya tertahan di tenggorokan. Dan sebelum dia bisa melakukan apapun, kesadaran itu memudar, dan dia kembali terjaga di kamar hotelnya—sendirian, dengan nafas terengah-engah dan rasa dingin yang menjalar di sekujur tubuhnya. Kegelapan masih menyelimuti kamarnya, tetapi mimpi itu, atau mungkin penglihatan itu, meninggalkan bekas yang mendalam di pikirannya. Dia tahu, apapun yang dia lihat, itu bukan hanya mimpi biasa. Ada sesuatu yang menghubungkannya dengan masa lalu yang kelam dan misterius dari desa ini. Sesuatu yang menunggu untuk diungkap.

***

Pagi itu, Cassandra terbangun dengan rasa gelisah yang masih menyelimuti pikirannya. Mimpi malam sebelumnya terus menghantui pikirannya, bayangan wanita yang tenggelam di Lacul Negru masih begitu jelas dalam benaknya. Dia merasa perlu mencari tahu lebih banyak tentang danau itu dan apakah pernah ada kejadian tragis yang melibatkan seorang wanita seperti dalam mimpinya. Mungkin itu bukan sekadar mimpi, mungkin ada sesuatu yang lebih, sesuatu yang terkait dengan sejarah desa ini.

Cassandra teringat pada Adrian, pria yang ditemuinya kemarin yang tampak sangat mengenal desa dan sejarahnya. "Aku harus menemuinya," pikir Cassandra dalam hati. "Dia mungkin tahu sesuatu tentang ini." Tapi sebelum itu, dia memutuskan untuk turun dan sarapan, berharap mendapatkan sedikit kejelasan dari percakapannya dengan pemilik penginapan, Elena.

Di ruang makan yang sederhana, Elena sudah menyiapkan sarapan untuknya. Aroma kopi segar dan roti panggang menyambut Cassandra saat dia duduk di meja kayu tua yang sudah mulai memudar warnanya. "Selamat pagi, Nona Dumont. Tidur nyenyak?" tanya Elena dengan suara tenang.

Cassandra tersenyum tipis, meskipun hatinya masih dipenuhi kegelisahan. "Pagi, Elena. Tidurku cukup nyenyak, meski ada mimpi yang agak aneh semalam."

Elena hanya mengangguk sambil meletakkan secangkir kopi di depan Cassandra. "Mimpi yang aneh sering terjadi di tempat seperti ini. Desa ini memang penuh misteri."

Setelah beberapa suap makanan dan beberapa teguk kopi, Cassandra memutuskan untuk langsung ke intinya. "Elena, apakah pernah ada cerita tentang seorang wanita yang tenggelam di Danau Lacul Negru? Mungkin dari masa lalu? Saya merasa... entah kenapa, seolah-olah saya melihatnya dalam mimpi."

Elena terdiam sejenak, ekspresinya berubah menjadi ragu. Dia tampak bimbang, seolah sedang mempertimbangkan apakah akan mengungkapkan sesuatu yang telah lama disimpan dalam ingatannya. "Lacul Negru... memang tempat yang penuh misteri," katanya akhirnya, suaranya terdengar lebih pelan dari biasanya. "Ada cerita lama di desa ini, tentang seorang wanita."

Cassandra menatap Elena dengan penuh perhatian, berharap mendapatkan jawaban yang dia cari. "Wanita? Siapa dia, Elena? Apa yang terjadi padanya?"

Elena menghela napas panjang, seolah mencoba mengumpulkan kekuatan untuk mengingat kembali masa lalu yang kelam. "Dulu, ada seorang wanita muda yang sering sekali pergi ke Lacul Negru. Dia sangat mencintai tempat itu, mungkin lebih dari siapapun di desa ini. Setiap hari, dia akan berjalan ke sana dan menghabiskan waktu berjam-jam duduk di tepi danau, hanya untuk menikmati pemandangan. Warga desa sering melihatnya, dan semua orang tahu tentang kebiasaannya itu."

Cassandra merasa jantungnya berdebar lebih cepat. Wanita ini mungkin adalah sosok dalam mimpinya. "Lalu apa yang terjadi padanya?" desaknya.

Elena mengangkat bahu, matanya sedikit berkabut oleh kenangan lama. "Suatu hari, wanita itu menghilang tanpa jejak. Tidak ada yang tahu ke mana dia pergi. Penduduk desa mencarinya ke mana-mana, termasuk di sekitar Lacul Negru, tapi mereka tidak pernah menemukannya. Ada desas-desus yang beredar bahwa dia tenggelam di danau itu, tetapi tidak ada yang bisa memastikan. Fakta sebenarnya tidak pernah diketahui."

Kata-kata Elena menggantung di udara, meninggalkan perasaan tidak menentu di hati Cassandra. Apakah wanita itu benar-benar tenggelam? Atau ada sesuatu yang lebih gelap yang terjadi? Cassandra merasakan dorongan kuat untuk mencari tahu lebih jauh. Ada sesuatu yang sangat salah di sini, dan dia merasa terikat untuk mengungkap kebenarannya.

"Terima kasih, Elena," kata Cassandra akhirnya, meskipun pikirannya masih dipenuhi dengan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. "Mungkin saya akan pergi ke danau lagi hari ini... hanya untuk melihat-lihat."

***

Setelah perbincangannya dengan Elena di ruang makan, Cassandra merasa pikirannya dipenuhi oleh berbagai pertanyaan yang belum terjawab. Wanita yang sering menghabiskan waktu di tepi Lacul Negru, yang kemudian menghilang tanpa jejak—apakah dia yang hadir dalam mimpinya? Apakah mimpi itu lebih dari sekadar ilusi? Dengan langkah yang sedikit berat, Cassandra meninggalkan ruang makan dan naik kembali ke kamarnya di lantai dua. Pikirannya berputar-putar, berusaha memahami informasi yang baru saja diterimanya.

Saat dia melangkah ke lorong menuju kamarnya, suasana di sekitar mulai berubah. Udara terasa lebih dingin, seperti ada kabut tipis yang tiba-tiba menyelimuti seluruh lantai. Langkah kakinya yang berderit di atas lantai kayu tua terdengar semakin keras, menggema di sepanjang lorong yang seolah-olah semakin panjang. Jantungnya berdegup lebih cepat tanpa alasan yang jelas, dan perasaan tidak nyaman mulai merayapi dirinya.

Ketika dia mendekati pintu kamarnya, Cassandra tiba-tiba mendengar sesuatu—bisikan-bisikan aneh yang sepertinya berasal dari segala arah. Suara itu lembut namun jelas, sebuah bahasa yang meskipun samar-samar, masih bisa dia kenali. Telinganya menajam, mencoba menangkap kata-kata itu, namun suara tersebut terus berdesir seperti angin, seolah-olah sengaja ingin membuatnya penasaran.

Tangan Cassandra gemetar hebat saat dia meraih gagang pintu kamarnya. Bisikan itu semakin jelas, berputar-putar di sekelilingnya, dan kali ini kata-kata yang terdengar membuat bulu kuduknya meremang. "Lacul Negru... Cassandra... kembali... menunggu..." Bisikan itu seolah-olah memanggilnya, menuntutnya untuk kembali ke danau, seakan ada sesuatu—atau seseorang—yang sedang menunggu di sana.

Cassandra merasakan kepalanya berdenyut, pusing yang tiba-tiba menyerangnya membuatnya hampir kehilangan keseimbangan. Dinding di sekitarnya seolah-olah bergerak, berputar-putar, membuatnya merasa limbung. Suara-suara itu semakin intens, semakin menekan, seolah-olah ada kekuatan tak terlihat yang mencoba merasuki pikirannya, memaksanya untuk mendengarkan.

Dia berusaha mengabaikan suara-suara itu, tetapi kata-kata itu semakin mendesak, semakin memaksa. "Kembali ke danau... Cassandra... menunggu..." Suara itu penuh dengan kepedihan dan keputusasaan, seperti panggilan terakhir dari seseorang yang terperangkap dalam kegelapan abadi.

Dengan tangan yang gemetar, Cassandra berhasil membuka pintu kamarnya dan nyaris terjatuh ke dalam ruangan. Dia menutup pintu di belakangnya dengan cepat, berharap suara-suara itu akan hilang, tetapi bisikan-bisikan itu terus berlanjut, berdesir melalui celah-celah pintu, menembus dinding, menghantui pikirannya tanpa henti.

Dia terjatuh di tempat tidur, seluruh tubuhnya gemetar hebat. Kegelapan di kamar seolah-olah semakin pekat, dan bayangan-bayangan di sudut ruangan tampak bergerak-gerak, seolah-olah hidup dan mengintainya dari kejauhan. Cassandra memejamkan mata, mencoba menghalau ketakutan yang semakin mendalam, namun bisikan itu terus mengganggu pikirannya.

Kemudian, dalam sekejap, bisikan itu berubah menjadi jeritan yang tiba-tiba, tajam dan menusuk. "Cassandra! Kembali ke danau! Menunggu...!" Jeritan itu begitu nyata, begitu mencekam, membuat seluruh tubuh Cassandra terasa lumpuh oleh ketakutan. Dia menutup telinganya, mencoba mengusir suara itu, namun jeritan itu terus menggema di dalam kepalanya, tak mau pergi.

"Apa yang terjadi padaku?" bisiknya dalam hati, sambil memeluk tubuhnya sendiri yang menggigil ketakutan. Pikirannya kacau, terbelit oleh kata-kata yang tak dimengerti namun begitu menakutkan. Bisikan-bisikan itu seolah-olah datang dari masa lalu, dari sesuatu yang sangat tua, sangat kuno, dan penuh dengan kesedihan serta kemarahan.

Cassandra merasa seperti di ambang kegilaan. Suara-suara itu semakin keras, semakin mendesak, dan dia tahu, dalam hatinya, bahwa apapun itu, sesuatu yang mengerikan sedang menunggunya di Lacul Negru. Apakah ini semua hanya permainan pikiran? Ataukah ada kekuatan lain yang sedang berusaha menariknya ke dalam kegelapan?

Dia memejamkan matanya erat-erat, berdoa agar semuanya segera berakhir. Tapi jauh di dalam hatinya, dia tahu bahwa ketenangan tidak akan datang dengan mudah. Ada sesuatu yang menunggu di Lacul Negru—dan entah bagaimana, Cassandra merasa bahwa dia tidak akan bisa menghindarinya. Sesuatu yang lebih besar, lebih kelam dari mimpi buruk terburuknya, sedang mengintai di sana, menantinya untuk datang.

Terpopuler

Comments

💫0m@~ga0eL🔱

💫0m@~ga0eL🔱

penuh tabir misteri ❤️

2024-10-11

0

Mưa buồn

Mưa buồn

Sukses membuatku merasa seperti ikut dalam cerita!

2024-08-14

3

lihat semua
Episodes
1 LANGKAH PERTAMA
2 Desa Yang Tersembunyi
3 Bisikan Masa Lalu
4 Lacul Negru
5 Jejak Yang Hilang
6 Catatan Dari Masa Lalu
7 Misteri Pemilik Jurnal Tua
8 Menembus Kabut
9 Satul Pietratu
10 Sofie
11 Rahasia Elena
12 Segera Pindah
13 The Witch Mansion
14 Dibalik Kabut
15 Love Story
16 Pohon Keluarga
17 Cimitirul Daciana
18 Anastasia
19 Istoria Famillie Daciana
20 Pertikaian
21 Teman Baru
22 Berkuda
23 Candle Light Dinner
24 Madam Elara
25 Terperangkap Kabut
26 Tepi Jurang
27 Sekte Azazel
28 Pesta Dansa
29 Azazel
30 Sehidup Semati
31 Tenggelam
32 Nyaris Tenggelam
33 Pewaris
34 Ancaman Cassandra
35 Kutukan Klan Daciana
36 Cincin Terkutuk
37 Pagar Gaib
38 Cerita Pahit
39 Arwah Gentanyangan
40 Bertemu Azazel
41 Ancaman Yang Menakutkan
42 Pedang Langit Lucifer
43 Pemimpin Baru Klan Daciana
44 Hati yang Kesepian
45 Kecemburuan Adrian
46 Perbincangan tentang Karma Baik
47 Serangan Azazel
48 Pemakaman Lily Daciana
49 Gundah Gulana
50 Pertemuan
51 Kenangan Pahit Masa lalu
52 Selamat Tinggal Cassie
53 Mangsa Dalam Genggaman
54 Jiwa yang Teraniaya
55 Pilihan Yang Sulit
56 Perlindungan Strigoi
57 Adrian VS Lucas
58 Kecamuk Hati Lucas
59 Sendiri di Altar Gereja (Kisah Lucas)
60 Sutradara yang Kejam (Kisah Lucas)
61 Predator Dunia Malam (Kisah Lucas)
62 Tangan Yang Berlumuran Darah (Kisah Lucas)
63 Fitnah yang Kejam (Kisah Lucas)
64 Perjanjian Darah (Kisah Lucas)
65 Persembahan Pertama ( Kisah Lucas)
66 Ritual Pemanggilan Azazel ( Kisah Lucas)
67 Pusaran Air Lacul Negru (Kisah Lucas)
68 Dua Hati yang Terluka ( Akhir kisah Lucas)
69 Menangislah Agar Hatimu Lega
70 A Shoulder To Cry On
71 Kerasukan Azazel
72 Excorcistm oleh Bapa Mateo
73 Keluarga yang terpisah
74 Ancaman Azazel
75 Aku dan Kamu Selamanya
76 Makam Leluhur
77 Persiapan Ritual
78 Tenggelam
79 Perang Melawan Azazel
80 Pernikahan Cassandra dan Adrian
Episodes

Updated 80 Episodes

1
LANGKAH PERTAMA
2
Desa Yang Tersembunyi
3
Bisikan Masa Lalu
4
Lacul Negru
5
Jejak Yang Hilang
6
Catatan Dari Masa Lalu
7
Misteri Pemilik Jurnal Tua
8
Menembus Kabut
9
Satul Pietratu
10
Sofie
11
Rahasia Elena
12
Segera Pindah
13
The Witch Mansion
14
Dibalik Kabut
15
Love Story
16
Pohon Keluarga
17
Cimitirul Daciana
18
Anastasia
19
Istoria Famillie Daciana
20
Pertikaian
21
Teman Baru
22
Berkuda
23
Candle Light Dinner
24
Madam Elara
25
Terperangkap Kabut
26
Tepi Jurang
27
Sekte Azazel
28
Pesta Dansa
29
Azazel
30
Sehidup Semati
31
Tenggelam
32
Nyaris Tenggelam
33
Pewaris
34
Ancaman Cassandra
35
Kutukan Klan Daciana
36
Cincin Terkutuk
37
Pagar Gaib
38
Cerita Pahit
39
Arwah Gentanyangan
40
Bertemu Azazel
41
Ancaman Yang Menakutkan
42
Pedang Langit Lucifer
43
Pemimpin Baru Klan Daciana
44
Hati yang Kesepian
45
Kecemburuan Adrian
46
Perbincangan tentang Karma Baik
47
Serangan Azazel
48
Pemakaman Lily Daciana
49
Gundah Gulana
50
Pertemuan
51
Kenangan Pahit Masa lalu
52
Selamat Tinggal Cassie
53
Mangsa Dalam Genggaman
54
Jiwa yang Teraniaya
55
Pilihan Yang Sulit
56
Perlindungan Strigoi
57
Adrian VS Lucas
58
Kecamuk Hati Lucas
59
Sendiri di Altar Gereja (Kisah Lucas)
60
Sutradara yang Kejam (Kisah Lucas)
61
Predator Dunia Malam (Kisah Lucas)
62
Tangan Yang Berlumuran Darah (Kisah Lucas)
63
Fitnah yang Kejam (Kisah Lucas)
64
Perjanjian Darah (Kisah Lucas)
65
Persembahan Pertama ( Kisah Lucas)
66
Ritual Pemanggilan Azazel ( Kisah Lucas)
67
Pusaran Air Lacul Negru (Kisah Lucas)
68
Dua Hati yang Terluka ( Akhir kisah Lucas)
69
Menangislah Agar Hatimu Lega
70
A Shoulder To Cry On
71
Kerasukan Azazel
72
Excorcistm oleh Bapa Mateo
73
Keluarga yang terpisah
74
Ancaman Azazel
75
Aku dan Kamu Selamanya
76
Makam Leluhur
77
Persiapan Ritual
78
Tenggelam
79
Perang Melawan Azazel
80
Pernikahan Cassandra dan Adrian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!