Benar saja, keesokan harinya. Alana langsung berangkat ke kediaman sang putra. Albert yang mengetahui hal tersebut segera memberitahu Alexander melalui sambungan telepon.
"Tuan, nyonya sedang dalam perjalanan ke kediaman."
"Hm, katakan padanya bahwa aku tidak akan merubah keputusan ku tentang nyonya Alexander."
"Baik, Tuan." Jika orang lain mendengar perkataan Al. Mereka pasti akan segera menyimpulkan bahwa pria itu sangat mencintai Bella, hanya Albert yang tahu arti sebenarnya di balik kata-kata tersebut.
Bella yang baru saja selesai sarapan dan sedang mengerjakan rajutan berbentuk sweater berwarna Coklat di ruang tamu, terkejut ketika kedatangan tamu istimewa.
Sebenarnya, Albert tidak memberitahu sang nyonya bahwa ibu mertuanya akan berkunjung. Dia sengaja melakukannya karena ingin membuktikan pada Alana bahwa Bella tidak serakah atau manipulatif.
Karena sudah diajarkan tata Krama oleh sang guru. Bella tidak gugup seperti pertama kali dia bergabung di kediaman Alexander.
Dengan ekspresi sopan, Bella mempersilahkan sang tamu duduk lalu meminta pelayan menyiapkan teh serta kue kering.
Alana yang melihat sambutan sang menantu cukup senang. Dia yakin bahwa Albert tidak memberitahu bahwa dirinya akan berkunjung sehingga menantunya tidak akan menyiapkan rencana licik agar mendapatkan kepercayaan darinya.
"Boleh aku tahu siapa kau? Dan apa hubungan mu dengan putra ku?" Terlihat jelas bahwa Bella terkejut ketika mendengar perkataan Alana. Dia tidak menduga bahwa tamu pagi ini merupakan tamu paling istimewa. Ibu mertuanya, hal pertama yang ada di dalam benar Bella adalah rasa takut.
Dia yang sudah kehilangan jati diri sejak sang ayah membawa wanita simpanan dan putrinya, merasa bahwa dengan identitasnya. Wanita seperti Alana akan membencinya secara langsung atau tidak langsung.
Namun, sejak awal hingga saat Alana berbicara. Bella tidak melihat tatapan itu, tidak ada rasa jijik atau merendahkan.
"Nama saya Calista Isabella Valvet, Nyonya. Saya istri tuan Alexander."
"Istri putra ku? Kenapa aku tidak tahu bahwa dia sudah menikah? Bahkan tidak ada konfirmasi pada keluarga besar Wesley tentang pernikahan tersembunyi ini."
"Tuan terlalu sibuk dan sudah berencana akan memberitahu keluarga besar bulan depan, Nyonya. Namun tidak menduga bahwa anda tiba-tiba berkunjung, tuan muda akan segera memberi penjelasan pada keluarga besar." Albert segera menjelaskan agar Bella tidak semakin gugup atau rahasia yang sudah dia dan tuan mudanya simpan akan terendus ke permukaan.
"Baiklah kalau begitu." Alana tidak merasa keberatan, lagi pula dia sudah tahu sifat putranya dengan baik. "Jadi, apakah pernikahan kalian yang tiba-tiba karena kau sudah hamil?" Bella terpana, dia sedikit malu. Mereka bahkan tidak pernah menghabiskan waktu berdua, lalu bagaimana bisa dia hamil tanpa malam pertama.
"Tidak, nyonya. Saya belum hamil."
"Nak, jangan gunakan kata 'saya' saat berbicara, dan tolong panggil aku mama mertua. Bagaimanapun, kau sudah menjadi nyonya Alexander dan di masa depan, kau akan menyandang status nyonya Wesley."
Semudah itu, Bella benar-benar dibuat tercengang saat mendengar pernyataan ibu mertuanya. Tanpa harus melakukan banyak usaha untuk mencari muka, dia sudah diterima begitu saja oleh sang ibu mertua.
"Ada apa? Apa kau merasa bahwa aku terlalu banyak meminta?"
"Tidak, saya hanya tidak menduga bahwa anda akan menerima saya begitu mudah. Kita bahkan baru bertemu, dan tiba-tiba saja saya menjadi istri dari putra anda."
"Bagaimanapun kau sudah membuat putra ku yang menderita OCD menikah. Itu bahkan jauh lebih membahagiakan dari apapun yang sudah ku miliki di dunia ini, dan tolong berhentilah menggunakan kata 'saya' saat berbicara."
Bella terkejut ketika mendengar bahwa suaminya seorang penderita OCD. Tidak heran kenapa pria seperti itu tidak memiliki scandal apapun dengan wanita di ibukota.
Tapi, ketika dia ingat saat pria itu membawanya lalu melemparkannya ke kolam renang. Bella merasa sedikit aneh, namun dia berusaha menghilangkannya. Dia tidak ingin terlalu banyak berpikir hingga menjadi sombong.
"Terima kasih karena sudah menerima ku, Ma."
"Menantu ku yang pintar." Alana senang, dia akhirnya yakin bahwa Bella memang pilihan terbaik untuk menjadi istri dari putranya. "Jadi kapan kalian akan memberikan kami cucu? Meskipun putri ku sudah memberikannya. Tapi aku juga ingin putra ku yang terkenal sedikit tidak normal itu memberikan beberapa orang cucu. Lagi pula, dia juga akan menjadi salah satu pewaris keluarga Wesley di masa depan."
Wajah Bella sedikit memerah, memikirkan dirinya akan menjalin hubungan lebih intim dengan Alexander. Dia benar-benar sangat gugup.
"Kami belum tahu, Ma. Bagaimanapun kami butuh waktu mengingat kami baru saja menikah tanpa pacaran atau sebagainya." Tidak mungkin Bella memberitahu ibu mertuanya bahwa dia dan sang suami belum menyelesaikan pernikahan sepenuhnya.
"Kau benar, mama hampir melupakan hal itu. Kalian harus banyak berinteraksi, dan jika dia melakukan sesuatu yang buruk pada mu, langsung beritahu mama. Mama akan membuatnya menyesali perbuatannya."
"Baik, Ma."
"Jadi, apa yang sedang menantu ku lakukan hari ini?"
"Aku ingin menyelesaikan rajutan ku, Ma." Bella tiba-tiba saja menyadari satu hal. Tuhan akhirnya membalas setiap rasa sakitnya di masa lalu dengan mempertemukannya pada keluarga Wesley.
"Kau bisa merajut?" Ini kejutan bagi Bella. Bagaimanapun, merajut bukan hal mudah apalagi zaman semakin modern, ada banyak mesin yang bisa membuat rajutan dengan banyak motif. Jadi, tidak ada lagi yang perduli pada keahlian yang hampir punah itu.
"Ya, aku banyak belajar dari ibu di masa lalu."
"Lalu, apalagi yang bisa kau lakukan?"
"Selain merajut, aku suka melukis dan mengambil foto."
"Jangan bilang, kau menggunakan hobi mu sebagai mesin pencari uang."
"Sebenarnya, itu benar. Kondisi yang mengharuskan ku melakukan apa saja agar bisa mendapatkan uang."
"Di mana ayah dan ibu mu? Kenapa mereka membiarkan mu melakukan hal-hal seperti itu? Aku juga merasa bahwa telapak tangan mu sangat kasar, tidak seperti pada umumnya yang di miliki seorang wanita. Apa kau sering melakukan pekerjaan keras di masa lalu?"
Karena Alana sudah menerimanya, maka Bella tidak keberatan menceritakan masa lalunya.
"Ibu sudah meninggal, dan ayah memiliki istri baru serta putri berharga yang menggambil posisiku. Aku tidak lagi dalam posisi penting di rumah, sehingga aku harus mengambil banyak beban tanggung jawab. Tidak hanya mengerjakan tugas rumah seperti seorang pelayan, aku juga harus menjadi pelayan toko paruh waktu agar bisa membiayai sekolah ku di masa lalu."
"Astaga! Pria macam apa yang tega melakukan hal kejam seperti itu pada putrinya sendiri. Aku benar-benar tidak menduga ada ayah yang tega menyiksa putrinya demi anak tidak sah." Alana jadi teringat masa lalu. Kini dia berjanji akan membantu sang menantu membalas rasa sakit yang keluarga itu berikan pada wanita muda tersebut.
"Ini bahkan hanya setengah dari kejahatan yang mereka lakukan, Ma. Pada akhirnya, wanita simpanan dan putri tidak sah itu melengserkan posisi ku dan ibu ku."
"Tidak masalah, Sayang. Itu hanya masa lalu. Sekarang kau punya Alexander dan keluarga Wesley."
"Terima kasih, Ma. Aku benar-benar senang karena akhirnya Tuhan adil pada ku." Bella menangis di pelukan Alana. Pada akhirnya, dia kembali merasakan pelukan hangat yang pernah hilang tepat ketika ibunya pergi meninggalkannya untuk selamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments