Dipaksa Menikah

"Ayo cepat! Kenapa kau masih melamun?" Nyonya Wiliam mulai kehilangan kesabarannya. Tidak ada tatapan kasih sayang pada Bella yang merupakan putri kandungnya sendiri.

"Kenapa ayah dan ibu tidak meminta pendapatkan ku? Apakah tidak ada sedikit pun kasih sayang untuk ki dari kalian?"

"Jangan membahas kasih sayang. Kau yang ingin tinggal di sini jadi kau harus menerima keputusan kami. Jika kau merasa ini tidak adil, maka tanyakan pada diri mu sendiri. Kenapa kau memutuskan tetap tinggal di rumah ini dan mengganggu putri ku setelah ku tolak mentah-mentah."

Memang benar jika sejak awal kedua orangtuanya menolak kehadirannya. Hanya saja Bella merasa dia harus mencoba mendekati kedua orangtuanya. Ia ingin di sayang oleh ayah dan ibu kandungnya.

"Akulah putri anda, Nyonya."

"Cukup! Cepat-cepat bersiap. Entah kau suka atau tidak kau akan tetap menikah dengan pria tua itu."

Setelah itu, nyonya William pergi meninggalkan Bella. Namun saat membuka pintu ia melihat Lita menunggunya.

"Sayang, kenapa kau ada di sini?" Nyonya William menatap penuh kasih sayang pada Lita.

"Aku hanya khawatir pada Bella, Ma. Bagaimana kalau aku saja yang menggantikan posisi Bella. Bagaimanapun aku orang lain di rumah ini. Aku juga tidak ingin Mama di benci kakek karena menikahkan Bella dengan pria tua dan bahkan menjadi istri ketiga."

Tentu saja Lita hanya berpura-pura dan sengaja mengeraskan suaranya agar Bella tahu kalau dia akan menjadi istri ketiga. Membayangkan kehidupan neraka Bella setelah menikah membuat Lita menjadi sangat bahagia.

"Tidak. Kau kesayangan mama dan papa. Biarkan anak itu melakukan tugas jika dia ingin kami akui sebagai bagian keluarga ini."

"Apa Mama akan mengumumkan identitasnya?" Lita memasang ekspresi sedih, namun sesaat lalu berubah jadi bahagia yang di paksakan. "Tapi itu bagus, Ma. Lagi pula aku sudah sangat lama menduduki posisi Bella di rumah ini."

"Tidak, Sayang. Kau tetap putri kami. Jadi jangan merasa sedih."

"Tapi tadi, Mama."

"Sebagai kerabat papa mu. Tidak lebih."

"Tapi, Ma."

"Hanya itu dan kau akan menjadi putri kami sekaligus adik perempuan kakak mu."

"Terima kasih, Ma."

"Sama-sama, Sayang. Ayo pergi. Papa pasti sudah lama menunggu kita."

"Ah benar. Papa bilang kita akan jalan-jalan."

"Benar, Sayang. Mama hampir melupakan itu."

Setelah itu nyonya William mengajak Lita pergi meninggalkan kamar Bella. Tentu saja sebelum pergi Lita memberikan senyum penuh kemenangan dan ejekan pada Bella yang sudah mati rasa karena sakit hatinya.

Bella berjanji di masa depan ia akan membalaskan semua rasa sakitnya pada keluarga William.

***

Sebenarnya, waktu pernikahan yang Alexander pesankan pada Albert masih lama. Kemungkinan akan berlangsung bulan depan, namun entah mengapa Albert merasa bahwa rencana tuan mudanya tidak akan berjalan lancar jika dia menunda untuk membawa Bella bersama mereka.

Setelah menunggu setengah jam, Bella akhirnya turun. Dia menggunakan gaun terbaiknya, gaun satu-satunya yang ia bawa ketika masuk ke dalam keluarga William. Tidak ada gaun atau pakaian bagus yang di dapatkan dari keluarga William.

Jacob yang melihat kondisi Bella dan penampilannya yang sangat sederhana hanya bisa menghela nafas pelan. Dia hanya berharap sang tuan muda akan merawat nyonya masa depan mereka dengan baik setelah hari ini.

"Apa anda yang akan membawa ku pergi?" Bella mengabaikan kehadiran Abbas, Doroty dan Lita. Tidak ada lagi ekspresi sedih atau marah. Bella memasang ekspresi dingin.

"Ya, mari kita pergi, Nona." Albert merasa kalau Bella bukan sosok wanita yang bisa di anggap remeh. Meskipun dia yakin wanita itu sedih atas pernikahan tiba-tiba ini, tapi Bella bisa tetap kuat.

"Hm."

Bella akhirnya pergi bersama Albert. Meninggalkan keluarga Wiliam yang akan menyesali perbuatan mereka hari ini di masa depan. Terutama Lita yang tahu bahwa pria tua yang Albert katakan pada mereka saat melamar Bella adalah pewaris keluarga Wesley yang banyak di puja wanita kaya.

***

"Maaf, Tuan. Saya membawa nona Bella tanpa persetujuan anda." Bukannya pergi ke catatan sipil seperti yang dia sebutkan pada tuan Wiliam. Albert membawa Bella ke kediaman Alexander.

"Hm, daftarkan pernikahan kami. Berikan dia kamar yang bagus dan penuhi setiap kebutuhannya." Al tidak merasa bahwa itu salah, bagaimanapun dia dan Bella akan menikah cepat atau lambat.

"Baik, Tuan."

Kebetulan Albert sudah mengurus segala macam keperluan untuk pendaftaran pernikahan termasuk milik Bella yang dia minta dari tuan Wiliam dan di urus oleh pihak-pihak tertentu menggunakan uang.

Albert tidak ingin pernikahan tersembunyi sang tuan muda malah menjadi bumerang di masa depan. Dia harus melengkapi semuanya agar tidak ada masalah yang menyulitkan keduanya hidup bersama.

***

Bella yang sedang duduk di kamar mewah yang kini resmi menjadi miliknya sedikit gugup. Dia berpikir bahwa sebentar lagi mereka akan melakukan malam pertama bersama suami misterius.

Namun, hingga pukul tujuh malam. Bella tidak dipanggil, dia bahkan baru saja bangun tidur. Kamar dan ranjang miliknya sangat nyaman, jauh berbeda dari kamar kecilnya di kediaman Wiliam.

Jujur, ketika pertama kali masuk. Bella merasa sangat terpana sekaligus takjub dengan keindahan bangunan milik suami misteriusnya.

Jauh lebih mewah dari kediaman Wiliam, bahkan tidak bisa jika dibandingkan dengan milik keluarganya.

Dan kini, di mulai bertanya-tanya. Pria tua mana yang menjadi suaminya, atau bisakah pria itu buruk rupa dan cacat.

Bella sangat penasaran, dan beruntung dia tidak mendengar kebohongan Jacob pada saat pertama kali melamar dari mulut keluarga Wiliam.

Jika dia tahu bahwa suaminya seorang pria beristri, walaupun itu hanya sebuah kebohongan. Bella tidak akan bisa tenang atau menikmati tidur siang yang nyenyak.

"Nyonya, waktunya makan malam. Bisakah saya masuk ke dalam?" Tiba-tiba saja suara pelayan wanita terdengar dan menghentikan lamunan liar Bella.

"Silahkan." Bella cepat-cepat membereskan ranjang yang sedikit berantakan karena ulahnya.

Dia berpikir bahwa suaminya akan tidur bersamanya, tanpa tahu bahwa mereka akan tinggal di kamar yang berbeda hingga beberapa hari kedepan.

Sebenarnya, Alexander hanya ingin menjadikan Bella sebagai nyonya masa depan. Tidak ada cinta di antara mereka, pria itu yakin dengan rencananya. Dia juga tidak berniat memiliki anak, entah dari Bella atau wanita manapun.

Dia bahkan tidak ingin repot-repot bertemu istri rahasianya. Berpikir bahwa itu bukanlah hal yang penting.

Namun, siapa yang tahu bahwa takdir akan segera berubah dan Alexander dibuat sangat tergila-gila pada tubuh istrinya.

Hal yang tidak akan pernah Alexander mimpikan. Dia yang terlahir sebagai penderita OCD (obsessive compulsive disorder (OCD). OCD adalah gangguan mental yang dapat dialami oleh siapa saja.) suka kebersihan dan tidak pernah membiarkan siapapun menyentuhnya. Akan segera menemukan menemukan wanita yang bisa mengobati penyakit mental tersebut.

"Anda tidak perlu membereskan ranjang atau yang lainnya, Nyonya. Itu adalah tugas para pelayan di kediaman ini, dan anda hanya harus menjadi nyonya Alexander."

Bella merasa emosional setelah mendengar perkataan pelayan tersebut. Dia yang selalu di perlakukan layaknya pelayan di kediaman Wiliam tiba-tiba berubah menjadi nyonya yang tidak perlu melakukan apapun kecuali makan dan minum.

"Maaf, aku belum terbiasa." Bella sedikit malu sekarang.

"Tidak masalahnya, Nyonya. Apa anda ingin dibantu mandi?"

"Tidak perlu, aku bisa sendiri." Bella merasa aneh jika pelayan atau orang lain membantunya membersihkan dirinya sendiri.

"Baik, selagi Anda mandi. Saya akan membawakan makan malam ke kamar."

"Aku baik-baik saja makan di dapur." Di kediaman Wiliam, Bella sering kali makan di dapur tanpa kursi dan meja, bahkan dia harus menghabiskan sisa makanan dari keluarganya.

"Tuan Al memerintahkan kami untuk melayani anda, dan makan di kamar bukan sesuatu yang buruk ditambah tubuh Anda pasti dalam kondisi yang lemah. Untuk malam ini, anda bisa makan di kamar, Nyonya."

Lagi-lagi Bella merasa emosional. Dia benar-benar diperlakukan layaknya seorang ratu.

"Baik, kalau begitu. Dimana tas yang ku bawa tadi? Di sana ada pakaian sehari-hari ku."

"Maaf, Nyonya. Tuan Al memerintahkan kami membakarnya, mulai sekarang anda bisa menggunakan pakaian yang sudah tersedia di Walk in closet milik anda pribadi."

"Walk in closet?" Bella tentu saja tahu apa itu, hanya saja dia tidak pernah melihatnya secara nyata.

"Ya, mari saya antarkan anda ke sana." Pelayan tersebut membawa Bella ke Walk in closet yang sudah Alexander siapkan untuknya.

Di dalam, Bella bisa melihat berbagai macam pakaian bermerek, tas, sepatu dan aksesoris mahal. Itu membuatnya kembali takjub.

"Tuan muda juga berpesan, jika anda merasa pakaian atau yang lainnya kurang, anda bisa menyampaikannya pada kepala pelayan. Tuan Jacob akan menambahkannya."

Terpopuler

Comments

Mariono -

Mariono -

seru kayaknya ini,lanjut tor

2024-10-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!