Mak Rodiah bingung

"Atuuun....! Jangan kabur kamu!" teriak Mak Rodiah ngos-ngosan, kakinya mendadak sakit setelah memaksakan diri berlari mengejar Atun. Ternyata kecurigaannya tentang kamar Atun yang tak kunjung terbuka sejak subuh itu benar, orangnya sudah kabur.

"Huh, huh.. Huh." Rara berhenti di samping Mak Rodiah.

"Kejar Ra!" perintahnya menunjuk Atun yang sudah berlalu di bawa Abdul naik mobil yang entah milik siapa. Wanita paruh baya itu memegangi lututnya, lemas.

"Rara gak kuat Mak, biar orangnya pak Sukma saja yang mengejar Atun." jawab Rara.

"Ya kamu pulang ,ambil mobil suamimu itu Ra, keburu Atun pergi jauh!" Kesal Mak Rodiah bingung harus bagaimana.

"Itu juga udah jauh Mak! Percuma juga Rara susul. Lagian Rara juga enggak tahu mereka pergi kemana?" kesal Rara, ia masih memegangi perutnya, menatap mobil yang di tumpangi Atun hilang di tikungan depan.

"Ya sudah, kita pulang dulu. Emak mau menghubungi pak Sukma." ajak Mak Rodiah meninggalkan halaman rumah Abdul.

"Itu si Abdul bawa kabur mobilnya siapa coba?" Rara bergumam, mengikuti langkah emaknya. "Aku tahu betul jika Abdul bukanlah orang berada, tapi kok tadi beda." Dia lanjut bergumam di dalam hati.

"Kamu langsung pulang dan ajak Bima mencari Atun, emak mau ke rumah Pak Sukma, supaya dia mengerahkan anak buahnya yang lain untuk mencari Atun." jelas Mak Rodiah yang kemudian diangguki Rara. Mak Rodiah sendiri langsung melangkah menuju rumah pak Sukma.

Tak berapa lama, Mak Rodiah tiba di sebuah rumah besar berwarna klasik, mewah, bersih, dan halamannya luas.

Mak Rodiah langsung di izinkan masuk karena petugas keamanan di rumah itu sudah tau siapa Mak Rodiah.

Ia tampak berbicara serius kepada pemilik rumah itu.

"Abdul?" tanya pria itu setengah bergumam, ia nampak berpikir. Di belakangnya, anak tertua pak Sukma hanya diam mendengarkan dengan wajah datar.

"Atun tidak pernah punya hubungan dengan pria manapun, tapi semalam memang pria itu datang ke rumah dan berkelahi dengan menantu saya, suaminya Rara." jelas Mak Rodiah lagi.

"Baiklah, aku akan mencari anak bungsumu itu." jawab Pak Sukma.

Kemudian Mak Rodiah berpamitan, ia berjalan gontai, lelah dan letih menyergap kedua kakinya.

"Apa aku tanya saja sama Marina? Dia kan berteman dekat sama Atun dari kecil." gumam Emak Rodiah, kemudian dia juga berjalan menuju rumah Marina.

"Permisi, Dek Lilis." panggil Mak Rodiah menunggu di depan warung sekaligus gudang bawang itu.

"Iya." terdengar jawaban dari dalam, perempuan paruh baya dengan sanggul sederhana itu keluar, menghampiri Mak Rodiah.

"Aku mau bertemu dengan anak mu. Aku mau menanyakan Atun yang tadi bersamanya lalu kabur naik mobil bersama Abdul." jelas Mak Rodiah sudah tak sabar.

"Lha, kan kaburnya sama Abdul bukan sama anak saya?" jawab Bu Lilis kesal Mak Rodiah menanyakan anaknya.

"Iya, tapi anakmu ada di sana tadi sama Atun juga Abdul anaknya si Asih. Wajar saja jika aku ingin menanyakan sesuatu hal tentang Atun sama anakmu." Mak Rodiah pun jadi ikutan kesal.

Bu Lilis menarik nafas, dia tidak terlalu menyukai Mak Rodiah sejak lama, tapi tidak dengan Atun, baginya mereka berdua adalah orang yang berbeda.

Sedangkan di dalam rumah, Marina yang sedang duduk bermain ponsel itu jadi penasaran mendengar suara ibunya yang sedikit keras. Dia keluar untuk melihat ibunya bicara dengan siapa.

"Bu." panggilnya, lalu matanya tertuju kepada Mak Rodiah yang juga menatap tajam padanya.

"Mar, coba kamu jelaskan kepada Emak, kemana Atun pergi?" Mak Rodiah langsung menjejali Marina dengan pertanyaan yang sejak tadi ada di kepalanya.

Marina menggigit bibirnya sendiri, dia ragu dengan jawabannya, tapi dia sendiri tidak tahu persis Atun pergi kemana.

"Jawab Mar! Kamu gak usah mikir-mikir, apalagi berbohong." desak Mak Rodiah.

"Marina enggak tahu Mak. Marina tahunya Atun pergi sama Abdul." jawab Marina, sekali melirik ibunya yang diam menyimak.

"Emak juga tahu, tapi mereka perginya kemana? Tujuannya itu lho Mar!" kesal Mak Rodiah.

"Marina tidak tahu Mak." jawab Marina lagi.

"Kamu itu, masih kecil sudah berani berbohong kepada orang tua. Mana mungkin kamu enggak tahu kemana perginya Atun, sedangkan tadi itu kamu yang paling kenceng teriak meminta Atun agar lari sama Abdul!" Mak Rodiah tampak geregetan tak mendapat jawaban yang memuaskan hatinya.

"Gak usah ngegas kalau bicara sama anak ku!" Bu Lilis maju di hadapan Mak Rodiah, memposisikan Marina berdiri di belakangnya.

"Ya anakmu itu membohongi aku!" balas Mak Rodiah.

"Kalau Marina enggak tahu ya enggak tahu Rodiah!" geram Bu Lilis.

"Tapi dia tahu Lis! Dia yang teriak menyuruh Atun segera pergi saat aku mau mengajak Atun pulang." jawab mak Rodiah.

"Dia tidak tahu!" bela Bu Lilis. "Lagian anak mu kabur sama Abdul, kenapa tidak mencarinya di rumah Abdul. Anak ku mana tahu urusan Atun, kamu ataupun Abdul." Bu Lilis menatap sengit lawan bicaranya.

"Halah, gak mungkin kalian tidak tahu. Selama ini orang yang paling kepo dengan hidupku itu ya kamu! Jangan sok-sokan gak tahu apa-apa. Aku juga tahu kalau Atun selalu ada di sini setiap pulang sekolah. Kamu kepo kan? kamu tanya-tanya hidup ku." Mak Rodiah pun tak kalah sengit menjawab lawan bicara.

"Aku tidak pernah kepo, tapi semua orang sini juga tahu kalau kamu itu suka menyiksa Atun, dipaksa-paksa kawin sama pak Sukma demi harta suamimu yang tergadai itu. emang dasarnya kamu mata duitan, kamu cuma mikirin duit, Atun dibuat sengsara."

"Jaga mulut busukmu itu ya!" marah Mak Rodiah menunjuk mulut Bu Lilis.

"Gak usah tunjuk-tunjuk." menepis tangan Mak Rodiah. "Mulut kamu tuh yang busuk, gak cuma mulut deng, hatimu juga." jawab Bu Lilis, tersenyum mengejek.

Ucapan Bu Lilis seketika membuat perempuan paruh baya itu emosi. Ia meraih rambut Bu Lilis yang tersanggul rapi, menariknya, menyerang duluan. "Mampus koen...!"

"Kamu yang mampus! Nenek peot!" Bu Lilis membalas serangan Mak Rodiah. Hingga terjadi Jambak-jambakan, teriakan dan umpatan keluar dari mulut keduanya.

"Bu! Mak! Berhenti!!!!!" teriak Marina yang kemudian membuat heboh para tetangga Marina, mereka melerai kedua emak-emak itu hingga terpisah.

"Sukurin Atun pergi! Dia udah enggak kuat tinggal bersama perempuan strees macam kamu! Aku sumpahin Atun gak pulang sekalian, Biar dia kawin sama Dulah. Biar hidupmu semakin melarat karena hatimu yang kotor itu gak pernah berubah." lanjut Bu Lilis melanjutkan sumpah serapahnya.

"Brengsek kamu!" Mak Rodiah ingin menyerang lagi namun di cegah para tetangga, hingga mereka menggiring MK Rodiah untuk segera pulang.

...***...

Sementara itu, Abdul yang sedang mengemudi masih diam belum bisa menenangkan hatinya sendiri. Ia sedikit syok dengan apa yang terjadi hari ini, sama sekali tak terduga.

"Kita mau kemana Mas." tanya Atun pelan, sebenarnya dia pun masih deg-degan. Tidak pernah terpikirkan akan terjadi seperti saat ini, meninggalkan emak lalu kabur bersama Abdul.

"Kita ke rumah emak ku Tun. Kita akan menikah di sana." jawabnya setelah menghempas nafas beratnya.

Atun mengangguk. Sejak awal tujuannya memang untuk menikah dengan Abdul demi menghindari Sukma. Walaupun didalam hatinya tidak yakin ini benar atau salah.

Terpopuler

Comments

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

apa yg kan terjdi aq ngikut aja ahhhhh kemana ini kok pada nhilang 📢📢📢📢@⍣⃝ꉣꉣAndini Andana

2024-10-15

2

lihat semua
Episodes
1 Emak
2 Ipar kurang ajar
3 Kawin lari
4 Mak Rodiah bingung
5 Uswatun Hasanah
6 Emak menangis, Atun tersenyum manis.
7 Uang Abdul membuat curiga
8 Ternyata, Abdul menang slot
9 Pulang
10 Gosip
11 Bertemu emak
12 Di usir emak
13 Ketahuan
14 Abdul minta maaf
15 Kedatangan Rara
16 Menguping
17 Nganter-nganter
18 Jangan jadi sales
19 Bukan ibumu
20 Bukan ibuku
21 Mengamuk
22 Dua tahun kemudian
23 Sakit gigi tak membuat mati
24 Ternyata Bisulan
25 Atun pulang sendiri
26 Mencari Abdul
27 Kedatangan Mertua
28 Abdul sudah di pecat
29 Abdul Marah
30 Kayak pembantu
31 Pembantu dadakan.
32 Abdul keluar juga
33 Pecahnya bisul emak
34 Duduk melamun
35 Ada apa dengan emak
36 Ternyata oh ternyata!
37 Bukan pencuri!
38 Hancur hati Atun
39 Mau cerai
40 Masih rindu
41 Di gadai emak!
42 Atun Marah
43 Sia-sia
44 Bertemu Abdul
45 Sandiwara Wina
46 Menawarkan rumah
47 Kabur
48 Bertemu Pak Sukma
49 Emak datang
50 Kerja
51 Gajian
52 Ke rumah Abdul
53 Abdul cemburu
54 Duduk berdua
55 Mencari Atun
56 Berasa istri
57 Menuju Talak
58 Abdul tak terima
59 Marina dan Anak pak Sukma
60 Jangan tantrum
61 Dilamar
62 Yakin kepincut janda
63 Ke kantor polisi
64 Ternyata tidak kangen
65 Hp Baru
66 Pulang
67 Jadian
68 Berasa mimpi
69 Mendadak mesum
70 Romantis dulu
71 Ketahuan
72 Abdul Gendeng
73 Dua bulan kemudian.
74 Ke rumah lama
75 Ke rumah emak Rodiah
76 Abdul vs Bu lilis
77 Menjelang lamaran
78 Akhirnya tahu juga
79 Ketemu abdul
80 Pulang sebentar ke rumah baru
81 Marina dan Rendra
82 Emak menderita
83 Bahagia
84 Happy ending
85 Promosi novel baru
86 Bidadari yang Tertinggal di Rumah Ibu
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Emak
2
Ipar kurang ajar
3
Kawin lari
4
Mak Rodiah bingung
5
Uswatun Hasanah
6
Emak menangis, Atun tersenyum manis.
7
Uang Abdul membuat curiga
8
Ternyata, Abdul menang slot
9
Pulang
10
Gosip
11
Bertemu emak
12
Di usir emak
13
Ketahuan
14
Abdul minta maaf
15
Kedatangan Rara
16
Menguping
17
Nganter-nganter
18
Jangan jadi sales
19
Bukan ibumu
20
Bukan ibuku
21
Mengamuk
22
Dua tahun kemudian
23
Sakit gigi tak membuat mati
24
Ternyata Bisulan
25
Atun pulang sendiri
26
Mencari Abdul
27
Kedatangan Mertua
28
Abdul sudah di pecat
29
Abdul Marah
30
Kayak pembantu
31
Pembantu dadakan.
32
Abdul keluar juga
33
Pecahnya bisul emak
34
Duduk melamun
35
Ada apa dengan emak
36
Ternyata oh ternyata!
37
Bukan pencuri!
38
Hancur hati Atun
39
Mau cerai
40
Masih rindu
41
Di gadai emak!
42
Atun Marah
43
Sia-sia
44
Bertemu Abdul
45
Sandiwara Wina
46
Menawarkan rumah
47
Kabur
48
Bertemu Pak Sukma
49
Emak datang
50
Kerja
51
Gajian
52
Ke rumah Abdul
53
Abdul cemburu
54
Duduk berdua
55
Mencari Atun
56
Berasa istri
57
Menuju Talak
58
Abdul tak terima
59
Marina dan Anak pak Sukma
60
Jangan tantrum
61
Dilamar
62
Yakin kepincut janda
63
Ke kantor polisi
64
Ternyata tidak kangen
65
Hp Baru
66
Pulang
67
Jadian
68
Berasa mimpi
69
Mendadak mesum
70
Romantis dulu
71
Ketahuan
72
Abdul Gendeng
73
Dua bulan kemudian.
74
Ke rumah lama
75
Ke rumah emak Rodiah
76
Abdul vs Bu lilis
77
Menjelang lamaran
78
Akhirnya tahu juga
79
Ketemu abdul
80
Pulang sebentar ke rumah baru
81
Marina dan Rendra
82
Emak menderita
83
Bahagia
84
Happy ending
85
Promosi novel baru
86
Bidadari yang Tertinggal di Rumah Ibu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!