#Flashback On
Malam itu, Kinan tiba di Ibukota Jakarta. Namun, tidak disangka jika dompet beserta isinya hilang semua karena dijambret di terminal tadi siang. Dengan guyuran hujan yg lebat, Kinan berjalan dengan pelukan dari kedua tangannya berharap dia bisa menghangatkan badannya sambil mencari tempat berteduh.
Dengan kondisi tubuhnya yg lemah tanpa sedikitpun makanan atau minuman sejak dia tiba di kota besar itu, Kinan merasa badannya lemah dan pandangan mata nya mulai sedikit buram. Dan ...
"mungkinkah aku pingsan ? ternyata begini yaaa kalo pingsan pas hujan-hujan gini", gumam Kinan sambil tetap memeluk dirinya sendiri.
Sorotan lampu mobil mengarah pada wajah pucat Kinan. Laki-laki paruh baya dan sedikit tampan menghampiri Kinan sambil memegang payung.
"aduh, seperti nya mbaknya pingsan bukan karena aku deh. jarak antara mobil dan mbaknya jauh. Syukurlah", ucap laki-laki berbaju hitam dengan kacamata hitam juga.
Kemudian, dia kembali ke mobil dan berbicara sebentar dengan orang yg ada didalam.
"ayo pak, bantu bawa mbaknya ke dalam mobil", perintah seorang perempuan cantik nan anggun yang berteriak dari dalam mobil
"baik, Nyonya", balas laki-laki kacamata hitam sambil menggendong dan membawa Kinan masuk kedalam mobil putih itu.
Setelah, memarkirkan mobil di halaman yg sangat luas dengan sebuh rumah yg berdiri dengan megah dan terlihat mewah.
"ayo cepet, Pak. Kasihan mbaknya, takut masuk angin", ucap Nyonya itu sambil membantu membawa barang bawaan Kinan.
Setelah masuk kedalam rumah itu, Kinan dibawa kedalam sebuah kamar yg bercat full putih dengan ranjang tidur yg sangat besar dengan lampu mewah tergantung ditengah ruangan.
"Pak, bilang ke Bi Inah buatan teh hangat yaaa", pinta Mama Andin kepada supir nya yakni laki-laki berkacamata hitam.
Ketika didalam kamar ...
Mama Andin mengambil pakaian dan handuk baru di dalam lemari itu. Dia membantu Kinan mengganti bajunya meski gadis cantik itu masih dalam keadaan pingsan.
"Bi Inah ... mana teh hangatnya", teriak Mama Andin dari dalam kamar itu
Tiba-tiba ...
"Ma, ngapain sih teriak ? Kiki baru pulang terus denger suara Mama keras bagaikan ...", laki-laki tampan berhenti bicara ketika melihat gadis cantik dengan pakaian sedikit terbuka.
"eh eh eh, hush hush hush. Keluar sana kak. Cepet buruan. Aduh, ni anak", ucap Mama Andin sambil mendorong Kio keluar kamar. Iya, laki-laki tampan itu adalah Kio dan Mamanya, Andin
"Ma, siapa dia ? kok cantik banget gitu ?", tanya Kio sambil berjalan ke arah ruang tamu.
"Kak, sekarang baca istighfar yg banyak. Cepet ... Buruan", Mama Andin memukul pundak anak sulungnya itu dengan sedikit keras.
"aaaawww sakit, Ma. Ngapain baca istighfar ? ada setan hah ? atau ada apa ?", tanya Kio sambil mengelus pundaknya.
"Tadi kamu ga sengaja lihat aurat perempuan tadi. Dia bukan muhrim mu makanya ga boleh lihat", ujar Mama Andin dengan nada sedikit tinggi.
"etdah, Ma. Kiki ga lihat kok"
"pokoknya harus baca istighfar lhooo, kak"
"iya iya iya, ntar Kiki baca setelah sholat Isya", sambil meninggalkan Mama dan menaiki tangga ke lantai 2 kamarnya
"makanya, kalo kamu pengen lihat dan menyentuh nya tanpa bilang istighfar. Buruan nikah sana Kak. Mama juga pengen gendong cucu nih".
Kio membalikkan badannya dan berbicara dari lantai 2.
"Mama mulai deh. Kalo ada yg pas dihati, langsung Kiki nikahin deh", teriak Kio sambil masuk kedalam kamar.
Sementara itu, ...
"Bu, ini teh hangatnya. Maaf lama. Bibi sakit perut jadi lama dikamar mandi", ujar Bi Inah sambil memberikan teh hangat nya kepada Mama Andin
Keluarga Adness mempunyai sifat dan sikap saling menghormati dan menghargai kepada siapapun termasuk kepada pembantu atau pekerja di rumah mereka. Sehingga, Papa Adness dan Mama Andin tidak mau dipanggil dengan sebutan Tuan dan Nyonya.
"eh iya hampir lupa sama teh hangat sama gadis td. aduh", Mama Andin memukul pelan keningnya dan berjalan menuju kamar untuk menemui Kinan. "oh iya Bi, suami saya udah pulang kan ya ?".
"udah kok, Bu Sekarang, bapak lagi didepan kolam renang dibelakang rumah"
"kebiasaan deh papa, mulai lagi nih", gumam Mama Andin
Duduk di ranjang ...
1 jam kemudian
"Bi Inah, ngantuk ya ?", tanya Mama Andin sambil melihat Bi Inah yang terlihat sangat mengantuk
"eh eh iya, Bu. Maaf"
"gapapa Bi. Namanya juga manusia kan. Hehehe. Saya juga mengantuk. Tapi, gadis ini belum bangun-bangun"
"mungkin mbaknya sedang tidur, Bu? soalnya saya lihat nafasnya normal saja. Mungkin mbaknya memang kecapekan, butuh istirahat yakni tidur"
"mungkin ya, Bi. yaudah, kita balik aja. Besok kita ke kamar ini lagi", ajak Mama Andin sambil meninggalkan Kinan. Begitu pula dengan Bi Inah dengan membawa pakaian basah Kinan untuk dicuci.
Keesokan harinya ...
"aduh kepalaku pusing banget. Jam berapa ya sekarang ?, Kinan bingung dan heran juga. "dimana aku sekarang ? ".
Ketika melihat jam dinding ...
"eh eh eh ... jam 5. Hmmm, pagi atau sore ya ?", Kinan berjalan menuju jendela dan membuka tirai untuk melihat keadaan matahari.
"ouh berarti sekarang pagi. Sholat shubuh aja dulu. Setelah itu, aku akan mulai memikirkan apa yg terjadi padaku", sambil berjalan menuju kamar mandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments