bab 5 . BMS

"Kirana kabur" Mirna dengan sedikit berteriak .

"aku Harus memberitahu Tuan Cipto, mungkin Kirana belum terlalu jauh perginya".

Mirna buru-buru keluar rumah, Ia juga menelpon suaminya yang ada di rumah tuan Cipto sejak dari pagi tadi.

Saat keluar pintu pagar, terlihat Vania turun dari mobil Bersama sang kekasih.

"Ibu mau ke mana?" tanya Vania saat melihat ibunya berjalan terburu buru.

"Kirana kabur, padahal sebentar lagi acaranya dimulai" ucap Mirna Terburu-buru.

"hah,,,, gimana ini Bu?" Vania cemas.

"Ibu akan ke rumah tuan Cipto dulu untuk menemui ayahmu" Mirna meninggalkan Vania, ia terburu-buru ke rumah tuan Cipto.

"Baby ada apa?" tanya Vero pada sang kekasih.

"Kirana kabur" ucap Vania kesal.

"Kabur? Kenapa dia kabur??" tanya Vero penasaran.

"Dia kan mau dinikahkan sama tuan cipto hari ini" ucap Vania menjelaskan.

'Hah" Vero terkejut .

Walaupun Vero pacaran dengan Vania, tapi Vero masih sering perhatian pada Kirana, meskipun Kirana bersikap acuh padanya.

"Ayo kita cari Kirana, nanti dia kenapa-napa di jalan" ucap Vero yang merasa cemas.

"Kenapa kamu perhatian pada Kirana ? kau masih mencintainya? iya ..?" Vania bertambah kesal mendengar kekasih nya yang perhatian pada Kirana.

"bukan begitu baby" ucap Vero dan saat akan menjelaskan, Vania malah mengusirnya.

"Pergi sana, cari dia Kirana dan jangan pedulikan aku" setelah mengatakan itu, Vania masuk ke dalam rumah dan membanting pintu dengan keras .

BRAAAKKK...

Vero menghela nafasnya, ia sedang malas meladeni Vania yang sedang marah, jadi ia segera masuk mobil dan pergi dari sana .

Vania mengintip dari jendela rumahnya dan merasa semakin kecewa, saat Vero malah pergi bukan berusaha untuk membujuknya.

"Dia malah pergi " Vania bertambah kesal dan berlari masuk kedalam kamarnya .

...----------------...

Di kediaman Tuan Cipto.

Mirna sedang berlari memasuki rumah dengan nafas ngos-ngosan. Damar yang dari jauh sudah melihat Mirna berlarian, segera mendekatinya " Ada apa Mirna? dimana Kirana? dia sudah selesai dihias kan?" tanya Damar cemas melihat Mirna datang sendiri.

"Itu... Ayah... Kirana.."ucap Mirna terbata-bata, ia masih mengatur nafas, karena habis berlari.

"Kirana Kenapa?" tiba-tiba tuan cipto datang mendekat, ke arah suami istri itu. tapi mereka berdua tidak menjawab, sehingga membuat Cipto semakin emosi.

"Kirana kenapa? cepat jawab!" suara tuan cipto menggelegar, hingga semua orang terkejut.

"Ki..kirana kabur" jawab Mirna dengan takut.

"Apaaa..." teriak tuan Cipto, pernikahan yang ia bayangkan di depan mata musnah sudah, ia juga malu pada semua warga, tiap hari Cipto selalu pamer pada warga, dan mengatakan kalau ia akan menikahi Kirana.

"Aku tidak mau tahu, cari Kirana sampai dapat kalau tidak, nyawa kalian taruhannya" Tuan Cipto mengancam.

"ba..Baik Tuan" jawab suami istri itu sambil menunduk ketakutan.

Setelah suami istri itu pergi Cipto segera memanggil para pengawalnya .

"Kalian cari Kirana sampai dapat, Mungkin dia belum pergi jauh, Ayo kalian segera berpencar" perintah Tuan Cipto dengan tegas

"Baik tuan" ucap mereka bersama .

braakk...

tuan Cipto Menendang kursi di depannya. amarah nya sudah di ubun-ubun.

"Kiranaaa ... Kenapa kau kabur dariku, kalau kau sudah ditemukan, tidak akan kulepaskan kau lagi, dan akan ku kurung kau dalam kamar tanpa mengenakan pakaian" ucap tuan Cipto itu dengan Mata Merah Menahan Amarah.

Keempat istri tuan Cipto hanya memandang dari kejauhan. mereka tidak berani mendekat, karena mereka tahu kalau Tuan Cipto marah suka mengamuk kadang suka main kekerasan saat berhubungan. mereka bertahan karena Tuan Cipto selalu memberi uang yang banyak kepada mereka.

Salah satu dari istrinya tersenyum puas, Tuan Cipto tidak jadi menikahi Kirana, wanita itu adalah Surti istri kedua Tuan Cipto. Surti memang tidak suka dengan Kirana yang begitu cantik dan begitu di puja para pria di desa nya, Surti Merasa tersaingi oleh Kirana.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kirana berjalan cepat ke arah jalan raya, di sana biasanya ada mobil yang mengangkut sayur ke kota.

"Akhirnya ada mobil juga"ucap Kirana dengan riang, saat melihat mobil pick up terparkir di jalanan, tak ingin membuang waktu, ia pun langsung mendekati.

"Permisi Pak, Apa Bapak akan pergi ke kota?'" tanya Kirana dengan sopan.

"Tidak Neng, Saya mau ke desa sebelah" jawab sang sopir .

" emm.. apa boleh saya ikut pak?" tanya Kirana yang tidak punya pilihan lain, dia lebih baik pergi dulu dari sini, setelahnya ia akan mencari solusi untuk pergi ke terminal.

"Boleh tapi Neng duduk di belakang ya,, soalnya di depan ada kernet". ucap sang sopir.

"Tidak apa-apa" Pak ucap Kirana sambil naik ke belakang mobil pick up yang tertutup terpal.

Kirana merasa lega karena mobil itu tertutup, jadi ia bisa sembunyi dari kejaran orang tua nya.

Tak lama mobil itu pun melaju dijalan raya,didalam terpal itu Kirana mengganti pakaiannya dengan terburu buru,, ia harus menyamar agar tidak ditemukan oleh mereka, ia berencana setelah turun ini ia akan membeli rambut palsu, topi dan masker, karena ia tahu tuan Cipto tidak akan mudah membiarkan nya lolos begitu saja.

dari dulu pak Cipto selalu mendekati nya dan menawarkan Kirana agar menjadi istri nya, ia pikir Kirana Seperti wanita-wanita lain nya yang sangat menyukai uang.

jangan lupa like dan komen

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***