Bab 16. Dihadang Dua Laki-laki Tak Dikenal

" Kita istirahat dulu... Ayo makan siang menjelang sore dulu, Nyi...!"

Ajak Mbok Darsih ketika sudah sampai ke tempat yang agak datar/ rata.

Bu Surmi mengiyakan ajakan Mbok Darsih. Dibuang nafas nya sambil menurunkan tas berisi perbekalannya yang terasa semakin memberatkan punggung. Punggung tangan kananya menyeka keringat di dahinya yang mulai merembas. Kemudian ia mengeluarkan perbekalan, air nasi timbel dan lauk pauknya.

"Kira-kira berapa jam lagi Mbok perjalanan kita?"

"Ada sekitar satu jam lagi, Nyi. Itu kalau perjalanan cepat."

"Yang penting jangan sampai kemalaman, ya Mbok. Dan lancar diperjalanannya." Ucap Bu Surmi, lalu diteguknya air mineral dari botol sambil mengeluarkan nasi timbal dan lauk pauk nya.

"Mudah-mudahan, Nyi. Dan si Mbok juga masih ingat rute jalannya, soalnya lama juga Mbok nggak ke sini lagi. "

"Kalau Nyai merasa capek. Nggak apa-apa kita istirahat saja. Yang penting nyampai di rumahnya Kakek Sura sebelum maghrib. Biar kita bisa istirahat sebelum ke tempatnya Eyang Cakra Buana." Sambung Mbok Darsih.

Beberapa menit kemudian, setelah kedua wanita itu beristirahat dan menyantap perbekalan. Mbok Darsih dan Bu Surmi melanjutkan perjalanannya lagi. Keduanya melewati jalan setapak yang mulai menanjak. Menerobos hutan pinus yang pepohonnya mulai padat tidak seperti tadi di lokasi dekat kampung, pohon pinusnya jarang-jarang.

Suara burung kutilang dan burung lainnya serta suara tonggeret seolah menyambut kedatangan kedua wanita beda usia itu yang terus berjalan ke arah barat. Mbok Darsih dan Bu Surmi mulai memasuki hutan belantara, Mbok Darsih meminta Bu Surmi untuk hati-hati dan waspada takutnya ada binatang buas yang tiba-tiba datang dan juga hal lain yang tidak diinginkan. Sepertinya Mbok Darsih sudah ada firasat buruk yang datang di benaknya.

Hal ini benar adanya.

Tanpa keduanya sadari, Dari tempat yang agak tinggi yang jaraknya beberapa meter jaraknya dari Mbok Darsih dan Bu Surmi, ada dua pasang mata yang sedang memperhatikan Mbok Darsih dan Bu Surmi. Dua pasang mata yang tampaknya liar dan tajam terus mengikuti perjalanan kedua perempuan itu.

Terdengar salah satu dari mereka berbisik pada temannya. Laki - laki kekar tapi agak pendekan dari yang satunya lagi.

"Siap beraksi. Bos...!?"

"Tunggu sebentar. Kita awasi keduanya hingga sampai ke tempat yang agak rata dan sedikit luas, di sana pasti kedua wanita itu berhenti dan beristirahat lagi setelah melewati tanjakan, kita langsung sergap..!!." Jawab lelaki tinggi kekar di samping laki-laki tadi yang berbisik.

"Hahahahah akhirnya, kita dapat mangsa juga. Setelah beberapa hari bahkan hampir seminggu kita sepi. Kelihatanya calon mangsa kita itu mudah kita taklukan."

"Ingat. Kita harus berhasil. Yang lewat hutan ini pasti mau mendatangi Bukit Halimun. Pastinya orang kota dan banyak duit. Kita dapatkan duitnya. Kita paksa. Bila perlu dengan nyawanya sekira membahayakan kita. Hahaha." Sambungnya lagi.

"Siap, Bos... apa kita dekati saja sekarang?" Tanya nya lagi.

" Ayo... Kita dekati..!" Serunya lagi.

Beberapa menit kemudian. Kedua lelaki yang berpakaian serba hitam itu telah dekat dengan Mbok Darsih dan Bu Surmi yang sedang beristirahat sebentar melepas lelah setelah sekian puluh menit perjalanan.

Tiba-tiba terdengar teriakan dari salah satu laki-laki tinggi kekar.

"Hai... Bu... Mau kemana.. Hari sudah hampir sore, apa kalian nggak takut lewat hutan ini. Hah..!!?"

Mbok Darsih dan Bu Surmi nampak kaget yang tiba-tiba kedatangan dua orang laki-laki tak dikenal yang menghampirinya.

****

Matahari sudah bergeser ke barat. Panas sinarnya yang mulai berkurang, karena sore sebentar lagi tiba. Pak Amet baru saja pulang dari sawah dan ladangnya, setelah meletakkan parang dan cangkul di pinggir rumahnya, Ia langsung ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Pardi, anaknya Pak Amet sepulang dari sekolah, Dia minta izin pada bapaknya untuk mengerjakan tugas salah satu mata pelajaran dari gurunya.

Setelah membersihkan badan dan mengganti pakaian, Pak Amet ke dapur untuk memanaskan air dalam panci kecil untuk membuat segelas kopi.

Setelah air mendidih, kemudian air dimasukkannya ke gelas yang ada kopi nya sudah siap diseduh.

Tapi.

"Pletaaak...!!" Gelasnya mendadak retak. Membuat airnya merembes keluar. Gelas terbelah menjadi dua.

"Hmmmm...kayaknya air nya terlalu panas." Gumam Pak Amet dalam hatinya.

Gelas yang terbelah menjadi dua, kemudian dibuang pada tempat sampah. Dilapnya air kopi yang membasahi permukaan meja.

Pak Amet mengambil gelas baru lagi dari rak untuk menyeduh air kopinya lagi untuk kedua kalinya. Dan..

" Pletaaaak..."

Gelas belah lagi menjadi dua.

Pak Amet sedikit mendengus. Kesal.

Hal yang sama, ia lakukan lagi. Dibuangnya belahan gelas ke dalam tong sampah.

Hingga ke tiga kalinya Pak Amet menyeduh air kopi. Gelasnya pecah lagi. Bahkan untuk yang ketiga kalinya. Pecahnya berkeping-keping. Tidak terbelah dua lagi.

'Deg'

Laki-laki paruh baya itu tiba-tiba merasakan sesuatu hal yang sedikit ganjil.

"Aneh...sudah tiga gelas kok pada pecah semua...?" batin Pak Amet, sambil membuang pecahan gelas untuk yang ketiga kalinya.

"Hmmmm ada apa ini...?? " Pak Amet, bicara sendiri.

"Mudah-mudahan bukan pertanda buruk." gumamnya dalam hati. Tiba-tiba, ingatannya tertuju pada anak gadisnya yang sedang kuliah di Kota.

"Aku telpon Fatma. Perasaanku kok nggak enak begini yah..?"

Gumamnya. Kemudian ia ke ruangan depan untuk mencari smartphone.

*****

#Di tempat lain.

Terpopuler

Comments

Aji Wandi

Aji Wandi

mantep Thor... penulisan dan alur ceritanya enak banget

2024-09-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1, Mendadak uring-uringan tak jelas, setelah pulang dari ladang
2 Bab 2 Tak kunjung sembuh
3 Bab 3. Kedatangan "seseorang" ketika tak sadarkan diri
4 Bab 4. Utusan dari Leluhur
5 Bab 5. Berawal dari menemukan binatang 'aneh' saat di ladang
6 Bab 6. Binatang Kadal 'Jejadian'
7 Bab 7. Hilangnya Bangkai Kadal, dan Sebuah Teguran Misterius
8 Bab 8. Didatangi Orang Utan.
9 Bab 9. Eyang Cakra Buana, Penguasa Gunung Halimun. Part 1
10 Bab 10. Eyang Cakra Buana, Penguasa Bukit Halimun. part 2.
11 Bab 11. Pergi ke Bukit Halimun
12 Bab 12. Malam Sebelum Perjalanan
13 Bab. 13. Perjalanan Menuju ke Bukit Halimun. Part 1.
14 Bab 14 Perjalanan ke Bukit Halimun. Part 2
15 Bab 15. Kadal Misterius Muncul Lagi
16 Bab 16. Dihadang Dua Laki-laki Tak Dikenal
17 Bab 17. Firasat kurang Baik
18 Bab 18. Firasat Fatma dan Kucing Hitam
19 Bab 19. Terpaksa Melawan.
20 Bab 20. Pertarungan tak Berimbang
21 Bab 21. Ki Durgala. Siapakah Dia?
22 Bab 22. Durgala dan Darsih.
23 TTJL Bab 23. Pertarungan Tak Bisa Dielakkan Lagi
24 TTJL Bab 24. Hampir Tak Ada Harapan.
25 TTJL Bab 25. Di Tempat Kakek Sura
26 TTJL Bab 26. Malam Purnama di Puncak Bukit Halimun.
27 TTJL Bab 27. Diwarisi Jimat Pusaka
28 TTJL Bab 28. Salah Jalan & Berurusan dengan Siluman Kera
29 TTJL . Bab 29. Tamu Tak Diundang. (Kedatangan Siluman Kera) Part 1
30 TTJL Bab. 30. Tamu Tak diundang (Kedatangan Siluman Kera) Part 2
31 TTJL Bab 31. Bertemu Nenek Tua Menyeramkan.
32 TTJL Bab 32. Tentang Bukit Halimun, Bukit Harendong dan Lembah Monyet.
33 TTJL Bab. 33. Bujukan Nenek Tua
34 TTJL Bab 34. Kekuatan Baru dalam Jiwa Bu Surmi.
35 TTJL Bab 35. Lengkingan si Nenek.
36 TTJL Bab. 36. Ritual Raja Kera dan Lelaki Paruhbaya
37 TTJL Bab 37. Persembahan Buat Dewa Kematian.
38 TTJL Bab 38. Bisa Memahami Bahasa Binatang
39 TTJL Bab 39. Gagalnya Ritual Penyembahan
40 TTJL Bab 40. Musuh Bebuyutan.
41 TTJL Bab. 41. Serangan Bertubi-tubi.
42 TTJL Bab 42. Kakek Sura Kewalahan.
43 TTJL. Bab 43. Mbok Darsih dibawa Kabur.
44 TTJL Bab. 44. Kelemahan Kakek Sura.
45 TTJL Bab. 45. Kerasukan Eyang Cakra Buana.
46 TTJL Bab 46. Kakek Sura dibawa Pergi.
47 TTJL Bab 47. Penawaran Benggala Jengah
48 TTJL 48. Menjemput Mbok Darsih.
49 TTJL. Bab 49. Sekilas tentang Dirman
50 TTJL. Bab. 50. Perlawanan. ( Part 1 ).
51 TTJL. Bab 51. Perlawanan (Part2).
52 TTJL Bab.52. Dikepung Sekutu Siluman.
53 TTJL. Bab 53. Hampir Seminggu, Nggak ada Kabar.
54 TTJL Bab.54 Liciknya Benggala Jengah
55 TTJL. Bab. 55. Melawan Sundel Bolong dan Genderuwo
56 TTJL Bab. 56. Pertarungan sesama Kawan yang Jadi Lawan.
57 TTJL Bab 57. Korban Tumbal Benggala Jengah
58 TTJL Bab 58. Manusia-manusia Berkepala Tengkorak.
59 TTJL Bab 59. Memusnahkan Manusia-manusia berkepala Tengkorak.
60 TTJL. Bab. 60. Perlawanan Hebat.
61 TTJL Bab 61. Pertarungan Menegangkan.
62 TTJL Bab 62. Hubungan Benggala Jengah dan Cakra Buana. ( Part 1 )
63 TTJL Bab 63. Hubungan Benggala Jengah dan Cakra Buana ( Part 2 )
64 TTJL Bab. 64. Kembali pada Pertarungan.
65 TTJL Bab 65. Berniyat Melarikan Diri
66 TTJL Bab 66. Dewi Kegelapan, Ratu Siluman Ular, Sekutunya Benggala Jengah.
67 TTJL. Bab. 67. Tumbangnya Sang Raja Siluman Kera.
68 TTJL. Bab. 68. Akhirnya Keluar dari Sarang Kerajaan Siluman Kera.
69 TTJL Bab. 69. Bertemu Dirman yang Tergencet Batu Besar
70 TTJL Bab. 70. Sekilas siapa Dirman.
71 TTJL Bab. 71 Ratu Siluman Ular Sancaki Weling.
72 TTJL Bab. 72 Mulai Melawan
73 TTJL Bab. 73 Selendang Merah Milik Sancaki Weling.
74 TTJL. Bab. 74 Senjata Lain Sancaki Weling
75 TTJL Bab. 75. Berbagai Jurus dari Sancaki Weling
76 TTJL Bab. 76. Akhirnya Tak Bisa Dimusnahkan.
77 TTJL Bab. 77. Kembali ke Rumah Kakek Sura.
78 TTJL Bab. 78. Berada di Tempat Kakek Sura.
79 TTJL Bab. 79 Pulang, Meninggalkan Tempat Kakek Sura dengan Keanehan Besar
80 TTJL Bab. 80. Benalu dalam Perjalanan Pulang
81 TTJL Bab. 81. Bertemu lagi dengan Durgala.
82 TTJL Bab 82. Kekalahan dan Tamat Riwayat nya Ki Durgala.
83 TTJL Bab. 83. Kebakaran
84 TTJL Bab 84. Mulai Dikenal Sebagai Orang Pintar.
85 TTJL Bab 85. Persaingan
86 TTJL Bab 86 Ritual Mbah Parmo ( bag. 1)
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab 1, Mendadak uring-uringan tak jelas, setelah pulang dari ladang
2
Bab 2 Tak kunjung sembuh
3
Bab 3. Kedatangan "seseorang" ketika tak sadarkan diri
4
Bab 4. Utusan dari Leluhur
5
Bab 5. Berawal dari menemukan binatang 'aneh' saat di ladang
6
Bab 6. Binatang Kadal 'Jejadian'
7
Bab 7. Hilangnya Bangkai Kadal, dan Sebuah Teguran Misterius
8
Bab 8. Didatangi Orang Utan.
9
Bab 9. Eyang Cakra Buana, Penguasa Gunung Halimun. Part 1
10
Bab 10. Eyang Cakra Buana, Penguasa Bukit Halimun. part 2.
11
Bab 11. Pergi ke Bukit Halimun
12
Bab 12. Malam Sebelum Perjalanan
13
Bab. 13. Perjalanan Menuju ke Bukit Halimun. Part 1.
14
Bab 14 Perjalanan ke Bukit Halimun. Part 2
15
Bab 15. Kadal Misterius Muncul Lagi
16
Bab 16. Dihadang Dua Laki-laki Tak Dikenal
17
Bab 17. Firasat kurang Baik
18
Bab 18. Firasat Fatma dan Kucing Hitam
19
Bab 19. Terpaksa Melawan.
20
Bab 20. Pertarungan tak Berimbang
21
Bab 21. Ki Durgala. Siapakah Dia?
22
Bab 22. Durgala dan Darsih.
23
TTJL Bab 23. Pertarungan Tak Bisa Dielakkan Lagi
24
TTJL Bab 24. Hampir Tak Ada Harapan.
25
TTJL Bab 25. Di Tempat Kakek Sura
26
TTJL Bab 26. Malam Purnama di Puncak Bukit Halimun.
27
TTJL Bab 27. Diwarisi Jimat Pusaka
28
TTJL Bab 28. Salah Jalan & Berurusan dengan Siluman Kera
29
TTJL . Bab 29. Tamu Tak Diundang. (Kedatangan Siluman Kera) Part 1
30
TTJL Bab. 30. Tamu Tak diundang (Kedatangan Siluman Kera) Part 2
31
TTJL Bab 31. Bertemu Nenek Tua Menyeramkan.
32
TTJL Bab 32. Tentang Bukit Halimun, Bukit Harendong dan Lembah Monyet.
33
TTJL Bab. 33. Bujukan Nenek Tua
34
TTJL Bab 34. Kekuatan Baru dalam Jiwa Bu Surmi.
35
TTJL Bab 35. Lengkingan si Nenek.
36
TTJL Bab. 36. Ritual Raja Kera dan Lelaki Paruhbaya
37
TTJL Bab 37. Persembahan Buat Dewa Kematian.
38
TTJL Bab 38. Bisa Memahami Bahasa Binatang
39
TTJL Bab 39. Gagalnya Ritual Penyembahan
40
TTJL Bab 40. Musuh Bebuyutan.
41
TTJL Bab. 41. Serangan Bertubi-tubi.
42
TTJL Bab 42. Kakek Sura Kewalahan.
43
TTJL. Bab 43. Mbok Darsih dibawa Kabur.
44
TTJL Bab. 44. Kelemahan Kakek Sura.
45
TTJL Bab. 45. Kerasukan Eyang Cakra Buana.
46
TTJL Bab 46. Kakek Sura dibawa Pergi.
47
TTJL Bab 47. Penawaran Benggala Jengah
48
TTJL 48. Menjemput Mbok Darsih.
49
TTJL. Bab 49. Sekilas tentang Dirman
50
TTJL. Bab. 50. Perlawanan. ( Part 1 ).
51
TTJL. Bab 51. Perlawanan (Part2).
52
TTJL Bab.52. Dikepung Sekutu Siluman.
53
TTJL. Bab 53. Hampir Seminggu, Nggak ada Kabar.
54
TTJL Bab.54 Liciknya Benggala Jengah
55
TTJL. Bab. 55. Melawan Sundel Bolong dan Genderuwo
56
TTJL Bab. 56. Pertarungan sesama Kawan yang Jadi Lawan.
57
TTJL Bab 57. Korban Tumbal Benggala Jengah
58
TTJL Bab 58. Manusia-manusia Berkepala Tengkorak.
59
TTJL Bab 59. Memusnahkan Manusia-manusia berkepala Tengkorak.
60
TTJL. Bab. 60. Perlawanan Hebat.
61
TTJL Bab 61. Pertarungan Menegangkan.
62
TTJL Bab 62. Hubungan Benggala Jengah dan Cakra Buana. ( Part 1 )
63
TTJL Bab 63. Hubungan Benggala Jengah dan Cakra Buana ( Part 2 )
64
TTJL Bab. 64. Kembali pada Pertarungan.
65
TTJL Bab 65. Berniyat Melarikan Diri
66
TTJL Bab 66. Dewi Kegelapan, Ratu Siluman Ular, Sekutunya Benggala Jengah.
67
TTJL. Bab. 67. Tumbangnya Sang Raja Siluman Kera.
68
TTJL. Bab. 68. Akhirnya Keluar dari Sarang Kerajaan Siluman Kera.
69
TTJL Bab. 69. Bertemu Dirman yang Tergencet Batu Besar
70
TTJL Bab. 70. Sekilas siapa Dirman.
71
TTJL Bab. 71 Ratu Siluman Ular Sancaki Weling.
72
TTJL Bab. 72 Mulai Melawan
73
TTJL Bab. 73 Selendang Merah Milik Sancaki Weling.
74
TTJL. Bab. 74 Senjata Lain Sancaki Weling
75
TTJL Bab. 75. Berbagai Jurus dari Sancaki Weling
76
TTJL Bab. 76. Akhirnya Tak Bisa Dimusnahkan.
77
TTJL Bab. 77. Kembali ke Rumah Kakek Sura.
78
TTJL Bab. 78. Berada di Tempat Kakek Sura.
79
TTJL Bab. 79 Pulang, Meninggalkan Tempat Kakek Sura dengan Keanehan Besar
80
TTJL Bab. 80. Benalu dalam Perjalanan Pulang
81
TTJL Bab. 81. Bertemu lagi dengan Durgala.
82
TTJL Bab 82. Kekalahan dan Tamat Riwayat nya Ki Durgala.
83
TTJL Bab. 83. Kebakaran
84
TTJL Bab 84. Mulai Dikenal Sebagai Orang Pintar.
85
TTJL Bab 85. Persaingan
86
TTJL Bab 86 Ritual Mbah Parmo ( bag. 1)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!