Bab 14 Perjalanan ke Bukit Halimun. Part 2

Mbok Darsih dan Bu Surmi sudah berada dalam angkutan umum. Mereka menaiki Bus 3/4 dan turun di sebuah terminal angkudes.

Kemudian, dari sana mereka naik angkudes lagi ke arah barat.

Kurang lebih 30 menit, Mbok Darsih dan Bu Surmi turun di sebuah desa, namanya Desa Panglayung, tepat di sebuah pertigaan jalan.

"Ojek, Pak...!" Mbok Darsih setengah melambaikan tangan pada beberapa tukang ojek yang sedang menunggu muatannya. Salah satu dari mereka menghampirinya.

"Ngojek, Bu..?" Tanya kang Ojek, saat sudah di depan Mbok Darsih dan Bu Surmi.

"Iya, Mang..."

"Kemana.." Tanya Kang Ojek lagi.

"Dukuh Hahawuan. Berapa Mang. Berdua..?" Tanya Mbok Darsih. Ia menanyai ongkos karena ia sudah lama tidak ketempat itu.

Sejenak Kang Ojek berfikir.

"Satu orang nya 50 ribu. Bu.."

"Owh. Dikira 30 ribu, Mang.." Mbok Darsih terkekeh sedikit menawar.

"Wah, sekarang mah zaman sudah pada mahal, Bu. Apa-apa naik. Terus jalan nya sekarang sudah banyak yang rusak. Bu.., udah lama tarif segitu ke Dukuh Hahawuan mah." Kang Ojek menjelaskan lagi.

"Kayaknya harus dua motor. Bu, kalau boncengan dua mah agak repot di perjalanan." Sambung Kang Ojek lagi.

"Ya sudah dua motor juga nggak apa-apa." Mbok Darsih menyetujui.

"Emangnya tempatnya jauh, Mbok. ?" Bu Surmi bertanya pada Mbok Darsih sambil membenarkan tas gendongannya.

"Lumayan, Nyi... sudah hampir 3 tahun, Mbok juga baru kesini lagi." Jelas Mbok Darsih.

Sementara itu, datang lagi kang ojek satunya lagi setelah dikasih tanda oleh kang Ojek yang tadi nyamperin Bu Surmi.

Tidak berselang lama, keempat orang itu sudah bersiap meninggalkan pangkalan Ojek dan menuju ke arah yang dituju Mbok Darsih.

Sepanjang perjalanan, Bu Surmi melihat pemandangan alam kanan kiri yang dilewati.

Suasana pedesaan yang indah dan udara sejuk sudah mulai terasa. Pesawahan yang masih menghijau kelihatan subur sekali tanamannya.

Bu Surmi melihat beberapa petani yang sedang bekerja. Membuat ia teringat saat bekerja di sawah dan ladangnya. Ada juga para petani yang sudah meninggalkan sawahnya sedang berjalan pulang dari sawahnya.

Beberapa menit area pesawahan sudah dilewati. Jalan yang tadinya mendatar kini mulai menanjak, keadaan aspal nya juga sudah tampak hancur, bercampur dengan kerikil bebatuan, membuat kedua kang ojol harus memperlambat kecepatan motornya dan harus hati-hati. Kanan kiri yang dilewati hanya pepohonan dan tanaman singkong.

Pohon pinus pun mulai kelihatan satu dua. " Hmmmm rupanya sudah memasuki area hutan pinus jauh juga yah. ngeri banget jalannya, nggak kebayang kalau di malam hari... iiih" Gumam Bu Surmi seraya bergidik. Ngebayangin jalan dan daerah itu.

(Dalam hati Bu Surmi bersyukur, walaupun ia juga dari Desa. Tapi desanya tidak ginih-ginih amat. Desa yang sangat jauh dari keramaian dan jalan yang mulai rusak.)

"Masih jauh, Pak..?" tanya Bu Surmi melawan deru mesin motor kang Ojek. Sementara, kang Ojek yang membawa Mbok Darsih sudah agak jauh di depan.

" Lumayan. Bu." Jawab kang ojek singkat.

"Kesananya sudah tidak ada desa atau perkampungan lagi yah, Pak"

Bu Surmi bertanya lagi ingin tahu area lokasi yang akan dilaluinya.

"Ada tiga perkampungan lagi, Bu. nanti habis melewati hutan pinus ini ada kampung citulang, terus babakan dan terakhir paling ujung Dukuh Hahawuan." Jelas kang Ojek.

"Oowh.. paling ujung yah pak.."

"Kampung-kampung ini masih satu desa. Desa Panglayung. Namun memang jaraknya lumayan berjauhan. Penduduknya juga tidak banyak. Kalau nggak salah paling empat RT." Jelas Kang Ojol lagi, Bu Surmi hanya menganguk-angguk tanda mengerti.

"ibu baru pertama kali kesini, Bu. ?"

"Iya." Jawab Bu Surmi singkat.

"Mudah-mudahan berhasil, yah Bu... Sekarang Ibu naik Ojek saya, minggu atau bulan depan pasti sudah naik mobil. Heheheh. Tapi kalau berhasil." Tiba-tiba Kang Ojek berkata begitu, hingga Bu Surmi mengernyitkan dahi nya.

"Ma...maksudnya apa, Pak?" Bu Surmi heran.

"Lah, bukannya Ibu mau berkunjung ke Gunung Halimun dan nanti akan diberikan kekayaan dan harta melimpah oleh penunggu di sana. Namanya Mbah apa lah.. saya lupa..." Cerocos kang Ojek sambil menggerak-gerakan setang motornya ke kanan ke kiri, dengan sangat lihainya menghindari jalan bebatuan dan kerikil-kerikil yang berserakan.

"Saya hanya ingin tahu saja, Pak. Dari berbagai cerita masyarakat. Saya penasaran saja. Kalau mencari kekayaan mah berarti munjung atau mau ngepet yah, Pak. Heheh.." Bu Surmi terkekeh. Menjawab pembicaraan kang Ojol.

"Wah kalau tujuannya hanya ingin tahu, ngapain Ibu jauh-jauh kesini... O iya, habis kampung ini, tujuan ibu sudah sampai."

Balas Kang Ojek lagi.

Beberapa menit kemudian. Bu Surmi sudah sampai ke ujung jalan aspal di kampung Dukuh Hahawuan. Tampak Mbok Darsih dan kang Ojol yang dudah sampai duluan lagi menunggu.

"Akhirnya nyampai juga..." kata Mbok Darsih.

" Nyampai di Bukit Halimun, Mbok. ?" Tanya Bu Surmi yang baru saja turun dari motor kang Ojek.

Mbok Darsih tidak langsung menjawab Bu Surmi, tapi langsung berkata pada Kang Ojek yang membawa Bu Surmi.

" Tadi ongkosnya sudah sekalian, Mang...!! Haturnuhun nyaaa...!" kata Mbok Darsih pada kang Ojek yang membawa Bu Surmi.

"Iyaaa Bu... Sami-sami. Mudah-mudahan berhasil...kami pamit yaaaah..." Jawab kang Ojek. sambil membelokkan motornya untuk balik lagi ke tempat pangkalannya, dan diikuti oleh kang ojek satunya lagi.

*****

#Rumah Pak Amet.

Setelah mengantarkan isterinya ke rumah Mbok Darsih, seperti biasa, Pak Amet sudah siap dengan peralatan tani nya. Tidak lupa ia membawa sedikit nasi dan lauk pauknya. Pardi pun sudah berangkat ke sekolah.

Baru saja ia mau menutup pintu depan dan akan menguncinya, ia melihat benda pipih yang agak jadul berada di atas meja depan teras rumahnya.

"waduuuuh.... kenapa si Ibu nggak bawa Hape yah... kayaknya dia lupa. Gimana aku bisa menghubunginya."

Gumam Pak Amet, raut wajahnya sedikit ditekuk, karena istrinya lupa nggak bawa smartphone.

" Ya sudahlah, mudah-mudahan lancar-lancar saja dan isteriku bisa pulang lagi dengan sehat walafiat." Gumamnya lagi. Kemudian ditutupnya pintu depan rumah dan menguncinya. Dirasa tidak ada yang tertinggal, Pak Amet langsung melangkahkan kakinya ke arah barat di mana sawah dan ladangnya berada sebelah barat dari rumahnya.

Lima belas menit kemudian. Pak Amet sudah sampai ke sawahnya dan sedang berada di darmaga ( sungai atau selokan air yang dibendung airnya untuk dialirkan ke sawah ). Untuk memperbaiki kebocoran karena air yang mengalir ke sawahnya sangat kecil sekali.

Tiba-tiba.

"Astagaaa..!!"

Kedua mata Pak Amet membulat. Saat melihat seekor kadal yang sedang berjemur di atas batu cadas.

Kadal itu berekor cabang dua dan berlekuk seperti lekukan keris. Seketika ia teringat pada kejadian satu minggu yang lalu. Kejadian yang dialami isterinya.

*****

" Kita sudah nyampe, Mbok?" Tanya Bu Surmi lagi.

"Hehehe. . Ini baru nyampe Dukuh Hahawuan. kita jalan kaki ke sana lagi. Paling cepat 2 jam an, Nyi.."

Jawab Mbok Darsih terkekeh.

Bu Surmi hanya bisa terpaku sesaat dan langsung menghela nafas panjang.

" Wah .. perjalanan yang luar biasa." batinya lagi.

"Ayo... keburu sore. Nanti kita istirahat sambil makan di sana. Setelah lewat tanjakan pertama."

Ajak Mbok Darsih sambil melangkahkan kaki nya, diikuti Bu Surmi di belakangnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Fathiya Fitri

Fathiya Fitri

bu suami kura kura dalam perahu, pura pura tidak tahu hehehehe


makin asyik nih

2024-09-14

0

Aji Wandi

Aji Wandi

lanjut thooor.. .. kira kira yang terkena tulah nya siapa yah

2024-08-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1, Mendadak uring-uringan tak jelas, setelah pulang dari ladang
2 Bab 2 Tak kunjung sembuh
3 Bab 3. Kedatangan "seseorang" ketika tak sadarkan diri
4 Bab 4. Utusan dari Leluhur
5 Bab 5. Berawal dari menemukan binatang 'aneh' saat di ladang
6 Bab 6. Binatang Kadal 'Jejadian'
7 Bab 7. Hilangnya Bangkai Kadal, dan Sebuah Teguran Misterius
8 Bab 8. Didatangi Orang Utan.
9 Bab 9. Eyang Cakra Buana, Penguasa Gunung Halimun. Part 1
10 Bab 10. Eyang Cakra Buana, Penguasa Bukit Halimun. part 2.
11 Bab 11. Pergi ke Bukit Halimun
12 Bab 12. Malam Sebelum Perjalanan
13 Bab. 13. Perjalanan Menuju ke Bukit Halimun. Part 1.
14 Bab 14 Perjalanan ke Bukit Halimun. Part 2
15 Bab 15. Kadal Misterius Muncul Lagi
16 Bab 16. Dihadang Dua Laki-laki Tak Dikenal
17 Bab 17. Firasat kurang Baik
18 Bab 18. Firasat Fatma dan Kucing Hitam
19 Bab 19. Terpaksa Melawan.
20 Bab 20. Pertarungan tak Berimbang
21 Bab 21. Ki Durgala. Siapakah Dia?
22 Bab 22. Durgala dan Darsih.
23 TTJL Bab 23. Pertarungan Tak Bisa Dielakkan Lagi
24 TTJL Bab 24. Hampir Tak Ada Harapan.
25 TTJL Bab 25. Di Tempat Kakek Sura
26 TTJL Bab 26. Malam Purnama di Puncak Bukit Halimun.
27 TTJL Bab 27. Diwarisi Jimat Pusaka
28 TTJL Bab 28. Salah Jalan & Berurusan dengan Siluman Kera
29 TTJL . Bab 29. Tamu Tak Diundang. (Kedatangan Siluman Kera) Part 1
30 TTJL Bab. 30. Tamu Tak diundang (Kedatangan Siluman Kera) Part 2
31 TTJL Bab 31. Bertemu Nenek Tua Menyeramkan.
32 TTJL Bab 32. Tentang Bukit Halimun, Bukit Harendong dan Lembah Monyet.
33 TTJL Bab. 33. Bujukan Nenek Tua
34 TTJL Bab 34. Kekuatan Baru dalam Jiwa Bu Surmi.
35 TTJL Bab 35. Lengkingan si Nenek.
36 TTJL Bab. 36. Ritual Raja Kera dan Lelaki Paruhbaya
37 TTJL Bab 37. Persembahan Buat Dewa Kematian.
38 TTJL Bab 38. Bisa Memahami Bahasa Binatang
39 TTJL Bab 39. Gagalnya Ritual Penyembahan
40 TTJL Bab 40. Musuh Bebuyutan.
41 TTJL Bab. 41. Serangan Bertubi-tubi.
42 TTJL Bab 42. Kakek Sura Kewalahan.
43 TTJL. Bab 43. Mbok Darsih dibawa Kabur.
44 TTJL Bab. 44. Kelemahan Kakek Sura.
45 TTJL Bab. 45. Kerasukan Eyang Cakra Buana.
46 TTJL Bab 46. Kakek Sura dibawa Pergi.
47 TTJL Bab 47. Penawaran Benggala Jengah
48 TTJL 48. Menjemput Mbok Darsih.
49 TTJL. Bab 49. Sekilas tentang Dirman
50 TTJL. Bab. 50. Perlawanan. ( Part 1 ).
51 TTJL. Bab 51. Perlawanan (Part2).
52 TTJL Bab.52. Dikepung Sekutu Siluman.
53 TTJL. Bab 53. Hampir Seminggu, Nggak ada Kabar.
54 TTJL Bab.54 Liciknya Benggala Jengah
55 TTJL. Bab. 55. Melawan Sundel Bolong dan Genderuwo
56 TTJL Bab. 56. Pertarungan sesama Kawan yang Jadi Lawan.
57 TTJL Bab 57. Korban Tumbal Benggala Jengah
58 TTJL Bab 58. Manusia-manusia Berkepala Tengkorak.
59 TTJL Bab 59. Memusnahkan Manusia-manusia berkepala Tengkorak.
60 TTJL. Bab. 60. Perlawanan Hebat.
61 TTJL Bab 61. Pertarungan Menegangkan.
62 TTJL Bab 62. Hubungan Benggala Jengah dan Cakra Buana. ( Part 1 )
63 TTJL Bab 63. Hubungan Benggala Jengah dan Cakra Buana ( Part 2 )
64 TTJL Bab. 64. Kembali pada Pertarungan.
65 TTJL Bab 65. Berniyat Melarikan Diri
66 TTJL Bab 66. Dewi Kegelapan, Ratu Siluman Ular, Sekutunya Benggala Jengah.
67 TTJL. Bab. 67. Tumbangnya Sang Raja Siluman Kera.
68 TTJL. Bab. 68. Akhirnya Keluar dari Sarang Kerajaan Siluman Kera.
69 TTJL Bab. 69. Bertemu Dirman yang Tergencet Batu Besar
70 TTJL Bab. 70. Sekilas siapa Dirman.
71 TTJL Bab. 71 Ratu Siluman Ular Sancaki Weling.
72 TTJL Bab. 72 Mulai Melawan
73 TTJL Bab. 73 Selendang Merah Milik Sancaki Weling.
74 TTJL. Bab. 74 Senjata Lain Sancaki Weling
75 TTJL Bab. 75. Berbagai Jurus dari Sancaki Weling
76 TTJL Bab. 76. Akhirnya Tak Bisa Dimusnahkan.
77 TTJL Bab. 77. Kembali ke Rumah Kakek Sura.
78 TTJL Bab. 78. Berada di Tempat Kakek Sura.
79 TTJL Bab. 79 Pulang, Meninggalkan Tempat Kakek Sura dengan Keanehan Besar
80 TTJL Bab. 80. Benalu dalam Perjalanan Pulang
81 TTJL Bab. 81. Bertemu lagi dengan Durgala.
82 TTJL Bab 82. Kekalahan dan Tamat Riwayat nya Ki Durgala.
83 TTJL Bab. 83. Kebakaran
84 TTJL Bab 84. Mulai Dikenal Sebagai Orang Pintar.
85 TTJL Bab 85. Persaingan
86 TTJL Bab 86 Ritual Mbah Parmo ( bag. 1)
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab 1, Mendadak uring-uringan tak jelas, setelah pulang dari ladang
2
Bab 2 Tak kunjung sembuh
3
Bab 3. Kedatangan "seseorang" ketika tak sadarkan diri
4
Bab 4. Utusan dari Leluhur
5
Bab 5. Berawal dari menemukan binatang 'aneh' saat di ladang
6
Bab 6. Binatang Kadal 'Jejadian'
7
Bab 7. Hilangnya Bangkai Kadal, dan Sebuah Teguran Misterius
8
Bab 8. Didatangi Orang Utan.
9
Bab 9. Eyang Cakra Buana, Penguasa Gunung Halimun. Part 1
10
Bab 10. Eyang Cakra Buana, Penguasa Bukit Halimun. part 2.
11
Bab 11. Pergi ke Bukit Halimun
12
Bab 12. Malam Sebelum Perjalanan
13
Bab. 13. Perjalanan Menuju ke Bukit Halimun. Part 1.
14
Bab 14 Perjalanan ke Bukit Halimun. Part 2
15
Bab 15. Kadal Misterius Muncul Lagi
16
Bab 16. Dihadang Dua Laki-laki Tak Dikenal
17
Bab 17. Firasat kurang Baik
18
Bab 18. Firasat Fatma dan Kucing Hitam
19
Bab 19. Terpaksa Melawan.
20
Bab 20. Pertarungan tak Berimbang
21
Bab 21. Ki Durgala. Siapakah Dia?
22
Bab 22. Durgala dan Darsih.
23
TTJL Bab 23. Pertarungan Tak Bisa Dielakkan Lagi
24
TTJL Bab 24. Hampir Tak Ada Harapan.
25
TTJL Bab 25. Di Tempat Kakek Sura
26
TTJL Bab 26. Malam Purnama di Puncak Bukit Halimun.
27
TTJL Bab 27. Diwarisi Jimat Pusaka
28
TTJL Bab 28. Salah Jalan & Berurusan dengan Siluman Kera
29
TTJL . Bab 29. Tamu Tak Diundang. (Kedatangan Siluman Kera) Part 1
30
TTJL Bab. 30. Tamu Tak diundang (Kedatangan Siluman Kera) Part 2
31
TTJL Bab 31. Bertemu Nenek Tua Menyeramkan.
32
TTJL Bab 32. Tentang Bukit Halimun, Bukit Harendong dan Lembah Monyet.
33
TTJL Bab. 33. Bujukan Nenek Tua
34
TTJL Bab 34. Kekuatan Baru dalam Jiwa Bu Surmi.
35
TTJL Bab 35. Lengkingan si Nenek.
36
TTJL Bab. 36. Ritual Raja Kera dan Lelaki Paruhbaya
37
TTJL Bab 37. Persembahan Buat Dewa Kematian.
38
TTJL Bab 38. Bisa Memahami Bahasa Binatang
39
TTJL Bab 39. Gagalnya Ritual Penyembahan
40
TTJL Bab 40. Musuh Bebuyutan.
41
TTJL Bab. 41. Serangan Bertubi-tubi.
42
TTJL Bab 42. Kakek Sura Kewalahan.
43
TTJL. Bab 43. Mbok Darsih dibawa Kabur.
44
TTJL Bab. 44. Kelemahan Kakek Sura.
45
TTJL Bab. 45. Kerasukan Eyang Cakra Buana.
46
TTJL Bab 46. Kakek Sura dibawa Pergi.
47
TTJL Bab 47. Penawaran Benggala Jengah
48
TTJL 48. Menjemput Mbok Darsih.
49
TTJL. Bab 49. Sekilas tentang Dirman
50
TTJL. Bab. 50. Perlawanan. ( Part 1 ).
51
TTJL. Bab 51. Perlawanan (Part2).
52
TTJL Bab.52. Dikepung Sekutu Siluman.
53
TTJL. Bab 53. Hampir Seminggu, Nggak ada Kabar.
54
TTJL Bab.54 Liciknya Benggala Jengah
55
TTJL. Bab. 55. Melawan Sundel Bolong dan Genderuwo
56
TTJL Bab. 56. Pertarungan sesama Kawan yang Jadi Lawan.
57
TTJL Bab 57. Korban Tumbal Benggala Jengah
58
TTJL Bab 58. Manusia-manusia Berkepala Tengkorak.
59
TTJL Bab 59. Memusnahkan Manusia-manusia berkepala Tengkorak.
60
TTJL. Bab. 60. Perlawanan Hebat.
61
TTJL Bab 61. Pertarungan Menegangkan.
62
TTJL Bab 62. Hubungan Benggala Jengah dan Cakra Buana. ( Part 1 )
63
TTJL Bab 63. Hubungan Benggala Jengah dan Cakra Buana ( Part 2 )
64
TTJL Bab. 64. Kembali pada Pertarungan.
65
TTJL Bab 65. Berniyat Melarikan Diri
66
TTJL Bab 66. Dewi Kegelapan, Ratu Siluman Ular, Sekutunya Benggala Jengah.
67
TTJL. Bab. 67. Tumbangnya Sang Raja Siluman Kera.
68
TTJL. Bab. 68. Akhirnya Keluar dari Sarang Kerajaan Siluman Kera.
69
TTJL Bab. 69. Bertemu Dirman yang Tergencet Batu Besar
70
TTJL Bab. 70. Sekilas siapa Dirman.
71
TTJL Bab. 71 Ratu Siluman Ular Sancaki Weling.
72
TTJL Bab. 72 Mulai Melawan
73
TTJL Bab. 73 Selendang Merah Milik Sancaki Weling.
74
TTJL. Bab. 74 Senjata Lain Sancaki Weling
75
TTJL Bab. 75. Berbagai Jurus dari Sancaki Weling
76
TTJL Bab. 76. Akhirnya Tak Bisa Dimusnahkan.
77
TTJL Bab. 77. Kembali ke Rumah Kakek Sura.
78
TTJL Bab. 78. Berada di Tempat Kakek Sura.
79
TTJL Bab. 79 Pulang, Meninggalkan Tempat Kakek Sura dengan Keanehan Besar
80
TTJL Bab. 80. Benalu dalam Perjalanan Pulang
81
TTJL Bab. 81. Bertemu lagi dengan Durgala.
82
TTJL Bab 82. Kekalahan dan Tamat Riwayat nya Ki Durgala.
83
TTJL Bab. 83. Kebakaran
84
TTJL Bab 84. Mulai Dikenal Sebagai Orang Pintar.
85
TTJL Bab 85. Persaingan
86
TTJL Bab 86 Ritual Mbah Parmo ( bag. 1)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!