Bab 10. Eyang Cakra Buana, Penguasa Bukit Halimun. part 2.

"Wanita yang kamu sebut Mbok Darsih itu adalah salah satu murid kakek yang berpuluh tahun berguru ke kakek. Awalnya, dia datang ke Bukit Halimun, ingin mendapatkan harta kekayaan dengan cara instan, yang harus memuja pada Prabu atau Eyang Cakra Buana dan menjadi budaknya. Namun, setelah kakek kasih penjelasan berbagai konsekwensi juga resikonya, akhirnya, Darsih mengurungkan niyatnya. Dan memilih berguru ilmu kanuragan ke kakek, walau kekayaan materi tidak ia dapatkan sampai sekarang, keputusan Darsih sudah bulat, hanya ingin mengabdikan pada masyarakat dengan cara membantu sesama." Jelas si Kakek pada Bu Surmi,

###( Mengenai cerita Mbok Darsih, nanti Author membahasanya di Bab khusus. Agar cerita ini serasa berurutan dan alur cerita yang tidak berantakan yah. lanjut membaca yah, Guysman dan Guysgirl😊😊 ).###

Disaat Bu Surmi kelimpungan dengan rasa sakit di kepala dan di badannya, Ia juga masih sadar dengan keadaanya dan dengan orang yang berada di sekitarnya saat itu, namun, rasa emosi dan rasa amarah yang mendadak menyeruak dari dalam perasaannya sampai tidak bisa terkontrol, membuat Bu Surmi uring-uringan dan marah besar pada orang di sekitarnya. Apalagi kalau ada tangan orang lain yang mencoba memegang kepala atau badannya yang sakit, seperti yang dilakukan oleh Pardi, anaknya Bu Surmi saat itu, dan juga hal yang sama dilakukan oleh Pak Amet, suaminya Bu Surmi yang mencoba untuk bisa meredakan rasa sakit Bu Surmi dengan mau memijatnya pula. Baginya, bukan malah meringankan atau bahkan meredakan rasa sakit yang sudah menjalar di sekujur tubuh Bu Surmi dari mulai kepala hingga sampai ujung telapak kaki. Walau hanya memegang, kalau ada sedikit sentuhan kulit dari orang lain, rasa sakit dan nyerinya mendadak bertambah 10 kali lipat.

Oleh karenanya, beruntung saat keadaan seperti itu, Pak Amet berinisiatif untuk minta bantuan Mbok Darsih mengobati Bu Surmi. Mbok Darsih adalah seorang dukun bayi, namun terkenal juga di masyarakat sebagai wanita sepuh, yang memiliki ilmu kebathinan. Selain itu, Mbok Darsih sudah dikenal oleh masyarakat sebagai ahli dalam mengobati orang-orang yang terserang penyakit aneh seperti orang kesurupan, santet dan juga terkena sihir.

Dan pada saat Bu Surmi terserang rasa nyeri di kepala dan ditubuhnya yang tiba-tiba dan di luar nalar, Pak Amet segera menyuruh Pardi untuk minta bantuan Mbok Darsih, untuk mengobati Bu Surmi.

Hingga akhirnya, Mbok Darsih yang sudah tahu dengan kondisi Bu Surmi dengan penerawangan mata bathin dan juga pada awalnya memang sudah dikasih tahu oleh Kakek Sura, gurunya Mbok Darsih.

Ketika sudah berada di depan Bu Surmi, Mbok Darsih langsung menjampi-jampi melalui air putih yang Ia minta dari Pak Amet, dan langsung menyemburkan air putih itu serta mengusapkan pada ubun-ubun kepala Bu Surmi, yang menimbulkan pingsannya Bu Surmi karena sudah tidak kuat lagi menahan rasa nyeri yang seolah disatu kalikan. Hingga akhirnya dalam ketidaksadaran Bu Surmi, di alam bawah sadar, Bu Surmi bisa bertemu dengan seorang kakek tua yang mengaku bahwa Bu Surmi adalah cucu kakek tersebut.

"Sepertinya kamu sedang melamun, Nak!?"

"Oh...e..eh.. Nggak kek... Sa..saya hanya teringat saat terakhir Mbok Darsih datang untuk mengobati rasa sakit dan nyeriku, Kek." Jawab Bu Surmi, sedikit gugup ketika Sang Kakek membuyarkan lamunannya.

"Baiklah, sebelum kakek melanjutkan cerita kakek. Kakek akan memanggil Darsih dengan mata bathin kakek."

Ucap si Kakek yang langsung memejamkan matanya, terlihat oleh Bu Surmi, mulut Sang Kakek komat kamit setelah menarik nafas dalam-dalam beberapa kali.

***

#Di rumah Pak Amet.

Sementara itu, dalam waktu bersamaan, setelah keluar dari kamar Bu Surmi, Mbok Darsih setengah menghempaskan tubuhnya ke sofa di ruangan tamu. Nafasnya yang baru kembali tenang dan beraturan. Namun, Pak Amet yang dari tadi mengikuti di belakang Mbok Darsih, tidak langsung berani bertanya mengenai keadaan kondisi isterinya saat itu.

Baru setelah beberapa menit kemudian, dan suasana nya dirasa sedikit sudah rilek dan tenang, Pak Amet mulai bertanya, menanyakan perihal kondisi isterinya sambil menyodorkan segelas air minum buat wanita yang sudah beruban itu.

"Mbok rasa, kamu nggak perlu khawatirkan lagi tentang kondisi isterimu sekarang. Met." Jawab Mbok Darsih, setelah Pak Amet bertanya kondisi Bu Surmi.

"Syukurlah Mbok. Aku senang sekali mendengarnya." Ucap Pak Amet terdengar sedikit riang ketika mendengar Mbok Darsih menjelaskan kondisi isterinya. Namun tidak lama, raut lelaki paruh baya itu mendadak berubah seolah ada hal yang masih belum dimengerti.

"Tapi Mbok. Apa tidak apa-apa, isteri saya sudah hampir satu jam lebih mungkin lebih, belum saja tersadarkan diri dari pingsan nya, pastinya, tetap saja membuat khawatir dan hati saya belum tenang seratus persen, selama belum tersadarkan kembali. " Cetus Pak Amet lagi.

Mendengar perkataan Pak Amet, Mbok Darsih diam sejenak. Tatapannya diarahkan pada lawang pintu kamar Bu Surmi yang terbuka setengah.

Mbok Darsih menarik nafasnya lagi. Tiba-tiba, dia seolah-olah merasakan aura gaib sesuatu yang datang pada dirinya, yang Pak Amet tidak tahu bahkan tidak bisa merasakan apa yang sedang dirasakan Mbok Daraih.

Detik kemudian, Mbok Darsih bergumam, walau pelan tapi terdengar jelas oleh Pak Amet.

"Hmm.. Guruu...Engkau kah itu...!!?"

" Guru...???" Pak Amet mengurutkan alisnya. Merasa heran dengan yang dilakukan Mbok Darsih. Rupanya Mbok Darsih sadar, Pak Amet sedang memperhatikannya dengan apa yang baru saja terjadi dan masih sangat mengkhawatirkan keadaan isterinya.

Keadaan tampak hening. Tidak berlangsung lama, terdengar Mbok Darsih berbicara.

"Guruku barusan datang memberi tahu aku melalui interaksi bathinnya. Beliau mengabarkan tentang kondisi isterimu sekarang ini. Kondisinya baik-baik saja, walaupun mungkin waktu selama pingsan atau saat dalam ketidaksadaran isterimu lumayan agak lama, tapi, kamu ndak perlu khawatir. Mbok yakin, Isteri kamu tidak akan apa-apa."

Mbok Darsih menjelaskan sekaligus menenangkan keadaan Bu Surmi pada Pak Amet, suaminya. Walau Pak Amet sendiri belum faham betul tentang kondisi isterinya, namun baginya, yang penting sekarang sudah tidak terjadi apa-apa lagi pada isterinya, dan Pak Amet sedikit tenang.

****

#Di alam ketidaksadaran Bu Surmi.

" Terus bagaimana Kek, semakin seru aja nih cerita Prabu Cakra Buana."

Terdengar Bu Surmi bertanya lagi pada si Kakek.

"Tidak mudah memang, untuk mendapatkan kancil putih."

" Tapi, sebenarnya ada, Kek...?" Tanya Bu Surmi lagi.

" Ada. " Jawab si Kakek singkat. Kemudian melanjutkan ceritanya lagi.

" Sang Prabu Cakra Buana akhirnya mendapatkan kancil putih yang selama ini dicari untuk diberikan pada isterinya, tapi..."

"Tapi kenapa, Kek..?" Bu Surmi penasaran, karena cerita si kakek terpotong lagi.

"Untuk mendapatkan Kancil putih itu tidak mudah. Karena tidak ada di alam liar begitu saja. Kancil putih yang sedang dicari ternyata Kancil piaraan seorang Resi tua yang sakti mandraguna yang berada di Bukit Halimun."

"Terus bagaimana. Kek. Apa Resi tua itu memberikannya pada Prabu Cakra Buana?" tanya Bu Surmi lagi.

"Kancil putih akan diberikan pada Sang Prabu. Dengan satu syarat."

"Syaratnya apa Kek. ?"

"Sang Prabu harus bisa mengalahkan Resi tua yang sakti itu, dan akhirnya sang Prabu pun berhasil."

Kakek Sura menjelaskan panjang lebar tentang Prabu Cakra Buana.

"Dan karena Sang Resi kalah, Kancil putih itu diserahkan ke Prabu Cakra Buana, sesuai kesepakatan di awal. Bahkan, Sang Resi bersedia bergabung dengan Prabu Cakra Buana dengan menjadi pengawal setianya. Begitu menurut cerita sejarahnya, Nak.."

Sambung Kakek Sura lagi. Hingga Bu Surmi pun mengangguk-angguk tanda mengerti.

"

Episodes
1 Bab 1, Mendadak uring-uringan tak jelas, setelah pulang dari ladang
2 Bab 2 Tak kunjung sembuh
3 Bab 3. Kedatangan "seseorang" ketika tak sadarkan diri
4 Bab 4. Utusan dari Leluhur
5 Bab 5. Berawal dari menemukan binatang 'aneh' saat di ladang
6 Bab 6. Binatang Kadal 'Jejadian'
7 Bab 7. Hilangnya Bangkai Kadal, dan Sebuah Teguran Misterius
8 Bab 8. Didatangi Orang Utan.
9 Bab 9. Eyang Cakra Buana, Penguasa Gunung Halimun. Part 1
10 Bab 10. Eyang Cakra Buana, Penguasa Bukit Halimun. part 2.
11 Bab 11. Pergi ke Bukit Halimun
12 Bab 12. Malam Sebelum Perjalanan
13 Bab. 13. Perjalanan Menuju ke Bukit Halimun. Part 1.
14 Bab 14 Perjalanan ke Bukit Halimun. Part 2
15 Bab 15. Kadal Misterius Muncul Lagi
16 Bab 16. Dihadang Dua Laki-laki Tak Dikenal
17 Bab 17. Firasat kurang Baik
18 Bab 18. Firasat Fatma dan Kucing Hitam
19 Bab 19. Terpaksa Melawan.
20 Bab 20. Pertarungan tak Berimbang
21 Bab 21. Ki Durgala. Siapakah Dia?
22 Bab 22. Durgala dan Darsih.
23 TTJL Bab 23. Pertarungan Tak Bisa Dielakkan Lagi
24 TTJL Bab 24. Hampir Tak Ada Harapan.
25 TTJL Bab 25. Di Tempat Kakek Sura
26 TTJL Bab 26. Malam Purnama di Puncak Bukit Halimun.
27 TTJL Bab 27. Diwarisi Jimat Pusaka
28 TTJL Bab 28. Salah Jalan & Berurusan dengan Siluman Kera
29 TTJL . Bab 29. Tamu Tak Diundang. (Kedatangan Siluman Kera) Part 1
30 TTJL Bab. 30. Tamu Tak diundang (Kedatangan Siluman Kera) Part 2
31 TTJL Bab 31. Bertemu Nenek Tua Menyeramkan.
32 TTJL Bab 32. Tentang Bukit Halimun, Bukit Harendong dan Lembah Monyet.
33 TTJL Bab. 33. Bujukan Nenek Tua
34 TTJL Bab 34. Kekuatan Baru dalam Jiwa Bu Surmi.
35 TTJL Bab 35. Lengkingan si Nenek.
36 TTJL Bab. 36. Ritual Raja Kera dan Lelaki Paruhbaya
37 TTJL Bab 37. Persembahan Buat Dewa Kematian.
38 TTJL Bab 38. Bisa Memahami Bahasa Binatang
39 TTJL Bab 39. Gagalnya Ritual Penyembahan
40 TTJL Bab 40. Musuh Bebuyutan.
41 TTJL Bab. 41. Serangan Bertubi-tubi.
42 TTJL Bab 42. Kakek Sura Kewalahan.
43 TTJL. Bab 43. Mbok Darsih dibawa Kabur.
44 TTJL Bab. 44. Kelemahan Kakek Sura.
45 TTJL Bab. 45. Kerasukan Eyang Cakra Buana.
46 TTJL Bab 46. Kakek Sura dibawa Pergi.
47 TTJL Bab 47. Penawaran Benggala Jengah
48 TTJL 48. Menjemput Mbok Darsih.
49 TTJL. Bab 49. Sekilas tentang Dirman
50 TTJL. Bab. 50. Perlawanan. ( Part 1 ).
51 TTJL. Bab 51. Perlawanan (Part2).
52 TTJL Bab.52. Dikepung Sekutu Siluman.
53 TTJL. Bab 53. Hampir Seminggu, Nggak ada Kabar.
54 TTJL Bab.54 Liciknya Benggala Jengah
55 TTJL. Bab. 55. Melawan Sundel Bolong dan Genderuwo
56 TTJL Bab. 56. Pertarungan sesama Kawan yang Jadi Lawan.
57 TTJL Bab 57. Korban Tumbal Benggala Jengah
58 TTJL Bab 58. Manusia-manusia Berkepala Tengkorak.
59 TTJL Bab 59. Memusnahkan Manusia-manusia berkepala Tengkorak.
60 TTJL. Bab. 60. Perlawanan Hebat.
61 TTJL Bab 61. Pertarungan Menegangkan.
62 TTJL Bab 62. Hubungan Benggala Jengah dan Cakra Buana. ( Part 1 )
63 TTJL Bab 63. Hubungan Benggala Jengah dan Cakra Buana ( Part 2 )
64 TTJL Bab. 64. Kembali pada Pertarungan.
65 TTJL Bab 65. Berniyat Melarikan Diri
66 TTJL Bab 66. Dewi Kegelapan, Ratu Siluman Ular, Sekutunya Benggala Jengah.
67 TTJL. Bab. 67. Tumbangnya Sang Raja Siluman Kera.
68 TTJL. Bab. 68. Akhirnya Keluar dari Sarang Kerajaan Siluman Kera.
69 TTJL Bab. 69. Bertemu Dirman yang Tergencet Batu Besar
70 TTJL Bab. 70. Sekilas siapa Dirman.
71 TTJL Bab. 71 Ratu Siluman Ular Sancaki Weling.
72 TTJL Bab. 72 Mulai Melawan
73 TTJL Bab. 73 Selendang Merah Milik Sancaki Weling.
74 TTJL. Bab. 74 Senjata Lain Sancaki Weling
75 TTJL Bab. 75. Berbagai Jurus dari Sancaki Weling
76 TTJL Bab. 76. Akhirnya Tak Bisa Dimusnahkan.
77 TTJL Bab. 77. Kembali ke Rumah Kakek Sura.
78 TTJL Bab. 78. Berada di Tempat Kakek Sura.
79 TTJL Bab. 79 Pulang, Meninggalkan Tempat Kakek Sura dengan Keanehan Besar
80 TTJL Bab. 80. Benalu dalam Perjalanan Pulang
81 TTJL Bab. 81. Bertemu lagi dengan Durgala.
82 TTJL Bab 82. Kekalahan dan Tamat Riwayat nya Ki Durgala.
83 TTJL Bab. 83. Kebakaran
84 TTJL Bab 84. Mulai Dikenal Sebagai Orang Pintar.
85 TTJL Bab 85. Persaingan
86 TTJL Bab 86 Ritual Mbah Parmo ( bag. 1)
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab 1, Mendadak uring-uringan tak jelas, setelah pulang dari ladang
2
Bab 2 Tak kunjung sembuh
3
Bab 3. Kedatangan "seseorang" ketika tak sadarkan diri
4
Bab 4. Utusan dari Leluhur
5
Bab 5. Berawal dari menemukan binatang 'aneh' saat di ladang
6
Bab 6. Binatang Kadal 'Jejadian'
7
Bab 7. Hilangnya Bangkai Kadal, dan Sebuah Teguran Misterius
8
Bab 8. Didatangi Orang Utan.
9
Bab 9. Eyang Cakra Buana, Penguasa Gunung Halimun. Part 1
10
Bab 10. Eyang Cakra Buana, Penguasa Bukit Halimun. part 2.
11
Bab 11. Pergi ke Bukit Halimun
12
Bab 12. Malam Sebelum Perjalanan
13
Bab. 13. Perjalanan Menuju ke Bukit Halimun. Part 1.
14
Bab 14 Perjalanan ke Bukit Halimun. Part 2
15
Bab 15. Kadal Misterius Muncul Lagi
16
Bab 16. Dihadang Dua Laki-laki Tak Dikenal
17
Bab 17. Firasat kurang Baik
18
Bab 18. Firasat Fatma dan Kucing Hitam
19
Bab 19. Terpaksa Melawan.
20
Bab 20. Pertarungan tak Berimbang
21
Bab 21. Ki Durgala. Siapakah Dia?
22
Bab 22. Durgala dan Darsih.
23
TTJL Bab 23. Pertarungan Tak Bisa Dielakkan Lagi
24
TTJL Bab 24. Hampir Tak Ada Harapan.
25
TTJL Bab 25. Di Tempat Kakek Sura
26
TTJL Bab 26. Malam Purnama di Puncak Bukit Halimun.
27
TTJL Bab 27. Diwarisi Jimat Pusaka
28
TTJL Bab 28. Salah Jalan & Berurusan dengan Siluman Kera
29
TTJL . Bab 29. Tamu Tak Diundang. (Kedatangan Siluman Kera) Part 1
30
TTJL Bab. 30. Tamu Tak diundang (Kedatangan Siluman Kera) Part 2
31
TTJL Bab 31. Bertemu Nenek Tua Menyeramkan.
32
TTJL Bab 32. Tentang Bukit Halimun, Bukit Harendong dan Lembah Monyet.
33
TTJL Bab. 33. Bujukan Nenek Tua
34
TTJL Bab 34. Kekuatan Baru dalam Jiwa Bu Surmi.
35
TTJL Bab 35. Lengkingan si Nenek.
36
TTJL Bab. 36. Ritual Raja Kera dan Lelaki Paruhbaya
37
TTJL Bab 37. Persembahan Buat Dewa Kematian.
38
TTJL Bab 38. Bisa Memahami Bahasa Binatang
39
TTJL Bab 39. Gagalnya Ritual Penyembahan
40
TTJL Bab 40. Musuh Bebuyutan.
41
TTJL Bab. 41. Serangan Bertubi-tubi.
42
TTJL Bab 42. Kakek Sura Kewalahan.
43
TTJL. Bab 43. Mbok Darsih dibawa Kabur.
44
TTJL Bab. 44. Kelemahan Kakek Sura.
45
TTJL Bab. 45. Kerasukan Eyang Cakra Buana.
46
TTJL Bab 46. Kakek Sura dibawa Pergi.
47
TTJL Bab 47. Penawaran Benggala Jengah
48
TTJL 48. Menjemput Mbok Darsih.
49
TTJL. Bab 49. Sekilas tentang Dirman
50
TTJL. Bab. 50. Perlawanan. ( Part 1 ).
51
TTJL. Bab 51. Perlawanan (Part2).
52
TTJL Bab.52. Dikepung Sekutu Siluman.
53
TTJL. Bab 53. Hampir Seminggu, Nggak ada Kabar.
54
TTJL Bab.54 Liciknya Benggala Jengah
55
TTJL. Bab. 55. Melawan Sundel Bolong dan Genderuwo
56
TTJL Bab. 56. Pertarungan sesama Kawan yang Jadi Lawan.
57
TTJL Bab 57. Korban Tumbal Benggala Jengah
58
TTJL Bab 58. Manusia-manusia Berkepala Tengkorak.
59
TTJL Bab 59. Memusnahkan Manusia-manusia berkepala Tengkorak.
60
TTJL. Bab. 60. Perlawanan Hebat.
61
TTJL Bab 61. Pertarungan Menegangkan.
62
TTJL Bab 62. Hubungan Benggala Jengah dan Cakra Buana. ( Part 1 )
63
TTJL Bab 63. Hubungan Benggala Jengah dan Cakra Buana ( Part 2 )
64
TTJL Bab. 64. Kembali pada Pertarungan.
65
TTJL Bab 65. Berniyat Melarikan Diri
66
TTJL Bab 66. Dewi Kegelapan, Ratu Siluman Ular, Sekutunya Benggala Jengah.
67
TTJL. Bab. 67. Tumbangnya Sang Raja Siluman Kera.
68
TTJL. Bab. 68. Akhirnya Keluar dari Sarang Kerajaan Siluman Kera.
69
TTJL Bab. 69. Bertemu Dirman yang Tergencet Batu Besar
70
TTJL Bab. 70. Sekilas siapa Dirman.
71
TTJL Bab. 71 Ratu Siluman Ular Sancaki Weling.
72
TTJL Bab. 72 Mulai Melawan
73
TTJL Bab. 73 Selendang Merah Milik Sancaki Weling.
74
TTJL. Bab. 74 Senjata Lain Sancaki Weling
75
TTJL Bab. 75. Berbagai Jurus dari Sancaki Weling
76
TTJL Bab. 76. Akhirnya Tak Bisa Dimusnahkan.
77
TTJL Bab. 77. Kembali ke Rumah Kakek Sura.
78
TTJL Bab. 78. Berada di Tempat Kakek Sura.
79
TTJL Bab. 79 Pulang, Meninggalkan Tempat Kakek Sura dengan Keanehan Besar
80
TTJL Bab. 80. Benalu dalam Perjalanan Pulang
81
TTJL Bab. 81. Bertemu lagi dengan Durgala.
82
TTJL Bab 82. Kekalahan dan Tamat Riwayat nya Ki Durgala.
83
TTJL Bab. 83. Kebakaran
84
TTJL Bab 84. Mulai Dikenal Sebagai Orang Pintar.
85
TTJL Bab 85. Persaingan
86
TTJL Bab 86 Ritual Mbah Parmo ( bag. 1)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!