Bab 5. Berawal dari menemukan binatang 'aneh' saat di ladang

"Ingatan saya masih belum pulih, Kek. " Ujar Bu Surmi pada Sang Kakek.

" O iya, kakek juga lupa, kamu masih dalam di luar dimensi kesadaran penuh. Bahkan, raga kamu juga masih dalam keadaan terbujur pingsan. Beruntung, ada salahsatu murid kakek yang mengobati rasa kesakitan kamu. "

Kata si kakek, perkataannya terjeda dan memosisikan duduknya agar terasa lebih relak dan nyaman. Kemudian melanjutkan perkataannya lagi.

" Kakek akan menormalkan dan menstabilkan daya ingat kamu, dan menguatkan jiwa kamu kembali, agar kamu bisa mengingat segala kejadian tadi pagi, saat kamu dan suamimu berada di ladang."

Si Kakek, kemudian mulutnya komat kamit melafalkan mantra-mantra untuk pemulihan ingatan Bu Surmi yang merasakan tidak ingat siapa dan di mana, serta bagaimana dengan secara tiba-tiba dirinya ada di tempat ini.

Rasa sakit di kepala dan di badannya yang dirasakan begitu menyiksa, kini mendadak hilang sirna.

Tidak berselang lama, ingatan Bu Surmi kini kembali pulih. Perlahan Bu Surmi mulai ingat dengan segala kejadian yang telah dialaminya, mulai tadi pagi, dari mulai bangun tidur, memasak, bahkan lauk pauk yang dimasaknya pun, kini bisa diingat lagi dengan jelas.

Bu Surmi juga masih mengingat saat Dia dan suaminya pergi ke ladang, bahkan pekerjaan yang dilakukan dengan suaminya teringat juga dengan jelas yakni memberikan pupuk pada tanaman cabe dan tanaman yang lainnya.

" Saya ingat kek...!!"

Raut Bu Surmi kelihatan sumringah, dan anehnya walaupun baru bertemu dengan si kakek, mendadak tidak merasa canggung lagi atau takut, perasaannya sedikit lebih tenang, Bu Surmi yakin, si kakek yang kini sedang berada di depannya bukan orang jahat yang akan melukainya, apalagi tadi si kakek bilang cucu ke Bu Surmi, bahkan bagi Bu Surmi saat ini perasaannya seolah sudah kenal lama dengan si kakek tersebut.

" Syukurlah, kalau kamu sudah bisa mengingat kejadian tadi pagi dan juga saat kamu bertemu dengan hewan melata. Seekor kadal yang berekor cabang dan berlekuk menyerupai lekukan keris."

"Silahkan kamu ceritakan pada kakek, biar nanti kakek akan menjelaskan hal lain lagi yang perlu kamu fahami lagi, Nak.!"

Perintah si Kakek pada Bu Surmi, dan dianggukan oleh Bu Surmi tanda setuju.

Kemudian Bu Surmi mulai menceritakan awal dan kejadian dimulai tadi pagi-pagi hingga sepulang dari ladang, termasuk ada kejadian yang dianggap janggal oleh Bu Surmi, saat di ladang tentang seekor kadal.

...........

"Pak, ibu mau ke hulu sungai sebentar yah.!"

Bu Surmi izin pada suaminya yang lagi mencangkul tanah buat ditanami cabe dan tomat yang sudah siap ditanam.

Dalam benak Bu Surmi, kayaknya ada sesuatu yang menghambat aliran air yang mengairi pada pada saluran airnya. Biasanya sampah-sampah dari pembuangan yang dilakukan oleh warga desa sebelah yang membuang sampah sembarangan, padahal, sudah berkali - kali Desa Bu Surmi mengalami kiriman banjir dari Desa Sebelah yang berada di hulu dari aliran sungai kecil yang mengaliri area ladang dan pesawahan Desa Mekarwangi, desanya Bu Surmi.

" Iya Bu... hati-hati saja, jalanya agak terjal dan menaik. Licin lagi, banyak bebatuan cadas. Tadinya, Bapak yang akan kesana, tapi kerjaan Bapak masih tanggung.!"

Kata Pak Amet. Ia berhenti sebentar dari kegiatan mencangkulnya, nafasnya sedikit ngosngosan, dengan dada turun naik. Keringat yang sudah membasahi pakaian kerja lelaki paruh baya tersebut, tangan kiri menyeka dahinya yang mulai basah dengan keringat.

"Ya, Pak..!"

Bu Surmi langsung berjalan menyusuri jalan setapak yang nantinya menuju ke arah hulu sungai yang sudah dibangun mirip sebuah bendungan perairan, hanya saja, masih sederhana.

Membendung airnya bukan dengan bangunan tembok dari pasir dan semen, melainkan dari bebatuan yang ada di sungai, yang ditumpuk-tumpuk membendung air sungai yang nantinya airnya bisa mengairi sawah dan ladang di sekitar lewat selokan yang sudah dibuat.

Lumayan jauh juga, sekitar 200 meteran, jarak antara sawah ladang Bu Surmi dengan bendungan di sungai yang mengairi area ladang dan pesawahan sekitarnya.

Tidak lama kemudian, Bu Surmi sudah sampai di pinggir sungai. Arus sungai yang tidak terlalu deras, karena airnya sudah mulai surut mengecil karena hampir 3 bulan belum ada hujan, pantas saja kalau air di sungai aliran ke selokan nya juga tidak tetlalu banyak. Belum sampah-sampah dan rumput yang menghalangi aliran air di selokan, terkadang tidak sampai ke sawah dan ladang milik warga.

Dengan hati-hati, Bu Surmi terus berjalan ke arah tumpukan batu yang membendung sungai, yang memang lokasinya banyak batu cadas, yang pastinya licin.

Setelah sampai di tepian bendungan air, Bu Surmi berdiri. Kedua bola matanya dilebarkan melihat kondisi sekitar.

Bu Surmi berfikir, pasti ada kebocoran yang menyebabkan air dari sungai tidak naik ke saluran perairan yang mengaliri ladang dan sawahnya.

Namun.

Tiba-tiba, Ekor mata Bu Surmi melihat sesuatu di atas batu cadas yang menarik perhatiannya. Dia melihat seekor kadal yang ekornya bercabang dan berlekuk. Hewan melata itu seperti lagi berjemur. Dan entah bagaimana, Bu Surmi mendadak ingin mendekati hewan melata yang menurutnya sedikit unik dan juga aneh. Karena berbeda dengan hewan-hewan yang berjenis sama.

Dengan sedikit perlahan, Bu Surmi berniyat mendekati hewan tersebut, bahkan ia lupa dengan pekerjaannya. Perhatianya terfokus pada binatang itu. Mendadak perasaan Bu Surmi merasa gemas juga melihat hewan yang sedang berjemur di atas batu cadas tersebut.

Setelah jaraknya dengan hewan itu hanya sekitar 2 meteran, Bu Surmi sedikit tertegun. Kedua bola matanya tidak terlepas dari hewan yang sedang berjemur tersebut.

"Hmmmm.... Aneh juga yah. Ada kadal ekornya bercabang dua, ekornya pun melekuk seperti lekukan keris." Gumam Bu Surmi, tatapannya semakin tajam dan tidak lepas dari hewan tersebut.

"Kalau aku ambil dan diperlihatkan ke Mas Amet, kira-kira bahaya nggak yah..?"Bu Surmi berkata dalam hatinya.

Tidak berselang lama, keberadaan Bu Surmi dengan hewan itu hanya setengah meteran. Sepertinya naluri hewan melata itu pun merasakan, bahwa ada sesuatu yang sedang mendekatinya. Kadal itu bukan malah menghindar dari Bu Surmi, melainkan langsung mendongakkan kepalanya, sambil menjulur julurkan lidah panjangnya. Entah apa maksudnya.

Namun...

Sepertinya, Bu Surmi salah mengira. Dan dengan tiba-tiba...

"Plak...Plak... Bugh.. Bugh.."

Melihat kepala Sang Kadal yang seolah mau menggigit kaki Bu Surmi, membuat Bu Surmi kaget dan tanpa berfikir, Bu Surmi langsung melayangkan pukulannya pada hewan tersebut dengan bilah bambu yang sedari tadi dipegannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Helmi Ruhendi Putra

Helmi Ruhendi Putra

lanjut thooor

2024-09-19

0

dede rohimah

dede rohimah

kok berani yah.. kalau aku mah udah jijik duluan thor

2024-09-17

0

dede rohimah

dede rohimah

apa ada, thor kadal bercabang.. atau kadal canggah

2024-09-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1, Mendadak uring-uringan tak jelas, setelah pulang dari ladang
2 Bab 2 Tak kunjung sembuh
3 Bab 3. Kedatangan "seseorang" ketika tak sadarkan diri
4 Bab 4. Utusan dari Leluhur
5 Bab 5. Berawal dari menemukan binatang 'aneh' saat di ladang
6 Bab 6. Binatang Kadal 'Jejadian'
7 Bab 7. Hilangnya Bangkai Kadal, dan Sebuah Teguran Misterius
8 Bab 8. Didatangi Orang Utan.
9 Bab 9. Eyang Cakra Buana, Penguasa Gunung Halimun. Part 1
10 Bab 10. Eyang Cakra Buana, Penguasa Bukit Halimun. part 2.
11 Bab 11. Pergi ke Bukit Halimun
12 Bab 12. Malam Sebelum Perjalanan
13 Bab. 13. Perjalanan Menuju ke Bukit Halimun. Part 1.
14 Bab 14 Perjalanan ke Bukit Halimun. Part 2
15 Bab 15. Kadal Misterius Muncul Lagi
16 Bab 16. Dihadang Dua Laki-laki Tak Dikenal
17 Bab 17. Firasat kurang Baik
18 Bab 18. Firasat Fatma dan Kucing Hitam
19 Bab 19. Terpaksa Melawan.
20 Bab 20. Pertarungan tak Berimbang
21 Bab 21. Ki Durgala. Siapakah Dia?
22 Bab 22. Durgala dan Darsih.
23 TTJL Bab 23. Pertarungan Tak Bisa Dielakkan Lagi
24 TTJL Bab 24. Hampir Tak Ada Harapan.
25 TTJL Bab 25. Di Tempat Kakek Sura
26 TTJL Bab 26. Malam Purnama di Puncak Bukit Halimun.
27 TTJL Bab 27. Diwarisi Jimat Pusaka
28 TTJL Bab 28. Salah Jalan & Berurusan dengan Siluman Kera
29 TTJL . Bab 29. Tamu Tak Diundang. (Kedatangan Siluman Kera) Part 1
30 TTJL Bab. 30. Tamu Tak diundang (Kedatangan Siluman Kera) Part 2
31 TTJL Bab 31. Bertemu Nenek Tua Menyeramkan.
32 TTJL Bab 32. Tentang Bukit Halimun, Bukit Harendong dan Lembah Monyet.
33 TTJL Bab. 33. Bujukan Nenek Tua
34 TTJL Bab 34. Kekuatan Baru dalam Jiwa Bu Surmi.
35 TTJL Bab 35. Lengkingan si Nenek.
36 TTJL Bab. 36. Ritual Raja Kera dan Lelaki Paruhbaya
37 TTJL Bab 37. Persembahan Buat Dewa Kematian.
38 TTJL Bab 38. Bisa Memahami Bahasa Binatang
39 TTJL Bab 39. Gagalnya Ritual Penyembahan
40 TTJL Bab 40. Musuh Bebuyutan.
41 TTJL Bab. 41. Serangan Bertubi-tubi.
42 TTJL Bab 42. Kakek Sura Kewalahan.
43 TTJL. Bab 43. Mbok Darsih dibawa Kabur.
44 TTJL Bab. 44. Kelemahan Kakek Sura.
45 TTJL Bab. 45. Kerasukan Eyang Cakra Buana.
46 TTJL Bab 46. Kakek Sura dibawa Pergi.
47 TTJL Bab 47. Penawaran Benggala Jengah
48 TTJL 48. Menjemput Mbok Darsih.
49 TTJL. Bab 49. Sekilas tentang Dirman
50 TTJL. Bab. 50. Perlawanan. ( Part 1 ).
51 TTJL. Bab 51. Perlawanan (Part2).
52 TTJL Bab.52. Dikepung Sekutu Siluman.
53 TTJL. Bab 53. Hampir Seminggu, Nggak ada Kabar.
54 TTJL Bab.54 Liciknya Benggala Jengah
55 TTJL. Bab. 55. Melawan Sundel Bolong dan Genderuwo
56 TTJL Bab. 56. Pertarungan sesama Kawan yang Jadi Lawan.
57 TTJL Bab 57. Korban Tumbal Benggala Jengah
58 TTJL Bab 58. Manusia-manusia Berkepala Tengkorak.
59 TTJL Bab 59. Memusnahkan Manusia-manusia berkepala Tengkorak.
60 TTJL. Bab. 60. Perlawanan Hebat.
61 TTJL Bab 61. Pertarungan Menegangkan.
62 TTJL Bab 62. Hubungan Benggala Jengah dan Cakra Buana. ( Part 1 )
63 TTJL Bab 63. Hubungan Benggala Jengah dan Cakra Buana ( Part 2 )
64 TTJL Bab. 64. Kembali pada Pertarungan.
65 TTJL Bab 65. Berniyat Melarikan Diri
66 TTJL Bab 66. Dewi Kegelapan, Ratu Siluman Ular, Sekutunya Benggala Jengah.
67 TTJL. Bab. 67. Tumbangnya Sang Raja Siluman Kera.
68 TTJL. Bab. 68. Akhirnya Keluar dari Sarang Kerajaan Siluman Kera.
69 TTJL Bab. 69. Bertemu Dirman yang Tergencet Batu Besar
70 TTJL Bab. 70. Sekilas siapa Dirman.
71 TTJL Bab. 71 Ratu Siluman Ular Sancaki Weling.
72 TTJL Bab. 72 Mulai Melawan
73 TTJL Bab. 73 Selendang Merah Milik Sancaki Weling.
74 TTJL. Bab. 74 Senjata Lain Sancaki Weling
75 TTJL Bab. 75. Berbagai Jurus dari Sancaki Weling
76 TTJL Bab. 76. Akhirnya Tak Bisa Dimusnahkan.
77 TTJL Bab. 77. Kembali ke Rumah Kakek Sura.
78 TTJL Bab. 78. Berada di Tempat Kakek Sura.
79 TTJL Bab. 79 Pulang, Meninggalkan Tempat Kakek Sura dengan Keanehan Besar
80 TTJL Bab. 80. Benalu dalam Perjalanan Pulang
81 TTJL Bab. 81. Bertemu lagi dengan Durgala.
82 TTJL Bab 82. Kekalahan dan Tamat Riwayat nya Ki Durgala.
83 TTJL Bab. 83. Kebakaran
84 TTJL Bab 84. Mulai Dikenal Sebagai Orang Pintar.
85 TTJL Bab 85. Persaingan
86 TTJL Bab 86 Ritual Mbah Parmo ( bag. 1)
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab 1, Mendadak uring-uringan tak jelas, setelah pulang dari ladang
2
Bab 2 Tak kunjung sembuh
3
Bab 3. Kedatangan "seseorang" ketika tak sadarkan diri
4
Bab 4. Utusan dari Leluhur
5
Bab 5. Berawal dari menemukan binatang 'aneh' saat di ladang
6
Bab 6. Binatang Kadal 'Jejadian'
7
Bab 7. Hilangnya Bangkai Kadal, dan Sebuah Teguran Misterius
8
Bab 8. Didatangi Orang Utan.
9
Bab 9. Eyang Cakra Buana, Penguasa Gunung Halimun. Part 1
10
Bab 10. Eyang Cakra Buana, Penguasa Bukit Halimun. part 2.
11
Bab 11. Pergi ke Bukit Halimun
12
Bab 12. Malam Sebelum Perjalanan
13
Bab. 13. Perjalanan Menuju ke Bukit Halimun. Part 1.
14
Bab 14 Perjalanan ke Bukit Halimun. Part 2
15
Bab 15. Kadal Misterius Muncul Lagi
16
Bab 16. Dihadang Dua Laki-laki Tak Dikenal
17
Bab 17. Firasat kurang Baik
18
Bab 18. Firasat Fatma dan Kucing Hitam
19
Bab 19. Terpaksa Melawan.
20
Bab 20. Pertarungan tak Berimbang
21
Bab 21. Ki Durgala. Siapakah Dia?
22
Bab 22. Durgala dan Darsih.
23
TTJL Bab 23. Pertarungan Tak Bisa Dielakkan Lagi
24
TTJL Bab 24. Hampir Tak Ada Harapan.
25
TTJL Bab 25. Di Tempat Kakek Sura
26
TTJL Bab 26. Malam Purnama di Puncak Bukit Halimun.
27
TTJL Bab 27. Diwarisi Jimat Pusaka
28
TTJL Bab 28. Salah Jalan & Berurusan dengan Siluman Kera
29
TTJL . Bab 29. Tamu Tak Diundang. (Kedatangan Siluman Kera) Part 1
30
TTJL Bab. 30. Tamu Tak diundang (Kedatangan Siluman Kera) Part 2
31
TTJL Bab 31. Bertemu Nenek Tua Menyeramkan.
32
TTJL Bab 32. Tentang Bukit Halimun, Bukit Harendong dan Lembah Monyet.
33
TTJL Bab. 33. Bujukan Nenek Tua
34
TTJL Bab 34. Kekuatan Baru dalam Jiwa Bu Surmi.
35
TTJL Bab 35. Lengkingan si Nenek.
36
TTJL Bab. 36. Ritual Raja Kera dan Lelaki Paruhbaya
37
TTJL Bab 37. Persembahan Buat Dewa Kematian.
38
TTJL Bab 38. Bisa Memahami Bahasa Binatang
39
TTJL Bab 39. Gagalnya Ritual Penyembahan
40
TTJL Bab 40. Musuh Bebuyutan.
41
TTJL Bab. 41. Serangan Bertubi-tubi.
42
TTJL Bab 42. Kakek Sura Kewalahan.
43
TTJL. Bab 43. Mbok Darsih dibawa Kabur.
44
TTJL Bab. 44. Kelemahan Kakek Sura.
45
TTJL Bab. 45. Kerasukan Eyang Cakra Buana.
46
TTJL Bab 46. Kakek Sura dibawa Pergi.
47
TTJL Bab 47. Penawaran Benggala Jengah
48
TTJL 48. Menjemput Mbok Darsih.
49
TTJL. Bab 49. Sekilas tentang Dirman
50
TTJL. Bab. 50. Perlawanan. ( Part 1 ).
51
TTJL. Bab 51. Perlawanan (Part2).
52
TTJL Bab.52. Dikepung Sekutu Siluman.
53
TTJL. Bab 53. Hampir Seminggu, Nggak ada Kabar.
54
TTJL Bab.54 Liciknya Benggala Jengah
55
TTJL. Bab. 55. Melawan Sundel Bolong dan Genderuwo
56
TTJL Bab. 56. Pertarungan sesama Kawan yang Jadi Lawan.
57
TTJL Bab 57. Korban Tumbal Benggala Jengah
58
TTJL Bab 58. Manusia-manusia Berkepala Tengkorak.
59
TTJL Bab 59. Memusnahkan Manusia-manusia berkepala Tengkorak.
60
TTJL. Bab. 60. Perlawanan Hebat.
61
TTJL Bab 61. Pertarungan Menegangkan.
62
TTJL Bab 62. Hubungan Benggala Jengah dan Cakra Buana. ( Part 1 )
63
TTJL Bab 63. Hubungan Benggala Jengah dan Cakra Buana ( Part 2 )
64
TTJL Bab. 64. Kembali pada Pertarungan.
65
TTJL Bab 65. Berniyat Melarikan Diri
66
TTJL Bab 66. Dewi Kegelapan, Ratu Siluman Ular, Sekutunya Benggala Jengah.
67
TTJL. Bab. 67. Tumbangnya Sang Raja Siluman Kera.
68
TTJL. Bab. 68. Akhirnya Keluar dari Sarang Kerajaan Siluman Kera.
69
TTJL Bab. 69. Bertemu Dirman yang Tergencet Batu Besar
70
TTJL Bab. 70. Sekilas siapa Dirman.
71
TTJL Bab. 71 Ratu Siluman Ular Sancaki Weling.
72
TTJL Bab. 72 Mulai Melawan
73
TTJL Bab. 73 Selendang Merah Milik Sancaki Weling.
74
TTJL. Bab. 74 Senjata Lain Sancaki Weling
75
TTJL Bab. 75. Berbagai Jurus dari Sancaki Weling
76
TTJL Bab. 76. Akhirnya Tak Bisa Dimusnahkan.
77
TTJL Bab. 77. Kembali ke Rumah Kakek Sura.
78
TTJL Bab. 78. Berada di Tempat Kakek Sura.
79
TTJL Bab. 79 Pulang, Meninggalkan Tempat Kakek Sura dengan Keanehan Besar
80
TTJL Bab. 80. Benalu dalam Perjalanan Pulang
81
TTJL Bab. 81. Bertemu lagi dengan Durgala.
82
TTJL Bab 82. Kekalahan dan Tamat Riwayat nya Ki Durgala.
83
TTJL Bab. 83. Kebakaran
84
TTJL Bab 84. Mulai Dikenal Sebagai Orang Pintar.
85
TTJL Bab 85. Persaingan
86
TTJL Bab 86 Ritual Mbah Parmo ( bag. 1)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!