Episode 18 : Acara di luar kota

Ezar kaget bukan main. Gadis yang selalu berbicara lemah lembut pada semua orang itu menunjukkan taringnya.

Dadanya bergemuruh. Terlebih ketika melihat air mata Zara yang memenuhi wajah cantiknya. Ingin melangkah lalu memberinya sedikit saja pelukan, tapi itu terasa agak aneh, seperti nasi sudah menjadi bubur, terlambat.

Tangan Ezar terkepal kuat.

Haruskah ia merenungi setiap kesalahan yang telah dia lakukan pada Zara? Tapi bagaimana dengan Ghina?

Ezar hanya berdiri terpaku memandangi Zara yang sudah masuk ke dalam kamarnya.

" Apa yang harus aku lakukan?" Gumamnya frustasi.

*

*

Seminggu kemudian, departemen bedah mengadakan outing di sebuah desa yang cukup jauh di luar kota. Selain residen, koas yang berada di state tersebut juga di ikut sertakan. Selain outing yang memang selalu di laksanakan setiap tahunnya, departemen bedah juga mengadakan baksos yaitu sunatan massal di daerah setempat di mana mereka mengadakan acara.

Hari ini adalah hari keberangkatan mereka, beberapa dokter bedah, baik bedah umum, ataupun subspesialis sudah terlihat berkumpul di rumah sakit.

Bus sudah di siapkan. Bagi yang tidak mau repot menyetir, boleh menggunakan kendaraan umum tersebut, apalagi bus yang di sewa adalah bus eksekutif.

Zara memilih menggunakan transportasi umum ketimbang menyetir sendiri, kakinya sudah mendingan, sudah di tahap penyembuhan, tapi jarak tempuh yang cukup jauh membuatnya berpikir seribu kali untuk membawa kendaraan nya sendiri.

Dan lagi, berada dalam bus dengan teman yang banyak akan membuat perjalanan jauh lebih menyenangkan.

Dila dan Zara duduk berdampingan di dalam bus. Beberapa koas dari kampus lain pun ikut bersama dengan Zara.

Dokter konsulen lebih banyak membawa kendaraan pribadi karena merasa lebih nyaman apalagi banyak yang membawa serta keluarga mereka.

Zayn memutuskan membawa mobilnya juga, dia sudah mengajak Zara tapi Zara menolak.

Perjalanan cukup menyita waktu, tapi ini adalah perjalanan nostalgia bagi Zara dan Zayn. Bagaimana tidak, pesantren Al hidayah berada sekitar satu atau dua kilometer dari tempat mereka mengadakan acara.

Rindu masa masa mondok kembali terkenang, hingga membuat Zara mengulas senyum.

Dila memperhatikan Zara." Apa ada yang menarik perhatianmu?"

Zara yang duduk di balik jendela menoleh. " Oh,, aku hanya teringat jalan ini, ini adalah jalan yang ku lewati setahun sekali ketika Abi dan umi menjemput aku dan kakakku di pesantren."

" Tunggu, kamu mondok di Al hidayah?"

" Iya, kamu tau pesantren itu?"

" Tau lah, adik sepupuku mondok di sana."

" Benarkah?"

" Tapi ya begitulah, terpaksa."

Kening Zara mengernyit." Kenapa mondok terpaksa?"

" Dia tidak mau, sepupuku itu gadis yang sangat bebas. Pergaulannya luas, bahkan dengan preman pun dia berteman. Tante ku sampai pusing memikirkan nasibnya ke depan. Karena itu, dia di bawa masuk ke dalam pesantren."

" Syukurlah, setidak tidaknya, di dalam sana dia bisa sedikit berubah."

" Aku tidak yakin Ra, masalahnya sudah berapa kali dia kabur dari sana."

" Ya Allah.." Zara menggelengkan kepala.

" Ini tahun terakhirnya, semoga dia bisa selesai tanpa banyak drama."

" Aamiin."

Sesuai prediksi, perjalanan bersama teman jauh lebih menyenangkan, dan Zara merasakan itu, berbaur dengan banyak orang, berkenalan dengan banyak orang. Karena walau mereka sama sama di departemen bedah, tapi ada yang tidak pernah saling jumpa, itu di sebabkan oleh banyaknya dokter spesialis bedah dan subspesialis bedah lainnya di Brawijaya hospital, hingga koas koas yang lain berpencar masing masing mengikuti dokter konsulen mereka.

Ezar berangkat sendiri, niat hati ingin membawa serta Zara tidak bisa terwujudkan, kemarahan gadis itu seminggu lalu membuat Ezar tidak berani untuk mengajak istrinya.

Ghina sudah menelpon beberapa hari sebelum acara, ingin ikut dengan Ezar, tapi Ezar menolak, dengan alasan, acara outing tersebut di khususkan untuk bagian bedah saja. Terpaksa Ghina mengalah.

Tibalah mereka di tempat tujuan.

Bungalow mewah sudah di sewa untuk tiga hari ke depan.

Zara tentu sekamar dengan Dila. Kamar yang cukup strategis, karena pemandangan dari lantai dua kamar mereka adalah hamparan sawah serta gunung nan indah.

Begitupun degan Ezar, entah salah penempatan atau memang sengaja, kamarnya tepat berada di sebelah kamar Zara. Padahal biasanya seorang dokter senior sepertinya mendapat tempat di lantai bawah dengan kamar yang lumayan luas.

Karena berhubung hari ini belum ada aktivitas, Zara meminta izin pada dokter Bayu selaku konsulennya untuk keluar sebentar saja.

Dokter Bayu mengizinkan walau Zara harus menghadapi serentetan pertanyaan.

Beruntung Zayn membawa kendaraan, karena mereka akan leluasa pergi ke pesantren yang berjarak sangat dekat dari bungalow.

" Aku sudah tidak sabar ingin ketemu dengan eyang." Kata Zara di tengah perjalanan.

" Kalau aku rindu masakan eyang putri." Ujar Zayn menimpali.

Mereka tertawa bersama.

Sementara di kamar sebelah, Ezar menatap benda segi empat itu tanpa berkedip. Sebuah notifikasi di kirim beberapa saat lalu ke ponselnya di mana Zara meminta izin ingin keluar bersama Zayn.

Namun, Ezar yang biasanya sangat cuek dan menjawab seadanya saja, hari ini terlihat jauh lebih mengedepankan perhatian nya.

Bukan hanya sebaris atau dua baris saja, melainkan beberapa kalimat sahut menyahut meskipun tidak terlalu panjang. Dan Zara hanya membalas semua to the point, tidak ada basa basi.

Dan pada akhirnya, Ezar mengijinkan Zara meski sebenarnya dia juga ingin ikut, berkunjung ke pesantren tempat istrinya menuntut ilmu agama. Namun sayang, Zara tidak mengajaknya.

Kedua saudara kembar itu saling bercerita masa masa dulu, sampai mereka harus berhenti karena beberapa meter di depan mereka, banyak warga yang berkumpul mengerumuni sesuatu.

" Mas, berhenti. Ku rasa itu kecelakaan."

Zayn menepikan kendaraannya.

Keduanya turun dan menghampiri kerumunan tersebut.

Dan benar saja, seorang wanita tergeletak tak berdaya dan di tengarai baru saja mengalami kecelakaan.

" Mas..."

Zayn turun tangan di bantu Zara.

Setelah mengatakan kepada kerumunan warga jika mereka adalah mahasiswa kedokteran, semua memberi ruang pada Zara dan Zayn, tidak lagi mengerubungi korban tersebut.

" Bagaimana?" Tanya Ezar pada Zara yang sedang melakukan pemeriksaan.

" Alhamdulillah, masih hidup mas."

" Alhamdulillah."

Zara mengambil alat pengukur tekanan darah yang ada di mobil Zayn, meski masih bernapas dengan baik, tapi Zara mencurigai sesuatu.

Zara kembali melakukan pemeriksaan, dan benar, tiba tiba korban kecelakaan tersebut terbatuk dengan detak jantung yang tiba tiba meningkat, di tambah kesulitan bernafas serta kuku yang mulai membiru.

" Mas...."

" Telpon dokter Ezar sekarang juga, ku rasa dia mengalami pneumothorax."

Zara melakukan perintah Zayn.

" Assalamualaikum dok."

" waalaikumsalam."

" Dok tolong bantu Zara."

" Kamu kenapa?" Ezar panik, apalagi mendengar suara Zara yang bicara terengah engah.

" Saat ini Zara ada di dekat pesantren Al Hidayah, dan ada seorang gadis muda yang mengalami kecelakaan."

" Bagaimana kondisinya?" Lanjut Ezar sembari memakai jaket dan meraih kunci mobilnya.

" Pasien sempat terbatuk, dan setelah itu detak jantungnya meningkat, pasien mulai sesak, dan kukunya sianosis."

" Itu pneumothorax, pantau terus kondisinya, aku segera kesana."

" Iya dok."

Panggilan berakhir.

" Dokter Ezar mencurigai kalau ini pneumothorax." Kata Zara.

" Lalu apa yang dia katakan?"

" Dia akan segera ke sini."

" Syukurlah."

Mereka terus memantau keadaan korban tersebut.

Zayn melihat sekeliling, sebuah motor Kawasaki ninja H2 Carbon yang di banderol dengan harga setengah miliar teronggok di bagian sisi jalan tidak jauh dari korban. Setelah itu, dia pun bertanya pada warga yang berkerumun.

" Maaf, bapak ibu. Apa ada yang mengenal wanita ini?" Tanya Zayn.

Seorang pria paruh baya menjawab pertanyaan Zayn. " Kalau nama kami tidak tau dok, yang kami tau kalau adek ini sedang mondok di pesantren."

" Mondok?"

...****************...

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

apa ini sepupuy dila ya

2024-11-26

2

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

ini zayn apa ezar typo ya thoor

2024-11-26

2

Yani

Yani

Kayanya sodara sepupuhnya Dila

2024-11-02

3

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Nikah instan
2 Episode 2 : Syarat pernikahan
3 Episode 3 : Sah
4 Episode 4 : Interaksi pertama
5 Episode 5 : Zayn dan Zara
6 Episode 6 : Tugas pertama
7 Episode 7 : Pernikahan Azura
8 Episode 8 : Pernikahan yang tidak sama
9 Episode 9 : Ciuman pertama
10 Episode 10 : Godaan iman
11 Episode 11 : Mulai protektif
12 Episode 12 : Kakak yang rindu
13 Episode 13 : Jatuh cinta?
14 Episode 14 : Tidur bersama
15 Episode 15 : Zara terluka
16 Episode 16 : Cemburu
17 Episode 17 : Marah
18 Episode 18 : Acara di luar kota
19 Episode 19 : Pengakuan pertama kali
20 Episode 20 : Boleh aku mengenalmu lebih dekat?
21 Episode 21 : Panggilan baru
22 Episode 22 : Praduga tak bersalah
23 Episode 23 : Tatapan kemarahan
24 Episode 24 : Kemarahan dan kecemburuan
25 Episode 25 : Kecelakaan
26 Episode 26 : Kesabaran setipis tisu
27 Episode 27 : Cukup tiga saja
28 Episode 28 : Perang hati di mulai
29 Episode 29 : Mati kita putus
30 Episode 30 : Kita mulai dari awal
31 Episode 31 : Tamu tak di undang
32 Episode 32 : Biar aku yang urus
33 Episode 33 : Pembalasan kecil
34 Episode 34 : Terkuaknya identitas
35 Episode 35 : Pencarian bukti
36 Episode 36 : Semut pun melawan jika terinjak
37 Episode 37 : Malam pertama
38 Episode 38 : Jahil satu sama lain
39 Episode 39: Umi Aza yang kesepian
40 Episode 40 : Kepribadian Zayn yang koleris
41 Episode 41 : Ezar dan Zayn
42 Episode 42 : Iblis wanita
43 Episode 43 : Zara hamil
44 Episode 44 : Ghina pun tau
45 Episode 45 : Menyala pembantuku
46 Episode 46 : Mari berpacaran
47 Episode 47 : Jurus yang sama
48 Episode 48 : Sepak terjang Ghina
49 Episode 49 : Trauma psikologis
50 Episode 50 : Wanita menjijikkan
51 Episode 51 : Zayn menggila
52 Episode 52 : Giliran Ezar
53 Episode 53 : Nasehat umi
54 Episode 54 : Kuncinya adalah ikhlas
55 Episode 55 : Umi yang paling pengertian
56 Episode 56 : Aku mencintaimu
57 Episode 57 : Pertemuan Zara dan Ghina
58 Episode 58 : Pamit
59 Episode 59 : Masalah baru
60 Episode 60 : Waktunya bercocok tanam
61 Episode 61 : Bubur langganan
62 Episode 62 : Zayn menginap
63 Episode 63 : Sikap paling utama adalah, menghormati siapapun
64 Episode 64 : Siapa wanita itu?
65 Episode 65 : Lebih agresif
66 Episode 66 : Allah Maha Baik
67 Episode 67 : Zayn yang terbully
68 Episode 68 : Kecewa karena cinta
69 Episode 69 : Safa dan Marwah
70 Episode 70 : Jalan jalan bersama si kembar
71 Episode 71 : Kembali dalam keadaan tak berdaya
72 Episode 72 : Karma atau bukan?
73 Episode 73 : Rasa bersalah itu ada
74 Episode 74 : Ingin bertemu lagi
75 Episode 75 : Hasrat yang tertunda
76 Episode 76 : Rasa sakit itu sudah hilang
77 Episode 77 : Mengajak si kembar
78 Episode 78 : Titipan Ghina
79 Episode 79 : Ingin bertemu Ezar
80 Episode 80 : Kesedihan tuan Sony
81 episode 81 : Mencoba menerima
82 Episode 82 : Tuan Sony dan Zara
83 Episode 83 : Tingkah Zayn
84 Episode 84 : Surprise termanis
85 Episode 85 : Pamer kemesraan
86 Episode 86 : Teman baru
87 Episode 87 : Resepsi yang terlambat
88 Episode 88 : Rencana liburan
89 Episode 89 : Kehangatan keluarga Brawijaya
90 Episode 90 : Zayn kena marah
91 Episode 91 : Zayn dan si kembar
92 Episode 92 : Aretha dan si kembar
93 Episode 93 : Cinta Zara ( End )
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Episode 1 : Nikah instan
2
Episode 2 : Syarat pernikahan
3
Episode 3 : Sah
4
Episode 4 : Interaksi pertama
5
Episode 5 : Zayn dan Zara
6
Episode 6 : Tugas pertama
7
Episode 7 : Pernikahan Azura
8
Episode 8 : Pernikahan yang tidak sama
9
Episode 9 : Ciuman pertama
10
Episode 10 : Godaan iman
11
Episode 11 : Mulai protektif
12
Episode 12 : Kakak yang rindu
13
Episode 13 : Jatuh cinta?
14
Episode 14 : Tidur bersama
15
Episode 15 : Zara terluka
16
Episode 16 : Cemburu
17
Episode 17 : Marah
18
Episode 18 : Acara di luar kota
19
Episode 19 : Pengakuan pertama kali
20
Episode 20 : Boleh aku mengenalmu lebih dekat?
21
Episode 21 : Panggilan baru
22
Episode 22 : Praduga tak bersalah
23
Episode 23 : Tatapan kemarahan
24
Episode 24 : Kemarahan dan kecemburuan
25
Episode 25 : Kecelakaan
26
Episode 26 : Kesabaran setipis tisu
27
Episode 27 : Cukup tiga saja
28
Episode 28 : Perang hati di mulai
29
Episode 29 : Mati kita putus
30
Episode 30 : Kita mulai dari awal
31
Episode 31 : Tamu tak di undang
32
Episode 32 : Biar aku yang urus
33
Episode 33 : Pembalasan kecil
34
Episode 34 : Terkuaknya identitas
35
Episode 35 : Pencarian bukti
36
Episode 36 : Semut pun melawan jika terinjak
37
Episode 37 : Malam pertama
38
Episode 38 : Jahil satu sama lain
39
Episode 39: Umi Aza yang kesepian
40
Episode 40 : Kepribadian Zayn yang koleris
41
Episode 41 : Ezar dan Zayn
42
Episode 42 : Iblis wanita
43
Episode 43 : Zara hamil
44
Episode 44 : Ghina pun tau
45
Episode 45 : Menyala pembantuku
46
Episode 46 : Mari berpacaran
47
Episode 47 : Jurus yang sama
48
Episode 48 : Sepak terjang Ghina
49
Episode 49 : Trauma psikologis
50
Episode 50 : Wanita menjijikkan
51
Episode 51 : Zayn menggila
52
Episode 52 : Giliran Ezar
53
Episode 53 : Nasehat umi
54
Episode 54 : Kuncinya adalah ikhlas
55
Episode 55 : Umi yang paling pengertian
56
Episode 56 : Aku mencintaimu
57
Episode 57 : Pertemuan Zara dan Ghina
58
Episode 58 : Pamit
59
Episode 59 : Masalah baru
60
Episode 60 : Waktunya bercocok tanam
61
Episode 61 : Bubur langganan
62
Episode 62 : Zayn menginap
63
Episode 63 : Sikap paling utama adalah, menghormati siapapun
64
Episode 64 : Siapa wanita itu?
65
Episode 65 : Lebih agresif
66
Episode 66 : Allah Maha Baik
67
Episode 67 : Zayn yang terbully
68
Episode 68 : Kecewa karena cinta
69
Episode 69 : Safa dan Marwah
70
Episode 70 : Jalan jalan bersama si kembar
71
Episode 71 : Kembali dalam keadaan tak berdaya
72
Episode 72 : Karma atau bukan?
73
Episode 73 : Rasa bersalah itu ada
74
Episode 74 : Ingin bertemu lagi
75
Episode 75 : Hasrat yang tertunda
76
Episode 76 : Rasa sakit itu sudah hilang
77
Episode 77 : Mengajak si kembar
78
Episode 78 : Titipan Ghina
79
Episode 79 : Ingin bertemu Ezar
80
Episode 80 : Kesedihan tuan Sony
81
episode 81 : Mencoba menerima
82
Episode 82 : Tuan Sony dan Zara
83
Episode 83 : Tingkah Zayn
84
Episode 84 : Surprise termanis
85
Episode 85 : Pamer kemesraan
86
Episode 86 : Teman baru
87
Episode 87 : Resepsi yang terlambat
88
Episode 88 : Rencana liburan
89
Episode 89 : Kehangatan keluarga Brawijaya
90
Episode 90 : Zayn kena marah
91
Episode 91 : Zayn dan si kembar
92
Episode 92 : Aretha dan si kembar
93
Episode 93 : Cinta Zara ( End )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!