Episode 17 : Marah

Ezar berjalan cepat ke kamar Zara dan membuka pintu itu tanpa mengetuk.

Deg...

Netranya seketika membulat sempurna.

" Dok...." Pekik Zara.

Kebiasaan buruk Ezar adalah membuka pintu kamar seseorang tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Dan itu adalah kesalahan terbesarnya. Karena kini Ezar tak bisa mengalihkan pandangannya dari pemandangan indah dan menggairahkan yang terpampang nyata di hadapannya.

Air liur yang setiap harinya lolos tanpa hambatan melewati kerongkongannya, detik ini terasa serak seperti banyak batu kerikil yang menghalangi.

Zara baru saja selesai mandi ketika Ezar yang tiba tiba membuka pintunya dengan paksa. Dan saat itu Zara hanya mengenakan handuk, dan handuk itu tepat di atas lututnya, belum lagi rambutnya yang masih basah juga terbalut handuk kecil yang memperlihatkan leher indah yang pernah membuat Ezar hampir saja lupa ingatan dan menyerang Zara secara brutal.

Bayangkan saja, kulit seputih susu murni yang tak pernah dia lihat karena selalu terbungkus pakaian tertutup kini terlihat dengan jelas, dan itu membuat tubuh Ezar seketika jadi panas dingin.

Untuk beberapa saat, dia hanya berdiri mematung dengan netra yang tidak bisa berpaling dari Zara, sementara Zara di landa kebingungan, mau menutup bagian tubuhnya yang mana, mau berlari ke kamar mandi, jelas itu tidak mungkin, kakinya sedang sakit. Bahkan berdiri lama seperti sekarang saja, kakinya mulai terasa perih.

"A..ada yang penting dok?" Tanya Zara terbata dengan kedua tangan yang menutupi bagian dadanya seperti memeluk tubuhnya sendiri.

Ezar menyeringai. Lucu juga melihat ekspresi Zara yang jadi salah tingkah begitu.

Tersadar akan situasi yang memojokkan dirinya, Ezar pun menyuruh Zara keluar.

" Pakai bajumu, aku tunggu di luar." Katanya lalu menutup pintu kamar Zara pelan.

keduanya sama sama menghembuskan napas dengan kasar, di dalam kamar, Zara terduduk di pinggiran tempat tidur, kembali memikirkan Ezar yang sudah melihat tubuhnya. Tidak masalah sebenarnya, karena mereka pasangan halal. Hanya saja, Zara masih belum bisa menyerahkan diri sepenuhnya pada Ezar di saat dia belum tau apa keinginan Ezar ke depannya. Terlebih mengingat kejadian siang tadi di kafetaria rumah sakit menambah daftar kelam kehidupan rumah tangganya.

Sementara di luar, Ezar mondar mandir seperti pemain sepatu roda yang berputar mengelilingi satu tempat. Jujur, Ezar gusar.

Apa mungkin dia hanya penasaran dengan tubuh tertutup itu ataukah ada sesuatu hal lain yang membuatnya jadi deg degan meski Zara mengenakan pakaian lengkap sekalipun? Ezar bimbang.

" Jatuh cinta?" Batinnya.

Namun ia segera menepis pemikiran itu dan tersenyum aneh.

" Tidak mungkin, aku hanya mencintai Ghina." Gumamnya.

" Jika kau mencintai Ghina, kenapa kau menolak ajakan makan malam di rumah mu Zar ? Dan kenapa sikapmu terkesan cuek padanya? " Setan di dalam tubuh Ezar mulai beraksi. Memberikan propaganda kepada hati yang mulai gundah gulana di sertai kebimbangan itu.

Ezar memilih duduk sembari memijit pelipisnya, kepalanya berdenyut. Di satu sisi, dia memikirkan hubungan nya dengan Ghina. Di sisi lain, masih terbayang wajah cantik Zara yang selalu menghantui pikirannya.

Beberapa menit kemudian, Zara terlihat melangkah pelan dan sedikit pincang. Dia mendekati Ezar. Gamis rumahan yang ia kenakan dengan jilbabnya yang hampir menutupi seluruh tubuh tingginya menambah anggun penampilan gadis cantik itu.

Ezar terpaku, bahkan ia terpana hanya dengan melihat Zara yang menghampiri nya dengan wajah tanpa riasan dan dengan pakaian sederhana.

" Duduk, aku ingin bicara."

Zara duduk di samping Ezar, menatap pantulan cahaya bulan yang dia lihat dari kolam renang. Meja bundar dengan ukuran yang tidak terlalu besar menjadi penghalang kursi antara Zara dan Ezar.

" Tadi bi Surti bilang kalau kau di antar seorang laki laki ke rumah."

" Iya, saya tidak bisa bawa kendaraan, jadi minta tolong mas Zayn untuk mengantar saya pulang."

" Zayn masuk ke kamarmu?" Selidik Ezar.

Zara menoleh ke samping di mana Ezar duduk." Walau kami bersaudara, kami punya batasan. Dulu sebelum aku menikah, mas Zayn bahkan tidur satu ranjang denganku. Tapi sekarang sudah berbeda dok."

" Jawab saja, iya atau tidak."

" Tidak."

" Dia mengantarmu sampai dimana?"

" Di depan pintu."

Ezar bisa sedikit bernafas lega.

" Kau kan akrab dengan Zayn, apa dia tidak pernah menanyakan bagaimana kehidupan pernikahan kita?"

" Pernah."

" Lalu apa jawabanmu?"

" Bahagia."

Ezar tersenyum sinis." Kau pikir dia percaya begitu saja?"

" Tentu saja tidak."

Ezar mulai kesal, dari tadi Zara menjawab setiap pertanyaan nya dengan singkat, padat dan membuatnya emosi.

" Kau kesal padaku?" Sengit Ezar.

" Tidak."

" Dari tadi kau menjawab seadanya saja, apa karena kejadian tadi siang?" Pancing Ezar.

" Kejadian yang mana?"

Ezar membisu. Dia tidak menyangka Zara akan memutar keadaan.

" Masih ada yang ingin anda bicarakan? Jika tidak saya harus istirahat." Kata Zara mencoba berdiri.

Ezar tidak merespon, Zara sudah hampir menghilang dari pandangannya, sampai akhirnya dia mengatakan sesuatu yang membuat Zara menggenggam gagang pintu dengan kuat.

" Dia kekasihku. Namanya Ghina."

Deg... Jantung Zara seakan di remas. Dia tertunduk menatap kakinya yang masih memerah. Dan tiba tiba saja cairan bening mengalir membasahi kedua pipinya.

" Kami sudah menjalin kasih selama tujuh tahun."

Zara mengusap pipinya.

" Berarti yang di kamar depan, semua itu adalah bukti cintamu padanya?" Tanya Zara.

Ezar berdiri dan menghampiri Zara, dengan kasar dia menarik tangan Zara, hampir saja gadis itu terjatuh karena tidak bisa mengimbangi beban tubuhnya di tambah kakinya sedang sakit.

" Kau melihatnya!" Ezar marah. Aku sudah pernah mengatakan padamu untuk tidak pernah membuka pintu itu!" Ezar mencengkeram kuat lengan Zara.

Zara meringis kesakitan.

Sadar jika ia menyakiti seorang wanita, Ezar melepaskan lengan Zara.

" Ku pikir kau wanita yang berbakti ternyata tidak, kau sama seperti yang lainnya."

Zara tersenyum.

" Terima kasih karena sudah mengintervensi. Tapi tidak kah dokter merasa jika apa yang saya katakan hanyalah bualan?"

Kening Ezar mengernyit." Apa maksudmu."

" Kamar yang tidak bisa ku lihat itu adalah kamar yang terkunci, benarkan? Meski aku tidak pernah mendekatkan langkahku ke sana, tapi aku tau kalau kamar itu sangatlah berarti, dan karena itu berarti, jelas dokter akan memberikan privasi untuknya bukan? Lalu dengan cara apa saya bisa membukanya?"

Ezar terkesiap, mungkinkah dia tersulut emosi hingga melupakan jika kunci kamar tersebut dia yang menyimpannya?

" Saya hanya ingin memberikan sedikit informasi, bahwa kalaupun dokter Ghina adalah kekasih anda dan sudah lama menjalin hubungan dengannya, saya akan berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan rumah tangga saya."

Ezar menatap Zara.

" Namun jika saya sudah mencobanya dengan keras dan ternyata begitu sulit dan membuat hati saya terluka. Maaf. Saya menyerah."

Zara melangkah perlahan, andaikan dia punya ilmu menghilangkan diri, sudah dia gunakan sejak tadi. Air matanya sudah hampir tumpah. Sialnya, kakinya yang terluka membuat langkahnya seperti seekor kura kura tua yang menunggu ajal.

Ezar menatap kepergian Zara dengan tatapan nanar.

Karena terlalu lama berjalan dan kamarnya masih ada beberapa meter di depan, Zara sudah tidak sanggup lagi menahan lava bening dan memuntahkannya begitu saja.

Kesal bercampur sedih membuatnya menoleh dan menatap Ezar dengan tatapan marah.

Seumur hidup, pertama kali Zara menaikkan intonasi suaranya pada seorang pria, dan pria itu bergelar suami. Suami yang sudah menguji tingkat kesabarannya.

" HARUSNYA, KAU MENANYAKAN BAGAIMANA KEADAAN KU, BAGAIMANA KAKIKU, TIDAKKAH KAU KASIHAN PADAKU..EZARR!!"

...****************...

Terpopuler

Comments

Anita Nita

Anita Nita

thor saya mohon buat zara meninggal kan ezar...dr semua novel yang saya baca kenapa selalu perempuan yang dizolimi.saya mohon thor buat zara meninggal kan ezar...kami perempuan juga punya harga diri

2024-12-29

2

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

Zara sayang lebih baik kamu tinggalin saja si ezar biar tau rasa

2024-11-19

2

Marlina Ujung

Marlina Ujung

egois bangat loe Ezarrrr....

2024-12-23

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Nikah instan
2 Episode 2 : Syarat pernikahan
3 Episode 3 : Sah
4 Episode 4 : Interaksi pertama
5 Episode 5 : Zayn dan Zara
6 Episode 6 : Tugas pertama
7 Episode 7 : Pernikahan Azura
8 Episode 8 : Pernikahan yang tidak sama
9 Episode 9 : Ciuman pertama
10 Episode 10 : Godaan iman
11 Episode 11 : Mulai protektif
12 Episode 12 : Kakak yang rindu
13 Episode 13 : Jatuh cinta?
14 Episode 14 : Tidur bersama
15 Episode 15 : Zara terluka
16 Episode 16 : Cemburu
17 Episode 17 : Marah
18 Episode 18 : Acara di luar kota
19 Episode 19 : Pengakuan pertama kali
20 Episode 20 : Boleh aku mengenalmu lebih dekat?
21 Episode 21 : Panggilan baru
22 Episode 22 : Praduga tak bersalah
23 Episode 23 : Tatapan kemarahan
24 Episode 24 : Kemarahan dan kecemburuan
25 Episode 25 : Kecelakaan
26 Episode 26 : Kesabaran setipis tisu
27 Episode 27 : Cukup tiga saja
28 Episode 28 : Perang hati di mulai
29 Episode 29 : Mati kita putus
30 Episode 30 : Kita mulai dari awal
31 Episode 31 : Tamu tak di undang
32 Episode 32 : Biar aku yang urus
33 Episode 33 : Pembalasan kecil
34 Episode 34 : Terkuaknya identitas
35 Episode 35 : Pencarian bukti
36 Episode 36 : Semut pun melawan jika terinjak
37 Episode 37 : Malam pertama
38 Episode 38 : Jahil satu sama lain
39 Episode 39: Umi Aza yang kesepian
40 Episode 40 : Kepribadian Zayn yang koleris
41 Episode 41 : Ezar dan Zayn
42 Episode 42 : Iblis wanita
43 Episode 43 : Zara hamil
44 Episode 44 : Ghina pun tau
45 Episode 45 : Menyala pembantuku
46 Episode 46 : Mari berpacaran
47 Episode 47 : Jurus yang sama
48 Episode 48 : Sepak terjang Ghina
49 Episode 49 : Trauma psikologis
50 Episode 50 : Wanita menjijikkan
51 Episode 51 : Zayn menggila
52 Episode 52 : Giliran Ezar
53 Episode 53 : Nasehat umi
54 Episode 54 : Kuncinya adalah ikhlas
55 Episode 55 : Umi yang paling pengertian
56 Episode 56 : Aku mencintaimu
57 Episode 57 : Pertemuan Zara dan Ghina
58 Episode 58 : Pamit
59 Episode 59 : Masalah baru
60 Episode 60 : Waktunya bercocok tanam
61 Episode 61 : Bubur langganan
62 Episode 62 : Zayn menginap
63 Episode 63 : Sikap paling utama adalah, menghormati siapapun
64 Episode 64 : Siapa wanita itu?
65 Episode 65 : Lebih agresif
66 Episode 66 : Allah Maha Baik
67 Episode 67 : Zayn yang terbully
68 Episode 68 : Kecewa karena cinta
69 Episode 69 : Safa dan Marwah
70 Episode 70 : Jalan jalan bersama si kembar
71 Episode 71 : Kembali dalam keadaan tak berdaya
72 Episode 72 : Karma atau bukan?
73 Episode 73 : Rasa bersalah itu ada
74 Episode 74 : Ingin bertemu lagi
75 Episode 75 : Hasrat yang tertunda
76 Episode 76 : Rasa sakit itu sudah hilang
77 Episode 77 : Mengajak si kembar
78 Episode 78 : Titipan Ghina
79 Episode 79 : Ingin bertemu Ezar
80 Episode 80 : Kesedihan tuan Sony
81 episode 81 : Mencoba menerima
82 Episode 82 : Tuan Sony dan Zara
83 Episode 83 : Tingkah Zayn
84 Episode 84 : Surprise termanis
85 Episode 85 : Pamer kemesraan
86 Episode 86 : Teman baru
87 Episode 87 : Resepsi yang terlambat
88 Episode 88 : Rencana liburan
89 Episode 89 : Kehangatan keluarga Brawijaya
90 Episode 90 : Zayn kena marah
91 Episode 91 : Zayn dan si kembar
92 Episode 92 : Aretha dan si kembar
93 Episode 93 : Cinta Zara ( End )
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Episode 1 : Nikah instan
2
Episode 2 : Syarat pernikahan
3
Episode 3 : Sah
4
Episode 4 : Interaksi pertama
5
Episode 5 : Zayn dan Zara
6
Episode 6 : Tugas pertama
7
Episode 7 : Pernikahan Azura
8
Episode 8 : Pernikahan yang tidak sama
9
Episode 9 : Ciuman pertama
10
Episode 10 : Godaan iman
11
Episode 11 : Mulai protektif
12
Episode 12 : Kakak yang rindu
13
Episode 13 : Jatuh cinta?
14
Episode 14 : Tidur bersama
15
Episode 15 : Zara terluka
16
Episode 16 : Cemburu
17
Episode 17 : Marah
18
Episode 18 : Acara di luar kota
19
Episode 19 : Pengakuan pertama kali
20
Episode 20 : Boleh aku mengenalmu lebih dekat?
21
Episode 21 : Panggilan baru
22
Episode 22 : Praduga tak bersalah
23
Episode 23 : Tatapan kemarahan
24
Episode 24 : Kemarahan dan kecemburuan
25
Episode 25 : Kecelakaan
26
Episode 26 : Kesabaran setipis tisu
27
Episode 27 : Cukup tiga saja
28
Episode 28 : Perang hati di mulai
29
Episode 29 : Mati kita putus
30
Episode 30 : Kita mulai dari awal
31
Episode 31 : Tamu tak di undang
32
Episode 32 : Biar aku yang urus
33
Episode 33 : Pembalasan kecil
34
Episode 34 : Terkuaknya identitas
35
Episode 35 : Pencarian bukti
36
Episode 36 : Semut pun melawan jika terinjak
37
Episode 37 : Malam pertama
38
Episode 38 : Jahil satu sama lain
39
Episode 39: Umi Aza yang kesepian
40
Episode 40 : Kepribadian Zayn yang koleris
41
Episode 41 : Ezar dan Zayn
42
Episode 42 : Iblis wanita
43
Episode 43 : Zara hamil
44
Episode 44 : Ghina pun tau
45
Episode 45 : Menyala pembantuku
46
Episode 46 : Mari berpacaran
47
Episode 47 : Jurus yang sama
48
Episode 48 : Sepak terjang Ghina
49
Episode 49 : Trauma psikologis
50
Episode 50 : Wanita menjijikkan
51
Episode 51 : Zayn menggila
52
Episode 52 : Giliran Ezar
53
Episode 53 : Nasehat umi
54
Episode 54 : Kuncinya adalah ikhlas
55
Episode 55 : Umi yang paling pengertian
56
Episode 56 : Aku mencintaimu
57
Episode 57 : Pertemuan Zara dan Ghina
58
Episode 58 : Pamit
59
Episode 59 : Masalah baru
60
Episode 60 : Waktunya bercocok tanam
61
Episode 61 : Bubur langganan
62
Episode 62 : Zayn menginap
63
Episode 63 : Sikap paling utama adalah, menghormati siapapun
64
Episode 64 : Siapa wanita itu?
65
Episode 65 : Lebih agresif
66
Episode 66 : Allah Maha Baik
67
Episode 67 : Zayn yang terbully
68
Episode 68 : Kecewa karena cinta
69
Episode 69 : Safa dan Marwah
70
Episode 70 : Jalan jalan bersama si kembar
71
Episode 71 : Kembali dalam keadaan tak berdaya
72
Episode 72 : Karma atau bukan?
73
Episode 73 : Rasa bersalah itu ada
74
Episode 74 : Ingin bertemu lagi
75
Episode 75 : Hasrat yang tertunda
76
Episode 76 : Rasa sakit itu sudah hilang
77
Episode 77 : Mengajak si kembar
78
Episode 78 : Titipan Ghina
79
Episode 79 : Ingin bertemu Ezar
80
Episode 80 : Kesedihan tuan Sony
81
episode 81 : Mencoba menerima
82
Episode 82 : Tuan Sony dan Zara
83
Episode 83 : Tingkah Zayn
84
Episode 84 : Surprise termanis
85
Episode 85 : Pamer kemesraan
86
Episode 86 : Teman baru
87
Episode 87 : Resepsi yang terlambat
88
Episode 88 : Rencana liburan
89
Episode 89 : Kehangatan keluarga Brawijaya
90
Episode 90 : Zayn kena marah
91
Episode 91 : Zayn dan si kembar
92
Episode 92 : Aretha dan si kembar
93
Episode 93 : Cinta Zara ( End )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!