Episode 16 : Cemburu

Kaki Zara memerah, beruntung cepat tertangani. Setidaknya, itu tidak melepuh dan Zara tidak terlalu merasakan perih.

Salep sudah di oles, bertepatan datangnya dokter Bayu.

Zara menarik gamis menutupi kakinya.

" Bagaimana lukamu?" Tanyanya khawatir.

" Sudah mendingan dok." Kata Zara tersenyum.

" Alhamdulillah, kau membuatku kaget."

Syifa mengernyit, Di masih ada bersama Zara ketika dokter Bayu datang menghampiri. Syifa memperhatikan gerak gerik dokter Bayu. Dan dia bisa menarik kesimpulan kalau konsulen bedah digestif itu menyukai sahabatnya.

Syifa tersenyum simpul. " Persiapkan mental mu Ra, ku rasa bukan hanya dokter Bayu yang menyukaimu, tapi akan banyak konsulen konsulen kita yang belum menikah akan kepincut pesonamu. Ahhh,, si Zayn kalau tau,,,ckckck,,, bisa ngamuk dia." Batin Syifa.

" Aku memberimu ijin satu minggu, tidak usah ikut operasiku dulu."

Zara hanya mengangguk, tapi yang pasti ijin dokter Bayu tidak akan di atensi olehnya. Jika masuk kamar operasi mungkin iya, dia belum bisa berdiri lama, tapi jika harus ijin tidak ke rumah sakit, itu tidak mungkin dia lakukan, stase nya akan bertambah seminggu lagi jika ia sampai absen.

" Kau sudah makan?" Tanya dokter Bayu Kembali.

" Belum dok."

" Tunggu, biar aku pesankan dulu."

Dokter Bayu pergi meninggalkan Zara yang sementara mengangkat tangannya untuk memberitahu dokter Bayu kalau itu tidak perlu, tapi dokter Bayu sudah pergi dan Zara hanya bisa menghela napas panjang.

" Ra.." Syifa datang menghampiri.

Sedari tadi dia hanya menjadi penonton drama romantis tanpa harus menonton tv dan semacamnya, karena ini tontonan nyata di depan mata yang membuatnya tergelitik dan senyum senyum sendiri.

" Apa?"

" Ku rasa, dokter Bayu menyukaimu."

" Hush, jangan sembarangan kalau bicara."

" Serius Ra."

Zara tidak menggubris perkataan Syifa, ingatannya justru kembali ke beberapa saat lalu, di mana dengan mata kepalanya sendiri, dia melihat seseorang mencium suaminya di tempat umum.

Hati Zara seketika teriris kembali. Luka kakinya tidak seberapa jika di bandingkan luka di hatinya. Ya, sebenarnya dia juga bingung dengan perasaannya. Apalagi sikap Ezar yang selalu berubah ubah. Tapi melihat hal barusan membuatnya marah dan sakit hati.

Cemburu? Mungkin itulah kata paling tepat untuknya saat ini.

" Aku mau pulang." Kata Zara.

" Ehh..tapi kakimu."

" Ini tidak patah Ifa, aku masih bisa jalan."

" Tapi dokter Bayu..."

Zara menghela nafas kasar, mau tidak mau dia harus menunggu kedatangan dokter Bayu.

Beberapa menit kemudian, dokter Bayu datang membawa sesuatu di tangannya.

" Ini makanlah dulu."

" Makasih dok, dokter tidak perlu repot repot."

Dokter Bayu tidak menggubris, dia memberikan sekotak nasi beserta lauknya untuk Zara makan.

Tidak begitu lama berselang, Zayn muncul dengan wajah panik.

" Kau tidak apa apa?" Tanya nya dengan kedua tangan memegangi pipi Zara yang mengembung karena sedang mengunyah makanan.

Mata Zara melirik ke kiri dan ke kanan. Syifa sudah hampir tertawa, sementara dokter Bayu menatap tidak suka.

Setelah menelan nasi dan ayam yang tercampur di mulutnya, Zara melepas kedua tangan Zayn dengan kasar.

" Yang sakit kakiku, bukan wajahku!" Ketus Zara.

" Kamu malang sekali." Kata Zayn lalu mengusap kepala Zara dengan sayang, Dan aksi Zayn itu mengundang dokter Bayu untuk bersuara.

" Anda siapa?" Tanyanya. Dia memang tidak melihat wajah Zayn, apalagi anak nakal itu membuka jas dokternya ketika datang ke IGD melihat langsung kondisi adiknya.

Zayn menoleh, menatap intens dokter yang membawanya ke kamar operasi di hari pertama ia di stase bedah.

Zayn menurunkan tangannya dari kepala Zara.

Dokter Bayu pun terkesiap kala melihat pria tampan yang sudah masuk kriteria penilaian A+ untuk stase bedah di bawah bimbingannya.

" Kamu?"

" Iya dok, maaf karena saya tidak melihat kalau dokter ada di sini." Ujar Zayn berbohong. Karena dari kejauhan, dia dapat melihat bagaimana perlakuan manis dokter Bayu pada adiknya.

Dokter Bayu mengernyit, matanya memindai penampilan Zayn dari atas ke bawah. Cemburu? Sudah pasti. Zayn masih muda dan sangat tampan.

Tapi yang menjadi pertanyaan dokter Bayu adalah, kenapa Zara mau di sentuh oleh seorang pria? Terkecuali jika pria itu adalah suaminya, seperti kata dokter Ezar.

Karena rasa penasarannya yang sangat tinggi, dokter Bayu pun bertanya.

" Kalian sudah menikah?"

Zara, Zayn dan Syifa serentak menatap dokter Bayu.

Zara kaget, Zayn cuek saja sementara Syifa tidak bisa lagi menahan tawanya.

" Ada yang lucu? Kenapa kau tertawa?" Kesal dokter Bayu. Hatinya yang membara karena mengetahui Zara milik pria di depannya itu justru di olok olok oleh Syifa.

Syifa menghentikan tawanya. Jujur itu refleks, dia lupa jika sebentar lagi dia akan masuk stase bedah dan bertemu dengan salah satu konsulen tampan itu.

" Maaf dok." Ujar Syifa tertunduk.

" Iya dok, dia memang istriku." Celetuk Zayn. Dan pengakuan itu di luar prediksi Zara.

Plak..Refleks Zara memukul kepala Zayn.

Wajah dokter Bayu berubah pias. Berarti apa yang di katakan Ezar beberapa hari lalu itu memang benar adanya. Pupus sudah harapan dokter Bayu.

*

*

Sementara di sebuah ruangan yang tidak terlalu besar, nampak dokter Ezar terlihat uring uringan, apalagi ia melihat dokter Bayu membawa makanan untuk Zara.

Di saat hatinya sedang kesal, Ghina masuk ke dalam ruangan Ezar. Ghina baru bergabung sebagai spesialis pediatric di Brawijaya Hospital.

Kekasih hati yang dia pacari sejak masa kuliah dulu kini sudah bersama dengannya, dan itu adalah hal yang sangat Ezar inginkan.

" Kenapa wajahmu sayang."

Ghina mengusap wajah Ezar yang terlihat suram.

" Aku tidak apa apa."

" Kau kesal padaku?"

Ezar tersenyum." Mana bisa aku kesal padamu?"

" Tapi kenapa sambutan mu terasa dingin dan seperti tidak mengharapkan kedatanganku?" Selidik Ghina.

" Itu hanya perasaanmu saja." Kilah Ezar.

" Karena ini pertemuan kita setelah sekian lama, bagaimana kalau kita rayakan dengan makan malam?"

" Boleh, kamu mau makan di mana?"

" Di rumah kita."

Deg...

Tidak mungkin Ezar membawa Ghina ke rumah di mana tempat dia tinggal bersama dengan Zara.

" Di restoran langganan kita saja ya?"

" Tapi kenapa?"

" Tidak ada, hanya saja, aku tidak ingin berdua denganmu di dalam rumah, kamu tau kan jika dua orang berbeda jenis kelamin berada dalam satu ruangan yang sepi?" Ezar beralasan, dan kalimatnya itu mengingatkannya pada kalimat Zara saat menginap di rumah besar Brawijaya.

" Bagaimana keadaannya sekarang? Apa kakinya baik baik saja?" Batin Ezar.

" Kenapa memangnya kalau kita berdua, aku suka, apalagi sudah lama kita tidak bertemu Zar, aku sangat rindu padamu." Kembali Ghina mencium pipi Ezar.

" Jangan Na, ini di rumah sakit." Tolak Ezar.

" Makanya kita ke rumah saja ya, di sana kita bisa lebih leluasa. Aku bisa melampiaskan rasa rinduku begitupun dengan mu." Ujarnya terkesan manja, dengan tangan yang mengusap lembut dada bidang Ezar.

Dan gerakan tangan itu semakin lama semakin erotis, Ezar sudah terbawa suasana. Hampir saja Ezar kebablasan, beruntung seorang perawat tiba tiba saja masuk menghentikan aksi tak bermoral keduanya.

Ezar jadi risih, apalagi melihat perawatnya yang tersenyum penuh arti sembari keluar ruangan membawa tasnya tentu setelah berpamitan pada Ezar dan Ghina.

" Hentikan Ghina, kembali ke ruangan mu!"

Ezar bangkit lalu meninggalkan Ghina yang berdecak kesal lalu menghentak heelsnya di lantai keramik kemudian menyusul Ezar keluar dan kembali ke ruangannya sendiri.

*

*

Ezar tiba di rumah sore, dan janji makan malam romantisnya dengan Ghina sudah di batalkan.

Sepi, itulah yang dia lihat begitu membuka pintu dan melangkahkan kakinya ke dapur. Biasanya, Zara sedang memasak ketika dia pulang dari rumah sakit.

Bi Surti datang setelah melihat kedatangan tuannya.

" Ada yang bisa saya bantu tuan?" Tanya bidan Surti.

" Zara mana bi?"

" Nona di kamarnya, sepertinya kakinya terluka. Karena saat datang tadi, nona di antar seorang pria tampan dan memapahnya hingga masuk ke dalam kamar.

" Pria?" Ezar mengernyit.

" Iya tuan, kata nona, pria itu adalah kakaknya."

" Kakak?"

" Mungkinkah dia masuk ke dalam dan melihat isi kamar Zara dan tau kalau aku tidak tidur dengan adiknya?"

" Sial."

Ezar berjalan cepat ke kamar Zara dan membuka pintu itu tanpa mengetuk.

Deg...

Netranya seketika membulat sempurna.

" Dok...."

...****************...

Terpopuler

Comments

Eka Aphalah Aphalah

Eka Aphalah Aphalah

kata orang,jodoh adalah cerminan diri
apakah seperti igu suami zara,,tukang zina
tau agama tp gk tau dosa

2025-01-29

1

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

zara buang aja ezar yg memang dia tdk mencintao kamu krn dia punya wanita lain

2024-11-26

1

cucu rosmalia

cucu rosmalia

paling jg endingnya di maafin.. udah kebaca ceritanyaa

2025-01-17

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Nikah instan
2 Episode 2 : Syarat pernikahan
3 Episode 3 : Sah
4 Episode 4 : Interaksi pertama
5 Episode 5 : Zayn dan Zara
6 Episode 6 : Tugas pertama
7 Episode 7 : Pernikahan Azura
8 Episode 8 : Pernikahan yang tidak sama
9 Episode 9 : Ciuman pertama
10 Episode 10 : Godaan iman
11 Episode 11 : Mulai protektif
12 Episode 12 : Kakak yang rindu
13 Episode 13 : Jatuh cinta?
14 Episode 14 : Tidur bersama
15 Episode 15 : Zara terluka
16 Episode 16 : Cemburu
17 Episode 17 : Marah
18 Episode 18 : Acara di luar kota
19 Episode 19 : Pengakuan pertama kali
20 Episode 20 : Boleh aku mengenalmu lebih dekat?
21 Episode 21 : Panggilan baru
22 Episode 22 : Praduga tak bersalah
23 Episode 23 : Tatapan kemarahan
24 Episode 24 : Kemarahan dan kecemburuan
25 Episode 25 : Kecelakaan
26 Episode 26 : Kesabaran setipis tisu
27 Episode 27 : Cukup tiga saja
28 Episode 28 : Perang hati di mulai
29 Episode 29 : Mati kita putus
30 Episode 30 : Kita mulai dari awal
31 Episode 31 : Tamu tak di undang
32 Episode 32 : Biar aku yang urus
33 Episode 33 : Pembalasan kecil
34 Episode 34 : Terkuaknya identitas
35 Episode 35 : Pencarian bukti
36 Episode 36 : Semut pun melawan jika terinjak
37 Episode 37 : Malam pertama
38 Episode 38 : Jahil satu sama lain
39 Episode 39: Umi Aza yang kesepian
40 Episode 40 : Kepribadian Zayn yang koleris
41 Episode 41 : Ezar dan Zayn
42 Episode 42 : Iblis wanita
43 Episode 43 : Zara hamil
44 Episode 44 : Ghina pun tau
45 Episode 45 : Menyala pembantuku
46 Episode 46 : Mari berpacaran
47 Episode 47 : Jurus yang sama
48 Episode 48 : Sepak terjang Ghina
49 Episode 49 : Trauma psikologis
50 Episode 50 : Wanita menjijikkan
51 Episode 51 : Zayn menggila
52 Episode 52 : Giliran Ezar
53 Episode 53 : Nasehat umi
54 Episode 54 : Kuncinya adalah ikhlas
55 Episode 55 : Umi yang paling pengertian
56 Episode 56 : Aku mencintaimu
57 Episode 57 : Pertemuan Zara dan Ghina
58 Episode 58 : Pamit
59 Episode 59 : Masalah baru
60 Episode 60 : Waktunya bercocok tanam
61 Episode 61 : Bubur langganan
62 Episode 62 : Zayn menginap
63 Episode 63 : Sikap paling utama adalah, menghormati siapapun
64 Episode 64 : Siapa wanita itu?
65 Episode 65 : Lebih agresif
66 Episode 66 : Allah Maha Baik
67 Episode 67 : Zayn yang terbully
68 Episode 68 : Kecewa karena cinta
69 Episode 69 : Safa dan Marwah
70 Episode 70 : Jalan jalan bersama si kembar
71 Episode 71 : Kembali dalam keadaan tak berdaya
72 Episode 72 : Karma atau bukan?
73 Episode 73 : Rasa bersalah itu ada
74 Episode 74 : Ingin bertemu lagi
75 Episode 75 : Hasrat yang tertunda
76 Episode 76 : Rasa sakit itu sudah hilang
77 Episode 77 : Mengajak si kembar
78 Episode 78 : Titipan Ghina
79 Episode 79 : Ingin bertemu Ezar
80 Episode 80 : Kesedihan tuan Sony
81 episode 81 : Mencoba menerima
82 Episode 82 : Tuan Sony dan Zara
83 Episode 83 : Tingkah Zayn
84 Episode 84 : Surprise termanis
85 Episode 85 : Pamer kemesraan
86 Episode 86 : Teman baru
87 Episode 87 : Resepsi yang terlambat
88 Episode 88 : Rencana liburan
89 Episode 89 : Kehangatan keluarga Brawijaya
90 Episode 90 : Zayn kena marah
91 Episode 91 : Zayn dan si kembar
92 Episode 92 : Aretha dan si kembar
93 Episode 93 : Cinta Zara ( End )
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Episode 1 : Nikah instan
2
Episode 2 : Syarat pernikahan
3
Episode 3 : Sah
4
Episode 4 : Interaksi pertama
5
Episode 5 : Zayn dan Zara
6
Episode 6 : Tugas pertama
7
Episode 7 : Pernikahan Azura
8
Episode 8 : Pernikahan yang tidak sama
9
Episode 9 : Ciuman pertama
10
Episode 10 : Godaan iman
11
Episode 11 : Mulai protektif
12
Episode 12 : Kakak yang rindu
13
Episode 13 : Jatuh cinta?
14
Episode 14 : Tidur bersama
15
Episode 15 : Zara terluka
16
Episode 16 : Cemburu
17
Episode 17 : Marah
18
Episode 18 : Acara di luar kota
19
Episode 19 : Pengakuan pertama kali
20
Episode 20 : Boleh aku mengenalmu lebih dekat?
21
Episode 21 : Panggilan baru
22
Episode 22 : Praduga tak bersalah
23
Episode 23 : Tatapan kemarahan
24
Episode 24 : Kemarahan dan kecemburuan
25
Episode 25 : Kecelakaan
26
Episode 26 : Kesabaran setipis tisu
27
Episode 27 : Cukup tiga saja
28
Episode 28 : Perang hati di mulai
29
Episode 29 : Mati kita putus
30
Episode 30 : Kita mulai dari awal
31
Episode 31 : Tamu tak di undang
32
Episode 32 : Biar aku yang urus
33
Episode 33 : Pembalasan kecil
34
Episode 34 : Terkuaknya identitas
35
Episode 35 : Pencarian bukti
36
Episode 36 : Semut pun melawan jika terinjak
37
Episode 37 : Malam pertama
38
Episode 38 : Jahil satu sama lain
39
Episode 39: Umi Aza yang kesepian
40
Episode 40 : Kepribadian Zayn yang koleris
41
Episode 41 : Ezar dan Zayn
42
Episode 42 : Iblis wanita
43
Episode 43 : Zara hamil
44
Episode 44 : Ghina pun tau
45
Episode 45 : Menyala pembantuku
46
Episode 46 : Mari berpacaran
47
Episode 47 : Jurus yang sama
48
Episode 48 : Sepak terjang Ghina
49
Episode 49 : Trauma psikologis
50
Episode 50 : Wanita menjijikkan
51
Episode 51 : Zayn menggila
52
Episode 52 : Giliran Ezar
53
Episode 53 : Nasehat umi
54
Episode 54 : Kuncinya adalah ikhlas
55
Episode 55 : Umi yang paling pengertian
56
Episode 56 : Aku mencintaimu
57
Episode 57 : Pertemuan Zara dan Ghina
58
Episode 58 : Pamit
59
Episode 59 : Masalah baru
60
Episode 60 : Waktunya bercocok tanam
61
Episode 61 : Bubur langganan
62
Episode 62 : Zayn menginap
63
Episode 63 : Sikap paling utama adalah, menghormati siapapun
64
Episode 64 : Siapa wanita itu?
65
Episode 65 : Lebih agresif
66
Episode 66 : Allah Maha Baik
67
Episode 67 : Zayn yang terbully
68
Episode 68 : Kecewa karena cinta
69
Episode 69 : Safa dan Marwah
70
Episode 70 : Jalan jalan bersama si kembar
71
Episode 71 : Kembali dalam keadaan tak berdaya
72
Episode 72 : Karma atau bukan?
73
Episode 73 : Rasa bersalah itu ada
74
Episode 74 : Ingin bertemu lagi
75
Episode 75 : Hasrat yang tertunda
76
Episode 76 : Rasa sakit itu sudah hilang
77
Episode 77 : Mengajak si kembar
78
Episode 78 : Titipan Ghina
79
Episode 79 : Ingin bertemu Ezar
80
Episode 80 : Kesedihan tuan Sony
81
episode 81 : Mencoba menerima
82
Episode 82 : Tuan Sony dan Zara
83
Episode 83 : Tingkah Zayn
84
Episode 84 : Surprise termanis
85
Episode 85 : Pamer kemesraan
86
Episode 86 : Teman baru
87
Episode 87 : Resepsi yang terlambat
88
Episode 88 : Rencana liburan
89
Episode 89 : Kehangatan keluarga Brawijaya
90
Episode 90 : Zayn kena marah
91
Episode 91 : Zayn dan si kembar
92
Episode 92 : Aretha dan si kembar
93
Episode 93 : Cinta Zara ( End )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!