Episode 13 : Jatuh cinta?

Sementara di kafetaria rumah sakit, Ezar baru saja duduk setelah memesan segelas jus buah. Dia tengah sibuk membalas pesan dari Ghina.

Melihat Ezar yang duduk sendiri, dokter Bayu datang menghampiri." Sendirian bang?"

Ezar mengangkat kepala dan moodnya seketika rusak hanya karena melihat wajah Bayu.

Ezar mengangguk dan masih asik dengan ponselnya.

" Kabar Ghina bagaimana bang, aku dengar residensi nya sudah hampir selesai. Wah akan ada acara besar ini." Kata dokter Bayu.

" Ya begitulah." Singkat Ezar.

Ezar menyimpan ponselnya, netranya beralih menatap Bayu.

" Aku dengar kau membawa koas ke kamar operasimu."

" Iya benar." Ujar Bayu.

" Apa koas itu istimewa untukmu sampai kau membawanya masuk sementara aku dengar koas mu itu baru minggu pertama stase bedah?"

" Cepat sekali gosip menyebar." Ujarnya di selingi tawa. " Kalau di bilang istimewa, untuk sekarang sih belum, tapi aku akan berusaha membuatnya istimewa. Bang Ezar mengerti maksudku kan?"

" Kau sudah menyelidiki latar belakangnya?"

" Belum sih, tapi aku akan melakukannya."

" Ku lihat koas mu ada dua, kau menyukai yang mana?" Selidik Ezar, walau sebenarnya dia sudah tau siapa yang Bayu maksud.

" Apa bang Ezar ingat gadis berjilbab besar yang berdiri di sampingmu siang tadi?"

Benar saja, sesuai dugaan Ezar. Tangan Ezar mengepal.

" Tidak juga mungkin aku tidak terlalu fokus." Kilahnya.

" Lagian, bang Ezar sudah punya Ghina, jadi tidak mungkin melirik wanita lain, tidak sama sepertiku yang masih dalam pencarian cinta." Tambah Bayu yang semakin membuat Ezar kesal.

" Tapi bagaimana jika ternyata gadis yang kau suka itu sudah menikah? Apa kau masih mau mendekatinya?" Kata Ezar sinis.

" Menikah?" Dokter Bayu tertawa. " Tidak mungkin bang, dia masih sangat muda. Lagian ku rasa dia tidak akan secepat itu untuk melepas masa lajangnya." Bantah dokter Bayu.

" Kenapa kau bisa berpikiran seperti itu? Jodoh sudah di atur sama yang di atas. Siapa tau memang dia sudah menikah."

" Dia pintar dan tidak seperti wanita pada umumnya yanng suka jelalatan saat melihat pria tampan. Pembawaannya begitu tenang dan yang aku sangat sukai darinya adalah, pakaiannya. Sebagai wanita modern yang hidup di era sekarang, ku rasa sulit untuk memilih mengenakan pakaian tertutup seperti itu, karena di saat para wanita wanita jaman sekarang memiliki wajah cantik dan tubuh seksi, maka bertambah seksi tubuhnya maka semakin berkurang kain yang dia kenakan untuk menutupinya." Terang dokter Bayu panjang lebar.

Ezar terkesiap. Otaknya kembali memutar pembicaraannya dengan Syamil di kampus kedokteran beberapa bulan lalu. Dia mulai khawatir dengan Zara, karena sudah dua dokter yang dia kenal, dan kedua duanya itu sangat memuji kecantikan Zara.

" Namanya Zara. Begitu dia memperkenalkan diri. Nama yang cantik kan bang? Sama seperti wajahnya. Perlahan, aku akan mencoba mendekatinya, karena yang ku yakini, dia gadis yang sulit di taklukkan. Bahkan dengan wajah tampanku ini, dia belum tentu akan tertarik."

Ezar mendengus kesal, lalu mengambil ancang ancang untuk segera pergi dari tempat itu.

" Mau ke mana bang?" Kata dokter Bayu dengan mata yang mengikuti ke mana arah Ezar melangkah.

" Pulang."

" Tapi minumannya baru datang bang."

" Kau minum saja, aku sudah bayar." Kata Ezar berlalu pergi dengan perasaan dongkol.

*

*

Keesokan harinya.

Ezar menyempatkan sarapan bersama dengan Zara di ruang makan. Karena Zara yang biasa berangkat pagi sekali, Ezar mengalah dan memilih sarapan lebih awal dari biasanya.

Zara melayani keperluan Ezar, dan Ezar hanya terpaku melihat gerak gerik Zara.

" Jam berapa kamu berangkat."

" Seperti biasa dok."

" Hari ini tidak usah ke rumah sakit."

Kening Zara mengernyit." Kenapa? Ini baru hari keduaku di stase bedah dok."

Ezar menghela nafas, atas dasar apa dia melarang Zara? Bagi Zara mungkin itu terdengar aneh, tapi bagi Ezar sebenarnya itu memang benar sebuah larangan yang mutlak. Tapi masalahnya di sini adalah, siapa sebenarnya Zara baginya. Istri benar, tapi apa perlakuan Ezar ke Zara sudah benar perlakuan suami ke istrinya? Tidak, lebih tepatnya, masih banyak yang harus di lakukan Ezar untuk Zara.

" Tidak usah pedulikan." Ezar berdiri, sarapannya tidak di sentuh sama sekali.

Zara memandangi Ezar yang berlalu dengan memasang wajah bingung.

Beberapa saat berlalu, Zara menghampiri Ezar yang sedang melakukan gym di lantai dua rumah mereka.

Perlahan Zara mendekat." Dok."

Ezar menghentikan aktivitasnya, kemudian mengambil handuk dan mengusap keringat di wajahnya. " Ada apa?"

Zara membuang pandangannya ke samping, tidak langsung menatap Ezar yang hanya mengenakan celana olahraga saja, tanpa atasan.

" Boleh saya tau alasan dokter melarang saya ke rumah sakit hari ini?" Zara masih membahas tentang larangan Ezar semasa di meja makan.

" Aku kan sudah bilang tidak usah pedulikan, aku hanya salah bicara saja."

" Jadi boleh Zara ke rumah sakit?" Ijinnya.

" Apa yang kau liat di situ?" Tegur Ezar yang mendapati Zara tidak mau menatapnya.

Mau tidak mau, netra Zara kembali di pertontonkan dengan hal yang tidak biasa di lihat matanya.

" Bagaimana dok? Boleh Zara ke rumah sakit?" Tanya Zara berulang.

" Terserah kau saja, aku tidak punya hak untuk melarang mu." Kesal Ezar.

" Punya, dokter punya hak." Jawab Zara sudah berani menajamkan netranya menatap Ezar.

Mata Ezar tertuju pada netra bening Zara, dia seperti ikut di tarik ke dalam mata indah itu." Kalau aku melarang mu, apa kau tidak akan pergi?" Tanya nya sembari melangkah mendekati Zara.

Zara mundur perlahan.

Selangkah Ezar maju, dua langkah Zara mundur teratur.

Hingga tubuh Zara mentok di dinding dan tidak bisa lagi ke mana mana.

Ezar mengunci pergerakan Zara dengan menaruh tangan kanannya di samping kepala Zara.

" Kau belum jawab pertanyaan ku."

Jantung Zara berdegup kencang, Ezar mengikis jarak, bahkan nafas Ezar berembus di wajah Zara.

Kedua tangan Zara mencengkeram gamis yang dia kenakan hari ini. Gamis berwarna biru navy yang begitu kontras dengan kulit putihnya.

" Jawab."

" I.iya.."

" Berarti jika aku melarang mu, kau akan menurutinya?"

Zara mengangguk.

" Baiklah, lepaskan jilbabmu."

Mata Zara membola sempurna. Perasaan dia datang ke sini hanya untuk memastikan dia mendapat ijin atau tidak dari Ezar, tapi apa yang dia dapatkan sekarang?

" Se..sekarang?" Jawabnya tergagap.

" Iya, sekarang."

Perlahan Zara mengangkat tangannya, mencoba melepas jilbab yang dia kenakan sesuai permintaan Ezar.

Bukan hanya Zara yang jantungnya serasa mau melompat keluar, Ezar juga. Bahkan ia seperti tidak sabar menunggu Zara melepasnya.

Malam itu, malam di mana Zara menginap di mansion Pradipta lah pemicu utama nya.

Peniti jilbab terlepas, dan jelas terlihat oleh Ezar leher putih nan mulus milik Zara.

Ezar menelan kasar ludahnya sendiri. Jakunnya naik turun, hasratnya meningkat hanya dengan melihat leher Zara.

Kepala Ezar semakin rapat dengan bahu Zara. Wangi tubuh gadis cantik itu menguar menggoda indra penciuman dan pengecapannya.

Hidung Ezar kini berada tepat di leher Zara. Zara seperti berhenti bernafas, Kepalanya ia palingkan ke samping dan itu justru membuat Ezar lebih leluasa menikmati leher indah itu.

Jantung Zara berdetak tak beraturan, bahkan ia sampai menutup matanya ketika bibir Ezar mendarat sempurna tepat di lehernya.

Ezar bablas, bukan hanya mencium tapi membuat leher Zara memerah karena isapannya, jangan lupakan lidahnya yang sekali bermain di sana. Nafasnya kini memburu menandakan jika gairahnya sudah semakin membesar. Tangan Ezar naik dan menekan tengkuk Zara. Sebagai gadis yang belum pernah mengenal sentuhan lelaki, Zara refleks menghindar. Dan gerakan tubuhnya yang menjauh setengah langkah itu mampu menghentikan aktivitas Ezar.

Netra mereka kini bertemu. Tatapan sendu dari Ezar menandakan jika ia menginginkan yang lebih dari pasangan halalnya. Tapi sepertinya tidak untuk kali ini.

" Maaf. Pakai kembali jilbabmu dan kau boleh ke rumah sakit, tidak usah tanyakan tentang tadi, aku hanya salah bicara saja." Ezar berlalu meninggalkan Zara setelah membuat penampilan gadis itu jadi berantakan.

Zara kembali teringat ciuman panas Ezar beberapa hari lalu. Dan hari ini Ezar kembali melakukan hal yang sama meski ciumannya di tempat yang berbeda. Jantung Zara berdebar kuat. Ingatan demi ingatan ketika Ezar membuatnya merasa nyaman kini satu persatu merajai isi kepalanya. Bahkan sekarang, dia malu untuk bertemu dengan Ezar tapi rindu jika tidak melihatnya.

" Apa mungkin ini yang di namakan jatuh cinta?"

...****************...

Terpopuler

Comments

💦tiatiandra💦

💦tiatiandra💦

jangan jatuh cinta Zara... biar ezar dulu yang bucin...

2024-12-06

1

Yayuk Nuri

Yayuk Nuri

duk kenapa mesti wanita nya yg jatuh cinta duluan sih buat pria nya yg bucin duluan dong thor

2024-11-27

2

Yani

Yani

Jangan Jatuh cinta dulu sebelum dr Ezar memutuskan pacarnya enak di dia ga enak di kamu

2024-11-02

3

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Nikah instan
2 Episode 2 : Syarat pernikahan
3 Episode 3 : Sah
4 Episode 4 : Interaksi pertama
5 Episode 5 : Zayn dan Zara
6 Episode 6 : Tugas pertama
7 Episode 7 : Pernikahan Azura
8 Episode 8 : Pernikahan yang tidak sama
9 Episode 9 : Ciuman pertama
10 Episode 10 : Godaan iman
11 Episode 11 : Mulai protektif
12 Episode 12 : Kakak yang rindu
13 Episode 13 : Jatuh cinta?
14 Episode 14 : Tidur bersama
15 Episode 15 : Zara terluka
16 Episode 16 : Cemburu
17 Episode 17 : Marah
18 Episode 18 : Acara di luar kota
19 Episode 19 : Pengakuan pertama kali
20 Episode 20 : Boleh aku mengenalmu lebih dekat?
21 Episode 21 : Panggilan baru
22 Episode 22 : Praduga tak bersalah
23 Episode 23 : Tatapan kemarahan
24 Episode 24 : Kemarahan dan kecemburuan
25 Episode 25 : Kecelakaan
26 Episode 26 : Kesabaran setipis tisu
27 Episode 27 : Cukup tiga saja
28 Episode 28 : Perang hati di mulai
29 Episode 29 : Mati kita putus
30 Episode 30 : Kita mulai dari awal
31 Episode 31 : Tamu tak di undang
32 Episode 32 : Biar aku yang urus
33 Episode 33 : Pembalasan kecil
34 Episode 34 : Terkuaknya identitas
35 Episode 35 : Pencarian bukti
36 Episode 36 : Semut pun melawan jika terinjak
37 Episode 37 : Malam pertama
38 Episode 38 : Jahil satu sama lain
39 Episode 39: Umi Aza yang kesepian
40 Episode 40 : Kepribadian Zayn yang koleris
41 Episode 41 : Ezar dan Zayn
42 Episode 42 : Iblis wanita
43 Episode 43 : Zara hamil
44 Episode 44 : Ghina pun tau
45 Episode 45 : Menyala pembantuku
46 Episode 46 : Mari berpacaran
47 Episode 47 : Jurus yang sama
48 Episode 48 : Sepak terjang Ghina
49 Episode 49 : Trauma psikologis
50 Episode 50 : Wanita menjijikkan
51 Episode 51 : Zayn menggila
52 Episode 52 : Giliran Ezar
53 Episode 53 : Nasehat umi
54 Episode 54 : Kuncinya adalah ikhlas
55 Episode 55 : Umi yang paling pengertian
56 Episode 56 : Aku mencintaimu
57 Episode 57 : Pertemuan Zara dan Ghina
58 Episode 58 : Pamit
59 Episode 59 : Masalah baru
60 Episode 60 : Waktunya bercocok tanam
61 Episode 61 : Bubur langganan
62 Episode 62 : Zayn menginap
63 Episode 63 : Sikap paling utama adalah, menghormati siapapun
64 Episode 64 : Siapa wanita itu?
65 Episode 65 : Lebih agresif
66 Episode 66 : Allah Maha Baik
67 Episode 67 : Zayn yang terbully
68 Episode 68 : Kecewa karena cinta
69 Episode 69 : Safa dan Marwah
70 Episode 70 : Jalan jalan bersama si kembar
71 Episode 71 : Kembali dalam keadaan tak berdaya
72 Episode 72 : Karma atau bukan?
73 Episode 73 : Rasa bersalah itu ada
74 Episode 74 : Ingin bertemu lagi
75 Episode 75 : Hasrat yang tertunda
76 Episode 76 : Rasa sakit itu sudah hilang
77 Episode 77 : Mengajak si kembar
78 Episode 78 : Titipan Ghina
79 Episode 79 : Ingin bertemu Ezar
80 Episode 80 : Kesedihan tuan Sony
81 episode 81 : Mencoba menerima
82 Episode 82 : Tuan Sony dan Zara
83 Episode 83 : Tingkah Zayn
84 Episode 84 : Surprise termanis
85 Episode 85 : Pamer kemesraan
86 Episode 86 : Teman baru
87 Episode 87 : Resepsi yang terlambat
88 Episode 88 : Rencana liburan
89 Episode 89 : Kehangatan keluarga Brawijaya
90 Episode 90 : Zayn kena marah
91 Episode 91 : Zayn dan si kembar
92 Episode 92 : Aretha dan si kembar
93 Episode 93 : Cinta Zara ( End )
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Episode 1 : Nikah instan
2
Episode 2 : Syarat pernikahan
3
Episode 3 : Sah
4
Episode 4 : Interaksi pertama
5
Episode 5 : Zayn dan Zara
6
Episode 6 : Tugas pertama
7
Episode 7 : Pernikahan Azura
8
Episode 8 : Pernikahan yang tidak sama
9
Episode 9 : Ciuman pertama
10
Episode 10 : Godaan iman
11
Episode 11 : Mulai protektif
12
Episode 12 : Kakak yang rindu
13
Episode 13 : Jatuh cinta?
14
Episode 14 : Tidur bersama
15
Episode 15 : Zara terluka
16
Episode 16 : Cemburu
17
Episode 17 : Marah
18
Episode 18 : Acara di luar kota
19
Episode 19 : Pengakuan pertama kali
20
Episode 20 : Boleh aku mengenalmu lebih dekat?
21
Episode 21 : Panggilan baru
22
Episode 22 : Praduga tak bersalah
23
Episode 23 : Tatapan kemarahan
24
Episode 24 : Kemarahan dan kecemburuan
25
Episode 25 : Kecelakaan
26
Episode 26 : Kesabaran setipis tisu
27
Episode 27 : Cukup tiga saja
28
Episode 28 : Perang hati di mulai
29
Episode 29 : Mati kita putus
30
Episode 30 : Kita mulai dari awal
31
Episode 31 : Tamu tak di undang
32
Episode 32 : Biar aku yang urus
33
Episode 33 : Pembalasan kecil
34
Episode 34 : Terkuaknya identitas
35
Episode 35 : Pencarian bukti
36
Episode 36 : Semut pun melawan jika terinjak
37
Episode 37 : Malam pertama
38
Episode 38 : Jahil satu sama lain
39
Episode 39: Umi Aza yang kesepian
40
Episode 40 : Kepribadian Zayn yang koleris
41
Episode 41 : Ezar dan Zayn
42
Episode 42 : Iblis wanita
43
Episode 43 : Zara hamil
44
Episode 44 : Ghina pun tau
45
Episode 45 : Menyala pembantuku
46
Episode 46 : Mari berpacaran
47
Episode 47 : Jurus yang sama
48
Episode 48 : Sepak terjang Ghina
49
Episode 49 : Trauma psikologis
50
Episode 50 : Wanita menjijikkan
51
Episode 51 : Zayn menggila
52
Episode 52 : Giliran Ezar
53
Episode 53 : Nasehat umi
54
Episode 54 : Kuncinya adalah ikhlas
55
Episode 55 : Umi yang paling pengertian
56
Episode 56 : Aku mencintaimu
57
Episode 57 : Pertemuan Zara dan Ghina
58
Episode 58 : Pamit
59
Episode 59 : Masalah baru
60
Episode 60 : Waktunya bercocok tanam
61
Episode 61 : Bubur langganan
62
Episode 62 : Zayn menginap
63
Episode 63 : Sikap paling utama adalah, menghormati siapapun
64
Episode 64 : Siapa wanita itu?
65
Episode 65 : Lebih agresif
66
Episode 66 : Allah Maha Baik
67
Episode 67 : Zayn yang terbully
68
Episode 68 : Kecewa karena cinta
69
Episode 69 : Safa dan Marwah
70
Episode 70 : Jalan jalan bersama si kembar
71
Episode 71 : Kembali dalam keadaan tak berdaya
72
Episode 72 : Karma atau bukan?
73
Episode 73 : Rasa bersalah itu ada
74
Episode 74 : Ingin bertemu lagi
75
Episode 75 : Hasrat yang tertunda
76
Episode 76 : Rasa sakit itu sudah hilang
77
Episode 77 : Mengajak si kembar
78
Episode 78 : Titipan Ghina
79
Episode 79 : Ingin bertemu Ezar
80
Episode 80 : Kesedihan tuan Sony
81
episode 81 : Mencoba menerima
82
Episode 82 : Tuan Sony dan Zara
83
Episode 83 : Tingkah Zayn
84
Episode 84 : Surprise termanis
85
Episode 85 : Pamer kemesraan
86
Episode 86 : Teman baru
87
Episode 87 : Resepsi yang terlambat
88
Episode 88 : Rencana liburan
89
Episode 89 : Kehangatan keluarga Brawijaya
90
Episode 90 : Zayn kena marah
91
Episode 91 : Zayn dan si kembar
92
Episode 92 : Aretha dan si kembar
93
Episode 93 : Cinta Zara ( End )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!