Episode 12 : Kakak yang rindu

Zara berjalan tergesa. Hari ini adalah hari pertamanya di stase bedah. Dan seperti kata konsulennya seminggu lalu, jika Zara di ijinkan masuk ke kamar operasi mendampingi dokter Bayu.

Jujur, Zara cukup kaget. Karena untuk masuk ke kamar operasi minggu pertama di departemen bedah, itu adalah sesuatu hal yang tidak biasa. Bahkan mahasiswa kedokteran sebelumnya, harus melewati dua atau tiga minggu baru bisa bergabung di kamar operasi.

Sepanjang malam, Zara tidak tidur, dia sibuk menghapal alat alat yang di gunakan di dalam kamar bedah. Zara tidak ingin di cap goblok dan tidak tau apa apa saat nantinya berada di dalam kamar operasi. Walau sebenarnya, mahasiswa kedokteran yang sementara stase seperti Zara, tidak di perkenankan memegang apapun atau melakukan apapun, cukup mengamati saja apa yang dokter spesialis lakukan.

Tibalah Zara di kamar operasi. Selain dia, ada satu lagi yang ikut bergabung menemani dokter Bayu. Meski tak satu kampus, tapi Zara bisa cepat beradaptasi dengan calon partner nya nanti di dalam sana.

Zara sudah mengganti baju, menunggu dokter Bayu datang sembari bertanya pada perawat perawat senior tentang apa yang sebaiknya harus dia lakukan ketika mengikuti operasi dokter Bayu.

Dan, di dapatlah informasi, jika dokter Bayu adalah dokter yang sangat teliti dan disiplin. Tidak boleh ada kesalahan dalam bentuk sekecil apapun demi menyelamatkan nyawa pasien yang sedang terbaring dengan berbagai jenis suntikan anastesi yang membuat mereka kehilangan kesadaran untuk waktu yang di tentukan. Dan kebetulan dokter Bayu juga baru saja menyelesaikan residensinya. Sebentar lagi akan ada penambahan di belakang namanya dengan gelar baru subspesialis bedah digestif.

Tak menunggu lama, dokter Bayu datang. Sebelum mencuci tangannya, dia sempat melihat Zara dan memasang seulas senyum.

" Aku mengijinkan kalian mengikuti operasiku karena beberapa pertimbangan. Dan salah satunya adalah nilai kalian berdua. Selain seorang laki laki yang ikut operasi ku beberapa minggu lalu, kamu dan teman mu ini salah satunya yang memenuhi syarat penilaian ku." Terang dokter Bayu.

Dokter Bayu kembali menatap Zara. " Kau siap?" Tanyanya

" I..iya dok." Jawab Zara terbata. Terus terang dia gugup.

" Kalau begitu, ayo masuk."

Operasi kali ini tidaklah terlalu sulit, Zara cukup intens memperhatikan bagaimana cara kerja dokter Bayu. Benar yang di katakan perawat, jika konsulen nya itu bekerja rapi dan sangat teliti. Zara salut. Dokter Bayu bahkan masih mengajar kedua coasnya di saat dia harus fokus dengan tindakan pembedahan nya.

Operasi selesai lebih cepat dari jadwal, dokter Bayu keluar dari ruangan operasi di dampingi beberapa residen bedah dan tentu saja Zara dan temannya. Mereka berjalan paling di belakang sesuai kasta di dunia medis. Karena sejatinya, Zara baru menjalani profesi dokter, sementara residen menjalani program pendidikan dokter spesialis, yang menyatakan jika mereka sudah menjadi dokter namun kembali sekolah demi memperdalam ilmu bedah yang mereka minati.

Dari tempat Zara berjalan, dia bisa melihat dengan jelas seorang pria paruh baya sedang berjalan ke arahnya. Pria yang di dampingi beberapa orang yang berjalan di belakangnya itu sangat Zara kenal.

" Baru selesai operasi dok?" Sapa Abi Adam.

" Iya dok." Dokter Bayu membungkukkan sedikit tubuhnya. Pria yang sedang menegurnya itu adalah pria yang sangat ia hormati. Selain sebagai pimpinan Brawijaya Hospital, dokter Bayu sangat menyukai dokter Adam karena adab yang dokter senior itu miliki. Meski memiliki segalanya, tapi dia tetap rendah hati.

" Wah, asisten dokter Bayu banyak sekali." Kata Abi tersenyum lalu melirik ke arah Zara yang berdiri paling di belakang.

Dokter Bayu tersenyum lebar.

" Tolong di bimbing dengan baik ya dok, karena mereka mereka ini adalah penerus kita nantinya."

" Tentu saja dok."

" Baiklah, dokter Bayu lanjut saja, maaf karena menahan mu beberapa menit, aku tau dokter Bayu sangatlah sibuk."

" Tidak apa dok." Ujar dokter Bayu sungkan.

Adam melewati para dokter yang mengatur barisan memberi hormat padanya.

 Dan Abi Adam tersenyum penuh arti ketika berpapasan dengan Zara, Zara membalas dengan senyuman sembari menunduk.

Beberapa saat, bunyi notifikasi terdengar dari ponsel Zara.

" Assalamualaikum bidadarinya abi, ke ruangan abi setelah kamu tidak ada kerjaan ya nak."

" Waalaikumsalam, iya abi ku sayang,,hehehehe."

Visite dilakukan di perawatan bedah, dan Zara masih ikut dengan dokter Bayu, namun beberapa residen sudah membaur, ada yang kembali ke kamar operasi, dan sisa sedikit yang mengikuti dokter Bayu.

Di ruang perawatan, Ezar juga tengah melihat pasiennya.

Bayu menyapa Ezar dengan sopan, secara dari segi umur Ezar memang lebih tua.

" Halo bang." Sapa dokter Bayu.

Ezar tersenyum." Halo juga Bay."

Zara berdiri cukup jauh dari Bayu dan Ezar. Namun tiba tiba saja, dokter Bayu memanggilnya.

" Zara."

" Iya dok." Zara mendekat. Berdiri di antara Ezar dan Bayu.

" Siang dok." Zara menyapa Ezar, dan jelas dia harus menyapa salah satu konsulennya itu, meski sedang tidak berada di bawah bimbingan Ezar langsung.

" Siang." Jawab Ezar singkat.

Ezar memperhatikan gestur Bayu ketika berbicara dengan Zara. Dan Ezar tidak suka itu. Dokter Bayu seperti hanya mencari alasan dengan bertanya hal hal yang sebenarnya bisa Bayu tanyakan pada perawat yang berjaga.

Dan tatapan Bayu pada Zara juga terlihat berbeda. Jelas Ezar bisa merasakannya, dia laki laki dan sifat semua laki laki itu hampir sama.

Ezar menjadi pendengar setia ketika Bayu mulai memberikan pertanyaan pada Zara. Dan semua pertanyaan Bayu bisa di jawab Zara dengan benar.

Ezar tersenyum. Namun senyumnya menghilang ketika dia melihat Bayu menatap Zara dengan tatapan memuja.

" Aku duluan ya Bay.." Pamit Ezar. Hatinya tiba tiba saja mendidih karena marah, entahlah dia juga bingung.

" Iya bang."

Zara menunduk dan memberi hormat pada Ezar ketika pria itu berlalu dari hadapannya.

" Kalian boleh istirahat." Kata dokter Bayu pada Zara dan temannya.

" Iya dok."

Keduanya keluar.

" Aku lapar. Ayo ke kafetaria." Ajak Dila, teman Zara.

" Mmm,, kamu duluan ya La, aku masih ada sedikit urusan."

" Baiklah."

 Zara dan Dila berpisah. Zara melangkahkan kakinya ke ruangan abi Adam.

Zara mengetuk pintu. Dan asisten abi Adam membuka pintu untuk Zara.

" Abi ada mas?" Tanya Zara sopan.

" Ada nona, silahkan masuk."

" Makasih mas."

Zara mengucap salam dan mencium tangan abi Adam.

" Bagaimana kabarmu nak?"

" Alhamdulillah, baik abi."

" Duduk, kamu belum makan kan?"

Zara mengangguk.

" Tunggu kakakmu dulu, abi juga sudah memanggilnya. Umi buatkan makanan kesukaan kalian."

" Benarkah?" Taya Zara tersenyum lebar.

Abi Adam mengusap pucuk kepala putrinya.

Tidak lama berselang, Zayn pun datang.

" Mas.." Zara berlari dan memeluk Zayn.

" Kenapa? Kau rindu padaku?" Kata Zayn tersenyum.

" Tentu saja, memangnya mas tidak rindu."

" Lepaskan pelukan mu. Nanti ada yang liat, kita di kira pacaran lagi." Ucap Zayn.

Zara melerai pelukannya lalu memukul lengan Zayn dengan keras.

" Auuu..sakit Ra." Pekik Zayn.

" Bocah gendeng. Kau liat, selain abi, memangnya ada orang lain sini." Sungut Zara." Bilang saja kalau tidak mau di peluk." Gadis itu kini merajuk.

Abi Adam tertawa renyah. Sengaja dia memanggil Zara ke ruangannya atas permintaan Zayn. Zayn kesepian. Semenjak Zara menikah, dia tidak punya teman lagi di rumah.

Zayn berkilah tidak ingin di peluk Zara, padahal dia rindu dengan sifat manja adiknya itu.

" Ayo makan. Aku sudah sangat lapar." Ajak Zayn.

" Ayo."

Zara menggandeng tangan Zayn dan duduk di sofa, sementara abi Adam duduk di kursi kerjanya, sibuk dengan berbagai berkas yang harus dia tanda tangani.

" Kalian makan dulu, abi ada pertemuan." Kata abi setelah asistennya masuk dan memberitahukan jadwal abi Adam selanjutnya.

" Iya bi."

Abi Adam keluar menyisakan Zayn dan Zara yang asik bercerita satu sama lain.

" Dokter Ezar apa kabar?" Tanya Zayn di sela sela makannya.

" Baik, mas tidak bertemu dengannya?"

Zayn menggeleng." Pekan depan baru aku ikut operasinya." Zayn meneguk air kemasan yang disiapkan Zara.

" Kau bahagia?"

" Maksud mas?"

" Mas berbicara tentang pernikahan mu dengan dokter Ezar."

Zara tidak menjawab.

" Jangan terlalu memaksakan kehendak dek, mas tidak ingin ikut campur, tapi jika dia menyakitimu, mas orang paling pertama yang akan membuatmu berpisah dengannya. Terserah, mau abi atau umi marah mas akan hadapi. Mas yang akan bertanggung jawab."

" Tidak mas, Zara bahagia." Ujar Zara tersenyum. Karena belakangan ini, Ezar terbilang cukup baik padanya.

Zayn menatap adiknya, dan dia tidak menemukan kebohongan di sana.

Zayn menghela nafas panjang. Dia berusaha untuk mempercayai adiknya, meski sebenarnya dia tidak terlalu yakin.

" Baiklah, habiskan makananmu. Waktu istirahat kita hampir selesai."

...****************...

Terpopuler

Comments

Bunda SalVa

Bunda SalVa

lagi ada yang jealous bosss

2025-02-09

1

Minarni

Minarni

ada yg panas tp bukan kompor

2024-11-06

1

Yani

Yani

Ada yang terbakar cemburu tu tapi gengsinya terlalu tinggi

2024-11-02

3

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Nikah instan
2 Episode 2 : Syarat pernikahan
3 Episode 3 : Sah
4 Episode 4 : Interaksi pertama
5 Episode 5 : Zayn dan Zara
6 Episode 6 : Tugas pertama
7 Episode 7 : Pernikahan Azura
8 Episode 8 : Pernikahan yang tidak sama
9 Episode 9 : Ciuman pertama
10 Episode 10 : Godaan iman
11 Episode 11 : Mulai protektif
12 Episode 12 : Kakak yang rindu
13 Episode 13 : Jatuh cinta?
14 Episode 14 : Tidur bersama
15 Episode 15 : Zara terluka
16 Episode 16 : Cemburu
17 Episode 17 : Marah
18 Episode 18 : Acara di luar kota
19 Episode 19 : Pengakuan pertama kali
20 Episode 20 : Boleh aku mengenalmu lebih dekat?
21 Episode 21 : Panggilan baru
22 Episode 22 : Praduga tak bersalah
23 Episode 23 : Tatapan kemarahan
24 Episode 24 : Kemarahan dan kecemburuan
25 Episode 25 : Kecelakaan
26 Episode 26 : Kesabaran setipis tisu
27 Episode 27 : Cukup tiga saja
28 Episode 28 : Perang hati di mulai
29 Episode 29 : Mati kita putus
30 Episode 30 : Kita mulai dari awal
31 Episode 31 : Tamu tak di undang
32 Episode 32 : Biar aku yang urus
33 Episode 33 : Pembalasan kecil
34 Episode 34 : Terkuaknya identitas
35 Episode 35 : Pencarian bukti
36 Episode 36 : Semut pun melawan jika terinjak
37 Episode 37 : Malam pertama
38 Episode 38 : Jahil satu sama lain
39 Episode 39: Umi Aza yang kesepian
40 Episode 40 : Kepribadian Zayn yang koleris
41 Episode 41 : Ezar dan Zayn
42 Episode 42 : Iblis wanita
43 Episode 43 : Zara hamil
44 Episode 44 : Ghina pun tau
45 Episode 45 : Menyala pembantuku
46 Episode 46 : Mari berpacaran
47 Episode 47 : Jurus yang sama
48 Episode 48 : Sepak terjang Ghina
49 Episode 49 : Trauma psikologis
50 Episode 50 : Wanita menjijikkan
51 Episode 51 : Zayn menggila
52 Episode 52 : Giliran Ezar
53 Episode 53 : Nasehat umi
54 Episode 54 : Kuncinya adalah ikhlas
55 Episode 55 : Umi yang paling pengertian
56 Episode 56 : Aku mencintaimu
57 Episode 57 : Pertemuan Zara dan Ghina
58 Episode 58 : Pamit
59 Episode 59 : Masalah baru
60 Episode 60 : Waktunya bercocok tanam
61 Episode 61 : Bubur langganan
62 Episode 62 : Zayn menginap
63 Episode 63 : Sikap paling utama adalah, menghormati siapapun
64 Episode 64 : Siapa wanita itu?
65 Episode 65 : Lebih agresif
66 Episode 66 : Allah Maha Baik
67 Episode 67 : Zayn yang terbully
68 Episode 68 : Kecewa karena cinta
69 Episode 69 : Safa dan Marwah
70 Episode 70 : Jalan jalan bersama si kembar
71 Episode 71 : Kembali dalam keadaan tak berdaya
72 Episode 72 : Karma atau bukan?
73 Episode 73 : Rasa bersalah itu ada
74 Episode 74 : Ingin bertemu lagi
75 Episode 75 : Hasrat yang tertunda
76 Episode 76 : Rasa sakit itu sudah hilang
77 Episode 77 : Mengajak si kembar
78 Episode 78 : Titipan Ghina
79 Episode 79 : Ingin bertemu Ezar
80 Episode 80 : Kesedihan tuan Sony
81 episode 81 : Mencoba menerima
82 Episode 82 : Tuan Sony dan Zara
83 Episode 83 : Tingkah Zayn
84 Episode 84 : Surprise termanis
85 Episode 85 : Pamer kemesraan
86 Episode 86 : Teman baru
87 Episode 87 : Resepsi yang terlambat
88 Episode 88 : Rencana liburan
89 Episode 89 : Kehangatan keluarga Brawijaya
90 Episode 90 : Zayn kena marah
91 Episode 91 : Zayn dan si kembar
92 Episode 92 : Aretha dan si kembar
93 Episode 93 : Cinta Zara ( End )
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Episode 1 : Nikah instan
2
Episode 2 : Syarat pernikahan
3
Episode 3 : Sah
4
Episode 4 : Interaksi pertama
5
Episode 5 : Zayn dan Zara
6
Episode 6 : Tugas pertama
7
Episode 7 : Pernikahan Azura
8
Episode 8 : Pernikahan yang tidak sama
9
Episode 9 : Ciuman pertama
10
Episode 10 : Godaan iman
11
Episode 11 : Mulai protektif
12
Episode 12 : Kakak yang rindu
13
Episode 13 : Jatuh cinta?
14
Episode 14 : Tidur bersama
15
Episode 15 : Zara terluka
16
Episode 16 : Cemburu
17
Episode 17 : Marah
18
Episode 18 : Acara di luar kota
19
Episode 19 : Pengakuan pertama kali
20
Episode 20 : Boleh aku mengenalmu lebih dekat?
21
Episode 21 : Panggilan baru
22
Episode 22 : Praduga tak bersalah
23
Episode 23 : Tatapan kemarahan
24
Episode 24 : Kemarahan dan kecemburuan
25
Episode 25 : Kecelakaan
26
Episode 26 : Kesabaran setipis tisu
27
Episode 27 : Cukup tiga saja
28
Episode 28 : Perang hati di mulai
29
Episode 29 : Mati kita putus
30
Episode 30 : Kita mulai dari awal
31
Episode 31 : Tamu tak di undang
32
Episode 32 : Biar aku yang urus
33
Episode 33 : Pembalasan kecil
34
Episode 34 : Terkuaknya identitas
35
Episode 35 : Pencarian bukti
36
Episode 36 : Semut pun melawan jika terinjak
37
Episode 37 : Malam pertama
38
Episode 38 : Jahil satu sama lain
39
Episode 39: Umi Aza yang kesepian
40
Episode 40 : Kepribadian Zayn yang koleris
41
Episode 41 : Ezar dan Zayn
42
Episode 42 : Iblis wanita
43
Episode 43 : Zara hamil
44
Episode 44 : Ghina pun tau
45
Episode 45 : Menyala pembantuku
46
Episode 46 : Mari berpacaran
47
Episode 47 : Jurus yang sama
48
Episode 48 : Sepak terjang Ghina
49
Episode 49 : Trauma psikologis
50
Episode 50 : Wanita menjijikkan
51
Episode 51 : Zayn menggila
52
Episode 52 : Giliran Ezar
53
Episode 53 : Nasehat umi
54
Episode 54 : Kuncinya adalah ikhlas
55
Episode 55 : Umi yang paling pengertian
56
Episode 56 : Aku mencintaimu
57
Episode 57 : Pertemuan Zara dan Ghina
58
Episode 58 : Pamit
59
Episode 59 : Masalah baru
60
Episode 60 : Waktunya bercocok tanam
61
Episode 61 : Bubur langganan
62
Episode 62 : Zayn menginap
63
Episode 63 : Sikap paling utama adalah, menghormati siapapun
64
Episode 64 : Siapa wanita itu?
65
Episode 65 : Lebih agresif
66
Episode 66 : Allah Maha Baik
67
Episode 67 : Zayn yang terbully
68
Episode 68 : Kecewa karena cinta
69
Episode 69 : Safa dan Marwah
70
Episode 70 : Jalan jalan bersama si kembar
71
Episode 71 : Kembali dalam keadaan tak berdaya
72
Episode 72 : Karma atau bukan?
73
Episode 73 : Rasa bersalah itu ada
74
Episode 74 : Ingin bertemu lagi
75
Episode 75 : Hasrat yang tertunda
76
Episode 76 : Rasa sakit itu sudah hilang
77
Episode 77 : Mengajak si kembar
78
Episode 78 : Titipan Ghina
79
Episode 79 : Ingin bertemu Ezar
80
Episode 80 : Kesedihan tuan Sony
81
episode 81 : Mencoba menerima
82
Episode 82 : Tuan Sony dan Zara
83
Episode 83 : Tingkah Zayn
84
Episode 84 : Surprise termanis
85
Episode 85 : Pamer kemesraan
86
Episode 86 : Teman baru
87
Episode 87 : Resepsi yang terlambat
88
Episode 88 : Rencana liburan
89
Episode 89 : Kehangatan keluarga Brawijaya
90
Episode 90 : Zayn kena marah
91
Episode 91 : Zayn dan si kembar
92
Episode 92 : Aretha dan si kembar
93
Episode 93 : Cinta Zara ( End )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!