Episode 8 : Pernikahan yang tidak sama

Keduanya dalam perjalanan pulang ke rumah setelah menghadiri acara resepsi pernikahan Azura.

" Umi mu sangat baik, awalnya ku pikir dia pendiam dan tidak suka berbicara dengan orang asing." Kata Ezar sambil mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan sedang.

" Anda bukan orang asing baginya, anda adalah anaknya juga. Namun pada dasarnya, umi memang pendiam. Tapi percayalah, umi adalah tempat yang paling aman untuk berkeluh kesah jika saya butuh teman curhat."

" Apa semua kau bicarakan dengan umi mu?"

" Dulu iya, semua saya katakan, tak ada satupun yang terlewat, kadang saya hanya mengadu karena tanganku bentol di gigit nyamuk, umi tetap mendengarnya sembari tertawa."

" Ternyata kau sangat manja."

Zara tertunduk, dia tidak menampik apa yang di katakan Ezar, karena memang itulah kenyataanya.

" Aku tidak suka wanita yang manja. Aku suka yang dewasa dan mandiri."

Zara jadi terdiam seribu bahasa. Selama beberapa hari hidup bersama sebagai suami istri, Ezar memang hanya menganggapnya orang asing, padahal dia sudah berusaha untuk menjadi istri yang baik meski itu sangat sulit dia lakukan.

" Kau jangan tersinggung, ku pikir kau sudah tau kalau pernikahan ini hanya paksaan, kau tidak menginginkannya akupun sama. Jadi mari kita jalani sandiwara ini sampai waktunya tiba."

Deg..

Darah Zara berdesir.

Dia punya jawaban untuk kalimat menohok Ezar, hanya dia tidak berani untuk mengungkapkannya. Jadilah ia hanya diam bak benda tak bernyawa.

" Aku sudah punya kekasih, kami sudah berpacaran sejak tujuh tahun lalu, dan enam bulan lagi sekolah PPDS nya akan selesai. Ku harap setelah itu, kita bisa membicarakan langkah apa yang harus kita ambil ke depannya."

" Berarti aku benar, malam itu dia sedang berbicara dengan kekasihnya." Batin Zara.

" Aku hanya sekedar memberi tahumu agar kau tidak terlalu menaruh harapan padaku."

Zara masih bungkam.

" Dari tadi kau hanya diam, apa kau mengerti apa yang ku katakan?" Kesal Ezar.

Zara menatap Ezar lekat. " Apa dokter tau arti dari kata pernikahan?"

" Tentu saja. Kau pikir aku bodoh?" Jawabnya dengan nada sarkas.

" Lalu bisa dokter jelaskan padaku apa artinya?"

" Menikah adalah sebuah ikatan lahir dan batin antara laki laki dan perempuan sebagai seorang suami dan istri. Jelas kan?

" Ikatan yang kuat karena dokter berjanji di hadapan orang tua saya bahwa dokter akan menjadi pelengkap ibadah saya, bersama membangun rumah tangga. Meski dokter sepertinya tidak menginginkan hal itu. Tapi sebelum dengan orang tua saya yang mungkin masih bisa di bohongi tentang janji suci itu. Lalu Allah, bagaimana dengan Allah Azza Wa Jalla? Bagaimana dokter mempertanggung jawabkan janji yang dokter buat di hadapanNya? Kedua orang tua saya masih bisa mengerti keadaan kita yang sebenarnya, karena dari awal kita memang hanya lah orang asing yang tiba tiba saja harus berada di situasi yang tidak menyenangkan, sayangnya situasi itu bukan hanya untuk waktu satu atau dua hari saja."

Deg...gantian Ezar yang bungkam.

Dia mulai takut memperdebatkan sesuatu dengan Zara. Sebab, Ezar melihat Zara seperti memiliki dua kepribadian yang berbeda tapi bisa di fungsikan dalam sekali waktu. Di usianya yang masih sangat muda, cara berpikir nya terkadang terasa lebih dewasa dari usianya.

Tapi ego Ezar masihlah terlalu tinggi, apalagi umur mereka terpaut lumayan jauh, jadi dia merasa jika Zara tidak pantas untuk menasehati nya.

" Apa kau mencintaiku?" Kata Ezar menutupi kegundahan hatinya.

Zara tersenyum simpul." Jika saya mengatakan saya mencintai dokter, mungkinkah dokter mau menerima cinta saya?"

" Sial.." Azer mengumpat dalam hati.

Pertanyaan menjebak Ezar justru menjadi Boomerang baginya. Tapi mau tidak mau dia harus tetap menjawabnya, dan jawaban itu sudah di prediksi sejak awal oleh Zara. " Tidak, aku hanya mencintai satu wanita."

" Terima kasih untuk jawabannya. Dan perkataan saya barusan tidak usah di ambil hati dok. Saya sudah sangat lancang, tidak sepatutnya saya sok menasehati anda yang jelas-jelas lebih dulu menikmati asam garam kehidupan. Apalah saya ini, masih bocah belasan yang tidak tau apa apa." Katanya membuang pandangan ke luar jendela.

Ezar semakin geram, bukannya apa, Zara seperti sengaja mengejeknya. Membuatnya tak bisa berkutik apalagi membalas perkataannya barusan. Rasa rasanya dia di kuliti hidup hidup dari cara Zara memainkan kata kata.

Tidak ada lagi perdebatan hingga mereka tiba di rumah. Ezar seakan lelah sendiri menghadapi Zara.

" Turun, kita sudah sampai." Perintah Ezar.

Tak ada jawaban. Ezar melihat ke arah samping dan ternyata Zara sudah tertidur lelap.

Ezar mengembuskan nafasnya pelan. Keluar dari kendaraan mewahnya dan membuka pintu samping di mana Zara duduk.

Ezar membuka pintu itu perlahan dan menggendong tubuh Zara, membawanya masuk ke dalam rumah.

Dia meletakkan tubuh Zara di atas tempat tidur dengan pelan, takut gadis itu terbangun. Untuk sesaat dia menatap wajah cantik itu, Ezar tak menampik kalau Zara memang sangat cantik. Tapi sayang dia tidak mencintai gadis itu.

Netra Ezar menatap ke sekeliling, mengedarkan pandangannya melihat kondisi kamar Zara. Ini pertama kalinya dia masuk ke dalam kamar Zara. Kamar yang tertata sangat rapi, dan tepat di dekat jendela yang mengarah ke taman, Zara membuat sejenis musholla kecil untuk dia beribadah.

Puas menatap kamar Zara, Ezar pun keluar dan menuju kamarnya sendiri.

*

*

Tak terasa waktu berputar, Zara sudah menjalani kehidupan coasnya beberapa bulan lalu. Setiap stase yang dia jalani selalu ada Zayn yang menemani, jadi Zara bisa terhindar dari gangguan teman teman prianya yang lain.

Tapi di stase minor kali ini, mereka harus berpisah. Zayn mendapatkan stase mayor yang mengharuskannya masuk ke dalam kamar operasi. Sementara Zara hanya di seputar poliklinik dan perawatan.

Kehidupan pernikahan Zara pun masih sama seperti sebelumnya, jalan di tempat, tidak ada kemajuan sama sekali. Apalagi setelah Ezar bergabung di rumah sakit Brawijaya, membuat waktunya lebih banyak dia habiskan di rumah sakit. Dan otomatis pertemuannya dengan Zara semakin berkurang.

Tapi ada satu hal yang selalu di lakukan gadis itu ketika di rumah dan Ezar belum pulang.

Zara akan duduk menunggu di ruang tamu sampai Ezar datang. Tidak mengenal waktu, mau itu sore, malam, tengah malam, bahkan terkadang ketiduran. Yang jelas, Zara akan menunggu sampai Ezar pulang ke rumah.

Seperti hari ini, Zara mendapat stase minor, di tugaskan di poliklinik THT, jadi jam lima sore dia sudah ada di rumah.

Dan menurut info yang dia dapatkan di rumah sakit tadi, kalau Ezar kemungkinan akan pulang tengah malam karena ada operasi yang harus dia kerjakan.

Jadilah dia menunggu hingga larut, Sembari menunggu kedatangan Ezar, Zara mengerjakan tugas tugas yang harus dia selesaikan di stase nya yang sekarang.

Jam dua belas malam, Ezar baru pulang. Dia menghela nafas kasar, ketika melihat Zara ketiduran di ruang tamu. Dan ini bukanlah pemandangan baru baginya. Bahkan hampir tiap hari, Zara akan melakukan hal itu, terkecuali jika dia ada shift malam.

" Zara, bangun." Sekali panggilan tak membuatnya bergeming.

Karena malas berbicara, Ezar memilih menggendong Zara ke kamarnya. Dan ini juga bukan hal yang baru untuk Ezar. Biasanya Zara akan terbangun tengah malam sembari menepuk jidatnya karena terbangun di atas kasur empuknya. Tapi hari ini sedikit berbeda. Zara membuka mata begitu tubuhnya akan di letakkan di atas tempat tidur.

" Kau sudah bangun? Lain kali tidak usah menunggu ku, kalau mengantuk tidur saja di kamar mu." Kata Ezar.

" Maafkan saya karena selalu membuat dokter susah. Tapi saya selalu melihat umi menunggu abi pulang dari rumah sakit. Jadi ku pikir itu adalah hal yang harus di lakukan oleh seorang istri untuk suaminya." Ucap Zara tertunduk.

Ezar semakin kesal. " Zara,, kapan kau bisa mengerti perkataanku? Sudah berapa kali aku katakan, jangan samakan pernikahan kita dengan orang tuamu. Karena aku bukan mereka!!"

Zara terkesiap, ini pertama kalinya Ezar berteriak dan memarahinya. Wajar jika tiba tiba saja mata indahnya berembun.

" Kenapa? Kau mau katakan jika abi mu tidak pernah marah dan membentak umi mu?!"

Zara menangis.

" Zara, mari kita berhenti, aku lelah." Kata Ezar.

Zara mengusap air matanya dengan kasar. Lalu menatap Ezar lekat.

" Tidak maukah anda membuka hati anda untuk saya? Tidak maukah anda menjalani pernikahan sesuai janji anda pada Allah?"

" Jangan bawa bawa nama Tuhan Zara!!" Pekik Ezar.

Tanpa sadar tubuh Zara beringsut beberapa langkah ke belakang, dia terkejut dengan suara Ezar yang semakin meninggi dan berteriak padanya.

" Baiklah, sekarang aku yang tanya padamu." Kata Ezar mencoba meredam amarahnya. " Kewajiban apa yang harus di lakukan seorang istri pada suaminya selain kegiatan tidak berguna yang kau lakukan padaku setiap hari?"

Zara membatu. Dia paham maksud dari perkataan Ezar.

" Lakukan kewajibanmu sekarang juga..."

...****************...

Terpopuler

Comments

Mas Sigit

Mas Sigit

alah nnti jg bucin sndiri kamu ezar

2024-12-24

2

Sofi Yatun

Sofi Yatun

ezar d tinggalin aja zara, biar tau rasa dia

2024-12-25

1

Bunda Aish

Bunda Aish

mau enaknya aja si Ezar 😡

2025-01-06

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Nikah instan
2 Episode 2 : Syarat pernikahan
3 Episode 3 : Sah
4 Episode 4 : Interaksi pertama
5 Episode 5 : Zayn dan Zara
6 Episode 6 : Tugas pertama
7 Episode 7 : Pernikahan Azura
8 Episode 8 : Pernikahan yang tidak sama
9 Episode 9 : Ciuman pertama
10 Episode 10 : Godaan iman
11 Episode 11 : Mulai protektif
12 Episode 12 : Kakak yang rindu
13 Episode 13 : Jatuh cinta?
14 Episode 14 : Tidur bersama
15 Episode 15 : Zara terluka
16 Episode 16 : Cemburu
17 Episode 17 : Marah
18 Episode 18 : Acara di luar kota
19 Episode 19 : Pengakuan pertama kali
20 Episode 20 : Boleh aku mengenalmu lebih dekat?
21 Episode 21 : Panggilan baru
22 Episode 22 : Praduga tak bersalah
23 Episode 23 : Tatapan kemarahan
24 Episode 24 : Kemarahan dan kecemburuan
25 Episode 25 : Kecelakaan
26 Episode 26 : Kesabaran setipis tisu
27 Episode 27 : Cukup tiga saja
28 Episode 28 : Perang hati di mulai
29 Episode 29 : Mati kita putus
30 Episode 30 : Kita mulai dari awal
31 Episode 31 : Tamu tak di undang
32 Episode 32 : Biar aku yang urus
33 Episode 33 : Pembalasan kecil
34 Episode 34 : Terkuaknya identitas
35 Episode 35 : Pencarian bukti
36 Episode 36 : Semut pun melawan jika terinjak
37 Episode 37 : Malam pertama
38 Episode 38 : Jahil satu sama lain
39 Episode 39: Umi Aza yang kesepian
40 Episode 40 : Kepribadian Zayn yang koleris
41 Episode 41 : Ezar dan Zayn
42 Episode 42 : Iblis wanita
43 Episode 43 : Zara hamil
44 Episode 44 : Ghina pun tau
45 Episode 45 : Menyala pembantuku
46 Episode 46 : Mari berpacaran
47 Episode 47 : Jurus yang sama
48 Episode 48 : Sepak terjang Ghina
49 Episode 49 : Trauma psikologis
50 Episode 50 : Wanita menjijikkan
51 Episode 51 : Zayn menggila
52 Episode 52 : Giliran Ezar
53 Episode 53 : Nasehat umi
54 Episode 54 : Kuncinya adalah ikhlas
55 Episode 55 : Umi yang paling pengertian
56 Episode 56 : Aku mencintaimu
57 Episode 57 : Pertemuan Zara dan Ghina
58 Episode 58 : Pamit
59 Episode 59 : Masalah baru
60 Episode 60 : Waktunya bercocok tanam
61 Episode 61 : Bubur langganan
62 Episode 62 : Zayn menginap
63 Episode 63 : Sikap paling utama adalah, menghormati siapapun
64 Episode 64 : Siapa wanita itu?
65 Episode 65 : Lebih agresif
66 Episode 66 : Allah Maha Baik
67 Episode 67 : Zayn yang terbully
68 Episode 68 : Kecewa karena cinta
69 Episode 69 : Safa dan Marwah
70 Episode 70 : Jalan jalan bersama si kembar
71 Episode 71 : Kembali dalam keadaan tak berdaya
72 Episode 72 : Karma atau bukan?
73 Episode 73 : Rasa bersalah itu ada
74 Episode 74 : Ingin bertemu lagi
75 Episode 75 : Hasrat yang tertunda
76 Episode 76 : Rasa sakit itu sudah hilang
77 Episode 77 : Mengajak si kembar
78 Episode 78 : Titipan Ghina
79 Episode 79 : Ingin bertemu Ezar
80 Episode 80 : Kesedihan tuan Sony
81 episode 81 : Mencoba menerima
82 Episode 82 : Tuan Sony dan Zara
83 Episode 83 : Tingkah Zayn
84 Episode 84 : Surprise termanis
85 Episode 85 : Pamer kemesraan
86 Episode 86 : Teman baru
87 Episode 87 : Resepsi yang terlambat
88 Episode 88 : Rencana liburan
89 Episode 89 : Kehangatan keluarga Brawijaya
90 Episode 90 : Zayn kena marah
91 Episode 91 : Zayn dan si kembar
92 Episode 92 : Aretha dan si kembar
93 Episode 93 : Cinta Zara ( End )
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Episode 1 : Nikah instan
2
Episode 2 : Syarat pernikahan
3
Episode 3 : Sah
4
Episode 4 : Interaksi pertama
5
Episode 5 : Zayn dan Zara
6
Episode 6 : Tugas pertama
7
Episode 7 : Pernikahan Azura
8
Episode 8 : Pernikahan yang tidak sama
9
Episode 9 : Ciuman pertama
10
Episode 10 : Godaan iman
11
Episode 11 : Mulai protektif
12
Episode 12 : Kakak yang rindu
13
Episode 13 : Jatuh cinta?
14
Episode 14 : Tidur bersama
15
Episode 15 : Zara terluka
16
Episode 16 : Cemburu
17
Episode 17 : Marah
18
Episode 18 : Acara di luar kota
19
Episode 19 : Pengakuan pertama kali
20
Episode 20 : Boleh aku mengenalmu lebih dekat?
21
Episode 21 : Panggilan baru
22
Episode 22 : Praduga tak bersalah
23
Episode 23 : Tatapan kemarahan
24
Episode 24 : Kemarahan dan kecemburuan
25
Episode 25 : Kecelakaan
26
Episode 26 : Kesabaran setipis tisu
27
Episode 27 : Cukup tiga saja
28
Episode 28 : Perang hati di mulai
29
Episode 29 : Mati kita putus
30
Episode 30 : Kita mulai dari awal
31
Episode 31 : Tamu tak di undang
32
Episode 32 : Biar aku yang urus
33
Episode 33 : Pembalasan kecil
34
Episode 34 : Terkuaknya identitas
35
Episode 35 : Pencarian bukti
36
Episode 36 : Semut pun melawan jika terinjak
37
Episode 37 : Malam pertama
38
Episode 38 : Jahil satu sama lain
39
Episode 39: Umi Aza yang kesepian
40
Episode 40 : Kepribadian Zayn yang koleris
41
Episode 41 : Ezar dan Zayn
42
Episode 42 : Iblis wanita
43
Episode 43 : Zara hamil
44
Episode 44 : Ghina pun tau
45
Episode 45 : Menyala pembantuku
46
Episode 46 : Mari berpacaran
47
Episode 47 : Jurus yang sama
48
Episode 48 : Sepak terjang Ghina
49
Episode 49 : Trauma psikologis
50
Episode 50 : Wanita menjijikkan
51
Episode 51 : Zayn menggila
52
Episode 52 : Giliran Ezar
53
Episode 53 : Nasehat umi
54
Episode 54 : Kuncinya adalah ikhlas
55
Episode 55 : Umi yang paling pengertian
56
Episode 56 : Aku mencintaimu
57
Episode 57 : Pertemuan Zara dan Ghina
58
Episode 58 : Pamit
59
Episode 59 : Masalah baru
60
Episode 60 : Waktunya bercocok tanam
61
Episode 61 : Bubur langganan
62
Episode 62 : Zayn menginap
63
Episode 63 : Sikap paling utama adalah, menghormati siapapun
64
Episode 64 : Siapa wanita itu?
65
Episode 65 : Lebih agresif
66
Episode 66 : Allah Maha Baik
67
Episode 67 : Zayn yang terbully
68
Episode 68 : Kecewa karena cinta
69
Episode 69 : Safa dan Marwah
70
Episode 70 : Jalan jalan bersama si kembar
71
Episode 71 : Kembali dalam keadaan tak berdaya
72
Episode 72 : Karma atau bukan?
73
Episode 73 : Rasa bersalah itu ada
74
Episode 74 : Ingin bertemu lagi
75
Episode 75 : Hasrat yang tertunda
76
Episode 76 : Rasa sakit itu sudah hilang
77
Episode 77 : Mengajak si kembar
78
Episode 78 : Titipan Ghina
79
Episode 79 : Ingin bertemu Ezar
80
Episode 80 : Kesedihan tuan Sony
81
episode 81 : Mencoba menerima
82
Episode 82 : Tuan Sony dan Zara
83
Episode 83 : Tingkah Zayn
84
Episode 84 : Surprise termanis
85
Episode 85 : Pamer kemesraan
86
Episode 86 : Teman baru
87
Episode 87 : Resepsi yang terlambat
88
Episode 88 : Rencana liburan
89
Episode 89 : Kehangatan keluarga Brawijaya
90
Episode 90 : Zayn kena marah
91
Episode 91 : Zayn dan si kembar
92
Episode 92 : Aretha dan si kembar
93
Episode 93 : Cinta Zara ( End )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!