Episode 5 : Zayn dan Zara

Ezar jadi tidak enak hati, ternyata tadi subuh di rumah sakit, di mana Zara sedang duduk sendirian sembari makan seiris roti dengan air putih, gadis itu sedang mempersiapkan ibadah nya untuk sehari penuh. Andai dia tau, Ezar bisa saja membelikan makanan yang layak untuk Zara makan.

Setelah lama bersama dan tak ada yang saling bicara, Ezar memutuskan masuk ke dalam rumah. Begitupun dengan Zara, apalagi sudah masuk waktu Ashar.

Malam hari setelah pengajian selesai, Ezar pamit pada ibu dan ayahnya. Meski ibu Sindy bersikeras menyuruh Ezar menginap , ada ada saja alasan anaknya itu agar tidak tinggal menjadi sandera di rumahnya sendiri. Dia tidak akan menginap, itu sudah jelas. Kamar di rumah orang tuanya banyak, tapi tidak mungkin Ezar tidur pisah kamar dengan Zara. Karena jika itu sampai terjadi dan kedua orang tuanya tau, bisa bisa Ezar bukan lagi menjadi tawanan rumah, kemungkinan yang paling besar adalah, dia tidak akan lagi memakai nama Pradipta di belakang namanya.

Dan usahanya untuk menghindar ternyata membuahkan hasil, karena saat ini Ezar dan Zara sudah dalam perjalanan pulang ke rumah mereka.

Ezar menyetir sementara Zara duduk di sampingnya. Tidak ada pembicaraan berarti.

Ezar menepikan kendaraanya di pinggiran jalan.

" Kenapa berhenti?" Tanya Zara.

" Kamu makan dulu."

" Aku sudah makan tadi."

" Apa yang kau makan?"

" Ya...ma..makan. " Zara gelagapan, karena pada dasarnya dia belum makan apapun selain satu biji kurma dan seiris buah semangka.

" Iya, makan apa?"

Zara menghela nafas. " Kurma dan semangka."

" Berapa banyak?" Seperti layaknya seorang jaksa penuntut, Ezar terus mencecar Zara dengan banyak pertanyaan, karena dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, Zara dan umi Aza yang berbuka puasa seadanya.

" Kurma dan semangkanya masing masing satu." Ujar Zara mengangkat telunjuknya membentuk angka satu.

" Turun!"

Mau tidak mau, Zara mengikuti perintah Ezar.

Mereka duduk berhadapan di sebuah rumah makan sederhana, menunggu pesanan datang tanpa saling menyapa.

Zara yang sebenarnya sangat humble terlihat tak berdaya di depan Ezar. Dia bingung harus bagaimana membuka percakapan dengan suaminya itu.

Namun di luar dugaan, Ezar yang cool dan pendiam, mengambil alih situasi yang tidak kondusif antara dirinya dan Zara.

" Apa kau mengenal Zayn dengan baik?"

" Maksud dokter, saudara kembarku?"

" Iya, memangnya kau kenal Zayn yang lain selain saudaramu?"

" Tidak dok."

" Kau belum jawab pertanyaan ku."

" Tentu saja, kami tumbuh dan besar bersama."

" Selain menjadi calon penerus Brawijaya, apa dia punya pekerjaan lain?"

" Setahuku tidak ada. Memangnya dia bisa kerja apa? Selain belajar tidak ada yang dia tau."

" Benarkah?" Ezar kurang yakin dengan informasi Zara, Sepertinya dia masih penasaran dengan black card pemberian Zayn untuk Zara.

" Memangnya kenapa dok?"

" Penasaran saja."

Makanan datang dan suasana kembali senyap.

*

*

Keesokan harinya.

Ezar terbangun saat sayup sayup terdengar suara adzan berkumandang. Dia bergegas mandi dan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.

Jam delapan dia sudah bersiap. Kini dia duduk di kursi ruang makan sembari menikmati sarapannya.

" Zara mana bi?" Tanya Ezar pada bibi Surti.

" Nyonya sudah berangkat sejak pagi tuan."

" Jam berapa?"

" Kalau bibi tidak salah, jam enam lewat tiga puluh tuan."

" Cepat sekali dia pergi, aku katakan untuk tidak berangkat bersama, tapi ini juga terlalu pagi." Batin Ezar.

" Makasih bi."

Ezar selesai dan bersiap ke kampus. Namun ponselnya berdering begitu Ezar ingin menyalakan mesin kendaraan.

" Halo sayang.." Suara seorang wanita terdengar manja di seberang sana.

" Kau dari mana saja? Aku tunggu telpon mu beberapa hari ini, tapi kau menghilang. Kenapa kau tidak balas chat dariku?" Ezar terlihat ketus.

" Maafkan aku, beberapa hari ini aku sibuk, kamu tau kan, mengambil residensi pediatric sesulit apa. Sabarlah, ini tidak akan lama."

" Enam bulan kau bilang tidak lama?" Protes Ezar.

" Astaghfirullah Zar, itu sisa enam bulan. Perasaan sudah bertahun tahun kita LDR-an, kenapa komplainnya baru sekarang? Jangan lupa, aku juga pernah ada di posisimu, menahan rasa rinduku saat kamu ambil PPDS bedah beberapa tahun lalu."

" Iya,, iya.. Tahun ini kau tidak pulang?"

" Tidak. Aku harus kejar SKS agar bisa maju tepat waktu. Setelah itu, aku pulang dan....kita menikah.. Iya kan?"

Deg... Ezar gugup.

" Mmm.. Tentu saja. Ya sudah aku harus ke kampus."

" Baiklah, bye sayang."

" Bye..."

Ezar menatap nanar ponselnya di mana di sana terdapat foto dirinya dan sang kekasih, Ghina Oktavia tersenyum ke arah kamera sambil berpegangan tangan dan terlihat sangat mesra.

" Untuk saat ini, aku belum berharap kau pulang, tunggu sampai aku menyelesaikan kekacauan ini." Gumam Ezar sembari menghela nafas kasar.

Perlahan, kendaraan mewah miliknya melaju dengan kecepatan sedang, membelah jalan ibu kota yang sudah mulai padat.

Zara duduk di kantin rumah sakit, roti selai keju yang menjadi kegemarannya bertengger cantik di mulut mungilnya. Netra indahnya dia pusatkan ke layar macbook dan sesekali mencatat sesuatu di lembaran kertas.

Hari ini dia ada ujian dan belum sempat belajar karena insiden beberapa hari lalu yang merubah semua rencana hidupnya.

Zara sangat fokus hingga tidak peduli dengan keadaan sekitar. Aiman, teman Zayn, sudah duduk di kursi yang tak jauh dari Zara. Bukan sibuk dengan tugasnya, tapi sibuk menatap Zara yang terlihat sangat cantik dengan riasan seadanya.

" Memang benar kata orang, wanita pintar itu vibes nya berbeda. Akh.. dia sangat cantik, soleha lagi." Aiman menghela nafas panjang." Sayangnya dia tidak suka padaku." Gumamnya bak laki laki putus cinta.

Plak..

Aiman kaget, sebuah tangan tiba tiba saja memukul bagian belakang kepalanya. Tentu saja dia geram, sedang asik menatap makhluk indah ciptaan Tuhan, datang datang orang tak di kenal menggeplak kepalanya. Aiman menoleh dengan tatapan membunuh, tapi begitu melihat siapa pelaku sebenarnya, nyalinya menciut. " Kau,,mengagetkanku saja."

" Jaga matamu! Sembarangan memandangi adikku." Kesal Zayn. "Kau tidak kasian sama macbook mu? Dari tadi menyala dan kau tidak menyentuhnya sama sekali."

Aiman cengengesan." Aku jadi penasaran ingin ke rumah mu Zayn."

" Kenapa?"

" Apa benar umi mu itu cantik sekali? Pasalnya adik mu itu loh..."

Plak...

Aiman kena untuk kedua kalinya.

" Dasar gila. Umi ku wanita mahal, tidak memperlihatkan wajahnya pada pria mesum sepertimu."

" Benarkah?"

" Umi ku pakai cadar Aiman...."

" Maaf.. " Aiman mengusap kepalanya yang terasa sakit akibat pukulan Zayn. " Kau tidak berangkat bersamanya ya? Karena aku datang jam tujuh, dia sudah di sini. Dan ku rasa dia sudah lumayan lama."

Zayn menatap ke arah adiknya. " Kerjakan tugasmu, sebentar lagi dokter Surya masuk." Lalu Zayn berdiri meninggalkan Aiman.

Zayn menggeser kursi tepat di depan Zara. Zara mengangkat kepalanya sepintas dan kembali melanjutkan aktivisnya.

" Kau ada ujian?"

" Iya mas."

" Belum belajar?"

" Tidak sempat. Mas jangan ganggu dong, konsentrasi Zara hilang ini..."

" Sudah sarapan?"

" Tuh.." Ucap Zara menggunakan matanya sebagai kode memperlihatkan pada Zayn bungkusan roti di samping gelasnya.

Zayn menggeleng. " Perhatikan kesehatan mu, sebentar lagi kita di wisuda dan akan masuk klinik." Zayn membuka tasnya." Ini, bekal dari umi."

Zara seketika menghentikan aktivitasnya. Dan menatap kotak bekal berwarna biru di atas meja.

" Ransum dari umi?" Mata Zara berbinar.

" Makanlah."

" Makasih mas Zayn." Zara tersenyum manis sekali lalu mencubit kedua pipi Zayn.

Interaksi manis bak sepasang kekasih itu tak luput dari mata elang sang dosen yang sedang berdiri menatap tajam ke arah keduanya.

...****************...

Terpopuler

Comments

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

tak apa suami mu belum bisa mencintai dan menyayangimu zaa
tapi kamu beruntung punya abang yang sangat sayang dan perhatian

2024-11-18

1

3sna

3sna

pertanyaan apa itu,nmnya soadara kembar satu rumh apalg keluarga yg harmonis pasti saling mengenal

2025-02-14

1

Bunda Aish

Bunda Aish

sabar ya Za... seperti umi mu dulu yang sabar luar biasa

2025-01-06

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Nikah instan
2 Episode 2 : Syarat pernikahan
3 Episode 3 : Sah
4 Episode 4 : Interaksi pertama
5 Episode 5 : Zayn dan Zara
6 Episode 6 : Tugas pertama
7 Episode 7 : Pernikahan Azura
8 Episode 8 : Pernikahan yang tidak sama
9 Episode 9 : Ciuman pertama
10 Episode 10 : Godaan iman
11 Episode 11 : Mulai protektif
12 Episode 12 : Kakak yang rindu
13 Episode 13 : Jatuh cinta?
14 Episode 14 : Tidur bersama
15 Episode 15 : Zara terluka
16 Episode 16 : Cemburu
17 Episode 17 : Marah
18 Episode 18 : Acara di luar kota
19 Episode 19 : Pengakuan pertama kali
20 Episode 20 : Boleh aku mengenalmu lebih dekat?
21 Episode 21 : Panggilan baru
22 Episode 22 : Praduga tak bersalah
23 Episode 23 : Tatapan kemarahan
24 Episode 24 : Kemarahan dan kecemburuan
25 Episode 25 : Kecelakaan
26 Episode 26 : Kesabaran setipis tisu
27 Episode 27 : Cukup tiga saja
28 Episode 28 : Perang hati di mulai
29 Episode 29 : Mati kita putus
30 Episode 30 : Kita mulai dari awal
31 Episode 31 : Tamu tak di undang
32 Episode 32 : Biar aku yang urus
33 Episode 33 : Pembalasan kecil
34 Episode 34 : Terkuaknya identitas
35 Episode 35 : Pencarian bukti
36 Episode 36 : Semut pun melawan jika terinjak
37 Episode 37 : Malam pertama
38 Episode 38 : Jahil satu sama lain
39 Episode 39: Umi Aza yang kesepian
40 Episode 40 : Kepribadian Zayn yang koleris
41 Episode 41 : Ezar dan Zayn
42 Episode 42 : Iblis wanita
43 Episode 43 : Zara hamil
44 Episode 44 : Ghina pun tau
45 Episode 45 : Menyala pembantuku
46 Episode 46 : Mari berpacaran
47 Episode 47 : Jurus yang sama
48 Episode 48 : Sepak terjang Ghina
49 Episode 49 : Trauma psikologis
50 Episode 50 : Wanita menjijikkan
51 Episode 51 : Zayn menggila
52 Episode 52 : Giliran Ezar
53 Episode 53 : Nasehat umi
54 Episode 54 : Kuncinya adalah ikhlas
55 Episode 55 : Umi yang paling pengertian
56 Episode 56 : Aku mencintaimu
57 Episode 57 : Pertemuan Zara dan Ghina
58 Episode 58 : Pamit
59 Episode 59 : Masalah baru
60 Episode 60 : Waktunya bercocok tanam
61 Episode 61 : Bubur langganan
62 Episode 62 : Zayn menginap
63 Episode 63 : Sikap paling utama adalah, menghormati siapapun
64 Episode 64 : Siapa wanita itu?
65 Episode 65 : Lebih agresif
66 Episode 66 : Allah Maha Baik
67 Episode 67 : Zayn yang terbully
68 Episode 68 : Kecewa karena cinta
69 Episode 69 : Safa dan Marwah
70 Episode 70 : Jalan jalan bersama si kembar
71 Episode 71 : Kembali dalam keadaan tak berdaya
72 Episode 72 : Karma atau bukan?
73 Episode 73 : Rasa bersalah itu ada
74 Episode 74 : Ingin bertemu lagi
75 Episode 75 : Hasrat yang tertunda
76 Episode 76 : Rasa sakit itu sudah hilang
77 Episode 77 : Mengajak si kembar
78 Episode 78 : Titipan Ghina
79 Episode 79 : Ingin bertemu Ezar
80 Episode 80 : Kesedihan tuan Sony
81 episode 81 : Mencoba menerima
82 Episode 82 : Tuan Sony dan Zara
83 Episode 83 : Tingkah Zayn
84 Episode 84 : Surprise termanis
85 Episode 85 : Pamer kemesraan
86 Episode 86 : Teman baru
87 Episode 87 : Resepsi yang terlambat
88 Episode 88 : Rencana liburan
89 Episode 89 : Kehangatan keluarga Brawijaya
90 Episode 90 : Zayn kena marah
91 Episode 91 : Zayn dan si kembar
92 Episode 92 : Aretha dan si kembar
93 Episode 93 : Cinta Zara ( End )
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Episode 1 : Nikah instan
2
Episode 2 : Syarat pernikahan
3
Episode 3 : Sah
4
Episode 4 : Interaksi pertama
5
Episode 5 : Zayn dan Zara
6
Episode 6 : Tugas pertama
7
Episode 7 : Pernikahan Azura
8
Episode 8 : Pernikahan yang tidak sama
9
Episode 9 : Ciuman pertama
10
Episode 10 : Godaan iman
11
Episode 11 : Mulai protektif
12
Episode 12 : Kakak yang rindu
13
Episode 13 : Jatuh cinta?
14
Episode 14 : Tidur bersama
15
Episode 15 : Zara terluka
16
Episode 16 : Cemburu
17
Episode 17 : Marah
18
Episode 18 : Acara di luar kota
19
Episode 19 : Pengakuan pertama kali
20
Episode 20 : Boleh aku mengenalmu lebih dekat?
21
Episode 21 : Panggilan baru
22
Episode 22 : Praduga tak bersalah
23
Episode 23 : Tatapan kemarahan
24
Episode 24 : Kemarahan dan kecemburuan
25
Episode 25 : Kecelakaan
26
Episode 26 : Kesabaran setipis tisu
27
Episode 27 : Cukup tiga saja
28
Episode 28 : Perang hati di mulai
29
Episode 29 : Mati kita putus
30
Episode 30 : Kita mulai dari awal
31
Episode 31 : Tamu tak di undang
32
Episode 32 : Biar aku yang urus
33
Episode 33 : Pembalasan kecil
34
Episode 34 : Terkuaknya identitas
35
Episode 35 : Pencarian bukti
36
Episode 36 : Semut pun melawan jika terinjak
37
Episode 37 : Malam pertama
38
Episode 38 : Jahil satu sama lain
39
Episode 39: Umi Aza yang kesepian
40
Episode 40 : Kepribadian Zayn yang koleris
41
Episode 41 : Ezar dan Zayn
42
Episode 42 : Iblis wanita
43
Episode 43 : Zara hamil
44
Episode 44 : Ghina pun tau
45
Episode 45 : Menyala pembantuku
46
Episode 46 : Mari berpacaran
47
Episode 47 : Jurus yang sama
48
Episode 48 : Sepak terjang Ghina
49
Episode 49 : Trauma psikologis
50
Episode 50 : Wanita menjijikkan
51
Episode 51 : Zayn menggila
52
Episode 52 : Giliran Ezar
53
Episode 53 : Nasehat umi
54
Episode 54 : Kuncinya adalah ikhlas
55
Episode 55 : Umi yang paling pengertian
56
Episode 56 : Aku mencintaimu
57
Episode 57 : Pertemuan Zara dan Ghina
58
Episode 58 : Pamit
59
Episode 59 : Masalah baru
60
Episode 60 : Waktunya bercocok tanam
61
Episode 61 : Bubur langganan
62
Episode 62 : Zayn menginap
63
Episode 63 : Sikap paling utama adalah, menghormati siapapun
64
Episode 64 : Siapa wanita itu?
65
Episode 65 : Lebih agresif
66
Episode 66 : Allah Maha Baik
67
Episode 67 : Zayn yang terbully
68
Episode 68 : Kecewa karena cinta
69
Episode 69 : Safa dan Marwah
70
Episode 70 : Jalan jalan bersama si kembar
71
Episode 71 : Kembali dalam keadaan tak berdaya
72
Episode 72 : Karma atau bukan?
73
Episode 73 : Rasa bersalah itu ada
74
Episode 74 : Ingin bertemu lagi
75
Episode 75 : Hasrat yang tertunda
76
Episode 76 : Rasa sakit itu sudah hilang
77
Episode 77 : Mengajak si kembar
78
Episode 78 : Titipan Ghina
79
Episode 79 : Ingin bertemu Ezar
80
Episode 80 : Kesedihan tuan Sony
81
episode 81 : Mencoba menerima
82
Episode 82 : Tuan Sony dan Zara
83
Episode 83 : Tingkah Zayn
84
Episode 84 : Surprise termanis
85
Episode 85 : Pamer kemesraan
86
Episode 86 : Teman baru
87
Episode 87 : Resepsi yang terlambat
88
Episode 88 : Rencana liburan
89
Episode 89 : Kehangatan keluarga Brawijaya
90
Episode 90 : Zayn kena marah
91
Episode 91 : Zayn dan si kembar
92
Episode 92 : Aretha dan si kembar
93
Episode 93 : Cinta Zara ( End )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!