Episode 2 : Syarat pernikahan

Zara kembali bergabung bersama keluarganya. Pembicaraan berliku antara opa dan keluarga Pradipta mulai membuat Zara bingung. Namun, lambat laun dia mulai paham apa duduk permasalahannya.

Sebuah kalimat tak terduga dan membuat Zara seperti di jatuhi sebuah gunung besar adalah...

" Kalian akan menikah hari ini." Ucap seorang wanita yang usianya sepantaran Oma Ivana. Wanita yang baru saja masuk dengan wajah teduh dan menenangkan.

" Siapa yang Oma maksud?" Tanya Ezar.

" Kau, siapa lagi?" Katanya sedikit ketus.

" Aku, aku menikah? Dengan siapa?" Tanyanya seperti tidak terima.

Oma menghampiri Zara dan memeluk gadis berjilbab panjang itu.

Sembari mengusap kepala Zara dengan sayang, oma Afya berucap. " Gadis ini, dia akan mendampingi mu dan akan menjadi pelengkap ibadahmu Ezar." Oma Afya menatap cinta pada Zara. Baru pertama kali Oma Afya bertatap muka dengan Zara, dia hanya melihat foto gadis cantik itu dari kiriman Oma Ivana saja di tambah beberapa penyelidikan kecil yang dia lakukan beberapa bulan terakhir ini. Dan ternyata, setelah melihat langsung, Oma langsung menyukai kepribadian anak pemilik Brawijaya Hospital itu.

Jantung Zara sampai berhenti berdetak beberapa detik ketika tiba tiba saja seorang wanita tua datang dan mengumumkan rencana pernikahannya dengan putra tertua keluarga Pradipta.

Mau menolak, tapi Zara takut durhaka. Mau menerima, hei, dia masih anak anak. Umurnya belum siap untuk membina rumah tangga.

" Oma.." Ezar mencoba protes, tapi ucapannya tertahan ketika oma Afya mengangkat tangan kanan nya tanda untuk Ezar tidak lagi berbicara.

" Ini kemauan opa dan oma, atau lebih tepatnya, janji opa mu pada Lukman Brawijaya. Kau tidak usah menyela, oma kenapa di jodohkan? Ini kan sudah zaman modern, aku sudah dewasa dan tentu bebas memilih calon pendamping hidupku sendiri, itu kan yang mau kau katakan. Justru karena sekarang zaman sudah modern, tetua seperti kami ini yang punya kewajiban untuk membuat penerus keluarga mendapatkan pasangan yang tepat, termasuk kau!"

" Tapi kami tidak saling kenal oma?" Ezar masih berusaha mengelak.

" Siapa bilang, kau baru saja berkenalan dengannya, apalagi yang oma tau, dia adalah salah satu mahasiswa mu yang sangat pintar. Lalu apa masalahmu?"

" Kami tidak saling..."

" Mencintai?" Oma Afya kelihatan sangat mengerti cucunya dengan baik, karena wanita sepuh itu tau apa yang akan di katakan Ezar.

" Kau pikir karena saling mencintai sebelum menikah akan menjamin rumah tanggamu langgeng selamanya? No... " Oma Afya mengangkat telunjuk kanannya dan menggoyangnya perlahan. " Oma bisa memberimu contoh cinta itu lebih indah setelah menikah. Perlu bukti? Lihat ayah dan ibumu, mereka tidak saling kenal ketika opa mu menjodohkan mereka, dan kau bisa lihat sekarang kan? Sebucin apa ayahmu yang dulu pernah menolak pesona ibumu? Dan kau lihat abi dan uminya Zara, calon mertuamu. Mereka justru punya cerita yang sangat unik hingga berakhir di pelaminan tanpa adanya rasa cinta. Tidak perlu ku jelaskan padamu kondisi saat ini bagaimana Adam yang sangat mencintai Azalea."

Ezar tidak berkutik, begitupun dengan Zara, dia yang biasanya selalu protes jika ada yang tidak berkenan di hati, kali ini hanya mampu terdiam.

Oma Afya meminta kursi pada wanita muda yang tadi membuka pintu untuk Zara. Kemudian duduk sembari memegang tangan keriput suaminya yang sedang koma menunggu malaikat maut datang menjemput.

" Opa ingin sekali melihatmu menikah Ezar, tapi penyakit mematikan itu lebih dulu menyambutnya. Dan sebelum dia pergi meninggalkan kita semua, Oma, ayah dan ibumu sangat menginginkan kau menikah dengan pilihan opa. Hanya itu yang oma ingin kan darimu." Katanya lemah, lalu sesekali mengusap cairan bening di ujung matanya.

Ezar menghela nafas berat. Ini adalah keputusan yang sangat sulit. Tapi dia tidak punya pilihan lain. Pria lemah yang terbaring tak berdaya itu adalah segalanya bagi Ezar. Ezar tumbuh dan besar bersama opa dan omanya. Meski memiliki orang tua yang lengkap, Semenjak kecil Ezar lebih memilih tinggal bersama opa dan omanya di London. Menempuh pendidikan kedokteran di sana hingga akhirnya opa nya yang semakin tua dan tidak sanggup lagi untuk menjalankan perusahaannya.

Sebelumnya tidak pernah ada wacana atau pembicaraan apapun mengenai perjodohan dengan putri keluarga Brawijaya. Kehidupannya berjalan semulus jalan tol, tanpa hambatan. Walau sebenarnya sudah ada riak riak yang mengarah ke perjodohan tersebut, terbukti terlalu seringnya keluarga Pradipta menyebut nama Brawijaya di setiap kesempatan kala mereka ada acara kumpul bersama keluarga. Terlebih, salah satu keluarga Brawijaya tersebut adalah sepupu omanya. Ya, siapa lagi jika bukan oma Ivana. Ayah dari kedua wanita yang berdarah asli Uzbekistan itu bersaudara. Hanya saja, mereka jarang bertemu, apalagi Oma dan opa yang tinggal di London, sementara oma Ivana dan opa Lukman tinggal di Singapura.

" Baiklah, aku setuju, tapi beri aku waktu satu jam, aku ingin berbicara dengan Zara." Kata Ezar di tengah keheningan.

Ezar memberikan kode pada Zara agar keluar, tapi gadis itu menolak. " Saya akan menemui dokter, tapi bolehkah saya berbicara dengan kedua orang tua saya dulu?"

Ezar mengangguk dan memilih keluar bersama keluarga besarnya.

Azalea menangis memeluk putrinya, " Maafkan umi sayang, umi tidak ada maksud membuatmu berada dalam situasi tidak menyenangkan seperti ini. Tapi apa boleh buat, janji di hadapan Allah harus di tepati bukan?"

Zara mengangguk dengan sesekali mengusap cairan bening yang mengalir di kedua pipi mulusnya.

Adam pun ikut memeluk Zara. Begitupun dengan opa dan omanya. Janji pernikahan itu sebenarnya akan di lakukan ketika Zara selesai kuliah. Rencananya, perlahan Adam dan Azalea akan memberitahu Zara soal perjodohan mereka. Tapi apa daya, rencana itu tinggallah sebuah rencana, karena pada pelaksanaannya, Zara harus segera menikah dengan Ezar.

" Boleh Zara telpon mas Zayn, umi?" Kata Zara setelah bisa menenangkan hatinya.

" Umi juga berencana melakukannya."

Zara menghubungi Zayn, nasib baik, Zayn sudah tidak ada mata kuliah jadi dia bisa segera meluncur ke rumah sakit.

Zara menghampiri Ezar yang sedang duduk di sebuah kursi panjang sendirian. Beberapa waktu lalu, keluarganya sudah masuk ke dalam ruangan perawatan opa.

" Duduk." Kata Ezar.

Zara duduk seperti permintaan Ezar.

" Apa kau keberatan dengan pernikahan ini?"

" Sebenarnya jika harus jujur, iya. Tapi, saya juga tidak bisa menolak permintaan mereka."

" Kenapa? Kalau aku yang menerima, harusnya kau tolak, karena jika kau yang tidak mau, aku yakin pernikahan ini tidak akan terjadi." Kesal Ezar.

" Dari kecil saya tidak pernah membantah apapun yang orang tua saya katakan dok. Karena saya tau, mereka tidak akan pernah mau mencelakai anaknya sendiri. Saya masih memegang prinsip, apapun yang orang tua saya katakan selagi itu baik untuk saya, saya akan melakukannya. Karena doa kedua orang tua yang tulus seperti orang tua saya, itu adalah doa yang bisa menembus langit dok."

Ezar terdiam. Ia tak menampik, Gadis yang sebentar lagi akan berubah status menjadi istrinya itu ternyata punya pikiran yang sangat logis.

" Sebentar lagi kita akan menikah, dan tinggal bersama. Kau tidak apa kan?"

" Seharusnya suami istri memang tinggal bersama dok."

" Tapi, kau jangan mengharap kehidupan suami istri layaknya kedua orang tuamu yang terlihat sangat harmonis. Itu tidak akan terjadi."

Zara membisu. Entahlah, mungkin dia syok dengan pengakuan frontal Ezar.

" Aku akan menafkahi mu, memberikan mu uang dan apapun yang kau inginkan. Tapi jangan pernah mengharap cinta dariku. Karena sampai kapan pun aku tidak akan pernah mencintai mu."

Zara mengapit kedua tangan di antara lututnya sembari tertunduk dalam mendengar syarat pernikahan dari sang calon suami yang baginya sangatlah menyakitkan.

" Satu lagi, kau harus merahasiakan pernikahan ini. Karena belum tentu, ini akan berlangsung lama." Ezar berdiri dan meninggalkan Zara yang masih menunduk.

Ezar tidak tau, kalimatnya barusan sudah membuat hati Zara rapuh. Netranya berembun dan setitik air menetes dari embun tersebut. Perlahan dia mengusap menggunakan lengan bajunya yang panjang.

Dari jauh, seseorang menyaksikan dan mendengar semua pembicaraan mereka. Dia mengepalkan tangan hingga buku bukunya terlihat memutih.

" Jangan sampai aku melihat adikku menangis karena perbuatanmu. Jika itu sampai terjadi, kau akan menyesal."

...****************...

Terpopuler

Comments

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

jangan sombong dulu dokter ezar kamu tidak tau ya ke ajaiban di dunia untuk orang berhati suci lihat lah mertua mu dulu sangat amat benci kepada umi Azalea tapi pada ahir nya iya sangat meragukan istri nya itu

2024-11-18

1

Ahmad Azami arif

Ahmad Azami arif

duuu Zara kenapa kamu hanya bisa menangis mendengar dokter ezar ceramah
harusnya lawan dia dong
gemesssss

2024-12-23

1

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

ezar tr berhadapan sm zayn de..bener tr nyesel de klu kamu nyuekin zara ezar

2024-11-26

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Nikah instan
2 Episode 2 : Syarat pernikahan
3 Episode 3 : Sah
4 Episode 4 : Interaksi pertama
5 Episode 5 : Zayn dan Zara
6 Episode 6 : Tugas pertama
7 Episode 7 : Pernikahan Azura
8 Episode 8 : Pernikahan yang tidak sama
9 Episode 9 : Ciuman pertama
10 Episode 10 : Godaan iman
11 Episode 11 : Mulai protektif
12 Episode 12 : Kakak yang rindu
13 Episode 13 : Jatuh cinta?
14 Episode 14 : Tidur bersama
15 Episode 15 : Zara terluka
16 Episode 16 : Cemburu
17 Episode 17 : Marah
18 Episode 18 : Acara di luar kota
19 Episode 19 : Pengakuan pertama kali
20 Episode 20 : Boleh aku mengenalmu lebih dekat?
21 Episode 21 : Panggilan baru
22 Episode 22 : Praduga tak bersalah
23 Episode 23 : Tatapan kemarahan
24 Episode 24 : Kemarahan dan kecemburuan
25 Episode 25 : Kecelakaan
26 Episode 26 : Kesabaran setipis tisu
27 Episode 27 : Cukup tiga saja
28 Episode 28 : Perang hati di mulai
29 Episode 29 : Mati kita putus
30 Episode 30 : Kita mulai dari awal
31 Episode 31 : Tamu tak di undang
32 Episode 32 : Biar aku yang urus
33 Episode 33 : Pembalasan kecil
34 Episode 34 : Terkuaknya identitas
35 Episode 35 : Pencarian bukti
36 Episode 36 : Semut pun melawan jika terinjak
37 Episode 37 : Malam pertama
38 Episode 38 : Jahil satu sama lain
39 Episode 39: Umi Aza yang kesepian
40 Episode 40 : Kepribadian Zayn yang koleris
41 Episode 41 : Ezar dan Zayn
42 Episode 42 : Iblis wanita
43 Episode 43 : Zara hamil
44 Episode 44 : Ghina pun tau
45 Episode 45 : Menyala pembantuku
46 Episode 46 : Mari berpacaran
47 Episode 47 : Jurus yang sama
48 Episode 48 : Sepak terjang Ghina
49 Episode 49 : Trauma psikologis
50 Episode 50 : Wanita menjijikkan
51 Episode 51 : Zayn menggila
52 Episode 52 : Giliran Ezar
53 Episode 53 : Nasehat umi
54 Episode 54 : Kuncinya adalah ikhlas
55 Episode 55 : Umi yang paling pengertian
56 Episode 56 : Aku mencintaimu
57 Episode 57 : Pertemuan Zara dan Ghina
58 Episode 58 : Pamit
59 Episode 59 : Masalah baru
60 Episode 60 : Waktunya bercocok tanam
61 Episode 61 : Bubur langganan
62 Episode 62 : Zayn menginap
63 Episode 63 : Sikap paling utama adalah, menghormati siapapun
64 Episode 64 : Siapa wanita itu?
65 Episode 65 : Lebih agresif
66 Episode 66 : Allah Maha Baik
67 Episode 67 : Zayn yang terbully
68 Episode 68 : Kecewa karena cinta
69 Episode 69 : Safa dan Marwah
70 Episode 70 : Jalan jalan bersama si kembar
71 Episode 71 : Kembali dalam keadaan tak berdaya
72 Episode 72 : Karma atau bukan?
73 Episode 73 : Rasa bersalah itu ada
74 Episode 74 : Ingin bertemu lagi
75 Episode 75 : Hasrat yang tertunda
76 Episode 76 : Rasa sakit itu sudah hilang
77 Episode 77 : Mengajak si kembar
78 Episode 78 : Titipan Ghina
79 Episode 79 : Ingin bertemu Ezar
80 Episode 80 : Kesedihan tuan Sony
81 episode 81 : Mencoba menerima
82 Episode 82 : Tuan Sony dan Zara
83 Episode 83 : Tingkah Zayn
84 Episode 84 : Surprise termanis
85 Episode 85 : Pamer kemesraan
86 Episode 86 : Teman baru
87 Episode 87 : Resepsi yang terlambat
88 Episode 88 : Rencana liburan
89 Episode 89 : Kehangatan keluarga Brawijaya
90 Episode 90 : Zayn kena marah
91 Episode 91 : Zayn dan si kembar
92 Episode 92 : Aretha dan si kembar
93 Episode 93 : Cinta Zara ( End )
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Episode 1 : Nikah instan
2
Episode 2 : Syarat pernikahan
3
Episode 3 : Sah
4
Episode 4 : Interaksi pertama
5
Episode 5 : Zayn dan Zara
6
Episode 6 : Tugas pertama
7
Episode 7 : Pernikahan Azura
8
Episode 8 : Pernikahan yang tidak sama
9
Episode 9 : Ciuman pertama
10
Episode 10 : Godaan iman
11
Episode 11 : Mulai protektif
12
Episode 12 : Kakak yang rindu
13
Episode 13 : Jatuh cinta?
14
Episode 14 : Tidur bersama
15
Episode 15 : Zara terluka
16
Episode 16 : Cemburu
17
Episode 17 : Marah
18
Episode 18 : Acara di luar kota
19
Episode 19 : Pengakuan pertama kali
20
Episode 20 : Boleh aku mengenalmu lebih dekat?
21
Episode 21 : Panggilan baru
22
Episode 22 : Praduga tak bersalah
23
Episode 23 : Tatapan kemarahan
24
Episode 24 : Kemarahan dan kecemburuan
25
Episode 25 : Kecelakaan
26
Episode 26 : Kesabaran setipis tisu
27
Episode 27 : Cukup tiga saja
28
Episode 28 : Perang hati di mulai
29
Episode 29 : Mati kita putus
30
Episode 30 : Kita mulai dari awal
31
Episode 31 : Tamu tak di undang
32
Episode 32 : Biar aku yang urus
33
Episode 33 : Pembalasan kecil
34
Episode 34 : Terkuaknya identitas
35
Episode 35 : Pencarian bukti
36
Episode 36 : Semut pun melawan jika terinjak
37
Episode 37 : Malam pertama
38
Episode 38 : Jahil satu sama lain
39
Episode 39: Umi Aza yang kesepian
40
Episode 40 : Kepribadian Zayn yang koleris
41
Episode 41 : Ezar dan Zayn
42
Episode 42 : Iblis wanita
43
Episode 43 : Zara hamil
44
Episode 44 : Ghina pun tau
45
Episode 45 : Menyala pembantuku
46
Episode 46 : Mari berpacaran
47
Episode 47 : Jurus yang sama
48
Episode 48 : Sepak terjang Ghina
49
Episode 49 : Trauma psikologis
50
Episode 50 : Wanita menjijikkan
51
Episode 51 : Zayn menggila
52
Episode 52 : Giliran Ezar
53
Episode 53 : Nasehat umi
54
Episode 54 : Kuncinya adalah ikhlas
55
Episode 55 : Umi yang paling pengertian
56
Episode 56 : Aku mencintaimu
57
Episode 57 : Pertemuan Zara dan Ghina
58
Episode 58 : Pamit
59
Episode 59 : Masalah baru
60
Episode 60 : Waktunya bercocok tanam
61
Episode 61 : Bubur langganan
62
Episode 62 : Zayn menginap
63
Episode 63 : Sikap paling utama adalah, menghormati siapapun
64
Episode 64 : Siapa wanita itu?
65
Episode 65 : Lebih agresif
66
Episode 66 : Allah Maha Baik
67
Episode 67 : Zayn yang terbully
68
Episode 68 : Kecewa karena cinta
69
Episode 69 : Safa dan Marwah
70
Episode 70 : Jalan jalan bersama si kembar
71
Episode 71 : Kembali dalam keadaan tak berdaya
72
Episode 72 : Karma atau bukan?
73
Episode 73 : Rasa bersalah itu ada
74
Episode 74 : Ingin bertemu lagi
75
Episode 75 : Hasrat yang tertunda
76
Episode 76 : Rasa sakit itu sudah hilang
77
Episode 77 : Mengajak si kembar
78
Episode 78 : Titipan Ghina
79
Episode 79 : Ingin bertemu Ezar
80
Episode 80 : Kesedihan tuan Sony
81
episode 81 : Mencoba menerima
82
Episode 82 : Tuan Sony dan Zara
83
Episode 83 : Tingkah Zayn
84
Episode 84 : Surprise termanis
85
Episode 85 : Pamer kemesraan
86
Episode 86 : Teman baru
87
Episode 87 : Resepsi yang terlambat
88
Episode 88 : Rencana liburan
89
Episode 89 : Kehangatan keluarga Brawijaya
90
Episode 90 : Zayn kena marah
91
Episode 91 : Zayn dan si kembar
92
Episode 92 : Aretha dan si kembar
93
Episode 93 : Cinta Zara ( End )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!