Brakkk
Mendengar suara pintu dipukul, membuat Inara menghentikan tawanya.
Inara,Felix, dan Divya menoleh kearah sumber suara.
"Eh,hi,"Jerome yang merasa dilihatin ia tersenyum dengan memperlihatkan giginya.
" Wah ada apa ini kelihatannya senang sekali kalian?" Tanya Papi Yang baru datang.
Karena tidak ada yang menjawab ia pun bertanya. " Felix, ngapain kamu duduk di bawah begitu?"Ia berjalan menuju sofa kamar putrinya.
" Ini pi, Felix," ucap Inara terjeda. Ia menghampiri suaminya. " Tadi pas mamah masuk, dia tiduran di lantai loh. Padahal ada sofa di sini ya kan. Lucu sekali anak papih yang satu ini. Udah bujang ada - ada aja kelakuannya, hahahahaha." Tawa kembali menggema didalam kamar.
" Benar begitu Mi?" Tanya Alaric.
Inara menganggukkan kepalanya.
" Bwahahahahahahaha..."Tawa renyah keluar dari mulut Alaric.
" Sudahlah Pi, kenapa ikutan ketawa kayak mommy si,"Felix bangkit dari duduknya ,ia merejuk dan tanpa bicara lagi ia melengos keluar dari kamar Divya.
Jerome mengikuti kakaknya.
" Itu anak, main nyelonong saja. Tidak ada sopan - sopan ya sama orang tua," celetuk Inara.
" Mamah juga si! Udah ya, papi mau keruang kerja dulu." Inara mengangguk.
Setelah suaminya pergi,Inara menghampiri anak perempuan nya.
" Sayang, kamu tidak apa-apa kan? Mommy perhatikan , seperti nya kamu ada masalah besar nih,"Mommy Inara memang tahu apa yang dirasakan putrinya.
" Tidak ada mi, Divya hanya capek aja,"elaknya.
" Hem..yasudah, kalau kamu tidak mau cerita kepada mommy . Tapi inget, kesehatan kamu yang utama! Yaudah ya, mommy ke dapur dulu mau bikin makan siang."Inara mengelus - ngelus kepala putrinya. Kemudian, ia berjalan meninggalkan kamar putrinya.
Divya melihat mommy nya keluar dari kamarnya. Ia tersenyum, " Mommy memang selalu tahu kalau aku ada masalah," gumamnya.
Ia teringat dengan kejadian tadi sebelum pulang. " Brengsek kalian!! Kenapa kalian bisa se tega itu sama aku,hiks.. seharusnya kalau kalian saling menyukai, bilang kek aku. Pasti aku akan mundur dari awal. Kalian memang jahat! Hiks...hiks.." kedua tangannya menutupi wajahnya yang sedang menangis.
"Tunggu!" Divya baru mengingat sesuatu. Ia menghapus air matanya dari wajahnya.
"Lima bulan yang lalu. Vina menangis,aku pikir karena baru ditinggalkan pacarnya si Genta itu ke Jawa ya. Dan, dia nangis sambil chatan sama nomor, " Divya mengingat - ingat nomor yang pernah dilihatnya dalam hp Vina . "Nomorna...0.8..9..2..0..1..6..1..6...0..7..7 . Itu, bentar - bentar!"menyebut angka - angka yang dia ingat. ia melihat hp nya dan membuka WhatsApp nomor Yovan. Ia membandingkannya. Dan, ternyata memang sama.
" Ahhh...ternyata bener ini nomor si Yovan. Berarti, Yovan selama ini masih berkabar dibelakang aku. Dan parahnya, aku baru tahu hubungan mereka tadi. Ya Allah.."Ia ingin sekali menangis sejadi - jadinya. Bagaimana bisa ia melewatkan sesuatu sepenting ini.
" Ternyata , aku sebodoh itu Ya Allah Ya Robi," Ia mengusap wajahnya.
" Baiklah! Sepertinya aku harus mengalah untuk sahabatku itu," Divya tersenyum kecut.
Ia beranjak dari tempat tidur nya menuju kamar mandi. Sudah waktunya Duhur. Divya melaksanakannya dengan khusu.
" Ya Allah, maafkan hamba mu ini yang sudah mengabaikan pertanda- pertanda darimu Ya Allah. Ampunilah kesalahan - kesalahan hamba mu ini Ya Allah Ya Rab...Aamiin," begitulah isi doa nya.
Tok
Tok
tok
" Assalamualaikum non, dipanggil Nyonya kek ruang makan!" Terdengar suara mbok Ijah.
Click
Pintu dibuka Divya ,terlihat seorang wanita paruh baya didepan pintu.
" Wa'alaikumsalam mbok, iya mbok aku akan ke sana. Terima kasih ya mbok."
" Iya non sama - sama," si Mbok berlalu menuju lantai bawah.
Divya kembali ke kamar membereskan tempat solat nya. Lalu ia menyusul mbok ke lantai bawah ,tepat ke ruang makan rumahnya
Terlihat berbagai hidangan di sana. Ada Tempe ,Tahu, Ayam goreng, sate ayam, sayur bayam,dan penutup makan nan nya ada SOP buah, jus alpukat kesukaannya dan tentunya puding buah.
Semua anggota keluarga nya pun sudah berkumpul.
" Ayo sini nak ,cepat makan! " Inara memanggil Divya. Divya menghampiri semuanya, ia duduk di samping mommynya.
Pranggg...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments