Soraya tersentak kaget saat Samuel memperlihatkan bagian punggungnya.
Bekas luka dari siksaan para gangster lorong kucing terlihat membekas pada punggung Samuel.
Sontak membuat kedua mata Soraya berkaca-kaca menahan air matanya ketika menyaksikan luka-luka itu membekas lekat ditubuh Samuel seperti menandakan pedihnya kejadian yang dia lalui disana.
Soraya menghampiri Samuel, tangannya gemetaran saat dia hendak menyentuh luka-luka itu.
Namun, dengan cepat, ditahannya oleh Soraya karena dia tidak sanggup untuk melihat penderitaan yang dialami oleh Samuel saat ini.
"Samuel...", gumam lirih Soraya.
Samuel tidak bergeming, masih terdiam ditempat tidurnya dengan membelakangi Soraya.
Sejenak ingatan Soraya kembali lagi pada kejadian sebelum mereka terlahir kembali sekarang ini, disaat itu, Soraya tidak menemani Samuel sewaktu suaminya menjalani perawatan di rumah sakit.
Dimana Soraya waktu kejadian gangster lorong kucing menyekap Samuel.
Iya, dia sedang bersama Kevin sewaktu dulu, sebelum kelahiran kembali ini.
Soraya menghabiskan waktunya dengan Samuel bahkan mereka bersenang-senang dan berpesta pora hingga semalam suntuk disebuah club malam yang menjadi tempat favorit mereka berdua.
Tanpa mengetahui keadaan Samuel yang terjerat siksaan dari gangster lorong kucing. Lantas siapa yang menolong Samuel kala itu, tak seorangpun yang tahu kejadian itu dan sepertinya suaminya berhasil kabur dari siksaan para gangster lorong hitam berkat usahanya sendiri.
Mungkin, mungkin saja demikian, Samuel berhasil melarikan diri karena usahanya sendiri, itu yang terlintas dibenak Soraya jika dia harus mengingat kejadian di masa lalu mereka sebelum masa kelahiran kembali sekarang ini.
"Saat itu aku tidak bersamanya, ternyata dia menderita separah ini...", ucap Soraya sedih.
Soraya tak kuasa menahan derai air matanya yang tumpah membasahi wajah cantiknya.
"Samuel...", bisiknya tercekat diam sambil menangkupkan kedua tangannya ke muka.
Soraya merasa malu jika mengingat perbuatannya sewaktu dulu, menelantarkan Samuel yang merupakan suaminya, dan seharusnya dia lebih memperhatikan Samuel yang menjadi pasangan hidupnya padahal suaminya itu selalu memberinya limpahan kasih sayang setiap waktu jika mereka bertemu.
Apa yang salah pada pernikahan mereka berdua ?
Tentu, semua itu dikarenakan tidak adanya faktor cinta diantara mereka sehingga pernikahan keduanya bagaikan masakan tanpa garam, sangat hambar dan dingin.
Meski Soraya selalu melihat perhatian yang diberikan oleh suaminya selama mereka menikah, meski terkadang perhatian Samuel tidaklah terlihat jelas, namun, Soraya merasakan jika suaminya itu sangat menaruh perhatian khusus padanya.
Terkadang Samuel menghujani Soraya dengan hadiah-hadiah kecil sampai hadiah mahal atau kejutan-kejutan tak terduga, seperti pesta kecil dihari ulang tahunnya, semua itu adalah bentuk kasih sayang yang diberikan oleh Samuel pada Soraya selama mereka menjalani biduk rumah tangga.
Soraya tak mampu menahan derai air matanya disaat Samuel memperlihatkan punggungnya yang dipenuhi oleh sayatan luka.
"Aku akan memanggil dokter, supaya lukamu diperban", ucap Soraya dengan menahan nafas.
Soraya lupa jika dia sedang tidak memakai atasan lengkap dan hanya memakai selimut saja.
Tap ! Samuel menangkap tangan Soraya dengan cepatnya ketika dia hendak berlari keluar kamar rumah sakit.
"Tunggu, Soraya !" ucap Samuel sembari menatap tajam ke arah Soraya.
Soraya hanya memalingkan muka ke arah Samuel yang sedang menahan tangannya agar dia tidak jadi pergi.
"Tapi..., Samuel...", sahut Soraya gugup.
Tak terasa tubuhnya bergetar kencang ketika Samuel menyentuh tangannya.
Bayangan mereka berdua berciuman mesra kembali terlintas dibenak Soraya, hal yang sangat memalukan bagi dirinya jika membayangkannya meski dia tidak menampik bahwa Soraya memang menginginkan hal itu dari Samuel.
Soraya berjalan mendekat kembali ke sisi tempat tidur lalu duduk didekat Samuel yang masih menggenggam erat tangannya.
"Samuel..., jika luka itu tidak dirawat dengan benar maka akan membekas parah bahkan punggungmu tidak akan pulih sediakala seperti dulu", ucapnya sembari menatap teduh ke arah Samuel.
Ucapan Soraya bagaikan air dingin yang menyirami hati Samuel, terasa sangat sejuk jika mendengarkan perhatian Soraya padanya.
Samuel menarik tangan Soraya perlahan-lahan hingga mendekat ke dadanya yang terbuka polos lalu meletakkan tangan halus itu dibagian dadanya sambil berkata.
"Tanpamu maka aku tiadalah berarti bahkan rasanya jika kau tidak ada bersamaku bagaikan hidup dipasir gersang, Soraya", ucapnya dengan mata elangnya yang menatap dalam.
Soraya tertegun sesaat lalu tersenyum tipis.
"Jika keberadaanku sungguh berarti untukmu, bisakah kamu mempertahankan diriku selamanya, Samuel...", sahut Soraya yang masih berkaca-kaca kedua matanya.
"Harapanku selalu bersamamu bahkan anginpun tahu siapa yang ada didalam hatiku ini, jiwaku", ucap Samuel.
Pandangan Soraya semakin kabur oleh linangan air mata.
Soraya berteriak pelan pada Samuel, seakan-akan dia ingin meluapkan isi hatinya yang terpendam selama ini.
"Samuel ! Dapatkah kita mengulangi pernikahan ini dengan cara yang benar ?" pekik Soraya.
Giliran kali ini, Samuel yang tertegun diam ketika melihat reaksi Soraya.
"Soraya...", ucapnya lirih.
"Katakan padaku, Samuel !" ulang Soraya sembari menatap lekat-lekat ke arah Samuel.
"Dengan cara yang benar ? Apakah pernikahan kita selama ini tidak pada jalan yang benar, Soraya ?" ucap Samuel.
"Tidak, tidak, bukan begitu maksudku...", sahut Soraya sembari menggelengkan kepalanya.
"Lantas...", ucap Samuel yang menatap dingin Soraya.
"Katakan padaku ! Katakan padaku ! Bisakah kita mengawali pernikahan kita dengan baik tanpa saling menjauh diantara kita !" kata Soraya.
Samuel tersenyum sekilas lalu meraih tubuh Soraya agar mendekat kepadanya.
"Soraya...", bisiknya.
Soraya tak mengira jika Samuel akan memeluk dirinya.
"Samuel...", sahutnya.
"Kita akan mengawali pernikahan kita dan memperbaikinya dengan benar, mulai dari sekarang jika mungkin...", lanjut Samuel.
Samuel mendekap erat tubuh Soraya sembari membelai lembut rambut wanita yang telah menjadi pasangan hidupnya itu.
"Iya, kita akan membuat pernikahan kita seperti keadaan yang seharusnya", ucapnya.
"Benarkah itu ?" kata Soraya sembari menarik dirinya dan menatap ke arah Samuel dengan serius.
Samuel mengangguk pelan lalu tersenyum lembut.
"Yah, kenapa kau meragukannya ? Aku akan menepatinya dan kita awali pernikahan ini dengan cara yang benar", ucap Samuel.
"Janji ?" kata Soraya.
Soraya mengarahkan ujung jari kelingkingnya kepada Samuel, seolah-olah dia hendak mengikat perjanjian dengan Samuel.
"Janji...", sahut Samuel yang diiringi derai tawanya seraya mengaitkan ujung jari kelingking mereka saling bertautan.
Soraya tersenyum samar tapi dia tak kuasa menahan tangisannya sehingga dia terpaksa menangis dengan berurai air mata.
"Terimakasih...", ucap Soraya sembari terisak-isak menangis.
Soraya menatap Samuel dengan wajah dipenuhi air mata.
"Terimakasih telah memenuhi permintaanku ini", ucap Soraya kembali meski dia tidak dapat menahan tangisannya yang pecah.
Samuel terkejut ketika dia melihat Soraya menangis.
"Kenapa menangis ?" tanyanya.
Samuel segera menyeka air mata Soraya yang berjatuhan membasahi wajah cantik istrinya itu.
"Apa ada yang sakit ?" tanya Samuel.
Tangisan Soraya semakin kencang ketika dia mendengar ucapan dari Samuel yang sangat memperhatikan dirinya dan sikapnya itu tentu membuat suaminya bertambah bingung serta panik.
"Soraya...", ucap Samuel.
Samuel terdiam saat Soraya menangis sejadi-jadinya lalu dia menarik tangan istrinya itu agar mendekat kembali padanya.
Dipeluknya erat-erat tubuh Soraya dengan perasaan lembut.
"Jangan menangis, sayangku !" bisik Samuel disela-sela tangisan Soraya.
Samuel membelai lembut kepala Soraya, berusaha menenangkan hati istrinya itu akan tetapi tidak berhasil karena Soraya semakin menangis keras.
"Soraya..., tenanglah...", bisiknya.
Namun, Soraya tetap menangis dan terus menangis tanpa hentinya bahkan dia semakin membenamkan dirinya ke dalam pelukan Samuel dengan beruraian air mata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Kintamani Wee
🖤🖤🖤
2025-04-04
0