Antonio tidak menyangka jika seorang Juan Carlos Xavier yang merupakan public figure terkenal bisa terlibat dalam kasus penyelundupan heroin bersama Charles Darmawan.
Di mata masyarakat, Juan adalah seorang yang dermawan. Ia sering memberi bantuan dan menggalang dana untuk kemanusiaan, malah menjadi duta anti-narkotika.
"Public figure busuk! Hanya mengotori dunia dan menjadi wabah bagi generasi muda!" ucap Antonio lalu menghisap rokoknya.
Ia tidak percaya pada popularitas dan reputasi public figure, karena menurutnya itu hanya topeng. Ada sesuatu yang tersembunyi di balik tabir, dan itu harus dikuakkan.
"Aku harus membasmi orang seperti ini, agar tidak tumbuh tunas baru yang berakar kuat," gumamnya lagi sambil mematikan rokoknya ke dalam asbak.
Lantas ia membuka lembar demi lembar berkas dalam map itu, ia tersontak kaget dengan informasi terakhir yang ia dapat.
"Besok?!? Apakah tidak terlalu cepat?!" ucapnya dengan nada heran dan mengerutkan dahi.
Di sana tertulis bahwa, besok, Juan Carlos Xavier akan bertemu dengan seorang produser di Bavaria Restaurant pukul 08.00 malam dan akan duduk di kursi nomor delapan belas.
Antonio mengangguk-angguk pasrah, karena tidak ada waktu baginya untuk bersantai. Walau ia tahu, sangat tidak mungkin baginya menjalani hidup seperti orang biasa.
Namun demikian, ia merasa tenang, karena ia cukup mengenal area sekitar Bavaria Restaurant. Restoran itu terletak berdekatan dengan rel kereta api, di mana tidak ada ketenangan sama sekali seperti restoran pada umumnya. Apalagi letak meja nomor delapan belas, posisinya seperti di pojok dan menghadap arah lintasan kereta api.
Antonio mulai memutar otaknya, mengatur strategi yang terbaik yang harus ia jalani.
"Haruskah aku menghubungi Pedro?" gumamnya sambil menimang-nimang ponsel.
"Tidak! Tidak! Untuk saat ini akan kulakukan sendiri," ia berucap sendiri.
"Hmm ...," ia bergumam sambil memejamkan mata.
Dalam pikirannya ia bersimulasi, membayangkan beberapa kemungkinan yang akan terjadi jika menggunakan masing-masing strategi yang ada di pikirannya.
"Oke!" ujarnya sambil menjentikan jari.
Karena merasa telah mendapat apa yang diinginkan, ia pun memutuskan untuk beristirahat.
***
Keesokan harinya...
Antonio tampak berjalan-jalan disekitar Bavaria Restaurant. Ia melihat sekeliling, mencoba mencerna situasi. Pikirannya bervisualisasi dengan pandangan matanya. Tiba-tiba, arah matanya terjatuh pada seorang pria yang sedang duduk di kursi tepi jalan.
Antonio merasa curiga dengan tingkahnya, pria itu terlihat gelisah merencanakan sesuatu. Namun, Antonio mengabaikan saja dan melangkah menjauh meninggalkan lokasi Bavaria Restaurant.
Saat memasuki gang sempit, ia menghentikan langkahnya.
"Siapa kamu?" tanya Antonio tanpa menoleh ke belakang.
"Hola Antonio!" ucap seorang pria yang berada di belakangnya.
Antonio tak menjawab, ia langsung melakukan tendangan memutar ke arah pria itu.
Namun dengan sigap pria itu menangkap kaki Antonio, kemudian membalas dengan pukulan telak ke dada Antonio.
Tapi dengan cepat Antonio menangkis dan balik menendang kepala pria itu hingga jatuh tersungkur.
Tanpa membuang waktu, Antonio mendekatinya, lalu mencekik leher pria yang terbaring itu.
"Katakan! Apa maumu?" tanya Antonio.
Pria itu hanya menatapnya tajam sambil berusaha melepas cekikan di lehernya.
Sudut mata Antonio melihat bahwa tangan pria itu meraba pinggangnya sendiri, hendak mengambil pistol. Namun, dengan cepat Antonio meraih pisau dari balik jaket, lalu menusukannya ke leher pria itu.
Tiga kali tusukan membuat leher pria itu memuncratkan darah segar, matanya melotot, mulutnya menganga, dan tewas secara mengenaskan.
Setelah itu Antonio berdiri dan membersihkan pisaunya, kemudian memasukannya kembali ke balik jaket. Namun, ia merasa penasaran dengan pria yang baru saja ia cabut nyawanya. Antonio lalu meraba celana pria itu dan menemukan sebuah lencana berbentuk seperti kepala ular berwarna hitam.
"Black Shadow," ucapnya sambil menggenggam lencana itu.
"Jangan mengirim domba untuk membunuh serigala," gumamnya sambil melangkah pergi.
Organisasi Black Shadow adalah organisasi bentukan para pengkhianat asosiasi. Organisasi itulah yang menyebabkan Robertino Fernando, ayahnya Antonio meninggal.
Robertino yang pada saat itu sedang menjalankan misi, terpaksa harus tewas di tangan partnernya yang saat ini menjadi petinggi di organisasi Black Shadow.
***
Malam itu terlihat Antonio sedang bersiap di tepi jembatan yang berada di atas rel kereta api. Beberapa saat kemudian, sebuah kereta api melintas di bawahnya dan ia langsung melompat ke atap gerbongnya.
Walaupun kereta api itu melaju sangat cepat, hal itu tidak menyulitkan sama sekali bagi orang terlatih seperti Antonio. Ia berdiri dengan gagah di atas atap gerbong kereta api sambil menggenggam sebuah pistol andalannya, yaitu pistol sejenis Magnum.
Pandangan matanya fokus ke depan, sesekali ia harus berlutut bahkan menelungkup saat melewati terowongan. Setelah jarak dirasa cukup dekat dengan Bavaria Restaurant, ia berdiri mengokang senjatanya. Terlihat olehnya, Sang Target, Juan Carlos Xavier sedang duduk persis di dekat jendela mengotak-atik ponselnya.
Dor!
Antonio melesatkan satu peluru dari pistolnya. Peluru yang dibuat khusus agar mampu melesat lebih cepat dari peluru biasanya, dan memungkinkan peluru itu bisa membelok membelah arah angin.
Dalam sekejap mata, peluru itu masuk ke otak Juan, menembus mata kirinya, membuat pria itu langsung jatuh tersungkur. Juan Sang Target tak bergerak sedikit pun, ia meregang nyawa dengan cara mengenaskan.
Antonio hanya menatap dingin, lalu memasukan kembali pistolnya ke dalam jaket dan duduk santai di atas atap gerbong kereta api.
Kematian Juan yang mendadak itu sontak membuat seluruh pengunjung Bavaria Restaurant menjadi panik. Begitu juga Sang Produser, ia yang melihat langsung semua kejadian dengan mata kepalanya sendiri, hanya bisa gemetar menahan ketakutan.
Kejadian itu diluar dugaannya, saat ia akan memanggil Juan untuk membuka percakapan, tiba-tiba kereta api melintas dan tubuh Juan langsung terkapar. Ia seolah tidak percaya dengan yang terjadi, lalu menghampirinya dan melihat tubuh Juan sudah terbaring kaku dengan luka tembakan dari mata kiri hingga tembus ke kepala.
Pihak restoran segera membubarkan pengunjungnya dan menelepon Petugas Kepolisian.
***
"Tampaknya kita mendapat tugas baru," ujar seorang Detektif Kepolisian kepada rekan kerjanya.
"Benarkah? Sudah lama aku cuti dan itu membuatku bosan," jawab rekannya.
Mereka adalah pasangan Detektif Kepolisian, Sean dan Dani. Sudah banyak kasus yang mereka tangani membuat reputasi mereka cukup baik di mata kepolisian.
"Apa infonya?" tanya Sean pada Dani.
"Kau tau Juan Carlos Xavier?" Dani balik bertanya.
"Oh, seleb terkenal itu? Aku tau," jawab Sean santai.
"Ia terbunuh, aku baru saja mendapat telepon dari atasan kita," ujar Dani menjelaskan.
"Hah?! Dimana?! Kapan?!" Sean tersentak kaget.
"Baru saja di Bavaria Restaurant," Dani berkata sambil memakai jaketnya.
"Ayo cepat! Sebelum ada orang iseng yang berani mengacak-acak TKP!" ujarnya lagi.
Lalu mereka pun bergegas meninggalkan ruang kerjanya menuju Bavaria Retaurant.
***
Petugas kepolisian sudah memasang garis pengaman, restoran itu tampak sepi dan hanya ada beberapa orang polisi yang berjaga di luar. Sesampainya di sana, Dani dan Sean menunjukan kartu identitasnya lalu masuk ke dalam restoran.
"Hmm ... sepertinya penyelidikan kita kali ini cukup menarik," ujar Sean sambil mengusap dagunya.
***
Jangan lupa tinggalkan jejak Like dan Komen ya!!!
Bantu Vote juga ya agar Author semakin bersemangat!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Chastalia Qisya 🐊⃝⃟ 🐊
hmm..
sepertinya novel ini menarik.. 😎
2022-03-03
0
Chastalia Qisya 🐊⃝⃟ 🐊
jadi ingat film WANTED
2022-03-03
0
Chastalia Qisya 🐊⃝⃟ 🐊
awas salah langkah lo..
2022-03-03
0