Sebuah mobil sedan hitam melaju mendekat ke sebuah gedung megah. Tak lama kemudian, munculah dua wanita muda yang cantik nan seksi keluar dari mobil itu. Kedua wanita itu menggunakan pakaian yang seragam, yaitu rok span pendek dan kemeja putih yang sangat ketat membuat air liur para pria menetes jika melihatnya.
Di belakang kedua wanita itu tampak seorang lelaki tampan berpakaian rapi menggunakan tuxedo, bertubuh tinggi tegap, dan berhidung mancung sedang berjalan membuntuti mereka. Lelaki itu tak lain adalah Charles Darmawan, yang hari ini dijadwalkan akan bertemu koleganya.
"Selamat Siang, Pak!" sapa petugas lobby.
"Siang!" Charles menjawab sambil tersenyum hangat.
Mereka bertiga tetap berjalan bersama memasuki gedung pertemuan itu, lalu memasuki lift menuju lantai lima.
Setelah sampai, mereka disambut oleh seseorang pria yang diapit oleh dua bodyguard-nya.
"Welcome, Mr. Charles!" ucap lelaki itu sambil menyalami Charles.
"Silahkan duduk!" tambahnya.
"Terima kasih," jawab Charles sambil tersenyum.
"Langsung saja ke intinya, waktuku tak banyak," ucapnya lagi.
"Hahaha ... santai saja, Mr. Charles. Tidak perlu terburu-buru," lelaki itu berkata santai.
***
Sementara itu di tempat lain, Antonio sudah bersiap di atap gedung sebelahnya. Mengintip dari scope senjata yang memiliki zoom sangat baik dan detail. Sebagai seorang yang terlatih, bukan hal sulit untuk berkamuflase di tempat terbuka. Hingga dari sudut manapun tidak akan ada yang menyadari keberadaannya.
"Satu, dua, tiga, empat, lima, enam. Cuma enam orang rupanya," ia berkata dalam hati.
Tampak dari scope-nya Charles sesekali terlihat tersenyum dan tertawa, ia tidak menyadari bahwa itu merupakan tawa terakhir dalam hidupnya.
Sleb!!!
Peluru itu melesat cepat meninggalkan sarangnya menuju target sasaran. Tanpa suara, hening, sunyi, hanya terdengar seperti hempasan angin.
Cukup satu peluru saja untuk membungkam tawa Charles yang menggema di ruangan itu. Peluru yang melesat cepat dan berhasil tepat mengenai otaknya, membuat wajah tampannya kini berhias kucuran darah.
Teriakan histeris dari dua wanita membuat gaduh seisi ruangan. Dua bodyguard koleganya nampak melihat-lihat ke arah cermin, berusaha mencari tahu dari mana arahnya peluru itu.
Antonio hanya tersenyum kecil, lalu berbenah dan menghapus jejak, kemudian meninggalkan kericuhan di sana.
"Mission Success," ucapnya dalam hati.
***
Beberapa jam kemudian, Antonio berangkat menggunakan sepeda motornya menuju ke kediaman Pedro. Tempat itu adalah Acquolina Cafè.
Me gusta tocar guitarra
Me gusta cantar el "song"
Mariachi me acompaña
Cuando canto mi cancion
Me gusta tomar mis copas
Agua ardiente selo mejor
Tambien el tequila blanco
Con su saleda sabor
Ay, ay, ay, ay
Ay, ay, amor
Ay mi morena
De mi corazon
Terdengar alunan lagu Cancion del Mariachi memenuhi ruangan cafe itu, Antonio hanya menganggukan kepala menikmati irama lagu sambil melangkah memasuki bagian dalam cafe.
"Bienvenido aqui hombre! (Selamat datang disini kawan!)" sapa Pedro sambil tersenyum hangat.
"Si, gracias! (Ya, terimakasih!)" jawab Antonio santai.
Kemudian mereka duduk berseberangan yang terhalang oleh meja kerja Pedro.
"Sepertinya kamu sukses lagi hari ini, selamat!" ujar Pedro sambil mengangkat jempolnya.
"Baru saja aku melihat kabar di televisi," tambahnya.
"Oke," jawab Antonio pendek.
"Aku minta case lain!" tambahnya dengan tegas.
"Tidak perlu terburu-buru, mau minum apa?" tanya Pedro mencairkan suasana.
"Sepertinya aku ingin espresso, one shot extra!" jawab Antonio.
"Okey!" ucap Pedro pendek.
Lalu dia memanggil pelayannya, "Hei! Buatkan espresso extra one shot dan bawa kesini!"
Pelayan itu hanya mengangguk dan bergegas menuruti perintah bosnya.
"Kau cukup banyak berkembang," Pedro berkata pelan.
"Dari jarak sejauh itu masih bisa menembak dengan tepat, keluarga Fernando memang mengerikan. Hahaha," imbuhnya sambil tertawa terbahak.
"Hmmp ...." Antonio hanya berdengus kecil mendengar ocehan Pedro.
Tak lama pesanan pun datang, pelayan itu langsung pergi setelah meletakan pesanan Antonio di mejanya.
"Minumlah dulu! 'Ku beri gratis sebagai hadiah, hahaha," Pedro berkata lagi sambil tertawa keras.
"Kau terlalu banyak bicara," ujar Antonio santai sambil meminum pesanannya.
"Hmmp ... kopi ini pahit, walau tak sepahit jalan hidupku," ucapnya pelan sambil meletakan gelasnya kembali.
"Jalan hidup seseorang itu sudah digariskan, jalani saja," ujar Pedro.
"Mana case-nya?" tanya Antonio.
"Hahaha, kau tidak sabaran sekali Fernando," Pedro tertawa lagi.
"Aku seperti memanggil ayahmu saja, bedanya kau keras kepala dibanding dia," tambahnya sambil membuka laci.
"Hmmp ...." Antonio hanya mendengus saja.
Terlihat Pedro mengambil sebuah map dan meletakannya di mejanya.
"125.000 Dolar," ucap Pedro pendek.
"Informasi yang 'ku kumpulkan cukup akurat, jadi 'ku patok harga agak tinggi," tambahnya sambil tersenyum.
"100.000 Dolar!" sahut Antonio menawar.
"Ada case lain yang seharga itu, kau mau?" Pedro menyeringai.
"Hmmp ... sialan! Baiklah, aku ambil itu!" jawab Antonio singkat, lalu ia mengotak-atik ponselnya.
"Done!" katanya.
Tak lama Pedro pun mengecek ponselnya, lalu tersenyum.
"Gracias!" ucapnya pendek.
Sebenarnya bukan Antonio tak mau mengambil case dengan harga yang lebih murah, mungkin saja informasinya kurang lengkap. Semakin tinggi harga case, semakin lengkap informasi yang didapat.
"Aku sarankan kau berimprovisasi dan gunakan strategimu sendiri! Saat ini kuberi kau kebebasan, hahaha," ujar Pedro sambil tertawa.
"Baiklah!" Antonio berkata singkat, lalu memasukan map itu ke dalam jaketnya.
"Jangan lupa hubungi aku jika butuh bantuan!" ujar Pedro.
"Oke," Antonio lalu melangkah keluar meninggalkan ruangan Pedro.
Saat melintasi tempat pengunjung, ia bisa melihat beberapa wanita cantik saling berbisik dan menatap ke arahnya. Namun, ia tidak menghiraukannya. Tetap fokus berjalan dengan santai, seolah tidak menyadari hal itu.
"Ganteng ya? Siapa sih? ada yang kenal gak?" ucap salah satu wanita itu kepada temannya.
"Gak tau, aku padahal sering kesini loh," salah satu temannya menyahut.
"Ganteng, macho, tipe aku bangeeeet," ucap wanita yang terlihat paling muda di antara yang lainnya.
Itulah yang sedikit ia tangkap dari percakapan para wanita di meja pojok. Tidak sulit bagi telinga terlatih Antonio untuk mendengar percakapan setiap orang, walau dentuman musik techno terdengar begitu kencang.
Sesampainya di tempat parkir, ia lalu menyalakan motornya dan bergegas pulang.
Wiuw!!! Wiuw!!! Wiuw!!!
Antonio menepikan motornya saat melihat mobil hitam melaju kencang menyalipnya, diikuti oleh mobil polisi yang mengejar sambil membunyikan sirene.
"Sepertinya menarik, tapi itu bukan urusanku," ucapnya dalam hati.
Lalu ia melanjutkan kembali perjalanannya, memacu sepeda motornya dengan kencang, membelah arus lalu lintas yang tidak terlalu padat.
***
Bruk!!!
Antonio melempar mapnya ke atas meja.
"Apa case-ku sekarang? mungkinkah menarik? atau sama seperti biasanya?" gumamnya sambil lantas duduk di dekat meja dan meraih mapnya.
Ia membaca lembar demi lembar berkas tugas barunya, sampai ada sebuah nama yang mengagetkan dirinya.
"Juan Carlos Xavier?" ucapnya dengan raut wajah terkejut.
***
Jangan lupa tinggalkan jejak Like dan Komen ya!!!
Bantu vote juga ya agar Author semakin bersemangat!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Tiya
keeereeeeen banget ceritanya
2022-07-16
0
Chastalia Qisya 🐊⃝⃟ 🐊
sepertinya menarik..
lanjut aah..
2022-03-03
0
Chastalia Qisya 🐊⃝⃟ 🐊
desperado - Antonio Banderas - Aku film by Robert Rodrigues 1995
ya kaaan...? 😎
2022-03-03
0