Dua Benda Kenyal Adiknya Mantan

Agus tersentak melihat tatapan Devi yang begitu indah, "ehh pak kok jatuh!?" Devi terkejut.

Agus garuk-garuk kepala kayak orang ketombean yang ada di iklan-iklan.

"Heheh, habisnya kamu cantik banget sih Dev, bikin hatiku cenat cenut!" Ujarnya.

Huweekk...

Seandainya Daisy dan Nibiru mendengar ini, sudah habis isi perut mereka karena muntah pelangi.

"Ihh... Bapak bisa aja," ucap Devi dengan pipi bersemu merah sambil bergelayut di lengan pemukul kasti milik Agus.

Agus semakin gugup belum lagi si Joni makin menjadi.

" Ekhmmm... Dev, yuk cari tempat makan, aku yang traktir," ucap Agus sambil tersenyum manis.

Devi mengangguk dengan penuh semangat," yuk, Devi juga udah lapar kak Agus," ucapnya dengan nada manja.

Uhhhh...

Sungguh hati Agus bagai dibakar api semangat, sungguh indah rasanya saat melihat tatapan mata berbinar dari wajah Devi.

"Ehh... Ma-maaf pak, saya keceplosan, harusnya Devi gak manggil bapak seperti itu," tuturnya dengan wajah sendu sambil melangkah menjauh.

Sungguh pemain profesional, tarik ulurnya sudah bisa diikutkan pada olahraga internasional.

Agus jadi kelabakan, digenggamnya tangan Devi yang lembut dan gemuk, bahkan jarinya saja sangat imut, kesan dingin membuat tubuh Agus yang panas jadi adem, gimana lagi kalau tubuhnya!

"Arkhh sadar gus, jangan berpikiran liar, kalau nggak nih cewek akan lari!" Batinnya menyadarkan dirinya yang hampir lepas kendali karena membayangkan dia dan Devi bermain panas di ranjang nan empuk.

"Ehh jangan begitu, kita kalau di kantor panggilnya formal, tapi kalau di luar kamu panggil seperti tadi aja, gak apa-apa kok, trus gak usah segan segan sama aku, aku ini single loh," ucap Agus dengan wajah pongah.

"Ehh tapi kan baru putus, emangnya kak Agus gak sedih gitu? Kan pacarannya lama sama kak Nibiru, kok secepat itu move onnya?" Tanya Devi penasaran.

Jelas saja dia penasaran, rugi dong kalau cowok yang dia gaet masih punya perasaan sama cinta yang lama. Ya meskipun ada, Devi pasti tetap akan memperjuangkan si pria itu, apalagi dompetnya tebel dan wajahnya lumayanlah buat diajak jalan kemana-mana.

"Udah lama Dev cintaku tergerus, karena dia itu jelek, kurus dan gak terurus, belum lagi dia sok alim Dev! Masa aku minta cium dan peluk aja gak mau, waktu aku lagi capek dia malah ngehindar dan bilang mau jaga kesuciannya, sok banget, padahal dunia udah berubah tapi dia masih kayak orang kolot!" Ucap Agus, dia dengan wajah pongahnya menyalahkan Nibiru karena terlalu menjaga dirinya di tengah dunia yang udah gak baik-baik aja.

Devi tergugu,"beneran kamu gak pernah tidur sama Kak Nibi?"tanya Devi terkejut.

Bagaimana tak terkejut, pacaran selama itu tapi belum pernah ngapa-ngapain, bagi orang seperti mereka, wajah Agus bosan dan kesal.

" Wahh kak Nibi yang aneh sih kak, masa iya kakak dianggurin!" Ucap Devi dengan wajah herannya.

"Ya gitu deh, udah ah, ayo cari tempat makan, gak usah pikirin orang kolot, dunia sudah berubah kan Dev, " ucap Agus yang tiba-tiba merangkul pinggul semok milik Devi, menatapnya dengan penuh hasrat sambil tersenyum penuh niat.

Devi tersenyum kecil sambil bergelayut manja di lengan Agus, tiba-tiba dia berjinjit dan...

Cup!

Sebuah kecupan mendarat di wajah Agus.

"Kak, sebenarnya Devi udah lama suka sama kakak, tapi karena kakak pacarannya sama kak Nibiru, Devi tahu diri dan menunggu kakak putus," bisiknya.

"De-dev. Kamu serius!?" Mata Agus terbelalak.

Devi mengangguk dengan wajah sedihnya, " hu um," ucapnya sambil mengusap dadanya.

"Udah lama Devi tahan rasa ini, Devi gak pengen lihat kak Nibiru sedih, makanya Devi berkorban merelakan Kaka sama kak Nibi," lirihnya.

Agus bagai ditengah lapangan bunga, hatinya mekar dan jantungnya berdegup dengan kencang.

Patah satu tumbuh seribu, Agus yang sejak lama mengagumi tubuh dan sosok Devi yang cantik, seksi, pintar dan lembut langsung tersenyum sumringah.

"Ekhmmm... Kakak juga sebenarnya udah lama suka sama kamu Dev," ujarnya.

"Ha!?" Mata Devi terbelalak.

" Ya-yang bener kak?"tanya Devi.

Agus mengangguk, tangannya mulai nakal, dia meraba tubuh Devi dengan tatapan penuh hasrat, "Iya Dev, kakak udah lama cinta sama kamu,"

"Jadi.... Mau kan jadi pacarnya kakak?" Tanyanya dengan nada memburu, seolah hasratnya sudah diujung tombak.

"Ma-mau kak!"

"Devi mau!" Seru gadis itu sambil melompat dan menghamburkan pelukannya ke tubuh Agus.

Owhhh sialnya, si junior langsung beraksi kala Agus bisa merasakan dua benda kenyal yang menekan dadanya.

Tubuh Agus meremang, wajahnya memerah dan dadanya berdebar kencang, dipeluknya pinggul yang ramping itu, dihirupnya aroma anggur yang manis dari rambut hitam nan lembut milik Devi.

" Wahh.... Ini sih dapat jackpot namanya, syukurlah aku putus dengan perempuan kampung itu!" Ucap Agus dengan lantang.

" Ihh... Kak jangan gitu, biar bagaimanapun kak Nibi itu kakaknya Devi, walau sifatnya jahat dan penuh iri dengki!" Ujarnya.

Agus mengusap pipi Devi," maaf maaf, gak akan kakak ulangi, ya udah yuk, cari makan sayang," goda Agus seray mengedipkan sebelah matanya.

Devi mengangguk dengan anggun lalu mengikuti langkah Agus menuju mobil pribadi si Agus.

Mereka melesat memecah jalanan kota dengan senda gurau dan godaan haram yang keluar dari bibir mereka.

"Dev, kakak boleh tanya gak?" Agus melirik dada Devi sambil menelan salivanya.

Devi jelas tahu pria seperti Agus memang sangat mudah berfantasi ria, dia paham arah pembicaraan ini pasti ke arah dewasa. Lagipula apa ruginya, toh Devi akan dapat banyak untung.

" Apa kak? Tanya aja!" Seru Devi sambil memeluk tangan Agus tepat di antar bongkahan melon besarnya yang kenyal.

Agus jadi tidak fokus, dia berkali-kali menelan Salivanya.

"Emmhhh... Kakak gak bisa fokus, sebentar kita parkir dulu!" ucapnya dengan nafas terengah-engah.

"Ada apa kak?" Tanya Devi heran.

Tapi di dalam hati dia sudah tahu kalau pria itu termakan umpannya, dengan dadanya yang sintal dia menatap Agus penuh hasrat.

"Kakak.... Emmm..." Agus tampak ragu mengatakannya, belum lagi si junior sudah merekah ingin segera melanglang buana ke goa yang baru.

"Ada apa sih kak? Kok kakak keringatan!?" Tanya Devi dengan wajah sok imut.

Agus menatap Devi, "kakak gak mau dicap kurang ajar sama kamu Dev, tapi kakak udah gak tahan!" Ujarnya ragu.

Devi tersenyum licik sambil tertawa dengan anggunnya.

Tiba-tiba dia mendekatkan dirinya ke wajah Agus dan...

Cup!

Satu kecupan mendarat di bibir Agus, yang membuat sekujur tubuhnya bagai tersetrum listrik.

"De-Dev... Kamu tahu gak seberapa bahayanya itu!" Ucap Agus terkejut.

Devi mengangguk," aku gak seperti kak Nibiru, aku bisa memberikan apapun yang kamu mau... Honey," bisiknya sambil menaruh sendiri tangan Agus di atas dadanya yang sintal.

Pucuk di cinta ulam pun tiba, apa yang Agus inginkan pun telah tiba.

Tanpa basa basi, ditariknya tubuh Devi lalu dilumatnya bibir ranum penuh kenikmatan itu. Dan dengan rakusnya, jemarinya mengusap setiap sudut tubuh Devi, membuat suara halus terdengar di dalam mobil itu.

" Emmhhh... Ka..kak... Jangan di sini, kita cri tempat lain," rengek Devi kala Agus mulai memasukkan tangannya ke area intimnya, membuat Devi kelabakan sendiri.

"Sh!*!!" Umpat Agus.

Tapi dia harus bertahan, sudah lama rasanya dia ingin melakukan ini dengan manusia betulan, bukan dengan menonton film biru sambil bermain dengan sabun dan tisu.

"Sial, kamu tahan dulu, kita ke apartemenku!" Ucap Agus.

" Hihihi... Devi jadi takut ih!" Ucapnya sambil mengusap jemari Agus yang dia letakkan di atas pangkuannya, dekat dengan lembah miliknya.

Agus kalap, dia tidak akan melepaskan kesempatan, wanita cantik, lulusan sarjana, pintar, seksi, putih dan lagi dia sangat menggoda, bagaimana bisa Agus melepaskan nya?

"Kamu milikku Dev, aku akan menikah denganmu, tunggu saja, hanya kamu yang pantas menjadi istriku!" Ucapnya dalam hati.

Tanpa mereka sadari, sepasang mata tengah menatap mereka dari sebrang jalan sambil menggertakkan giginya," jadi ini alasannya? Hahahaha.... Menjijikkan!"

"Menjijikkan kamu Gus, Devi!"

"Hahahaha.... Hahahahhaha.... Dunia sudah benar-benar gila Tuhan, maafkan aku yang memang sangat polos ini, jadi alasannya memutuskan ku karena tak mau di sentuh? Luar biasa!" Ucap Nibiru sambil geleng-geleng kepala tak habis pikir dengan dunia ini.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***