Bab. 7

Sengthai melihat Yenrou berdiri terdiam memandangi para prajurit yang tidak sadarkan diri. Walau lukanya telah tertutup, tetapi mereka belum sadarkan diri.

Saat ini, Sengthai tidak bisa mendengar apa yang ada di pikiran tuannya. 'Apakah pikirannya sedang kosong?' batinnya.

"Apa yang anda lakukan nona?" Karena dia tidak mengetahui rencana apa yang ada di kepala Yenrou, sehingga dia bertanya.

"Saya masih bingung, bagaimana cara membawa mereka kembali ke ibu kota." Yenrou sedikit tersentak mendengar suara Sengthai. Dia sempat melamun sehingga tidak menyadari wanita ular itu sudah berada di sebelahnya.

"Anda telah memiliki ruangan dimensi, mengapa tidak memasukkan mereka ke dalam untuk beristirahat sampai sembuh."

"Ruang dimensi? Aku baru tahu bahwa aku memiliki nya. Bagaimana cara masuknya?"

"Apa anda lupa dengan cincin permata hijau di jari anda? Itu ruang penyimpanan dari kakek buyutnya saya. Ketika dia meletakan segel dengan permata hijau di kepala saya. Itu sebenarnya alat teleportasi ke ruang dimensi. Dia menyegel saya agar tidak bisa memasuki ruangan tersebut.

Ruangan tersebut tempat budidaya terbaik bagi hewan kultivator seperti saya. Dan kakek buyut tidak ingin saya semakin meningkat tanpa ada yang mendampingi, karena telah di usir dari klan Naga Suci." Sengthai mengingatkan bahwa permata yang awalnya di atas kepalanya dan kini telah berpindah ke jari-jari Yenrou.

Yenrou memandang cincin bermata hijau yang ada di jari manis bagian kiri tangannya. "Bagaimana cara menggunakannya?"

Karena di dunia modern tidak ada yang memiliki penyimpanan seperti itu.

"Sebaiknya kita berdua terlebih dahulu untuk masuk kedalam." Sengthai meraih tangan Yenrou dan membelai permukaan dari cincin tersebut.

"Nona, anda harus menyentuhnya dan katakan dengan serius untuk masuk." Dia mengajari bagaimana cara menggunakannya.

Saat ini, Sengthai tidak bisa menggunakan nya, karena permata itu tidak mengenal dia sebagai pemilik. Karena darah Yenrou yang telah dia kenali saat ini sebagai pemilik nya.

Yenrou melakukan seperti yang di katakan Sengthai. Karena saat Yenrou mengatakan masuk, Sengthai memegang tangannya. Akhirnya mereka berdua ikut masuk kedalam.

Ular siluman itu tersenyum bahagia ketika telah sampai di dalam. Ini tempat yang sudah lama dia rindukan. Akhirnya bisa menginjakkan kakinya kembali ke tempat ini.

Di dalam terdapat taman yang luas dan ada sebuah bangunan seperti sebuah kuil.

"Mengapa ada kuil di dalam sini."

"Itu bukan kuil nona, itu bangunan penyimpanan, perpustakaan dan tempat pembuat obat-obatan. Hanya saja saat ini belum selesai, sehingga terlihat seperti kuil."

Sebenarnya Sengthai sedikit merasa heran juga, mengapa tempat ini sedikit berbeda.

Jika ada orang yang memperbaharui, itu tidak mungkin, karena hanya dia yang mengetahui tempat ini.

'Apakah jika berganti kepemilikan, maka ganti juga model ruangan di dalam ini?' Gumamnya dalam hati.

Dahulu, dia tidak menemukan sebuah sumur di dalam ini. Mengapa sekarang telah ada sumur yang begitu jernih.

"Apa ini bisa di minum?"

"Sepertinya bisa nona, karena di dalam ini tidak ada yang akan merugikan pemiliknya."

Yenrou yang merasa haus, langsung menyendok dengan kedua telapak tangannya yang di satukan.

Dia tidak kesusahan untuk mengambilnya, karena sumur tersebut airnya meluap sampai ke bibir sumur.

Ketika dia meminum dua kali cedokan, dia merasakan keanehan di tubuhnya.

Dia merasakan tenaganya kembali dua kali lipat. Dan sepertinya tingkat kultivasinya meningkat lagi.

"Sengthai, aku merasa sedikit ada peningkatan di dalam tubuhku."

"Bagus nona, karena saya juga merasakan hal yang sama. Kultivasi saya yang dulu macet kini telah terbuka dan saya akan melakukan terobosan kembali."

Dia langsung melakukan gerakan yang membuat dia duduk dengan gaya lotus.

Yenrou juga sepertinya hendak melakukan terobosan juga. Tapi tiba-tiba dia mengingat para prajurit yang berada di luar.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***